Naskah Video DRK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASKAH ROLEPLAY DISKUSI REFLEKSI KASUS “ANOREXIA NERVOSA” 09 January 2020



DRK: Anorexia Nervosa CAST Fasilitator



: Umi Hijriyah



Penyaji



: Anisa Pratiwi



Peserta 1. Irvan Kurniawan 2. Niken Purnomo 3. Ogi Oprilia Wahyu Pradana 4. Handitya Intan Nurlaily 5. Ika Fitriyaningsih 6. Catur Retno Puspitasari 7. Dwi Wahyu Wulandari 8. Indira Sofia Rosianti 9. Karina Ayu Damayanti Director : Elena Nabila







KASUS: Pasien Nn. X di diagnosa mengalami Anorexia Nervosa pada tanggal 2 Desember 2019. Nn. X berumur 18 tahun dan merupakan anak tunggal yang tinggal bersama kedua orang tuanya.



Perawat yang turut menangani kasus tersebut adalah Perawat



Annisa. Nn. X dibawa kerumah sakit karena Ibu menemukan pasien dalam keadaan pingsan didalam kamar dan tubuh yang sangat dingin. Saat merawat Nn. X, perawat Annisa melihat tanda-tanda seperti tubuh yang sangat kurus dan dingin, bibir pucat, jari-jari kebiruan, rambut tipis dan kulit kering. Hasil TTV menunjukkan TD 90/60 mmHg, Nadi 112 x/menit, RR 22 x/menit, Suhu 36ºC. Tinggi badan Nn. X saat itu adalah 163cm dengan Berat badan 42kg. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sering mengonsumsi obat, tidak makan dengan teratur dan porsi makan pun sedikit karena alasan sedang diet. Ibu pasien tidak mengetahui obat apa yang dikonsumsi anaknya. Perawat Annisa meminta Ibu pasien untuk membawa satu sampel obat tersebut dan berdasar hasil analisis oleh bagian farmasi, obat yang



dikonsumsi



adalah



obat



Phentermine,



salah



satu



jenis



obat



Appetite



Suppressants. Setelah dirawat selama ±1 bulan, pasien dapat kembali kerumah dengan kondisi berat badan normal dan kebiasaan makan yang lebih baik.



NASKAH DISKUSI REFLEKSI KASUS Scene 1: Semua peserta duduk diruangan dengan setting ruang tutorial, beberapa peserta duduk dan beberapa sudah ada diruangan kemudian setelah lengkap fasilitator memulai diskusi dengan bismillah dan salam Fasilitator : "Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat datang kepada seluruh Peserta diskusi pada hari ini. Apakah seluruh Peserta sudah datang?" Seluruh peserta: “Waalaikumsalah warahmatullahi wabarakatuh, sudah bu" Fasilitator: "Baik, hari ini kita akan melakukan diskusi refleksi kasus dengan tujuan membahas sebuah kasus dan bersama-sama belajar dari kasus tersebut. Selama proses diskusi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu seluruh Peserta diskusi memperhatikan dengan seksama, tidak memotong percakapan orang lain, menghargai pendapat, dan tidak keluar dari fokus topik diskusi hari ini. Untuk lama waktu diskusi hari ini ingin berapa lama?" Penyaji: "60 menit bu" melakukan singleshot pada penyaji Fasilitator: "60 menit, apakah semua sepakat?" fullshot pada seluruh Peserta diskusi



