Naskah Jurnal Empati [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



(2020)



STRATEGI GURU DALAM PENANGANAN KESULITAN BELAJAR DISLEKSIA Imam Faizin STIT Pemalang Email : [email protected] ABSTRAK Fenomena kesulitan belajar disleksia pada saat ini mulai menarik perhatian dunia pendidikan. Kesulitan belajar disleksia merupakan kesulitan membaca yang disebabkan oleh gangguan otak yang berakibat pada kemampuan berbahasa anak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu guru pengajar dan siswa disleksia, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi dan trianggulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu : Dalam proses pembelajaran anak disleksia disamakan dengan anak normal, memberikan dampingan khusus di dalam kelas oleh guru, menggunakan media pembelajaran yang menarik. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi siswa beresiko disleksia kelas yaitu : labilnya emosi anak, kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua, waktu bermain lebih banyak daripada waktu untuk belajar. (3) ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar disleksia yaitu : lambat menulis dan membaca, bingung membedakan huruf b dan p, dan sering salah mengucapkan kalimat. Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Disleksia



1



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



belajar,



A. PENDAHULUAN



dan



dapat



(2020)



bersifat



psikologis,



Pendidikan merupakan usaha sadar dan



sosiologis, maupun fisiologis, sehingga dapat



terencana untuk mewujudkan suasana belajar



menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya



dan proses pembelajaran agar siswa secara



di bawah semestinya. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa



aktif mengembangkan potensi dirinya. Dalam rangka pengembangan potensi diri,



biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja



setiap siswa mempunyai kemampuan yang



akademik atau belajarnya. Menurut para ahli



berbeda-beda.



dapat



pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh para



mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak



peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor



sedikit siswa mengalami banyak kesulitan.



utama, yakni faktor internal, dan faktor



Kita sering menemukan beberapa masalah



eksternal.



Ada



siswa



yang



pada siswa, seperti malas, mudah putus asa,



Di antara bentuk kesulitan belajar



acuh tak acuh disertai sikap menentang guru



spesifk pada anak adalah tipe disleksia.



merupakan bagian dari masalah belajar siswa.



Disleksia adalah salah satu jenis kesulitan



Sehingga siswa sulit meraih prestasi belajar di



belajar pada anak berupa ketidakmampuan



sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran



membaca. Gangguan ini disebabkan oleh



dengan sungguh- sungguh.



gangguan dalam proses otak ketika mengolah



Dalam



kegiatan



pembelajaran



informasi



di



yang



diterimanya.



Penderita



sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah



disleksia secara fisik tidak akan terlihat



karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada



sebagai penderita.



siswa



yang



dapat



menempuh



mengalami



kegiatan



Disleksia keterbatasan



belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa



untuk menyusun atau membaca kalimat dalam



mengalami kesulitan, namun disisi lain tidak



urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai



sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya



macam urutan, termasuk dari atas ke bawah,



mengalami



Kesulitan



kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah



adanya



yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada



belajar



berbagai



siswa



kesulitan.



ditunjukkan



oleh



hambatan- hambatan tertentu untuk mencapai



otak. Hal ini yang sering menyebabkan



hasil



penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi. Berdasarkan observasi yang



2



(2020)



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



penulis lakukan di MI YMI Wonopringgo 01



neurologis yang kompleks, kelainan struktur



tampak bahwa masalah yang dihadapi oleh



dan



peserta didik dalam proses pembelajaran



mengemukakan pengertian disleksia antara



adalah kesulitan membaca. Kesulitan yang



lain:



dialami oleh siswa kelas III adalah dari dua



a. Menurut Corsini, disleksia merujuk pada



tiga puluh empat siswa kelas III ada dua orang



kesulitan membaca baik itu penglihatan



yang mengalami kesulitan belajar membaca



atau pendengaran.



fungsi



b. Menurut



(disleksia). Oleh karena itu, penulis mencoba



otak.



Banyak



Guszak,



ahli



disleksia



yang



dinyatakan



meneliti salah satu permasalahan yang umum



sebagai kesulitan membaca berat pada anak



kita dapati di SD atau MI yaitu siswa yang



yang memiliki kecerdasan normal dan



mengalami



bermotivasi



kesulitan



belajar



membaca



cukup,



berlatar



belakang



(disleksia), karena anak seperti ini sulit untuk



budaya yang memadai dan berkesempatan



menangkap



memperoleh



isi



mata



pelajaran,



dan



pendidikan



serta



tidak



bermasalah emosionalnya.



mengaplikasikan apa yang dipelajari.



