18 0 2 MB
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang pesat merupakan faktor utama dalam mempengaruhi kemajuan dunia industri. Seluruh kebutuhan hidup yang di butuhkan baik kebutuhan primer, skunder, maupun hasil industri yang tidak lepas dari teknologi yang di terapkan pada dunia industri. Di berbagai belahan dunia terdapat berbagai industri dari taraf nasional sampai dengan taraf internasional. Oleh karena itu, setiap Universitas menetapkan mata kuliah kerja praktik (magang industri) di beberapa fakultas yang bersangkutan agar mahasiswa dapat mengenal lingkungan kerja sebelum memasuki dunia kerja. Selain itu, dengan adanya kerja praktik (magang industri), mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan akademis atau disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam dunia kerja. Kerja Praktik (Magang Industri) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa baik di perusahaan maupun masyarakat untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh dengan mendalami bidang ilmu tertentu untuk meningkatkan keterampilan, etika pekerjaan, disiplin dan tanggung jawab. Pemagang memlilih PT Krakatau Bandar Samudera sebagai tempat untuk melakukan Kerja Praktik. PT Krakatau Bandar Samudera sebagai Badan Usaha Pelabuhan yang terletak di Jalan May. Jend. S Parman Km 13, Kec Cilegon, Banten. PT Krakatau Bandar Samudera memperkenalkan Pelabuhan Cigading sebagai pintu gerbang menuju keunggulan kompetitif regional dan global. Pelabuhan Cigading, sebagai pelabuhan terdalam di indonesia disiapkan untuk menangani segala jenis cargo baik curah kering, curah cair maupun container. Sejalan dengan meningkatnya kegiatan eksport import barang melalui laut, maka sarana dan prasarana terus dikembangkan, meliputi: (1) dermaga, (2) ship unloader (crane), (3) conveyor, dan (4) pergudangan. Oleh karena itu PT Karakatau Bandar Samudera membutuhkan divisi
1
preventive maintenance untuk mengcek mesin-mesin pada crane dan konveyor agar proses bongkar muat berjalan dengan lancer. Alasan pemagang ditempatkan pada divisi maintenance dikarenakan untuk menyesuaikan dengan latar belakang jurusan/program studi yang diambil oleh Pemagang. Kegiatan inti pada divisi maintenance berhubungan dengan mesin yaitu memeriksa mesin pada crane dan konveyor Agar mesin beroprasi dengan baik. Crane dan Conveyor dalam suatu industri, terutama pada industri bongkar muat, merupakan salah satu tool yang sangat vital. Crane dan Conveyor merupakan alat berat yang digunakan untuk memindahkan barang dari kapal atau tongkang ke dalam hopper. Alasan pemagang mengambil judul patahnya shaft gantry pada crane PHC dikarenakan shaft adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Shaft bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya (Josep Edward Shigley, 1983). Apabila shaft patah atau terjadi kerusakan akan menghambat pekerjaan karena running wheel tidak bisa berputar dan jika running wheel tidak dapat berputar maka hopper tidak bisa bergerak, sehingga pembongkaran terganggu dan jika pembongkaran terhambat itu dikenakan denda vinansial, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. B. TUJUAN Adapun tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan kerja praktik ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Bersifat Umum Adapun tujuan yang bersifat umum yaitu meliputi: a. Diketahuinya
gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan di
perusahaan atau di institusi tempat kerja praktik berlangsung. b. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menjalani perkuliahan.
2
c. Meningkatkan keahlian dan daya kreatifitas mahasiswa. d. Melatih kemampuan dan kepekaan mahasiswa untuk mencari solusi masalah yang dihadapi di dalam dunia industri atau dunia kerja. 2. Tujuan Bersifat Khusus Adapun tujuan yang bersifat khusus yaitu meliputi : a. Mengetahui penyebab patanya pada shaft gantry crane PHC b. Mengetahui secara langsung proses operasional pada suatu industry c. Menanamkan sikap profesionalisme pada mahasiswa agar nantinya siap untuk terjun ke dunia industry d. Mengatahui cara perawatan mesin yang ada di PT.Krakatau Bandar Samudera e. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan ke dunia kerja/industri. C. Manfaat Kerja Praktek 1. Bagi Mahasiswa Adapun manfaat kerja praktek bagi mahasiswa yaitu meliputi: a. Menambah pengalaman bagi mahasiswa mengenai dunia kerja secara nyata. b. Mahasiswa dapat menggali wawasan, pengalaman dan ketrampilan di tempat kerja praktek. c. Sebagai bahan perbandingan antara teori dan praktek yang didapatkan di bangku kuliah dengan aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. d. Mahasiswa dapat melatih diri dalam hal kedisiplinan, semangat kerja dan hubungan kerja, sekaligus kepercayaan diri sebelum memasuki dunia kerja.
