Neonatus HB 0 (Bab 3 & 4) ) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK BAYI SEHAT DENGAN IMUNISASI HB 0 PADA BY. NY J UMUR 0 HARI DI PMB TINTI HALIPAH Tanggal Pengakajian : 18 Agustus 2020 A. DATA SUBJEKTIF 1. Identitas Bayi a. Nama



: By. Ny. J



b. Umur



: 0 hari



c. Jenis Kelamin : Perempuan Orang Tua



:



a. Nama



: Ny. J



b. Umur



: 26 Tahun



c. Agama



: Islam



d. Pendidikan



: SMP



e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga f. Alamat



: Blok Karang Gayem Utara 4/1



2. Alasan datang/keluhan utama : Ibu belum pulang setelah melahirkan 3. Riwayat Kelahiran a. Tanggal lahir



: 18 Agustus 2020



b. Jenis persalinan



: normal



c. Penolong



: bidan



d. BBL, PB, LK



: 2500 gram, 45 cm, 33 cm



e. Komplikasi



: tidak ada



f. Laktasi



: IMD berhasil



Pukul : 09.00 WIB



4. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengatakan anaknya sehat dan tidak ada keluhan. b. Riwayat kesehatan yang lalu : ibu mengatakan anaknya tidak pernah mengalami penyakit berat seperti kejang demam, diare, gangguan napas, kedinginan dan infeksi. c. Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan didalam keluarga tidak pernah mengalami penyakit, sistemik, menurun dan menular seperti ginjal TBC, malaria, HIV/AIDS 5. Riwayat imunisasi Jenis Imunisasi HB0 BCG Polio DPT-HB-Hib Campak



Pemberian ke/Tanggal pemberian 1 2 3 4 Belum



Keterangan



6. Pola kebutuhan sehari-hari a. Nutrisi



: ibu ASI yang keluar sedikit dan belum diberikan makanan



dan minuman tambahan. b. Eliminasi : ibu mengatakan anaknya baru BAB 1x, belum BAK dan tidak ada mengalami keluhan. c. Istirahat



: ibu mengatakan anaknya masih banyak tidur.



d. Aktivitas : ibu mengatakan anaknya kadang menangis. e. Hygiene



: ibu mengatakan anaknya baru mandi 1x.



7. Data sosial budaya a. Pandangan keluarga terhadap kesehatan : ibu mengatakan tidak ada budaya atau adat istiadat yang merugikan kesehatan. b. Keadaan lingkungan : lingkungan di sekitar rumah bersih,, rumah tidak dipinggir jalan raya sehingga tidak terpapar oleh asap kendaraan, anggota keluarga tidak ada yang merokok. c. Pengasuhan anak : anak diasuh oleh ibu, suami dan keluarga.



8. Data Perkembangan Anak baru bisa menangis, tidur dan sesekali menatap ibu. B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umum : a. Keadaan umum



: Baik



b. Tanda-tanda vital 1) Suhu



: 36,6 °C



2) Denyut Jantung: 138 x/menit 3) Pernapasan



: 43 x/menit



c. Antropometri 1) PB



: 45 cm



2) BB



: 2500 gram



2. Pemeriksaan fisik (head to toe) a. Kepala 1) Rambut



: bersih, distribusi merata, rambut berwarna hitam



2) Muka



: Simetris



3) Mata



: Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada tanda infeksi



4) Hidung



: Lubang hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung



5) Mulut



: Bibir simetris, tidak ada labioskisis, palatoskisis, maupun labiopalatoskisis.



6) Telinga



: Simetris, ada lubang telinga, daun telinga sudah terbentuk sempurna, pendengaran baik



b. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis, maupun kelenjar tyroid, tidak ada trauma c. Dada Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara wheezing d. Abdomen



Simetris, normal, tidak ada kelainan, tidak ada benjolan. e. Ekstremitas 1) Atas Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan. 2) Bawah Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan, garis-garis plantar kaki sudah ada f. Genetalia Labia mayora menutupi labia minora dan tidak ada kelainan g. Anus Ada lubang anus h. Punggung Normal, tidak ada spina bifida, tidak ada pembengkakan i. Kulit Warna kemerahan, tidak mengelupas, lembab, hangat C. ANALISIS DATA 1. Diagnosa Kebidanan By. Ny J 0 hari bayi sehat dengan imunisasi HB 0. 2. Masalah Tidak Ada D. PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa anaknya dalam keadaan sehat. Rasionalisasi : Mengetahui kondisi pasien merupakan salah satu hak pasien yang harus diberikan oleh tenaga ksehatan sesuai dengan Permenkes. Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui keadaan anaknya dan terlihat senang karena anaknya sehat. 2. Memberitahu ibu untuk menjelaskan kepada ibu manfaat dan efek imunisasi Hb 0.



