Napkin Eczema-Mini Cex [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SMF KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN RSMTH KEPANITERAAN KLINIK FK USAKTI



Nama Mahasiswa



: Nanda Lisisina



NIM



: 030.15.130



Periode



: 14 Desember 2020 – 02 Januari 2021



IDENTITAS Nama



: An. K



Jenis kelamin



: Perempuan



Umur



: 9 bulan



ANAMNESIS An K, 9 bulan, dengan keluhan muncul kemerahan yang luas di sekitar bokong sejak 3 hari yang lalu. Ibu pasien mengatakan saat setelah pasien buang air kecil atau dalam keadaan bokong yang basah pasien semakin bertambah rewel. Ibu pasien mengatakan biasa mengganti popok pasien dua kali dalam sehari. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Keluhan demam disangkal. Riwayat alergi disangkal. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Compos mentis



Tanda Vital



:



HR = 98x/menit



RR=22x/menit



Status Lokalis



:



S=36,6oC



Lokasi: Regio glutea Lesi kulit: lesi makula eritema berbatas tegas DIAGNOSIS KERJA Napkin eczema / Dermatitis popok TATALAKSANA 



Medikamentosa: Hydrocortisone cream 1%



2x1 ue



Resep R/ Hydrocortisone cream 1%



No. I



2 dd ue Pro Umur



: An. TR : 9 bulan



EDUKASI “Bu, anak ibu mengalami infeksi kulit akibat penggunaan popok yang jarang diganti, biasanya disebut dermatitis popok, saya menyarankan agar sebaiknya dalam sehari lebih sering untuk mengganti popok anak ibu, terutama bila popok sudah terisi penuh atau paling tidak setiap tiga sampai empat jam sekali. Selain itu daerah sekitar popok harus selalu dibersihkan bisa dengan air hangat sehabis anak ibu buang air kecil ataupun buang air besar dan harus dijaga agar keadaan bokong anak ibu tetap kering. Saat ini saya memberikan obat berupa salep, untuk dipakai dalam waktu tiga sampai lima hari kedepan, ibu bisa mengoleskannya di daerah sekitar bokong anak ibu, dua kali sehari, sehabis mandi pagi dan sore. ” PROGNOSIS Ad vitam



: Bonam



Ad sanationam



: Dubia ad Bonam



Ad functionam



: Bonam



Ad kosmetikum



: Bonam



PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN RSAL Dr. MINTOHARDJO, JAKARTA 2016 - 2018 DIAPER RASH(ICD 10:L 22)



1. Pengertian (Definisi)



Diaper Rash atau dermatitis popok adalah dermatitis di daerah genitokrural sesuai dengan tempat kontak popok(bagian yang cembung). Umumnya pada bayi pemakai popok, juga pada orang dewasa yang menderita sakit dan memakai popok Klasifikasi:



2. Anamnesis



 



Dermatitis popok iritan Dermatitis popok candida







Riwayat perjalanan penyakit:kontak lama dengan popok (urin/feses) akibat pemakaian popok yang tidak benar Tempat predileksi genitokrural sesuai dengan tempat kontak popok







2. Makula eritematosa, berbatas agak tegas (bentuk mengikuti bentuk popok yang berkontak), disertai papul, vesiketl, erosi, dan eksoriasi 3. Pemeriksaan Fisik



3. Bila berat dapat menjadi infiltrat dan ulkus 4. Bila terinfeksi jamur candida tampak plak eritematosa (merah cerah),lebih basah disertai maserasi, kadang pustul dan lesi satelit



4. Kriteria Diagnosis



 



5. Diagnosis Kerja



DIAPER RASH(ICD 10:L 22)



Sesuai kriteria anamnesis Sesuai hasil pemeriksaan fisik



Skabies 6. Diagnosis Banding



Dermatitis kontak iritan (ICD 10:L24) Akrodermatitis enteropatika 



7. Pemeriksaan Penunjang



8. Terapi







Pemeriksaan laboratorium diindakasikan bila dicurigai disertai infeksi sekunder yang luas Pemeriksaan mikrokospik dan kultur dapat dilakukan bila dicurigai adanya infeksi kandida



Nonmedikamentosa: -



Segera mengganti popok sekali pakai bila kapasitasnya telah penuh Daerah yang terkena popok dibiarkan terbuka