Seluruh Peserta: "Setuju bu" Fasilitator: "Baik, diskusi akan dilakukan selama 60 menit. Untuk penyaji silahkan memaparkan kasus pada hari ini. Kepada Ibu Anisa dipersilahkan" Penyaji: "Terimakasih atas waktu yang telah diberikan. Kasus yang akan saya paparkan adalah Anorexia Nervosa. Salah satu pasien saya yaitu Nn. X mendapat diagnosa Anorexia Nervosa. Saat dibawa ke rumah sakit pasien ditemukan dalam keadaan pingsan oleh ibunya” "Selama di rawat, saya telah melakukan asuhan keperawatan sesuai standar rumah sakit berupa pengkajian menyeluruh, menentukan diagnosa dan melakukan intervensi seperti edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup, edukasi kepada pasien mengenai bahaya mengonsumsi obat tanpa resep dokter, kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet pasien dan kolaborasi dengan bagian farmasi untuk tambahan vitamin bagi pasien" "Hambatan selama melakukan asuhan adalah keadaan pasien yang tidak membaik, tetap memiliki berat badan dibawah normal, bersikeras untuk tetap diet, menolak menatap mata saya saat komunikasi. Saya awalnya bertanya-tanya mengapa masih saja keadaanya tidak membaik setelah diberikan diet yang sesuai. Ternyata saat itu pasien ditemukan dalam keadaan menangis oleh ibunya dan akhirnya bercerita bahwa alasan menggunakan obat dan diet ekstrim adalah karena ejekan teman-temannya mengenai keadaan tubuhnya. Saya telah menyelesaikannya dengan baik melalui kolaborasi dengan psikiater." "Setelah dilakukan asuhan, respon pasien membaik dan intervensi berjalan lancar serta keberhasilan asuhan bisa dikatakan memuaskan. Saya sangat bersyukur terhadap hal tersebut"



Fasilitator: "Terimakasih atas pemaparan kasus yang sangat baik. Setelah ini, saya akan memfasilitasi jalannya diskusi yang akan kita lakukan dalam 30 menit kedepan. Saya persilahkan untuk Peserta menyampaikan pertanyaan maupun klarifikasi mengenai kasus tersebut" singleshot pada fasilitator setiap bertanya, Peserta mendapat singleshot setiap penyaji menjawab akan di singleshot Peserta 1: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mas Irvan” Peserta 1: “Terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Saya memiliki pengalaman seperti ini. Anorexia nervosa akibat mengonsumsi obat appetite suppressants. Alasannya pun sama, akibat body shamming dari teman sebayanya. Selain intervensi asupan gizi perlu diperhatikan juga masalah psikologis pasien.” Peserta 2: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mba Niken” Peserta 2: “Berarti selain berkolaborasi dengan ahli gizi, kita juga perlu berkolaborasi dengan psikiater.”



Peserta 3: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mba Ogi” Peserta 3: “Peran keluarga juga merupakan hal penting dalam menangani kasus seperti ini. Orang tua perlu diajak untuk terus memperhatikan asupan gizi maupun pola diet anaknya.” Peserta 4: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mba Intan” Peserta 4: “Orang tua juga perlu diberi edukasi mengenai bagaimana cara mengajarkan anak untuk memiliki lingkungan pertemanan yang baik serta bagaimana cara mengelola stres yang baik” Peserta 5: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mba Ika”



Peserta 5: “Setelah dilakukan edukasi mengenai memberikan perhatian pada anak mengenai asupan makan dan pola diet anaknya, orang tua juga perlu di edukasi bagaimana membantu anak untuk menentukan pola diet yang tepat” Peserta 6: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mba Catur” Peserta 6: “Apakah dengan melakukan hal-hal tersebut, perawatan yang diberikan lebih efektif?” Penyaji: “Asuhan keperawatan yang diberikan secara komperhensif tidak hanya mencakup intervensi kepada pasien tetapi juga kepada keluarga. Sesuai kondisi bahwa pasien masih berumur 18 tahun dimana umur 18 tahun masih membutuhkan orang tua untuk mengarahkan sesuatu sehingga intervensi juga dibutuhkan untuk orang tuanya. Dengan harapan keberhasilan asuhan pun meningkat” Peserta 7: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mba Wulan” Peserta 7: “Kemudian apa komplikasi yang dapat terjadi dari pasien anorexia nervosa dengan gangguan psikologis?”