Jadi, dapat disimpulkan bahwa disleksia B. KAJIAN TEORI



merupakan suatu gangguan yang



berpusat



1. Pengertian Disleksia



pada sistem saraf, dan dengannya mengalami



Istilah disleksia berasal dari bahasa yunani



kesulitan



kuno yakni dys: tidak memadai dan lexis:



mengeja, atau dapat dikatakan kesulitan dalam



kata/bahasa. Jadi disleksia adalah kesulitan



mengenali huruf- huruf.



belajar yang terjadi karena anak bermasalah



dalam



hal



membaca,



menulis,



2. Karakteristik Anak Disleksia



dalam mengekspresikan ataupun menerima



Disleksia merupakan gangguan yang bersifat



bahasa lisan. Masalah yang muncul yaitu anak



heterogen.



akan mengalami kesulitan dalam membaca,



struktur dan fungsi otak yang berbeda dengan



mengeja, menulis, berbicara, dan mendengar.



orang pada umunya. Anak dengan keadaan otak



Beberapa



kasus



adanya



normal mampu membaca bahkan di usia baru



kesulitan



dengan



adanya



masuk SD, sedangkan anak yang mengalami



menunjukkan angka,



karena



kelainan



Penyandang



disleksia



disleksia kesulitan membaca



3



memiliki



(2020)



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



meski sudah berada di kelas III atau IV SD.



penyebabnya.



Namun, dalam belajar mereka lebih terampil



Ada beberapa teori tentang ciri-ciri disleksia



mengekspresikan visual, spatial (berhubungan



yang relevan dalam pembelajaran sekolah



dengan ruang) dan motor (gerakan). Anak



dasar.



disleksia pada umumnya terampil berfikir



menemukan



visual daripada berfikir verbal.



pembelajaran yaitu:



Ada dua jenis disleksia yang pada umumnya



1) Membaca dengan amat lamban dan terkesan



harus diketahui yaitu:



Salah



satunya ciri-ciri



James



Le



disleksia



Fanu, dalam



tidak yakin atas apa yang ia ucapkan.



a. Disleksia visual, Anak mengalami kesulitan



2) Menggunakan



jarinya



untuk



mengikuti



dalam persepsi visual-spasial dan memori



pandangan matanya yang beranjak dari satu



visual. Anak sulit membedakan bentuk huruf



teks ke teks berikutnya.



yang mirip (bayangan cermin seperti b-d, p-



3) Melewatkan beberapa suku kata, frasa atau bahkan baris-baris dalam teks.



g, p-q atau terbalik seperti m-w, u-n),



Sebelum



gangguan urutan huruf (ibu-ubi), atau urutan



pembelajaran,



kata (mata-tama).



mengenali



b. Disleksia auditoris atau disleksia linguistic,



mengaplikasikan guru



keadaan



terlebih



metode



dahulu



siswanya.



mesti



Pengenalan



Anak mengalami kesulitan dalam mengingat



ditujukan baik terhadap aspek kompetensi



kembali kata-kata yang diucapkan, kesulitan



maupun kepribadian anak. Sangat wajar bila



membedakan bunyi huruf yang mirip.



latar belakang biologis dan sosial anak yang



Penyandang disleksia bisa dideteksi



berbeda, melahirkan kompetensi yang beragam



sejak awal. Anak yang mengidap disleksia



pula.



mengalami



Identifikasi yang benar terhadap kemampuan



ketidakmampuan



dalam



membedakan dan memisahkan bunyi dari kata-



siswa



kata



bukanlah



pembelajaran yang optimal. Sebab, mengetahui



masalah baru dalam pembelajaran. Para ahli



dan memahami potensi dan kelemahan yang



telah banyak melakukan penelitian terkait



dimiliki anak merupakan langkah awal dalam



disleksia, seperti ciri-ciri disleksia, jenis dan



menyusun rencana pembelajaran. Pembelajaran



yang



diucapkan.