Medikamentosa: Prinsip: Menekan inflamasi dan mengatasi infeksi kandida



-



Bila ringan : krim/salep bersifat protektif (seng oksida,pantenol) Konrtikosteroid : potensi lemah(Salep hidrokortison 1%/ 2,5%) waktu singkat 3-7 hari Bila infeksi kandida: antifungal yaitu nistatin atau derivat azol dikombinasi dengan seng oksida    



9. Edukasi (Hospital Health Promotion)







Ad Vitam : dubia ad bonam Ad Sanationam : dubia ad bonam Ad Fungsionam :dubia ad bonam



10. Prognosis



11. Tingkat Evidens



IV



12. Tingkat Rekomendasi



C



13. Penelaah Kritis



Penjelasan tentang penyebab penyakit Penjelasan tentang pencegahan kekambuhan Menjaga higiene Cara penggunaan popok dan mengganti secepatnya bila kapasitasnya telah penuh Tidak dianjurkan memberi bedak



  



dr. Suswardana, M.Kes Sp.KK dr. Syarief H., Sp.KK dr. Abdul Gayum, Sp.KK



Pasien diaper rash sembuh tanpa komplikasi dapat rawat jalan 14. Indikator Medis



Target: 80% Pasien Pasien diaper rash sembuh tanpa komplikasi Setelah dirawat selama 14 hari



15. Kepustakaan



1. Perdoski, Dermatitis popok dalam Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, Sekretariat perdoski, Jakarta:2011.p.18



PPK PERDOSKI 2017



A.1 Dermatitis Popok (L.22)



I.



Definisi Dermatitis popok (napkin dermatitis, diaper dermatitis) adalah dermatitis akut yang terjadi di daerah genitokrural sesuai dengan tempat kontak popok (bagian cembung) terutama dijumpai pada bayi akibat memakai popok.1-3



II.



Kriteria Diagnostik Klinis  Riwayat perjalanan penyakit: kontak lama dengan popok basah (urin/feses).1  Tempat predileksi: bokong, area perianal, genital, paha bagian dalam dan daerah pinggang, sesuai dengan area kontak popok.1-3  Pada anak frekuensi tertinggi pada usia 9-12 bulan dan 12-24 bulan.3  Makula eritematosa, berbatas agak tegas (bentuk mengikuti bentuk popok yang berkontak, mons pubis, skrotum pinggang dan perut bagian bawah), disertai papul, vesikel, pustul, erosi, maserasi ringan dan eskoriasi.1-3  Pada stadium lanjut gambaran klinis lebih berat (Jacquet’s dermatitis) dapat menjadi erosi, nodul, infiltrat dan ulserasi.1,4  Bila terinfeksi jamur kandida (biasanya harus dipikirkan bila sudah lebih dari 3 hari) tampak plak eritematosa (merah cerah), lesi lebih basah disertai maserasi, berbatas tegas, didaerah tepi lesi terdapat papul, pustul, kadang terdapat lesi satelit.1,4 Diagnosis Banding1,5,6 1. Kandidosis kutis 2. Dermatitis seboroik infantil 3. Akrodermatitis enteropatika 4. Sebopsoriasis Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan khusus. Bila diduga terinfeksi jamur kandida, dilakukan pemeriksaan KOH atau jika terinfeksi bakteri, pemeriksaan Gram dari kerokan kulit.1



III.



Penatalaksanaan Non medikamentosa4-6 1. Daerah popok dibersihkan dengan hati-hati dengan air dalam minyak, yang diulang setiap kali sesudah buang air besar. 2. Sesudah dibersihkan, gunakan krim untuk mencegah penetrasi bahan iritan. 3. Dapat digunakan zinc oxide, dimetikon, lanolin, dan petrolatum. Medikamentosa Prinsip: proteksi kulit dari feses dan urin, menekan inflamasi dan mengatasi terjadinya infeksi sekunder.1 Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai berikut:



1. Topikal:







Bila ringan: krim/salep yang bersifat protektif seperti seng oksida, pantenol, lanolin4 (C,3), dan petrolatum jelly3,4,7 (A,1).  Kortikosteroid potensi lemah hingga sedang (salep hidrokortison 1%/2,5%) waktu singkat.4-6 (C,3)  Bila terinfeksi kandida: antifungal kandida yaitu nistatin atau derivat azol mikonazol, flukonazol, klotrimazol4-6, atau kombinasi mikonazol nitrat dengan seng oksida dan petrolatum.1,8 (B,1)  Bila terinfeksi bakteri: diberikan mupirosin 2 kali sehari.4,6 (C,3) 2. Sistemik:  Bila terjadi infeksi bakteri yang berat pada bayi yang lebih tua, dapat diberikan amoksisilin klavulanat, klindamisin, sefaleksin atau trimetoprimsulfametoksasol.9 IV.