Rasionalisasi : Semua bayi harus menerima dosis pertama vaksin hepatitis B mereka sesegera mungkin setelah lahir, dalam waktu 24 jam. Evaluasi : ibu mengerti manfaat dari pemberian imunisasi Hb 0 3. Menyuntikkan imunisasi Hb 0 pada paha anterior kanan Rasionalisasi : Imunisasi Hb 0 merupakan salah satu upaya preventif pemerintah mencegah kejadian infeksi virus hepatitis B Pembimbing Lahan,



Mahasiswa



Tinti Halipah, SST., M.Kes



Dinda Nopita Sari NIM. P27224019222



Pembimbing Akademik,



Dewi Susilowati S.SiT,M.kes NIP. 19800713 200501 2 001 Evaluasi : imunisasi Hb 0 disuntikkan pada paha anterior kanan secara IM 0,5 ml. 4. Menganjurkan ibu untuk imunisasi anaknya setelah berumur 1 bulan yaitu BCG. Rasionalisasi : Salah satu upaya preventif pemerintah mencegah kejadian TB (cakupan di atas 90%). Evaluasi : ibu bersedia mengimunisasi anaknya setelah berumur 1 bulan yaitu BCG



BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan uraian asuhan dan pengakjian serta pemeriksaan yang telah dilakukan pada Bayi Ny. J usia 0 hari di PMB Hj. Ade M, S. ST dapat di tegakkan diagnose yaitu Bayi Ny. J 0 hari bayi sehat dengan imunisasi Hb 0. Sebelum dilakukan penyuntikan imunisasi Hb 0 maka anak di kaji dulu status kesehatan nya apakah sedang demam, infeksi, atau tredapat gangguan napas, karena pada Bayi Ny. J tidak terdapat gejala atau tanda kontra indikasi imunisasi Hb 0 maka anak dapat diberikan imunisasi. Imunisasi Hb 0 merupakan salah satu upaya preventif pemerintah mencegah kejadian infeksi virus hepatitis B. Prevalensi penyakit hepatitis di Indonesia Menurut tim Hepatitis Nasional berkisar 5- 20 % pada negara dengan endemis sedang sampai tinggi.Pada ibu hamil mengidap hepatitis/carier sebanyak 3-8 % dan 45.9 % bayi tertular saat lahir dari ibu pengidap Hepatitis B. Himbauan dari WHO bahwa sejak tahun 1997 semua negara yang berpotensi sebagai endemi virus Hepatitis memasukkan imunisasi Hepatitis.B dalam Imunisasi rutin (Satgas Imunisasi IDAI, 2002). Bagian tubuh yang memungkinkan terjadinya penularan pada penyakit Hepatitis B adalah melalui darah, produk darah, air ludah, cairan amniotik, semen, cairan vagina, dan bagian tubuh lain yang berisi darah. Penularan pada ibu terhadap bayinya yang HbsAg nya negatif maupun positif sebanyak lebih dari 70%. Kekebalan terjadi apabila bayi mendapat anti HbsAg (Anti-HBs) yang dapat dilakukan dengan pemberian Imunisasi Hep.B. Semakin dininya pemberian imunisasi maka semakin tinggi tingkat ketahanan bayi terhadap pajanan virus Hepatitis tersebut yang masa inkubasinya berlangsung selama 45180 hari (Chin James alih bahasa Kandun.N, 2009). Upaya pencegahan Hepatitis virus Imunisasi HB.0 yang diberikan pada bayi berumur 0-7 hari diharapkan dapat mencegah bayi penyakit berbahaya tersebut.Program Imunisasi HB.0 di Indonesia dimulai sejak tahun 2002 dimana Imunisasi diberikan dengan menggunakan Vaksin Hepatitis Uni-ject dispossible 0,5 ml/IM (Departemen



Kesehatan RI, Pedoman Penggunaan Uniject Hep.B, direktorat Jendral P2M & PL ,2002). Pemberian imunisasi Hepatitis B di Indonesia mulai tahun 1997 menjadi program imunisasi rutin sebanyak 3 kali dengan penyuntikan pertama pada bayi berumur



3



bulan.



Mengacu



pada



surat



keputusan



MenKes



No.



168/MENKES/I/2003 tentang Perubahan Tehnis Imunisasi Hepatitis B, diberikan pada bayi umur 0-7 hari, dengan menggunakan prefilled syringe (uniject HB) yaitu alat suntik sekali pakai yang sudah steril dan sudah diisi vaksin Hepatitris B (Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penggunaan Uniject Hep.B, direktorat Jendral P2M & PL , 2002). Setelah penyuntikan vaksin Hb 0, bayi biasanya akan rewel atau menangis beberapa saat akibat nyeri pada bekas suntikan. Penelitian yang berjudul Skinto-Skin Contact Diminishes Pain From Hepatitis B Vaccine Injection in Healthy Full-Term Neonates tahun 2013 oleh Raouth Kostandy, Gene C. Anderson, dan Marion Good,menggunakan desain Randomized controlled trial (RCT) diperoleh kesimpulan bahwa Skin to Skin Contact (SSC) dapat mengurangi rasa nyeri pada BBL setelah injeksi vaksin Hepatitis B. Neonatus Skin to Skin Contact lebih sedikit menangis dibandingkan dengan kontrol (23 vs 32 detik selama injeksi; 16 vs 72 detik selama pemulihan), mencapai behavioral state (BSts) yang lebih tenang lebih cepat ( M = 2,8 vs M = 6,5 titik waktu), dan cenderung mengarah ke penurunan detak jantung yang lebih cepat. Skin to Skin Contact seperti yang dijelaskan aman dan efektif dan layak untuk diuji lebih lanjut.