2. Bagi Universitas Adapun manfaat kerja praktek bagi universitas yaitu meliputi:
3
a. Langkah awal terciptanya hubungan kerja sama antar universitas dengan perusahaan. b. Memperoleh gambaran nyata perusahaan sebagai bahan informasi untuk mengembangkan kurikulum. c. Tolak ukur sejauh mana ilmu pengetahuan yang diserap mahasiswa di perkuliahan. 3. Bagi Perusahaan Adapun manfaat kerja praktek bagi perusahaan yaitu meliputi : a. Wujud peran serta perusahaan yang nyata dalam bidang pendidikan. b. Tidak menutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa yang bersifat membangun yang dapat menyempurnakan system yang ada. D. Ruang Lingkup Penulisan Laporan Ruang lingkup dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah mengenai operasional bongkar muat di PT. Krakatau Bandar Samudera serta adanya penambahan beberapa tugas khusus dan permasalahan yang ada dalam proses bongkar muat di PT. Krakatau Bandar Samudera. Fokus pada permasalahan laporan ini adalah mengetahui faktor penyebab terjadi patahnya shaft gantry crane PHC (Portal Harbour Crane). E. Batasan Masalah Sesuai dengan judul laporan Kerja Praktek, penulis membatasi permasalahan pada kerusakan shaft gantry crane PHC, sebagai berikut : 1. Penyebab rusaknya shaft gentry crane PHC. 2. Analisa penyebab rusaknya shaft gentry crane PHC.
F. Waktu dan Tempat Kegiatan Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan penulis adalah: Waktu : 18 Juli – 30 Agustus 2016 selama (40 Hari)
4
Tempat : Bagian Preventive Maintenance PT. Krakatau Bandar Samudera Almat : Jl. Raya Merak Km 3, Cilegon - Banten, 42435 - Indonesia Telp.(0254)311121 G. Metode Kerja Praktek Metode laporan kerja praktek menggunakan metode wawancara, observasi dan studi pustaka. 1. Wawancara Wawancara dilakukan kepada pembimbing lapangan yaitu ibu Hasma dan team mekanik preventive maintenance serta tenaga ahli lainya. wawancara bertujuan untuk mengetahui penyebab dari kerusakan shaft gantry yang ditemui di lapangan, diharapkan dapat memperoleh solusi masalah
melalui
metode
analisis
penyebab
dan
faktor
yang
mempengaruhinya. 2. Observasi Observasi dilakukan secara langsung, ketika terjadinya kerusakan dengan menggali informasi dari semua pihak yang terlibat. Observasi dilakukan agar penulis dapat memahami faktor penyebab dengan melihat secara langsung dan membandingkan dengan data spesifikasi serta SOP yang dilakukan.. Sehingga mendapatkan solusi agar shaft gantry dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana aplikasi teknologi yang digunakan oleh perusahaan dan membandingkannya dengan ilmu yang didapat pada perguruan tinggi.
3. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari penelitian dan membandingkan pernyataan dan pendapat para ahli seperti
5
Kegiatan perawatan ditujukan untuk meyakinkan bahwa aset fisik yang dimiliki dapat terus berlanjut memenuhi apa yang diinginkan oleh pengguna (user) terhadap fungsi yang dijalankan oleh aset tersebut (Moubray, 1997). Perawatan merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan keandalan suatu sistem (Aggarwal, 1993). Dan shaft adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Shaft bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya (Josep Edward Shigley, 1983). Dengan kerusakan pada shaft gantry guna mendapatkan solusi yang relevan, dengan penelusuran ke dokumen center Divisi Perawatan, Website PT. Krakatau Bandar Samudera, pencarian buku-buku teks kuliah mahasiswa.
6
BAB II PROFIL INDUSTRI A. Sejarah Singkat PT. Krakatau Bandar Samudera Pelabuhan Cigading didirikan untuk menyediakan fasilitas bongkar muat untuk semua bahan baku, produk, dan suku cadang Krakatau Steel Company (KSC). Pada tahun 1970, Pemerintah Indonesia menunjuk Pertamina untuk mengambil alih operasional dengan nama asli Pabrik Baja Trikora dan pada saat itu didirikan KSC. KSC segera mulai pembukaan lahan untuk memperluas fasilitas untuk memproduksi bilet, spons dan bahan lainnya.Pada tahun 1975 Pemerintah Indonesia melalui Menteri Industri mengambil alih pengoperasian KSC karena kesulitan keuangan yang sedang dialami oleh Pertamina. Sebuah rencana strategis terpadu dikembangkan dan diimplementasikan untuk mengembangkan PT. Krakatau Foundry dan Rolling Mill membuat KSC menjadi pabrik baja terintegrasi terbesar di Asia Tenggara pada saat itu.
Gambar 1. Logo PT. Krakatau Bandar Samudera
Pada tahun yang sama, PT. Krakatau Steel mulai membangun tambatan pelet pertama dengan panjang 300 meter dan apron seluas 33 meter. Dermaga ini di bangun untuk menampung kapal 50.000 DWT (Dead Weight Ton) yang diresmikan oleh Presiden pada tahun 1997. Pembangunan 270 meter dermaga spongs diikuti penyelesaian dermaga pelet. dermaga ini juga untuk menampung 50.000 kapal. Pabrik bar mill mulai produksi pada periode yang sama. Sebuah dermaga untuk tongkang selesai pada tahun 1984, dan pada
7
tahun 1990 sebuah dermaga tambahan pelet dibangun dengan memperluas sebuah dermaga yang ada 285 meter tambahan dengan apron seluas 25,2 meter. Ini dermaga terbaru, telah selesai pada tahun 1992 dan mampu menampung kapal 70.000 DWT. Pada Februari 1995, pembangunan dermaga untuk baja scrap dimulai. Pada tahun 1997 dermaga itu selesai dengan panjang 240 meter. Pada tahun 1996, PT. Krakatau Steel merilis manajemen Pelabuhan Cigading untuk anak perusahaannya bernama PT. Krakatau Bandar Samudera.Ini adalah bagian dari strategi restrukturisasi yang dibuat oleh PT. Krakatau
Steel
untuk
mengoperasikan
Pelabuhan
Cigading
dengan
profesional.
