Naskah Film Qada Dan Qadar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASKAH FILM QADA DAN QADAR



Disebuah kampung hiduplah satu keluarga yang serba berkecukupan. Keluarga tersebut adalah keluarga pak Adi, Pekerjaan sehari-hari yang ditekuninnya adalah mengutip barang rongsokan. Pak Adi memiliki dua orang anak yang sudah beranjak remaja. Namanya Umar yang kini duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 12. Artinya sebentar lagi dia akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Awalnya dia memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Akan tetapi, karena keterbatasan ekonomi, dia mengubur dalam-dalam keinginannya. Apakah dia dapat mengubah takdirnya ? simak cerita berikut ini Pukul 05.00 pagi, umar sudah bangun. Dengan cepat dia mandi, solat subuh dan bersiap ke sekolah. Ibu umar, menyiapkan kue yang akan dibawa oleh Umar tidak lain untuk dijual di kantin sekolahnya. Ibu : “umar ini kuenya, jangan lupa dibawa”. Kata ibu sambil menaruk kue di atas meja. Umar : “iya bu, umar pergi dulu ya”. Balas umar sambil mengambil kue. Di perjalanan Diperjalanan umar melihat teman-temannya mengendarai motor, sedangkan dia hanya berjalan kaki. Di sekolah Umar masuk pagar sekolah, dia berjalan menuju kantin sekolah untuk meletakkan kue. Umar : “ibu ini kuenya 30 biji”. Ibu kantin : “iya makasih umar”. Umar masuk ke dalam kelas. Di kelas Guru biologi sedang menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan. Guru : “siapa yang tahu apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan”. Umar : “saya bu”. Mengangkat tangannya. Guru : “silahkan jelaskan umar”. Umar : “pertumbuhan adalah Umar menjelaskan dengan jelas dan lancar.Dapat dikatakan umar adalah salah satu siswa terbaik disekolah. Dia sering kali memenangi perlombaan olimpiade sains. Dia menyukai semua pelajaran ipa. Akan tetapi ketertarikan dia dengan kimia dan biologi tidak dapat dipungkiri lagi. Dikelas umar terdapat satu siswi yang sangat sombong. Memiliki kemampuan lebih membuat dia merasa paling beruntung.



vita : “alah sok pandai kamu mar”. mengejek umar. Umar hanya menundukkan kepalanya.



Setiap malam umar selalu belajar dirumah tidak lupa untuk solat tahajud. Umar mencari setiap buku dari perpustakaan sekolah, seringkali dia meminjam dari temannya Radit. Hal ini dilakukan karena umar akan mengikuti ujian nasional. Dia juga selalu optimis dan berusaha akan mendapatkan beasiswa kedokteran di universitas yang ia inginkan. Umar : “dit aku boleh tidak pinjam buku un kamu untuk fotokopi soal-soalnya saja”. Kata umar. Radit : “oh boleh mar, ini ambil saja”. Balas radit. Umar : “makasih ya dit, nanti setelah kufotokopi akan kuantar kerumahmu”. Radit : “iya mar, sama-sama”. Bel pulang sekolah berbunyi. Umar keluar dari kelas dan menuju kantin untuk mengambil hasil jual kue hari ini. Ibu kantin : “ini umar hasil penjualannya hari ini 30 ribu”. Umar : “alhamdulillah, makasih ya bu”. Dengan senang hati, umar pulang kerumah dan memberikan uang kepada ibunya. Dirumah Umar memberikan uang itu kepada ibunya dan masuk ke dalam kamar. Ia mengambil uang tabungan yang dia sisihkan dari uang jajan setiap harinya. Uang itu dipergunakan untuk kepentingan pribadinya. Umar : “aku bisa mengambil 5 ribu untuk fotokopi soal-soal ini”. Katanya. Umarpun pergi ke fotokopi dan mengantarkan buku itu ke rumah radit.



Malam pun tiba, umar membuka buku dan mengerjakan satu-persatu soal yang ada di kertas fotokopi tersebut. Jam menunjukkan pukul 10.00 malam. Saatnya umar untuk tidur. Diapun menutup bukunya. Tepat jam 3 umar terbangun. Dia melaksanakan shalat tahajud dan melanjutkan untuk belajar lagi. Umar : “atas izin Allah, ku pasti bisa mengubah nasib keluargaku dan nasibku”. Kata umar untuk menyemangati dirinya. Disekolah keesokan harinya, guru meberikan pengumuman un akan dilaksanakan esok hari.



Guru : “anak-anak insyaAllah un akan dilaksanakan besok, ibu berharap kalian dapat mempersiapkan diri dan mendaptkan hasil yang maksimal”. Siswa : “aamiin”. Guru membagikan kartu UN kepada siswa. Seperti biasa, sebelum pulang, umar singgah di kantin. Untuk mengambil uang hasil penjualan kue. Disekolah Un dilaksanakan 4 hari kedepan. Setiap soal yang diberikan umar jawab dengan sepenuh hatinya. Tibalah hari terakhir un. Guru menempel daftar siswa yang mendapatkan beasiswa. Semua siswa berbondong bondong mencari nama mereka. Dan nama umar berada pada urutan pertama dan pada urutan kelima tepat nma radit, kawan dekat umar. Umar terdaftar sebagai siswa yang mendapatkan beasiswa kedokteran di universitas Jeumpa. Begitupun radit. Betapa terkejutnya umar. Radit : "selamat ya mar kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan". Kata radit smbil merangkul umar. Umar : "makasih dit, selamat juga dit dan makasih juga karena kamu uda mau minjamin buku". Radit : "sama-sama dit, nanti kita ketemu di universitas itu okay". Di universitas Umar dan radit masuk bersamaan kedalam kampus. 5 tahun kemudian 5 tahun kemudian, umar diterima kerja sebagai PNS di salah satu rumah sakit terbaik di Indonesia. Dan kini dia juga membuka klinik sendiri. Kini dia menikmati kehidupannya yang serba ada. Ibunya sudah tidak lagi menjual kue, begitupun ayahnya tidak lagi mencari barang rongsokan. Meskipun demikian, umar tidaklah sombong, dia menjadi orang yang suka berbagi dan penolong. Pesannya : Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu sendiri mengubah nasibnya. Dengan usaha dan doa, umar dapat mencapai cita-citanya dan mengubah nasib keluarganya. Inilah takdir yang dapat diubah, nasib dan rezeki.