Edukasi Edukasi cara menghindari penyebab dan menjaga higiene, serta cara penggunaan popok. 1. Daerah popok dijaga tetap bersih, kering. Hindari gesekan serta keadaan lembab.4 Mengganti popok secara rutin agar daerah popok tidak lama berkontak dengan urin dan feses.3,5 Bila menggunakan popok tradisional segera diganti bila basah. Bila memakai popok sekali pakai, popok diganti bila kapasitasnya telah penuh. Untuk bayi baru lahir sebaiknya diganti 2 jam sekali,3,6,9 sedangkan bayi lebih besar 3-4 jam sekali.3,4,6 (C,3) 2. Dianjurkan memakai popok sekali pakai jenis highly absorbent, dengan materi yang microporous sehingga terdapat ventilasi (breathable) sehingga dapat mencegah terjadinya eksim popok,4,9-11 dan menurunkan 38-50 % infeksi yang disebabkan oleh Candida.10 (C,3) 3. Membersihkan daerah popok dengan air hangat dan sabun non-irritating (mild) atau sabun dengan pH netral, atau minyak setiap habis b.a.k dan b.a.b. Gunakan barrier creams seperti zinc oxide, lanolin, petrolatum sesudah kulit dibersihkan.3,4 (C,3)



V.



Prognosis Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam Quo ad Sanationam : dubia ad bonam Edukasi orang tua atau caregivers sangat penting untuk mencegah kekambuhan Referensi 1. Paller AS, Mancini AJ.Hurwitz Clinical Pediatric Dermatology. Edisi ke-4. Edinburgh: Elsevier Saunders, 2011.h.20-23. 2. Reider N, Fritsch PO. Diaper dermatitis. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Schaffer JV, editor. Textbook of Dermatology. Edisi ke-3. New York: Elsevier; 2012.h.230-31. 3. Stamatas GN, Neena KT. Diaper dermatitis: Etiology, Manifestations, Prevention, and Management. Pediatr Dermatol. 2014;31:1-7. 4. TuzunY,Wolf R, Bagiam S, Engin B. Diaper (napkin) dermatitis: A fold (intertriginous) dermatosis.Dermatol Clin Dermatol 2015;33:477-82. 5. Atherton DJ. The aetiology and management of irritant diaper dermatitis. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2001;15:1-4. 6. Gupta AK, Skinner AR. Management of diaper dermatitis.Int J dermatol. 2004; 43: 830-34. 7. Alonso C, Larburu I,Bon E, Gonzallez MM, et all. Efficacy of petrolatum jelly for the prevention of diaper rash: A randomized clinical trial. Journal for



VI.



8.



9. 10. 11.



VII.



spesialists in Pediatric Nursing. 2013; 18:123-32. Blanco D,Rossem KV.A prospective two-year assessment of Miconazole Resistance in Candida Spp.with Repeated Treatment with 0,25% Miconazole Nitrate Ointment in Neonates and Infants with Moderate to Severe Diaper Dermatitis Complicated by Cutaneous Candidiasis.PediatricDermatol. 2013;30:717-24. Klunk C, Domingues E, Wiss K. An update on diaper dermatitis. Clin Dermatol. 2014;32:477-87. Akin F,Spraker M, Aly R, Leyden J, et all. Effects of breathable disposable diaper: reduced prevalence of Candida and common diaper dermatitis. Pediatr Dermatol. 2001;18:282-90. Odio M, Thaman L. Diapering, Diaper technology, and Diaper area skin health. Ped Dermatol. 2014;31(1):9-14.