B. Tata Letak Pabrik Lokasi Pelabuhan Cigading terletak pada di Selat Sunda - Banten Indonesia, dengan posisi geografis. Lokasi PT Krakatau Bandar Samudera dapat dilihat pada Gambar 2 sedangkan Peta PT Krakatau Bandar Samudera dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Lokasi PT. Krakatau Bandar Samudera Sumber: maps.google.com
8
Gambar 3. Peta PT. Krakatau Bandar Samudera Sumber: maps.google.com PT. Krakatau Bandar Samudera beroperasi di Pulau Jawa Popinsi Banten Kota Cilegon yang lebih tepatnya adalah: Alamat
: Jalan Mayjend S Parman km 13, Cilegon 42445.
Posisi Geografis
: 06-00’-50” South Latitude, 105-57’-15” East Longitude
Adapun perkantoran PT Krakatau Bandar Samudera dapat dilihat pada Gambar 4. berikut
Gambar 4. Perkantoran Perusahaan Sumber : Dokumen PT. Krakatau Bandar Samudera
9
Dari Gambar 4. dapat dilihat bahwa perkantoran PT Krakatau Bandar Samudera terdiri dari empat gedung yaitu gedung utama, gedung keuangan, gedung pemasaran dan gedung perawatan. Dengan jumlah gudang sebanyak 5 gudang yaitu gudang A, gudang B, gudang C, gudang D dan gudang E. Gudang E merupakan gudang terbuka untuk penyimpanan curah seperti jagung, gula dan lain-lain. Sedangkan selain gudang E merupakan gudang tertutup atau gudang spare part. Untuk denah perkantoran divisi pengadaan dapat dilihat pada Gambar C. Utilitas dan Lingkungan Perusahaan Dalam melakukan kegiatannya, perusahaan memerlukan berbagai utilitas untuk menunjang kegiatan di perusahaan. Adapun utilitas yang ada pada perusahaan ini diantaranya : 1. Listrik Penyediaan listrik untuk PT Krakatau Bandar Samudera berasal dari PT Krakatau Daya Listik dengan pasokan listik sebesar 20 KV (kilovolt). Kegiatan yang berlangsung 8 jam menyebabkan kebutuhan listrik untuk kegiatan perusahaan harus tersedia. 2. Air Air yang digunakan berasal dari PT Krakatau Tirta Industri dengan pasokan lasir sebesar 20.000 m3 setiap bulannya. Pelabuhan Cigading menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti: workshop, mesin bagging , alat berat, hopper truck, timbangan, pasokan air dengan kapasitas 2.000 Liter/detik, pembangkit listrik 400 MW, telekomunikasi, internet, dll. Lebih dari 300 Dump Truck siap melayani dalam transportasi internal atau untuk mendukung pelabuhan ke pintu layanan. Akses mudah ke jalan tol atau jalan kereta api sangat memungkinkan. Adapun sarana penunjang kegiatan perusahaan seperti:
10
a. Komputer Komputer berguna sebagai penunjang kegiatan yang ada di dalam perusahaan, agar kegiatan perkantoran dapat berjalan semaksimal mungkin. b. Internet Internet ini sebagai alat penunjang perusahaan, agar dapat memudahkan mendapatkan informasi dari luar. c. AC (Air Conditioner) Penyediaan AC dalam Ruangan perkantoran, agar karyawan merasa nyaman dalam menjalankan aktifitasnya dalam perusahaan. d. Telepon Pesawat telepon sebagai alat komunikasi perusahaan kepada konsumen maupun relasi perusahaan. Lingkungan perusahaan memiliki lahan 1,5 hektar yang terdiri dari 4 gedung perkantoran yaitu gedung keuangan, komersil, utama dan gedung perawatan. Kawasan industri tepi pantai seluas 246 Ha memiliki akses langsung ke pelabuhan Cigading, serta terintegrasi dengan kawasan industri milik PT KIEC seluas 700 ha. Daerah ini cocok untuk industri kimia, pengolahan terminal cair, tangki penyimpanan, semen, atau industri berat lainnya. Lingkungan Eksternal perusahaan yang berpengaruh langsung terhadap kegiatan perusahaan yaitu, pemasok atau supplier yang sudah ada ikatan kerja sama dengan perusahaan dalam bongkar muat barang. Teknologi yang digunakan dapat dikatakan sudah baik karena beberapa sudah menggunakan sistem informasi dan sensor pada pintu ruangan agar tetap terjaga keamanan dan kenyamanan dari kasyawan. Selain itu juga, proses kerja yang dilakukan sudah menggunakan komputerisasi. Sedangkan untuk lingkungan internal perusahaan yaitu tenaga kerja, peralatan dan mesin, pemodalan, sistem informasi dan administrasi. Tenaga kerja merupakan asset yang sangat penting dan merupakan partner utama dalam mencapai Visi dan Misi perusahaan. Oleh karena itu, KBS melaksanakan
11
