Naskah Roleplay Tak Resiko Perilaku Kekerasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASKAH ROLEPLAY TAK RESIKO PERILAKU KEKERASAN



Leader : Anzani Dhela A Co-Leader



: Nadia Fadilah



Observer



: Putri Tresna



Fasilitator



: 1. Shaffanissa 2. Firda Herawati 3. Lisa Aulia P 4. Yuli Yuliana



Pasien



: 1. Ikbal Firdaus 2. Cecep Cipta Wiwaha 3. Nur Fadilah Setiawan 4. Eva Cahya Hilmiah



Di sebuah Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta Barat, tepatnya di ruang Anggrek yaitu dinurse station tampak terlihat tim perawat akan melaksanakan terapi aktivitas kelompok kepada kelompok pasien dengan risiko perilaku kekerasan dengan berbagai macam sebab, Perawat sudah memilah dan memilih pasien yang sesuai dengan indikasi dan membuat kontrak dengan pasien. Sebelum perawat memasuki ruangan terapi aktivitas kelompok mereka berdiskusi dahulu mengenai alat dan bahan apa yang akan dipakai saat terapi aktivitas kelompok tersebut. *** Leader : “Selamat pagi semua” Observer dan Fasilitator : “Pagi…” Leader : “Pada hari ini kita akan melakukan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan indikasi resiko perilaku kekerasan. Untuk sekarang yang kita lakukan yaitu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan pasien dan apa saja yang dilakukan pasien dalam menghadapi



kemarahan tersebut. Untuk pembagiannya yang pertama leadernya adalah saya sendiri, untuk co-leader ada Nadia, untuk observer ada Putri, untuk fasilitator ada Shafanissa, Firda, Lisa dan Yuli. Baik, apa ada yang ingin ditanyakan atau didiskusikan sebelum kita kepasien?”  Observer dan Fasilitator : “Tidak ada.”  Leader : “Baik, jika tidak ada yang ingin ditanyakan, mari kita langsung kepasien.” 



Lalu Leader, Co-Leader, Observer dan Fasilitator pergi menuju Lapangan RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta Barat, dimana sudah banyak pasien RPK yang berkumpul disana. Leader : “Assalamu’alaikum.wr.wb. Selamat pagi…”  Pasien : “Wa’alaikumsalam.wr.wb. Pagi...”  Leader : “Bagaimana kabarnya bapak ibu ?” Pasein : “Baik” Co-Leader : “Bapak dan ibu sekalian, pada hari ini kita akan melakukan terapi aktivitas kelompok, terapi tersebut untuk mengetahui tanda – tanda yang muncul ketika emosi dan apa saja hal yang menyebabkan bapak dan ibu semua emosi. Lama kegiatan TAK ini kira-kira kurang lebih 30 menit. Jika nanti bapak atau ibu sekalian ada yang mau meninggalkan ruangan diharapkan bapak dan ibu meminta izin terlebih dahulu ya, serta bapak dan ibu sekalian diharapkan dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir,



apakah bapak dan ibu semua



bersedia?”  Pasien : “Bersedia sus…”  Leader : “Sebelum memulai terapi, kami akan memperkenalkan diri kami terlebih dahulu dimulai dari saya yang memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok pada hari ini, nama saya Anzani Dhela” Co-Leader : “Nama saya Nadia Fadilah, saya bertugas sebagai co-leader membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.” Observer : “Nama saya Putri saya bertugas sebagai observer pengamat jalannya terapi aktivitas kelompok.” Fasilitator (Shaf) : “Nama saya Shafanissa dan teman saya ada Firda, Lisa dan



Yuli. Kami bertugas sebagai fasilitator peserta serta membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.”  Leader : “Baik, karena kami sudah memperkanalkan diri kami, bagaimana jika sekarang bapak dan ibu juga memperkenalkan diri masing masing?. Baagaimana jika kita mulai dari sebelah kanan terlebih dahulu”



