NASPUB Moo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN PANJANG TULANG FEMUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI ANGKATAN 2017 DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM



NASKAH PUBLIKASI



SHAFIRA HEROWATI FEBRIYANTI NPM 1102017213



PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI NOVEMBER, 2020



PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN PANJANG TULANG FEMUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI ANGKATAN 2017 DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM



NASKAH PUBLIKASI Naskah Publikasi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran



SHAFIRA HEROWATI FEBRIYANTI NPM 1102017213



PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI NOVEMBER, 2020



LEMBAR PENGESAHAN Telah disetujui oleh dosen pembimbing, naskah publikasi dari : Nama



: Shafira Herowati Febriyanti



NPM



: 1102017213



Fakultas



: Kedokteran



Tingkat



: Pendidikan Sarjana 1



Judul



: Penentuan Jenis Kelamin Berdasarkan Panjang Tulang



Femur



Mahasiswa



Fakultas



Kedokteran



Universitas YARSI Angkatan 2017 Dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Pembimbing Akademis



: dr. H. Achmad Sofwan, M.Kes, PA



Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.



Jakarta, … November 2020



Pembimbing Medis



dr. H. Achmad Sofwan, M.Kes, PA NIK. 531111191051



Peneliti



Shafira Herowati Febriyanti



PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN PANJANG TULANG FEMUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI ANGKATAN 2017 DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM



Shafira Herowati Febriyanti1 . Achmad Sofwan2. Muhamad Arsyad 3. 1



Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran 3 Departemen Agama Islam Fakultas Kedokteran 2



ABSTRAK Latar Belakang : Jenis kelamin merupakan salah satu parameter untuk menetukan identifikasi seseorang. Identifikasi jenis kelamin bisa dilakukan berdasarkan panjang tulang tertentu, misalnya tulang femur. Femur atau biasa disebut dengan tulang paha tergolong tulang panjang yang menghubungkan antara tubuh bagian panggul dan lutut. Secara anatomi biologis perbedaan laki-laki dan perempuan tidak dapat disangkal namun, Allah SWT menjelaskan bahwa tolak ukur yang dapat membedakan kemuliaan manusia baik perempuan maupun lelaki di sisi Allah adalah ketakwaanya. Tulang femur adalah salah satu tulang yang menyusun ekstremitas bawah yang mempunyai manfaat untuk berjalan. Islam mengatur tata cara atau adab berjalan yang baik salah satunya yaitu, berjalan dengan tegap tidak loyo serta bersikap tawadhu dan tidak sombong. Metode : Studi ini merupakan studi deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2017. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling. Terdapat 189 orang sebagai sampel, yang terdiri dari 56 laki-laki dan 133 perempuan berusia 19-23 tahun yang memenuhi kriteria inklusi (mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2017, bersedia menjadi responden penelitian dengan mengisi kuesioner dan informed consent melalui google form dan tidak mempunyai penyakit tulang). Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan nilai rerata panjang tulang femur mahasiswa laki-laki lebih besar daripada mahasiswa perempuan, rerata panjang tulang femur dextra pada laki-laki sebesar 44,105 ± 4,372 cm, sedangkan pada perempuan didapatkan sebesar 38,291 ± 2,074 cm dan rerata panjang tulang femur sinistra pada laki-laki sebesar 44,098 ± 4,366 cm, sedangkan pada perempuan didapatkan sebesar 38,300 ± 2,110 cm. Hasil analisa uji statistik Mann-Whittney U didapatkan bahwa jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan panjang tulang femur dextra (p = 0,000) begitu juga dengan panjang tulang femur sinistra (p = 0,000). Kesimpulan : Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan panjang tulang femur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2017 Kata Kunci : Jenis Kelamin, Panjang Tulang Femur



DETERMINATION OF GENDER BASED ON THE LENGTH OF FEMUR BONE STUDENT FACULTY OF MEDICINE YARSI UNIVERSITY CLASS OF 2017 AND REVIEW BY ISLAMIC VIEWS



Shafira Herowati Febriyanti1 . Achmad Sofwan2. Muhamad Arsyad 3. 1



2



Faculty of Medicine YARSI University The Anatomy Department of The Medical Faculty 3 The Religion of The Medical Faculty ABSTRACT