Disleksia



akan



berimplikasi



pada



proses



yang baik adalah pembelajaran yang dapat dipahami oleh seluruh siswa. Artinya, strategi



4



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



pembelajaran



tidak



2) Menambahkan atau mengurangi kata.



seharusnya



3) Membolak-balik susunan huruf atau suku



digeneralisasi, melainkan disesuaikan dengan kemampuan siswa



sehingga



setiap



(2020)



kata dengan memasukkan huruf- huruf



proses



lain.



pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisisen. Hal tersebut dapat tercapai tentu



3. Metode Pembelajaran Bagi Disleksia



dengan mengenal dan memahami disleksia itu



Menurut



sendiri. Untuk lebih paham mengenai indikator-



beberapa metode pengajaran membaca bagi



indikator yang dialami anak disleksia, maka



anak berkesulitan belajar, yaitu metode (a)



penulis



menyimpulkan



ciri-ciri



disleksia



Mulyono



Abdurrahman,



ada



Fernald (b) Gillingham dan



menjadi tiga aspek merujuk kepada penelitian



(c) Analisis Glass. Berikut adalah penjelasan



yang dilakukan oleh para ahli di atas.



secara ringkasnya:



a. Dilihat dari gejala umum, dapat disimpulkan



a. Metode Fernald



ciri-ciri disleksia yaitu:



Fernald telah mengembangkan suatu



1) Kemampuan bicara dan menulis lambat



metode pengajaran membaca multisensoris



2) Kurang mampu mengikuti intruksi



yang sering dikenal pula sebagai metode



3) Sering kehilangan kata-kata



VAKT (Visual, auditory, kinesthetic, and



b. Dilihat dari aspek tulisan, ciri-ciri disleksia



tactile). Metode ini menggunakan materi



sebagai berikut:



bacaan yang dipilih dari kata-kata yang



1) Kurangnya kemampuan menulis dibanding



diucapkan oleh anak, dan tiap kata



kemampuan bicara.



diajarkan secara utuh.



2) Penulisan kata sering salah, seperti bersih-



b. Metode Gillingham



besi, bunga-buna. Metode



3) Kebingungan pada huruf yang memiliki



pertama diarahkan pada belajar berbagai



c. Dilihat dari membaca, ciri-ciri disleksia yaitu: dengan



amat



lamban



merupakan



pendekatan terstruktur taraf tinggi. Aktivitas



bentuk serupa, seperti p/q,b/d, atau n/u.



1) Membaca



Gillingham



bunyi huruf dan perpaduan huruf-huruf



dan



tersebut.



terkesan tidak yakin atas apa yang ia



Anak



menggunakan



menjiplak untuk mempelajari



ucapkan.



huruf.



Bunyi-



selanjutnya kelompok-



5



bunyi



berbagai



tunggal



dikombinasikan



teknik



ke



huruf dalam



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



kelompok yang lebih besar dan kemudian



(2020)



orang dan perilaku yang dapat diamati.



program fonik diselesaikan.



Penelitian



kualitatif



ini



secara



spesifik lebih diarahkan pada penggunaan



c.Metode Analisis Glass Metode Analisis Glass merupakan suatu



metode studi kasus. Sebagaimana pendapat



metode pengajaran melalui pemecahan sandi



Lincoln dan Guba yang menyebutkan



kelompok huruf dalam kata. Melalui metode



bahwa pendekatan kualitatif dapat juga



Analisis



disebut



Glass,



anak



dibimbing



untuk



dengan



case



study



ataupun



mengenal kelompok-kelompok huruf sambil



qualitative, yaitu penelitian yang mendalam



melihat kata secara keseluruhan. Metode ini



dan mendetail tentang segala sesuatu yang



menekankan pada latihan auditoris dan



berhubungan dengan subjek penelitian.



visual yang terpusat pada kata yang sedang



Lokasi Penelitian



dipelajari.



Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian



4. Kerangka Berpikir Fenomena Kesulitan belajar diseleksia Sulit membedakan huruf - Sering salah dalam mengucapkan kalimat - Lambat dalam membca



untuk memperoleh data atau informasi yang



Akibat secara khusus : - Kurang lancar membaca sampai tingkat kelas yang lebih tinggi - Prestasi/hasil belajar menurun



Fenomena Kesulitan belajar diseleksia - Sulit membedakan huruf - Sering salah dalam mengucapkan kalimat - Lambat dalam membca



diperlukan



dan



berkaitan



dengan



permasalahan penelitian. Untuk pemilihan lokasi,



peneliti



memilih



MI



YMI



Wonopringgo 01 yang berlokasi di Jalan SISW



GURU



Raya Simpang Tiga Sedayu Desa Pegaden



STRATE



Tengah C. METODE PENELITIAN



2. Subjek Penelitian



Pendekatan



penelitian



yang



Subjek Penelitian ini adalah guru kelas,



digunakan dalam penelitian ini adalah



siswa kelas III berinisial MK.



pendekatan kualitatif (qualitative research). dan



Wonopringgo



Kabupaten Pekalongan.