Leader : ”Bisa tolong sebutkan nama bapak siapa?” Tn. Cecep : “Nama saya Cecep sus.” *dengan nada keras* Leader : “Baik. Bapak cecep biasanya suka emosi atau tidak pak?” Tn. Cecep : “Suka..kadang-kadang.” *dengan nada keras* Co-Leader : “Biasanya emosi karena apa pak?”  Tn. Cecep : “Karena mengingat kejadian disaat istri saya meninggalkan saya karena dia selingkuh dengan teman saya sus. Brengsek dia!!!!” Co-Leader : “Biasanya kalau bapak mengingat kejadian itu apa yang bapak rasakan?”  Tn. Cecep : “Biasanya dada saya berdebar -debar sus.”  Co-Leader : “Jika bapak sedang emosi apa yang biasa bapak lakukan?” Tn. Cecep : “Biasanya saya suka mencambuk orang di sekitar saya sus, seperti ini”  *sambil mencontohkan* Co-Leader : “iya pa, bagaimana jika sabuknya saya ambil terlebih dahulu ya, karena kan kita sedang melakukan terapi aktivitas kelompok, jadi sabuknya saya simpan dulu ya, selain itu apa yang bapak rasakan setelah mencambuk orang di sekitar bapak?”  Tn. Cecep : “Saya merasa menyesal sus, lalu saya pergi.”  Leader : “Baik pak, kita lanjutkan perkenalannya ya, selanjutnya ibu silahkan” Co-Leader : “Bisa sebutkan namanya siapa bu?” Ny. Eva : “Saya Eva” *dengan nada keras* Fasilitator (Lisa) : “Baik bu, Ibu biasanya suka emosi atau tidak ibu?” Ny. Eva : “Iya sus, kadang saya emosi jika ingat dengan suami saya” Fasilitator (Lisa) : “Memang penyebabnya karena apa ya bu?”  Ny. eva : “Karena saya masih ingat suami saya sering banyak menuntut kepada saya sus, dia selalu menghina saya, sakit hati sus” Fasilitator (Lisa) : “Biasanya kalau ibu mengingat kejadian itu apa yang ibu



rasakan?” Ny. Eva : “Biasanya tangan saya mengepal sus. Muka saya terasa panas, mulut saya tertutup sus dan terkadang saya suka memukul diri saya sendiri sus”  Leader : “Baiklah kita lanjut lagi ya bapak ibu perkenalannya” Fasilitator (Firda) :“Bisa sebutkan namanya siapa bu?” Ny. Dilla : “Dilla ” *dengan nada keras* Fasilitator (Firda) : “Baik bu, ibu biasanya suka emosi atau tidak ibu?” Tn. Dilla : “Saya sering sekali emosi tapi jarang marah marah” Fasilitator (Firda) : “Penyebabnya karena apa sampai ibu sering emosi?” Tn. Dilla : “Karena saya ingat waktu sekolah saya pernag dibulli teman teman saya” Fasilitator (Firda) : “Dibullynya karena apa bu?”  Ny. Dilla : “Dibully karena saya pernah bilangin temen saya ke wali kelas saya waktu temen saya kabur dari sekolah jadi setelah kejadian itu saya dibully hampir setiap hari.”  Fasilitator (Firda) : “Lalu apa yang biasa ibu lakukan saat emosi?”   Ny. Dilla : “Saya suka melempar barang yang ada didekat saya sus.”  Fasilitator (Firda) : “Apa yang ibu dilla rasakan setelah melakukan hal tersebut?”   Ny. Dilla : “Barang- barang saya pada rusak karena banyak yang saya lempar“ Leader : “Baik, kita lanjut lagi ya bapak ibu perkenalannya, silahkan bapak” Fasilitator (Yuli) : “Bisa sebutkan nama bapak siapa?”  Tn. Fakih : “Fakih” *dengan nada keras*  Fasilitator (Yuli) : “Apakah bapak suka emosi pak?”  Tn. Fakih : “Pernah sus.” *dengan nada keras*  Fasilitator (Yuli) : “Biasanya bapak emosi karena apa ya pak?”  Tn. Fakih :“Karena saya benci kepada orang tua saya, mereka bercerai ketika saya sd dan bapak saya sering memukul saya sus, ini sus liat saya pernah di jahit” *sambil menunjukan bekas lukanya* Fasilitator (Yuli) : “Lalu apa yang biasa bapak lakukan jika sedang emosi?”