  Background: Gender is one of the parameters to determine someone's identification. Gender identification can be done based on the length of certain bones, for example, the femur. Femur or so-called thighbone is a long bone that connects the body to the pelvis and knees. In the biological anatomy, the difference between men and women cannot be denied , however, Allah SWT explained that the measure that can distinguish the dignity of both men and women in the sight of Allah is piety. The femur is one of the bones that makes up the lower limb which has the benefit of walking. Islam regulates the procedures or manners to walk well, one of which is walking steadfastly and not sluggish and being tawadhu and not arrogant. Method               : This is an analytical descriptive study with cross-sectional research design. The population in this study were students of the Faculty of Medicine, YARSI University class of 2017. The sample was taken using total sampling technique. There were 189 people in the sample, consisting of 56 men and 133 women aged 19-23 years old who met the inclusion criteria (students of the Faculty of Medicine, YARSI University generation 2017, were willing to become research respondents by filling out questionnaires and informed consent via google form and do not have bone disease). Results                   : The results of this study showed that the mean length of the femur of male students was bigger than that of female students, the average length of the right femur in males was 44.105 ± 4.372 cm, while in females it was obtained 38.291 ± 2.074 cm and the average length of the femur sinistra in men was 44.098 ± 4.366 cm, while in women it was 38.300 ± 2.110 cm. The results of the analysis of the statistical test Mann-Whittney U found that gender can be determined based on the length of the right femur (p = 0.000) as well as the length of the left femur (p = 0.000). Conclusion: Gender can be determined based on the length of the femur in the Faculty of Medicine, YARSI University class of 2017. Keywords         : Gender, Femur Bone Length



PENDAHULUAN Jenis kelamin merupakan salah satu parameter untuk menetukan identifikasi seseorang. Pada bencana yang melibatkan banyak korban seperti ledakan, kecelakaan pesawat terbang atau kereta api, identifikasi sulit dilakukan dengan cara biasa. Sering kali hanya tersedia potongan tubuh dengan tulang pada bagian tubuh yang tersisa sebagai petunjuk untuk melakukan identifikasi korban ( Gupta, et al. 2014 ). Salah satu cara mengungkapkan identitas seseorang yaitu dengan cara identifikasi melalui kerangka atau tulang belulang ( Budiyanto, et al. 1999 ). Identifikasi jenis kelamin bisa dilakukan berdasarkan panjang tulang tertentu, misalnya os femur. Os femur atau biasa disebut dengan tulang paha tergolong tulang panjang. Os femur menghubungkan antara tubuh bagian panggul dan lutut. Femur merupakan tulang terpanjang dan terkeras yang ada pada tubuh dan dikelompokkan ke dalam ekstremitas bagian bawah. Di sebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulatio coxae dan di bawah dengan tibia dan patella untuk membentuk articulatio genus. Ujung atas femur memiliki caput, collum, trochanter mayor, dan trochanter minor ( Moore, 2010 ). Beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai panjang femur dengan jenis kelamin serta dikaitkan dengan tinggi badan, salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh



Nora M dan M Fajar tahun 2016 di Universitas Malikussaleh



Kabupaten Aceh, didapatkan hasil rata-rata panjang os femur dengan usia ≤ 21 tahun pada subjek penelitian laki-laki yaitu sekitar 47,74 cm dan pada subjek penelitian perempuan yaitu sekitar 38,41 cm, penelitian tersebut dilakukan kepada mahasiswa yang berasal dari suku Aceh asli. Secara kodrati anatomi biologis, perbedaan laki-laki dan perempuan tidak dapat disangkal, namun dipihak lain harus diakui bahwa sangat jelas masing-masing mempunyai keistimewaan (Zuhroni, 2010). Namun, Allah SWT juga menjelaskan



bahwa tolak ukur yang dapat membedakan kemuliaan manusia satu sama lainnya baik perempuan maupun lelaki di sisi Allah adalah ketakwaanya (Pajhohesh, 2012). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Bertujuan untuk menenetukan jenis kelamin berdasarkan panjang tulang femur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2017 dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2017. Pengambilan sample dilakukan dengan cara memberikan google form yang berisi informed consent dan video cara pengukuran panjang tulang femur. Pengukuran dilakukan pada bagian luar kulit menggunakan pita ukur. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Kesimpulan diambil dari hasil google form yang telah diisi oleh masing-masing responden. HASIL Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan usia subjek penelitian Kategori Usia



N



Persentase (%)



19 20 21 22 23 Total



1 48 108 28 4 189



0,5 25,4 57,1 14,8 2,1 100,0



Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa kelompok usia responden pada rentang usia antara 19-23 tahun dengan sebagian besar pada usia 21 tahun sebanyak 108 orang (57,1%).



Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total



N 56 133 189



Persentase (%) 29,6 70,4 100,0



Berdasarkan data tabel 2, dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden lakilaki sebanyak 56 orang (29,6%) dan perempuan sebanyak 133 orang (70,4%). Tabel 3. Distribusi frekuensi panjang tulang femur dextra dan sinistra Femur Dextra Jenis



N



Kelamin



Femur Sinistra



Rata-rata



Std. Deviasi



Rata-rata



Std. Deviasi



(cm)



(cm)



(cm)



(cm)



Laki-laki



56



44,105



4,372



44,098



4,366



Perempuan



133



38,291



2,074



38,300



2,110



Berdasarkan Tabel 3, pada laki-laki yang berjumlah 56 orang didapatkan nilai rata-rata panjang tulang femur dextra sebesar 44,105 ± 4,372 cm dan nilai rata-rata panjang tulang femur sinistra 44,098 ± 4,366 cm. Sedangkan pada perempuan yang berjumlah 133 orang didapatkan nilai rata-rata panjang tulang femur dextra sebesar 38,291 ± 2,074 cm dan nilai rata-rata panjang tulang femur sinistra sebesar 38,300 ± 2,110 cm. Untuk mengetahui distribusi data penelitian normal atau tidak dilakukan uji analisis statistik menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel ≥ 50 orang, dan didapatkan hasil bahwa data berdistribusi tidak normal. Karena data berdistribusi tidak normal maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji statistik Mann-Whitney U untuk melihat hubungan antar variabel.



Tabel 4. Hasil uji normalitas data penelitian Kolmogorov-Smirnov Variabel



Signifikasi (Sig.)



Femur Dextra



0,000



Femur Sinistra



0,000



Pada tabel 4, uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil p = 0,000 dimana p < 0,05 artinya distribusi data tidak normal.



Tabel 5. Hasil uji statistik Mann-Whitney U Variabel



Mann-Whitney U



Z



Asymp. Sig. (2-tailed)



Femur Dextra



873,000



-8,359



0,000



Femur Sinistra



869,000



-8,371



0,000



Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil uji Mann-Whitney U terhadap femur dextra dan femur sinistra menghasilkan nilai probabilitas (sig) = 0,000 dimana p < 0,05 artinya hipotesis dapat diterima. Hal ini menunjukan bahwa jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan panjang tulang femur karena terdapat perbedaan yang bermakna antara panjang tulang femur laki-laki dengan perempuan.



PEMBAHASAN Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata panjang tulang femur laki-laki lebih besar dari pada perempuan, rata-rata panjang tulang femur dextra pada laki-laki sebesar 44,105 ± 4,372 cm, sedangkan pada perempuan didapatkan sebesar 38,291 ± 2,074 cm dan rata-rata panjang tulang femur sinistra pada laki-laki sebesar 44,098 ± 4,366 cm, sedangkan pada perempuan didapatkan sebesar 38,300 ± 2,110



cm. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U, didapatkan nilai p (sig) adalah 0,000 dimana p < 0,05 artinya jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan panjang tulang femur karena terdapat perbedaan yang bermakna antara panjang tulang femur lakilaki dengan perempuan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya mengenai penentuan jenis kelamin berdasarkan panjang tulang femur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2017, dapat disimpulkan bahwa Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan panjang tulang femur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2017. Hal ini menunjukan bahwa laki-laki memiliki tulang femur yang lebih panjang daripada perempuan.



SARAN 1.



Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian serupa dengan populasi yang berbeda dan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penentuan jenis kelamin berdasarkan panjang tulang femur atau tulang panjang yang lain.



2.



Bagi lembaga pendidikan diharapkan untuk menyediakan buku atau jurnal yang lebih lengkap dan bervariasi tentang tulang sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya



3.



Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam bidang antropologi dan kedokteran forensik sebagai dasar untuk menentukan jenis kelamin berdasarkan panjang tulang femur.



DAFTAR PUSTAKA Anthony, L. Mescher. 2012. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Jakarta: EGC. Budiyanto A, Widiatmaka W, Atmaja D.S dkk. 1999. Identifikasi Forensik. Dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FK-UI. 197202. Byers, S.N. 2008. Basics of Human Osteology and Odontology. Introduction to Forensic Anthropology. 3th Edition. Boston. Darmojo dan Martono. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Drake, Richard, Vogl, A.W, Mitchell, A.V.M. 2012.Gray’s Basics Anatomy. Philadelphia : Elsevier Inc. Fauci,S.A, Kasper, L.D., Longo, LD., Braunwald, E., Hauser, L.S., Jameson, L.J, et al. 2008. Harrison’s Principals



Internal Medicine. 17th Edition. USA:



McGraw. Gupta P, Kumar P, Gaharwar A, Ansari H, Hussein M. 2014. Correlation of Percutaneous Length of Tibia with Body Height and Estimation of Stature in Living North Indian Males. India : Sch. J. App. Med. Sci. 2(2D):848-852 Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung: Yrama Widya. Khazanah.



2019.



Adap



Berjalan



Kaki



Menurut



Islam.



Tersedia



https://republika.co.id/berita/puiv88313/adab-berjalan-kaki-menurut-islamseperti-apa. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020



di



Kumar A Dan Nagar M. 2015. Morphometric estimation of cephalic index in north indian populations: Craniometrics Study. Ijsr. 4(4): 1976-82. Macaluso, Jr.P.J., Lucena, J., 2014. Morphological variations of the anterior thoracic skeleton and their forensic significance: radiographic findings in a Spanish autopsy sample. Forensic Science International : 220-241 Mangayun, Novitasari, dkk. 2013. Hubungan Tinggi Badan dengan Panjang Tulang Femur pada Etnis Sangihe di Madidir Ure. Jurnal Kedokteran Universitas Malikussaleh. Maulina, Nora dan Muhammad Fajar. 2016. Estimasi Tinggi Badan berdasarkan Panjang Tulang Femur Perkutan pada Mahasiswa Suku Aceh Universitas Malikussaleh. Jurnal Kedokteran Universitas Malikussaleh. Mesir. 2013. Manusia dalam Al-Qur’an : Memahami terminologi Al-insan Dalam AlQur’an. Tersedia di https://sangpencerah.id/2013/07/manusia-dalam-al-quranmemahami.html. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2020. Moore KL., Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Edisi 1. Jakarta: Hipokrates. Moore K L. 2010. Clinically oriented anatomy 6th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Pajhohesh, Parto. 2012. Persamaan dan Perbedaan Lelaki dan Perempuan. Tersedia di https://hauzahmay.com/2012/04/22/persamaan-dan-perbedaan-lelaki-danperempuan/. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020



Paulsen, F & J. Waschke. 2010. Atlas Anatomi Manusia Sobotta jilid 1, edisi 23. Jakarta: EGC.



Sastroasmoro, s. dan Ismael, s. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-4. Jakarta : Sagung Seto. Scheteingart, David E. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC. Snell, R. S. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Dialih bahasakan oleh Sugarto L. Jakarta : EGC. Sofwan, Ahmad dan Yenni Zulhamidah. 2018. Diktat Vaskularisasi dan Inervasi Extremitas Blok Muskuloskeletal, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Sudoyo, Setiyohadi, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Syaifuddin. 2002. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Syahdrajat, Tantur. 2019. Pandual Penelitian Untuk Skripsi Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Rizky Offset. Tortora, Gerard J dan Bryan Derrickson. 2011. Principles of Anatomy and Physiology. USA : John Wiley and Sons Inc. Zaid, Syekh Bakar Abu. 2002. Perbedaan Yang Wajib Diimani. Tersedia di https://esinislam.com/medialindonesia/modules.php? name=news&file=article&sid=31. Diakses pada tanggal 27 oktober 2020 Zuhroni. 2013. Dasar dan Sumber Syariat Islam Buku Dasar. Bagian Agama Universitas YARSI Jakarta