1. Jenis Penelitian



Bogdan



Kecamatan



Taylor



3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data



mendefinisikan



metodologi



kualitatif sebagai prosedur



penelitian



yang



menghasilkan



Teknik pengumpulan data yang



data



deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-



6



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



(2020)



digunakan adalah observasi, wawancara,



didapati temuan-temuan sebagai berikut:



dan dokumentasi. Teknik observasi dan



a. Dari observasi yang dilakukan pada saat



wawancara



menggunakan



pedoman



pelajaran berlangsung,



MK



sering



pertanyaan yang akan di observasi dan di



melihat ke arah lain. Seperti tidak



tanyakan kepada narasumber. Sedangkan



mendengarkan ketika materi disampaikan.



dokumentasi dilakukan dengan teknik



Namun



analisis data yang digunakan adalah



gambar baru dia akan memperhatikan



reduksi



dan



guru. Dan itu tidak berlangsung lama,



penarikan kesimpulan. Data "mentah"



kira-kira hanya tertarik dengan gambar



yang terlihat dalam catatan tertulis



selama 5 menit bertahan, kemudian MK



lapangan dipilih, disederhanakan dan



akan mulai bermain dengan benda-benda



difokuskan. Data yang telah direduksi



yang ada di sekitarnya.



data,



penyajian



data,



atau dirangkum kemudian disusun secara



ketika



pembelajaran



dengan



b. Dari observasi yang dilakukan



teratur dan terperinci dalam beberapa



peneliti di dalam maupun diluar kelas saat



bagian sesuai dengan permasalahannya.



upacara berlangsung yaitu siswa saat



Data tersebut kemudian dijabarkan dan



membaca



dibandingkan antara satu dengan yang



temannya, suara MK menjadi lebih pelan



lain. kegiatan analisis sudah termasuk



dari teman-temannya, kemudian ketika



dalam sajian data. Setelah data direduksi,



menulis MK sangatlah lambat, sehingga



kegiatan



selanjutnya



dia



kesimpulan



dari



data



menyusun yang



telah



bersama



sering



temannya.



diperoleh sejak awal penelitian.



dengan



tertinggal tulisan



MK



oleh juga



teman-



temansangat



berantakan, bahkan sering tidak terbaca, tulisan tanpa spasi dan terbalik-balik



D. HASIL DAN PEMBAHASAN



seperti



1. Temuan Penelitian



penulisan



“badan”



menjadi



“padan” jika di tegur salah, maka dia akan



Berdasarkan observasi yang



menggantinya dengan “dadan”.



peneliti lakukan terhadap subjek MK



c. Peneliti juga menemukan bahwa MK sangat suka sekali ketika menulis dibantu dengan dieja oleh guru atau



7



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



(2020)



teman sebangkunya karena dia tidak perlu



menulis. Dengan demikian anak akan



melihat papan tulis dan menyalinnya,



termotivasi dan terdorong untuk bisa



namun terkadang dia terlihat bingung



membaca dan menulis sendiri.



ketika menuliskan huruf yang hampir



3) Meningkatkan rasa percaya diri anak.



sama seperti m dan n, p dan b.



Kondisi



Berdasarkan temuan-temuan di atas, akan



disleksia



yang



mengakibatkan kesulitan menulis dan



2. Analisis dan Interpretasi Data



peneliti



anak



membaca



membuat mengalami



sebagian



anak



mendeskripsikan



data



disleksia



berdasarkan logika dan diperkuat



teori



kehilangan rasa percaya diri karena



deperesi



dan



yang ada.



kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah



a. Strategi Belajar Anak Disleksia



dan terkadang juga dikucilkan oleh teman-



Berdasarkan penelitian yang sudah



percaya diri anak, anak membuat anak



strategi belajar yang dapat diterapkan mengatasi



anak



disleksia memiliki semangat belajar yang



Disleksia



lebih tinggi untuk mengatasi kesulitan



diantaranya: 1) Menggunakan



media



Menggunakan gambar



media



belajar



untuk



belajar yang dialaminya.



belajar.