secara teratur program pelatihan keterampilan, pengetahuan dan pembangunan karakter yang mengacu pada Nilai Perusahaan I-CIRI (Intact sincerity, Competence, Reliability and Innovation). Seluruh karyawan, manajemen dan sistem operasi dalam menjalankan aktivitas perusahaan mengacu pada penerapan prinsip Good
Corporate
Governance
(GCG),
yaitu
Transparansi,
Akuntabilitas, Responsibilitas, Indipendensi dan Kewajaran. Kami percaya bahwa dengan menerapkan prinsip GCG secara konsisten, KBS akan tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan dalam menghadapi tantangan lingkungan usaha. Selain itu juga perusahaan ini menyediakan ntuk bongkar muat banyak kargo dari dan atau ke kapal, perusahaan ini mempunyai 4 unit crane untuk bongkar kapal dengan tingkat muat lebih dari 30.000 ton / hari dari besi pelet. Hal ini dapat digunakan untuk penanganan barang curah kering juga dan menyediakan satu crane serbaguna memiliki kapasitas muat 30 ton untuk bongkar atau muat barang curah kering, peti kemas, dan kargo umum seperti produk baja, pellet plastik, papan gipsum dan lain-lain. D. Struktur Organisasi PT. Krakatau Bandar Samudera adalah suatu BUMN yang dikelola oleh badan pengelola industri strategis dan bernaung di bawah menteri BUMN, PT. Krakatau Bandar Samudera (PT. KBS) dipimpin oleh seorang direktur utama yang bertugas mengelola perusahaan berupa fasilitas produksi bongkar muat dan tenaga kerja.
Di dalam pelaksanaannya, Direktur Utama PT. KBS dibantu oleh tiga Direktorat yaitu : 1. Direktorat Operasional 12
Bertugas merumuskan hasil dari komersial/pemasaran di PT. Krakatau Bandar Samudera. 2. Direktorat Pengembangan Usaha& Pemasaran Bertugas
merencanakan,
merumuskan
area
pemasaran,
dan
mengembangkan pelabuhan yang ada di PT.Krakatau Bandar Samudera. 3. Direktorat Keuangan& Sumber Daya Manuasia Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijakan bidang keuanganserta sumber daya tenaga kerja di PT. Krakatau Bandar Samudera. Masing–masing Direktorat di dalam melaksanakan aktivitasnya dibantu oleh Sub-sub direktorat yang membawahi langsung beberapa divisi. (Terlampir di halaman 1 )
D. Kepegawaian dan Kesejahteraan Karyawan 1. Status Karyawan
13
Dalam organisasi perusahaan PT. Krakatau Bandar Samudera dikenal dua status karyawan yaitu: a.
Karyawan Organik Yaitu Karyawan yang diangkat sebagai karyawan tetap oleh PT. Krakatau Bandar Samudera setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.
b. Karyawan Non-organik Yaitu kaaryawan yang diangkat dalam jangka/periode tertentu yang juga disebut sebagai karyawan kontrak, karyawan lepas. 2. Sistem Kerja Dalam upaya untuk mencapai target yang diinginkan, maka perusahaan harus beroperasi secara maksimal dan terus menerus, untuk itu PT. Krakatau Bandar Samudera menyusun waktu kerja untuk karyawan, yaitu : a. Karyawan Non-shift. Waktu kerja per hari 8 jam atau 40 jam per minggu, dengan waktu istirahat selama 60 menit. Tabel 1. Jadwal Karyawan Non-shift Hari Senin – Kamis Jum’at
Waktu 08.00 - 16.30 8.0 – 17.00
Istirahat Keterangan 12.00 – 13.00 Jadi untuk karyawan 11.30 - 13.00 non-shift, jam kerja efektif dalam satu minggu adalah 40 jam dan 5 hari kerja dari senin sampai jum’at, sedangkan hari sabtu minggu libur
b.
Karyawan Shift. Waktu kerja diatur secara bergiliran selama 24 jam dengan pembagian waktu kerja 3 shift. Masing – masing shift bekerja
14
selama 8 jam dengan sistem kerja dilakukan 4 group shift, dimana 3 group shift bekerja selama 24 jam dan 1 group shift libur. Shift I
: Pukul 22.00 – 06.00
Shift II
: Pukul 06.00 – 14.00
Shift III : Pukul 14.00 – 22.00 PT. Krakatau Bandar Samudera telah menetapkan suatu cuti tahunan selama 12 hari waktu kerja, cuti besar 30 hari kalender yang diambil setiap 4 tahun sekali, dan dari cuti tersebut karyawan mendapatkan bantuan uang cuti masing – masing 100% gaji untuk cuti tahunan, sedangkan 200% untuk cuti besar
BAB III KEGIATAN KEAHLIAN
A. Kegiatan Industri 15
Jadwal pelaksanaan magang industri di PT. Krakatau Bandar Samudera pada divisi pengadaan dilakukan selama 40 hari kerja terhitung mulai tanggal 18 juli 2016 sampai 2 September 2016. Dalam satu minggu terdapat lima hari kerja dengan 8 jam kerja perharinya. Berikut ini merupakan jadwal kegiatan magang yang dilakukan di PT. Krakatau Bandar Samudera : Tanggal Pelaksanaan
: 18 Agustus 2016 s.d 02 September 2016.