Bagan Alur



Ruam pada daerah popok & riwayat pemakaian popok



Genitalia dan bokong (permukaan konveks) Makula eritematosa, lembap,



Genitalia, bokong (lipatan) papul eritematosa, merah terang, lembap, plak eritematosa, lesi satelit



berbatas agak tegas, papul, erosi, maserasi ringan KOH/Gram: kandida(+) Dermatitis popok kandida



Dermatitis popok iritan



Krim bersifat protektif Steroid topikal potensi lemah



A: air (udara) → popok dibuka saat tidur B: barrier ointment (pasta seng oksida, petrolatum) C: cleansing dan antikandida (air biasa, minyak mineral) D: diapers ganti sesering mungkin E: edukasi orangtua dan pengasuh



Kombinasi antikandida topikal (nistatin/ derivat azol) dengan seng



PPK di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 20. NAPKIN ECZEMA (DERMATITIS POPOK)



No. ICPC-2 No. ICD-10



: S89 Diaper rash : L22 Diaper (napkin) dermatitis



Tingkat Kemampuan 4A



Masalah Kesehatan Napkin eczema sering disebut juga dengan dermatitis popok atau diaper rash adalah dermatitis di daerah genito-krural sesuai dengan tempat kontak popok. Umumnya pada bayi pemakai popok dan juga orang dewasa yang sakit dan memakai popok. Dermatitis ini merupakan salah satu dermatitis kontak iritan akibat isi napkin (popok). Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan Pasien datang dengan keluhan gatal dan bercak merah berbatas tegas mengikuti bentuk popok yang berkontak, kadang-kadang basah dan membentuk luka. Faktor Risiko 1. Popok jarang diganti. 2. Kulit bayi yang kering sebelum dipasang popok. 3. Riwayat atopi diri dan keluarga. 4. Riwayat alergi terhadap bahan plastik dan kertas. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective) Pemeriksaan Fisik Tanda patognomonis 1. Makula eritematosa berbatas agak tegas (bentuk mengikuti bentuk popok yang berkontak) 2. Papul 3. Vesikel 4. Erosi 5. Ekskoriasi 6. Infiltran dan ulkus bila parah 7. Plak eritematosa (merah cerah), membasah, kadang pustul, lesi satelit (bila terinfeksi jamur).



Pemeriksaan Penunjang Bila diduga terinfeksi jamur kandida, perlu dilakukan pemeriksaan KOH atau Gram dari kelainan kulit yang basah. Penegakan Diagnostik (Assessment) Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis Banding 1. Penyakit Letterer-Siwe 2. Akrodermatitis enteropatika 3. Psoriasis infersa 4. Eritrasma Komplikasi Infeksi sekunder Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)



Penatalaksanaan 1. Untuk mengurangi gejala dan mencegah bertambah beratnya lesi, perlu dilakukan hal berikut: a. Ganti popok bayi lebih sering, gunakan pelembab sebelum memakaikan popok bayi. b. Dianjurkan pemakaian popok sekali pakai jenis highly absorbent. 2. Prinsip pemberian farmakoterapi yaitu untuk menekan inflamasi dan mengatasi infeksi kandida. a. Bila ringan: krim/salep bersifat protektif (zinc oxide/pantenol) dipakai 2 kali sehari selama 1 minggu atau kortikosteroid potensi lemah (hidrokortison salep 1-2,5%) dipakai 2 kali sehari selama 3-7 hari. b. Bila terinfeksi kandida: berikan antifungal nistatin sistemik 1 kali sehari selama 7 hari atau derivat azol topikal dikombinasi dengan zinc oxide diberikan 2 kali sehari selama 7 hari. Konseling dan Edukasi 1. Memberitahu keluarga mengenai penyebab dan menjaga higiene kulit. 2. Mengajarkan cara penggunaan popok dan mengganti secepatnya bila popok basah. 3. Mengganti popok sekali pakai bila kapasitas telah penuh. Pemeriksaan Penunjang Lanjutan Biasanya tidak perlu dilakukan, hanya dilakukan untuk mengekslusi diagnosis banding. Rencana Tindak Lanjut Bila gejala tidak menghilang setelah pengobatan standar selama 1 minggu, dilakukan: 1. Pengobatan dapat diulang 7 hari lagi. 2. Pertimbangkan untuk pemeriksaan ulang KOH atau Gram. Kriteria Rujukan Bila keluhantidak membaik



setelah pengobatan standarselama 2 minggu.



Peralatan Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan KOH dan Gram Prognosis Prognosis umumnya bonam dan dapat sembuh tanpa komplikasi.



Referensi 1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 10th Ed. Canada. Saunders Elsevier. 3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman Pelayanan Medik. Jakarta.