4) Jangan pernah menyalahkan anak



berupa



atas kondisi yang dialaminya. Beberapa



membantu



orang tua yang tidak siap memiliki anak



memudahkan dalam mengenalkan huruf,



dengan disleksia cenderung menyalahkan



membedakan huruf hingga akhirnya anak



anak karena kondisi



disleksia mampu membaca dan menulis



2) Meningkatkan motivasi belajar



anak atas kondisi yang dialaminya justru



pada



akan membuat anak semakin depresi.



anak. Meningkatkan motivasi belajar bisa



5) Selalu dampingi anak dalam belajar.



dilakukan dengan membacakan sebuah atau



memberitahukan



yang



dideritanya. Menyalahkan



dengan lancar.



cerita



Dengan



mengembalikan dan meningkatkan rasa



dilakukan dapat disimpulkan bahwa



untuk



temannya.



dongeng, segala



Dengan



kemudian manfaat



selalu



melakukan



pendampingan dalam belajar, anak akan



dan



lebih mengingat apa yang



keuntungan yang bisa diperoleh dengan membaca dan



8



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



dipelajarinya.



Faktor



Mempengaruhi



Kesulitan



Yang



(2020)



kampung, dan bermain playstation, dan



Belajar



bermain sampai larut malam.



Disleksia



Dapat disimpulkan dari yang peneliti kumpulkan di lapangan yaitu anak memiliki faktor internal



Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan



yaitu memiliki emosi yang masih labil, sedangkan



dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang



faktor eksternal yaitu meliputi kurangnya perhatian



menjadi penyebab utama kesulitan belajar



dan kasih sayang dari orang tua. Dan juga faktor



disleksia pada siswa yang berinisial MK



yang membuat anak beresiko disleksia yaitu



yakni meliputi:



karena pergaulan yang salah dengan teman-teman



1) MK termasuk siswa yang tempramen



nakal yang bisa jadi dapat mempengaruhi kerja



dan beberapa kali berkelahi sampai



otak anak tersebut. terlepas dari teori di atas, faktor



membekas luka dipipinya, dia juga



yang juga mempengaruhi anak disleksia yaitu



seseorang siswa yang mudah sekali



karena belum siapnya sekolah dalam menerapkan



terpancing untuk mengganggu temannya



pendekatan inklusi khusus untuk anak kesulitan



ketika pelajaran berlangsung, emosi



belajar disleksia.



anak yang mudah naik dan turun saat



b. Ciri-Ciri Anak Disleksia Kelas III MI



bermain dengan teman-temannya, dia



YMI Wonopringgo 01



juga sering berdiam sendirian seperti



Kesulitan belajar disleksia mempunyai



terlihat murung.



beberapa ciri-ciri yang tampak pada MK



2) Kurangnya perhatian yang diberikan oleh



orang



tua,



guru



kelas



kelas III MI YMI Wonopringgo 01 yaitu



juga



sebagai berikut:



menjelaskan bahwa orang tua MK di



3)



1) Sering salah dalam mengucapkan kata.



rumah sering sibuk mengurusi hal lain.



Ketika pelajaran berlangsung sempat



Mempunyai teman yang berbeda umur,



mengucapkan kata “melingkari” padahal



dan melihat hal-hal yang belum pada



maksutnya



waktunya, ini dibuktikan dengan teman



“mengingkari”.



MK di sekolah sangat jarang bermain



saat



itu



adalah



2) Membaca dan menulis yang sangat



dengan MK karena ketika di rumah MK



lambat



bermain dengan anak-anak



berantakan tanpa spasi dan tidak terbaca



serta



tulisan



yang



sangat



dengan jelas sesuai dengan ciri-ciri disleksia yaitu inakurasi



9



(2020)



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



dalam



membaca,



seperti



membaca



2. Faktor-faktor



yang



mempengaruhi



lambat kata demi kata jika dibandingkan



kesulitan belajar disleksia siswa di MI



dengan anak seusiannya.