Waktu
: 08.00 WIB s.d 16.30 WIB (Senin – Kamis).
08.00 WIB s.d 17.00 WIB (Jum,at) Adapun jadwal magang industri dapat dilihat pada lampiran
B. Proses Jasa Selain kegiatan bongkar muat, PT. KBS juga melayani kegiatan jasa, antara lain: 1. Jasa Bongkar Muat Konsep layanan yang dilakukan oleh PT. Krakatau Bandar Samudera adalah untuk melayani pelanggan dengan konsep cepat, efisien, bersih, rapi, terjamin, dan aman.KBS telah berpengalaman selama sepuluh tahun lebih untuk bongkar muat kargo dari dan atau ke kapal. Kami memiliki 9 unit crane untuk bongkar muatan dengan discharging rate lebih dari 30.000 ton/hari untuk penanganan steel produk, barang curah kering, dan fertilizer.
2. Jasa Logistik Konsep Layanan: Untuk melayani pelanggan dengan konsep: cepat, efisien, bersih, rapi, terjamin, dan aman. Untuk memuaskan pelanggan
kami,
Manajemen
Pelabuhan
Cigading
memperluas
pelayanannya dalam bidang logistik. Kegiatan sepenuhnya dikelola oleh
16
KBS digabungkan dengan mitra strategis di sekitar Banten dan Jakarta. Kegiatan adalah: a. b. c. d. e.
Memberikan pelayanan dalam vessel agency Menyediakan layanan dalam custom clearance document Menyediakan layanan bongkar muat Menyediakan layanan dalam Transportasi Menyediakan layanan dalam Manajemen Gudang. Manfaat yang dapat diperoleh oleh pelanggan adalah: (1) Meminimalkan pelanggan
(3)
biaya.
(2)
Pelayanan
Memberikan Terpadu
keuntungan
dalam
semua
kepada kegiatan
penanganan :trucking, timbangan, A2B, kereta Api. 3. Jasa Tambat Jasa tambat merupakan jasa pelayanan yang telah disediakan oleh PT. KBS untuk menambatkan kapal pada dermaga. Untuk semua jenis kapal yang bersandar di pelabuhan Cigading, akan dikenakan port facility berupa jasa tambat yang besarannya ditetapkan oleh pemerintah.
4. Jasa Pendukung Fasilitas Pendukung Pelabuhan Cigading menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti: workshop, mesin bagging, alat berat, hopper truk, timbangan, pasokan air dengan kapasitas 2.000L/detik, pembangkit listrik 400 MW, telekomunikasi, internet dll. Lebih dari 300 Dump Truck siap melayani dalam transportasi internal atau untuk mendukung pelabuhan ke pintu layanan. Akses mudah ke jalan tol atau jalan kereta api sangat memungkinkan. Untuk menjamin kepuasan pelanggan, KBS menyediakan layanan internet dasar, yang disebut dengan VESSA (Aplikasi Penjadwalan Kapal). Dengan fasilitas ini, Nasabah dapat melakukan pemesanan jadwal kapal atau pemantauan bongkar muat aktivitas di pelabuhan Cigading melalui internet. Pelayanan: Bongkar
17
Muat Pelabuhan ini memiliki 4 unit crane untuk bongkar kapal dengan tingkat muat lebih dari 30.000 ton / hari dari besi pelet. Hal ini dapat digunakan untuk penanganan barang dan curah kering. Secara garis besarnya jasa pendukung merupakan jasa-jasa yang disediakan oleh PT. KBS yang digunakan untuk mendukung kegiatan kepelabuhanan. Jasa-jasa tersebut adalah: a. b. c. d.
Penyewaan gudang dan lahan Handling dan Haullaging Workshop Pengisian air bersih dan BBM.
5. Jasa Alat Bongkar Muat Merupakan jasa pelayanan yang telah disediakan oleh PT. KBS untuk menyediakan alat demi kebutuhan dalam melakukan bongkar muat barang pada kapal. PT. Krakatau Bandar Samudera memiliki alat bongkar muat yang memadai dengan tingkat produktivitas yang tinggi untuk mendukung kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan.Crane kami menggunakan sistem alat kontrol otomatis sehingga pembongkaran kargo berjalan lebih optimal.
Tabel 2. data bongkar muat No 1.
3. 4.
Nama kapal Mv Ocean Phonix
Coal
Mv Shinline Mv
Semen In Bag Coal
Cargo
Tanggal Complete Commenced 9/1/16 6:30 9/3/16 2:10 AM
Timbangan 32948.64 ton
PT.Krakatau Pasco
9/2/16 4:50 1/0/00 PM 12:00 9/11/16 11:10 9//11/16
5200 ton
PT Cemindo
6724.72
PT.Krakatau
18
pemilik
5.
Helena Mv New Coal General
AM 9/20/16 PM
11:35 6:00 9/20/16 6:20 33317.28
Pasco PT.Krakatau Pasco
1. Jasa Tunda Merupakan jasa pelayanan yang telah disediakan oleh PT. KBS untuk menyandarkan kapal pada dermaga dengan menggunakan kapal pendorong (Tug Boat).Untuk menyandarkan kapal, selain menggunakan Tug Boat, pihak KBS juga menyiapkan jasa pandu untuk membantu dalam menavigasi penyandaran kapal.