Tn. Fakih :“saya suka berteriak dan memaki orang sus, mata saya melotot dan merah sus” Fasilitator (Yuli) : “Apa yang bapak fakih rasakan setelah melakukan hal tersebut?” Tn. Fakih :“Saya merasa puas karena emosi saya meluap tapi tenggerokan saya sakit sus” Leader : “Baik bapak, kita lanjut ya.”   Fasilitator (Shaffa) : ”Bisa tolong sebutkan nama bapak siapa?” Tn. Ikbal : “Nama saya Ikbal sus.” *dengan nada keras dan menggebrak meja* Fasilitator (Shaffa) : “Baik. Bapak ikbal biasanya suka emosi atau tidak pak?” Tn. Ikbal : “kadang-kadang.” *dengan nada keras* Fasilitator (Shaffa) : “Biasanya emosi karena apa pak?”  Tn. Ikbal : “Karena saya mengingat kejadian saat istri saya selingkuh dengan teman wanita sendiri, lalu saya ceraikan dia” Tn. Cecep : “Wah itu parah banget, bunuh aja pak” *Emosi dan berteriak* Fasilitator (Shaffa) : “Biasanya kalau bapak mengingat kejadian itu apa yang bapak rasakan?”  Tn. Ikbal : “Biasanya tangan saya mengepal, muka saya panas” Fasilitator (Shaffa) : “Jika bapak sedang emosi apa yang biasa bapak lakukan?” Tn. Ikbal : “Biasanya saya suka memukul dan mencekik orang lain sambil berteriak” Fasilitator (Shaffa) :



“Setelah itu apa yang bapak rasakan setelah melakukan hal



itu?”  Tn. Ikbal : “Saya merasa tangan saya sakit sus.”  Leader : “Nah, hal-hal yang bapak-bapak dan ibu-ibu tadi sebutkan diatas merupakan tanda-tanda dari emosi seperti dada bapak/ibu berdebar-debar, mata melotot dan merah, dan tangan mengepal. Lalu juga akibat yang ditimbulkan karena perasaan marah/emosi yang tidak dapat terkendali, seperti Tn. Fakih karena berteriak memaki-maki orang bisa sakit tenggorokannya, lalu Ny. Dilla karena emosi barang- barang ibu rusak dan tak bisa digunakan lagi, ,apakah bapak-bapak dan ibu-ibu semua sekalian tidak merasa rugi?”  Pasien : “Rugi sus” Co-Leader : “Alangkah baiknya jika bapak ibu bisa mengontrol emosi bapak ibu



dengan melakukan hal yang tidak merugikan atau membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti tarik nafas dalam atau melampiaskannya denga memukul bantal”



Leader : “Bapak ibu, karena kita sudah 30 menit melaksanakan TAK, baiklah bapak-bapak dan ibu-ibu hari sabtu besok nanti kita akan melakukan kegiatan TAK lagi dengan topic yang berbeda ya.” Pasien : Temanya apa suster?”  Leader : “Temanya yaitu cara mengomtrol perilaku kekerasan dengan minum obat, kegiatannya akan kita mulai pukul 09.00 WIB diruangan ini lagi selama kurang lebih 30 menit. Baiklah bapak-bapak dan ibu-ibu karena waktunya sudah habis, dan ibu-ibu sekalian, mohon maaf jika kami ada salah kata-kata, Wasalamualaikum wr.wb selamat pagi semuanya” Pasien : “dadah sus, terima kasih” Setelah terapi aktivitas kelompok,



Leader, Co-Leader, Observer dan Fasilitator



kembali ke nurse station dan membicarakan apa yang harus dievaluasi dari kegiatan TAK tersebut. *di nurse station* Leader : “Assalamualaikum.wr.wb.”  Observer & Fasilitator : “Wa’alaikumsalam.wr.wb.”  Leader : “Alhamdulillah TAK pada hari ini sudah selesai ya. Oke, langsung saja kepada observer suster Putri untuk observernya, silahkan.”  Observer : “Disini saya akan mengevaluasi jalannya TAK ya, saya rasa TAK pada hari ini cukup lancar, untuk pasiennya sangat kooperatif dan tidak ada yang keluar dari TAK. Menurut saya itu saja evaluasi dari saya pada TAK hari ini.”  Leader : “Oke terimakasih Observer, apakah ada tambahan?”  Co-Leader : “Yaa tadi TAK nya hari ini berjalan cukup lancar dan untuk TAK selanjutnya ditingkatkan lagi.” 



Leader : “Apakah ada yang ingin disampaikan Fasilitator?”  Fasilitator : “Tidak ada.”  Leader : “Oke baik, jika tidak ada yang ingin disampaikan lagi, kita tutup saya. Wasalamualaikum wr.wb.”