YMI Wonopringgo 01 dikarenakan faktor



3) Masih kebingungan dengan huruf P dan



intern yaitu MK termasuk siswa yang



b kemudian huruf w dan m. ketika



sangat tempramen dan beberapa kali



menulis



seharusnya



berkelahi dengan temannya. Ini sesuai



menggunakan huruf p maka dia akan



dengan teori bahwa faktor labilnya emosi



menulis b, begitu seterusnya, dan ketika



masuk dalam kategori faktor intern.



menulis selalu ragu-ragu tidak percaya



Sedangkan faktor yang berasal ekstern



diri. ini sama dengan pernyataan dari



yaitu kurangnya perhatian yang diberikan



teori bahwa salah termasuk salah satu



oleh orang tua.



dengan



yang



ciri-ciri disleksia yaitu sering terbalik dalam



mengenal



huruf



dan



3. Ciri-ciri siswa disleksia MI YMI `



kata



01 yaitu seperti yang tertera dalam buku



misalnya antara kuda dan daku, palu



seperti membaca dan menulis dengan



dengan lupa



lambat, salah mengeja kata, tulisan yang berantakan



E. PENUTUP



dan



tidak



terbaca,



dan



kebingungan dengan huruf yang sama



Berdasarkan



pembahasan



yang



seperti p dan q, m dan w.



dikemukakan di atas, dapat simpulkan sebagai



Dari seluruh faktor yang menyebabkan



berikut:



terjadinya disleksia atau kesulitan membaca



1. Strategi yang digunakan guru dalam



yang paling penting dalam



menangani



belajar



masalah ini adalah dukungan dari orang-



media



orang sekitar penyandang masalah ini.



belajar, meningkatkan motivasi belajar



Sebagai seorang guru, seharusnya bisa



pada anak, meningkatkan rasa percaya



mengenali dan mengidentifikasi karakteristik



diri anak, jangan pernah menyalahkan



kemampuan



anak atas kondisi yang dialaminya dan



kewajiban seorang guru sekaligus faktor



selalu dampingi anak dalam belajar.



kedua yang dapat



disleksia



siswa yaitu



kesulitan



menangani



menggunakan



10



murid-



muridnya.



Inilah



[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL)]



menentukan keberhasilan penanganan



(2020)



Mulyadi, 2010, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbinganterhadap



masalah gangguan belajar ini.



Kesulitan Belajar, Yogyakarta: Nuha Litera.



G. DAFTAR PUSATAKA Abdurrahman,



Mulyono,



Berkesulitan



Anak



2012,



Belajar:



Madinatul



dan



Novi



Trisna



Teori,



Anggrayani, Prosiding: Mengenali Tanda-



Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta:



Tanda Disleksia pada Anak Usia Dini,



Rineka Cipta.



Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.



Arini, Aquila Tanti, 2003, Perilaku Anak Usia Dini



Kasus



dan



Pemecahannya,



Baihaqi, MIF dan M. Sugiarmin, 2008, Memahami



dan



Pujosuwarno, Sayekti, 1992, Penulisan Usulan dan Laporan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Lemlit IKIP Yogyakarta.



Yogyakarta: Kanisius.



Membantu



Anak



Santoso, Hargio, 2012, Cara Memahami dan Mendidik



Anak



Berkebutuhan



Khusus,



Yogyakarta: Gosyen Publishing.



ADHD, Bandung:PT. Refika Aditama. Dewi, Ketut Mirani Kusuma, 2012, Dyslexia



Services,



Hull



Learning,



2004,



Supporting



and Efl Teaching and Learning: A



Children with Dyslexia, London: David



Case



Fulton Publishers.



Study



in



Bali



Children



Foundation, Singaraja-Bali. Denpasar:



Fanu, James Le, 2009, Deteksi Dini MasalahMasalah Psikologi Anak, terj. Oleh Irham



2014,



Jakarta: UI-Press. Sulhan, Najib, 2006, Pembangunan Karakter Pada Anak Manajemen Pembelajaran Guru



Ali Saifuddin, Yogyakarta: Think. Martini,



Sisiarto, Lily Djoko Setia, 2007, Perkembangan Otak dan Kesulitan Belajar Pada Anak,



Jurnal Pendidikan Bahasa Undiksha.



Jamaris,



Munawaroh,



Menuju Sekolah Efektif, Surabaya: SIC.



Kesulitan



Widyorini, Endang, dkk., 2017,



Belajar: Perspektif,Asesmen,danPenanggulangann



(Deteksi,



ya. Bogor: Ghalia Indonesia.



Sekolah dan di Rumah), Jakarta: Prenada



Bandung:



PT.



Penanganan



di



Media.



Moleong, Lexy J., 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif.



Diagnosis,



Disleksia



Wood, Derek, dkk., 2007, Kiat Mengatasi



Remaja



Gangguan Belajar, Jogjakarta: Kata Hati



Rosdakarya.



11