2. Jasa Stevedoring Kami juga berpengalaman dalam kegiatan bongkar muat muatan kapal karena didukung oleh tenaga kerja yang ahli, profesional, dan bersitifikat. Dengan discarging rate yang tinggi sehingga proses bongkar muat dapat selesai tepat waktu.
B. Pembahasan
Umum
dan
Pembahasan
Kegiatan
Bagian
Preventive Maintenance 1. Divisi Perawatan Salah satu bagian dari Sub Direktorat Operasi Kepelabuhan .Terdiri atas 3 Bidang/Dinas, yaitu: a. Bidang/dinas perencanaan peralatan pelabuhan 19
Bidang/dinas perencanaan perawatan pelabuhan meliputi beberapa bagian/seksi: perencanaan mekanik cigading 1 dan 2, perencanaan elektrik cigading 1 dan 2, dan preventive maintenance cigading 1 dan 2 yang masing-masing dikepalai oleh kepala bagian/ kepala seksi. b. Bidang/dinas elektrik Bidang/dinas
elektrik
membawahi
bagian
perawatan elektrik cigading 1 dan cigading 2 yang dikepalai oleh masing-masing kepala bagian/kepala seksi.
c. Bidang/dinas mekanik Bidang
mekanik
membawahi
bagian
mekanik
cigading 1 dan cigading 2 yaitu dikepalai oleh masingmasing kepala bagian/kepala seksi.
2. Pembahasan Kegiatan Bagian Preventive Maintenance Kerja praktek ini penempatannya sesuai dengan jurusan dari perkuliahan, yaitu di Divisi Perawatan, bidang perencanaan perawatan pelabuhan, bagian preventive maintenance. Bagian Preventive Maintenance terdiri atas : 20
Preventive Mekanik, Preventive Elektrik dan Preventive Dermaga (civil). Kegiatan
perawatan
bahwa aset fisik
ditujukan
untuk
meyakinkan
yang dimiliki dapat terus berlanjut
memenuhi apa yang diinginkan oleh pengguna (user) terhadap fungsi
yang dijalankan oleh
aset tersebut
(Moubray, 1997). Perawatan merupakan salah satu cara efektif
untuk
(Aggarwal,
meningkatkan
1993).
Kegiatan
keandalan tersebut
suatu
sistem
dapat
bersifat
terencana (planned) dan tidak terencana (unplanned). Hanya ada satu bentuk kegiatan perawatan yang tidak terencana
yakni
breakdown
maintenance,
dimana
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan. Sistem perawatan ini tidak melakukan kegiatan perawatan apapun sebelum kerusakan terjadi. Sedangkan planned perawatan
terbagi
atas
dua
bagian
utama
yakni
preventive (scheduled) dan corrective (unscheduled. Preventive
maintenance
adalah
kegiatan
pemeliharaan dimana dilakukan pencegahan terjadinya kerusakan mesin dengan melakukan pemeriksaan secara berkala baik itu daily, weekly, monthly, quarterly dan yearly atau sesuai Schedule Preventive. Hal ini dilakukan oleh
Bagian
Preventive
Maintenance.
Namun
seiring
dengan berjalannya waktu, bukan hanya pemeriksaan yang dilakukan oleh preventive maintenance tapi juga langsung melakukan perbaikan bila dijumpai kerusakan di lapangan pada waktu dilakukan pemeriksaan, misalnya pengencangan baut, pembersihan, lubrikasi dan hal-hal
21
lain yang tidak membutuhkan alat-alat ukuran besar dalam perbaikannya. Kegiatan maintenance (perawatan) secara garis besar dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin/peralatan yang digunakan untuk kegiatan produksi terlalu cepat, selain itu kegiatan perawatan haruslah memiliki kriteria efektif, efisien, serta berbiaya rendah. Berikut ini beberapa tujuan kegiatan perawatan, antara lain memperpanjang usia pakai dari mesin/peralatan, menjaga fungsi dari mesin/peralatan agar tetap baik, menjamin ketersediaan optimum mesin/peralatan, menjamin kesiapan operasional mesin/peralatan,
mengurangi
mesin/peralatan,
waktu
downtime
memaksimalkan
dari
ketersediaan
(availability), menjamin keselamatan user mesin/peralatan tersebut, serta menjamin kepuasan pelanggan (Wati, 2009). Salah satu tujuan dilakukannya Preventive Maintenance di Divisi Perawatan
adalah
untuk
mencegah
terjadinya
kerusakan
pada
fasilitas/peralatan-peralatan baik di area Cigading 1 maupun yang ada di Cigading 2 dan untuk mempertahankan kinerja peralatan-peralatan tersebut secara optimal sesuai umur teknisnya. pemeriksaan pada alat-alat yang mendukung operasional perusahaan adalah: a. Mengetahui kondisi yang menyebabkan kerusakan dengan jalan memperbaiki dan menyetelnya sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. b. Mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan mesin dan alat pendukung lainnya. c. Memperpanjang umur peralatan.