Penyaji: “Anorexia nervosa tidak hanya memiliki komplikasi fisik seperti osteoporosis, gangguan elektrolit, gangguan ginjal dan jantung hingga kematian organ tetapi juga dapat mengganggu psikis pasien. Seperti OCD, gangguan kepribadian, keinginan untuk melukai diri sendiri hingga bunuh diri. Anorexia nervosa diawali dengan obsesi tubuh yang kurus sehingga melakukan pembatasan makan yang sangat ekstrim.” Peserta 8: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mba Indira” Peserta 8: “Bagaimana penanganan awal keperawatan pada pasien dengan anorexia nervosa?” Peserta 9: (mengangkat tangan) Fasilitator: “Silahkan Mba Karina” Peserta 9: “Saya merupakan salah satu perawat pelaksana saat Nn. X sampai di rumah sakit. Saat pasien sampai dengan kondisi tubuh dingin, hal yang dilakukan adalah membuat pasien hangat lalu melakukan rangkaian tes sesuai kondisi pasien. Kondisi Nn. X mengalami hipoglikemia akut dan penanganan pertama yang dilakukan adalah pemberian dextrose 10%”



Scene 2: Fasiliator: "Baik, sesi tanya jawab sudah selesai. Saya akan menyimpulkan hasil diskusi hari ini. Anorexia Nervosa adalah kondisi seseorang dengan gangguan makan karena obsesi terhadap tubuh kurus sehingga melakukan diet ekstrim dan bahkan menggunakan obat-obat untuk menekan nafsu makan. Anorexia Nervosa terjadi akibat gangguan persepsi diri dan bullying serta rentan terjadi pada usia remaja. Asuhan keperawatan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar fisik tetapi juga pada psikis. Keikutsertaan orang tua juga merupakan kunci penting dari berhasilnya asuhan yang di rencanakan. Kolaborasi dengan profesi lain diperlukan disetiap kali asuhan keperawatan direncanakan. Bangun trust yang baik dengan pasien dan juga keluarga, komunikasi segala perkembangan dengan benar dan lebih cermat dalam memahami kondisi pasien. Berdasarkan hasil diskusi kita, isu yang dapat diperhatikan adalah pemenuhan kebutuhan dasar tidaklah cukup tetapi juga diperlukan perhatian pada kondisi psikologis pasien. Membangun trust merupakan kunci dalam hal ini. Perlu di garis bawahi pula bahwa individu unik dan memiliki cara pandang terhadap stressor yang berbeda-beda pula. Tanamkan selalu empati dalam memberikan asuhan keperawatan dengan baik.” "Itulah kesimpulan mengenai diskusi pada hari ini, sebelum beralih pada Rencana Tindak Lanjut, saya persilahkan untuk mengisi absensi yang telah disediakan" Seluruh peserta mengisi absensi sampai selesai "Untuk rencana tindak lanjutnya, kapan kita akan melakukan diskusi refleksi kasus lagi dan apa kasus yang akan kita bahas?" Peserta 2: "Bagaimana seminggu dari sekarang bu? saya akan memaparkan kasus pada pasien saya dengan diagnosa Diabetes Mellitus"



Seluruh Peserta bertatapan meminta pendapat, kemudian mengangguk Fasilitator: "Baik, untuk Rencana Tindak Lanjut untuk Diskusi kembali satu minggu dari sekarang dengan penyaji Ibu Niken mengenai diagnosa Diabetes Mellitus. Sebelum saya tutup, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?" Seluruh Peserta: “Tidak Bu” Seluruh Peserta menggeleng Fasilitator: "Baik, kalau begitu terimakasih atas ketersediaan mengikuti diskusi sesuai aturan. Terimakasih kepada Mba Annisa sudah memaparkan kasus dengan lengkap dan sangat baik, serta antusias seluruh peserta untuk mengikuti diskusi hari ini. Laporan hasil diskusi akan segera saya lengkapi dan dibuat arsip. Diskusi saya tutup, semoga kita semua dapat mengambil esensi dari diskusi ini. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Fasilitator berjabat tangan dengan seluruh Peserta



--END--