22
Manfaat preventive maintenance diantaranya sebagai berikut : (1) Kerugian waktu operasional (demurrage) dapat diperkecil, (2) Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi atau dihindari. Hal-hal yang dilakukan preventive, khususnya bagian mekanik yaitu memeriksa system mekanis dari crane dan conveyor.
jadwal/schedule
preventive
yang
telah
ditetapkan. Adapun kompetensi yang dilakukan pada saat pengecekan mesin carne dan konveyor sebagai berikut :
Tabel 3. Jadwal Harian Pemeriksaan
Hari
Lokasi
Keterangan
Senin
Cigading 1
Mengecek crane GSU 1,2,3,4
Selasa
Cigading 2
Mengecek crane GSU 5,6
Rabu
Cigading 1
Mengecek crane PHC
Kamis
Cigading 2
Mengecek conveyor
Jumat
Cigading 1
Mengecek cabot, SGT dan Tereos
Tabel 4. Pengecekan Berkala Perawatan
Minggu / Bulan Per 1
Jenis alat Crane
Konveyor
Fully
Kontruksi
23
Minggu
Belt
Per 1 Bulan
Seling
Per 3 Bulan
Shaft
Motor
Motor
Bantalan
Pelumas
C. Pembahasan Crane dan Konveyor, Di PT.Krakatau Bandar Samudera terdapat 3 jenis crane dan konveyor yaitu: 1. Crane a. Crane GSU (Grabe Ship Unloader) Crane GSU adalah merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan beban atau
material
dari
kapal
atau
tongkakng
dan
memindahkan ke hopprer atau penampungan sebelum akhirnya disalurkan ke konveyor atau mobil truck.
24
2
1 3
4
5
Gambar 5. crane Grabe Ship Unloader Sumber : cigadingport.com/id/gallery/detail/43
Keterangan : 1) Boom
water
berfungsi boom
side
sebagai
bagian
laut
berfungsi penggerak menaikan
untuk bagian ataupun
menurunkan boom, dan juga boom unit sebagai dudukan (jalan) maintrolley. 2) Panel
Room
adalah
ruangan
tempat
peralatan control berada seperti: Panel PLC (Programable Logic Control), Panel tyrak holding, closing,trolley dan boom, Panel
control
dan
supplai
lampu
berfungsi
sebagai
penerangan 3) Hopper
dan
penampung
chute
material yang yang diambil
grabe dari palka kapal lalu disalurkan ke
25
Chute yang kemudian di salurkan lagi ke conveyor ataupun ke mobil truck 4) Grabe
Berfungsi
sebagai
alat
untuk
mengambil material dari dalam palka kapal
yang
kemudian
disalurkan
ke
hopper 5) Gantry unit berfungsi untuk menggerakan posisi crane melaju kearah kiri ataupun ke arah kanan, dalam sebuah crane gantry sangat penting karena untuk menunjang pengoprasian
crane
dapat
berjalan
dengan lancar atau tidak, dikarenakan apabila gantry ini bermasalah crane tidak dapat berjalan dengan baik b. Crane PHC (Portal Harbore Crane ) Crane PHC adalah adalah merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan beban atau
material
dari
kapal
atau
tongkakng
dan
memindahkan ke hopprer atau penampungan sebelum akhirnya disalurkan mobil truck
26
1
2
3 4 5
Gambar 3. Crane Portal Harbore Crane Sumber : cigadingport.com/id/gallery/detail/43
Keterangan : 1) Counter
weight
berfungsi
untuk
penyeimbang boom 2) Boom hoist Boom unit berfungsi sebagai penggerak
bagian
boom
bagian
laut
menaikan ataupun menurunkan boom, dan juga boom unit sebagai dudukan (jalan) maintrolley. 3) Gear Selewing Berfungsi untuk memutar boom unit saat crane beroperasi, dimana slewing ini bisa berputar 360 derajat 4) Hopper
berfungsi
sebagai
penampung
material yang yang diambil grabe dari palka kapal lalu disalurkan ke Chute yang
27
kemudian di salurkan lagi ke conveyor ataupun ke mobil truck 5) Gantry
berfungsi
untuk
menggerakan
posisi crane melaju kearah kiri ataupun ke arah kanan, dalam sebuah crane gantry sangat penting karena untuk menunjang pengoprasian
crane
dapat
berjalan
dengan lancar atau tidak, dikarenakan apabila gantry ini bermasalah crane tidak dapat berjalan dengan baik
c. Crane MPC (Multi Purpose Crane) Crane MPC adalah merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan beban atau material dari kapal atau tongkakng dan memindahkan
ke
hopprer
atau
penampungan
sebelum akhirnya disalurkan ke mobil truck Dan kelebihan lain dari crane mpc ini boom bisa berputar 360° saat dioperasikan
28
4 3 2
1
Gambar 4. Crane Multi Purpose Crane Sumber : cigadingport.com/id/gallery/detail/43
Keterangan 1. Gantry unit berfungsi untuk menggerakan posisi crane melaju kearah kiri ataupun ke arah kanan, dalam sebuah crane gantry sangat penting karena untuk menunjang pengoprasian crane dapat berjalan dengan lancar atau tidak, dikarenakan apabila gantry
29
ini bermasalah crane tidak dapat berjalan dengan baik 2. Slewing Unit Berfungsi untuk memutar boom unit saat crane beroperasi, dimana slewing ini bisa berputar 360 derajat 3. Boom unit Boom unit berfungsi sebagai penggerak bagian boom bagian laut menaikan ataupun menurunkan boom, dan juga boom unit sebagai dudukan (jalan) maintrolley. 4. Cabin unit Adalah ruangan tempat operator mengendalikan jalannya crane 2. Konveyor a. Conveyor menuju ke PT Krakatau Steel yang berada di dermaga cigading 1 b. Conveyor menuju ke Pasco berada di dermaga cigading 2 c. Conveyor menuju ke Cibt d. Conveyor menuju ke Feeding PT. Tereos & PT. SGT
30
Gambar 6. Conveyor Menuju Pasco Gambar 5. Konveyor menuju PT Krakatau Steel yang berada di dermaga
Gambar 7. Conveyor menuju ke Cibt
31
D. Pembahasan Permasalahan/Kerusakan Kerusakan dalam pembahasan penulisan dapat dijelaskan dengan diagram berikut: Mulai Crane PHC Analisis Patahnya Shaft
Beban
Material
Desain
Spesifikasi Crane dan Hopper
Faktor Penyebab Kesimpulan
Selesai
Flowchart Analisis Kerusakann Pada Shaft
32
Manusia
1. Crane PHC Crane PHC adalah merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan beban atau
material
dari
kapal
atau
tongkakng
dan
memindahkan ke hopprer atau penampungan sebelum akhirnya disalurkan mobil truck. ( klasifikasi crane dan hopper terlampir di lampiran ke 2 )
Gambar 8. Gantry
Gambar 9. Patahan shfat
2. Analisis Kerusakan Adapun analisis menurut penulis adalah sebagai berikut : a) Faktor Beban Beban yang berlebih, dapat mengakibatkan kerusakan lebih awal. Hopper pada Crane tipe PHC SGQ2535S mengijinkan kapasitas beban sebesar 60 ton dalam sekali operasional dan untuk grabe beban yang di ijinkan sebesaar 20 ton. Setiap minggunya Hopper mengangkut total beban batubara sebanyak 7000 ton dan gipsun dengan total beban 5000 ton. Sehingga grabe memungkinkan dapat menahan beban melebih kapasitas beban dengan selisih ton yaitu dari 33
beban batubara dan beban gipsun dikurangi beban grabe. Dimungkinkan untuk beban tersebut mampu ditahan oleh hopper namun untuk grabe beban tersebut melebihi kapasitas. Faktor inlah yang menjadi salah satu penyebab shaft gantry mengalami kerusakan atau patah. b) Faktor Jenis material Baja merupakan material yang sering digunakan sebagai dasar dalam membuat komponen mesin, salah satunya shaft pada gantry crane. Komponen mesin dengan ketahanan pembebanan yang tinggi sendiri sering kali dibutuhkan batas yang keras. Pada crane PHC dengan tipe SGQ2535S shaft gantry menggunakan material jenis S45C. Berdasarkan JIS G 4051-2009 untuk klasifikasi S45C mengandung Mechanical Properties dengan Densitas 7700-8030 (kg/m3), Young Modulus 190210
(GPa),
Kekuatan
Tarik
569
(Mpa)
686
(Standard) (quenching tempering), Yield strength 343(Mpa) 490 (Standard) (quenching tempering), Rasio 0,27-0,30. Prilaku baja S45C semakin tinggi kekuatan tarik material semakin tinggi pula batas ketahanan lelehnya hal ini dibuktika oleh Goto dan Nistanti (1994). Berbagai kontruksi mesin menggunakan poros baja S45C tanpa perlakuan, sehingga perlu diketahui karakteristik lelehnya. Widoyo (1996) Dari data diatas material dengan jenis S45C sangat mudah rapuh sehingga diperlukan material jenis lain, material dengan jenis VNC150 memiliki kandungan karbon lebih sedikit sehingga lebih kuat dibandingan dengan S45C. adapun
34
klasifikasi VNC 150 VCN150 adalah baja paduan kekuatan tinggi dengan paduan hardenability tinggi, dan mampu memberikan sifat yang baik dalam bagian besar. Hal ini relatif bebas dari kelunakan, kerapuhan dan mempertahankan machinability berguna pada kekerasan relatif tinggi. Biasa digunakan untuk shaft gigi, shaft as rodanjika bagian besar. Dengan temp pengerasan 820-850 C, Ouenching Mediumnya dengan menggunakan minyak dengan Kekerasan yang Disediakan 220-250 BHN, dan ukuran yang tersedia 20mm300 mm. Tabel 7. Material VCN DAN S45C. Mat -1 C
SI
Mn
P
VCN 0.38 0,20 0.60 0.40 -
-
-
max
S
Ni
Cr
Mo
0.04
1.65 0.70 0.2
max
-
0.43 0.35 0.80
-
0-
2.00 0.90 0.3 0
S45
0.42 0.15 06-
0.03
C
-
0-
-
09
0.48 0.35
max
0.03 5max
-
-
-
Sehingga bisa dapat disimpulkan bahwa material dengan jenis VNC150 sangat cocok digunakn untuk shaft pada gantry crane PHC dibandingkan dengan shaft material jenis S45C. (gambar VNC 150 terlampir di lampiran ke 3)
c) Faktor Desain 35
Faktor yang tidak kalah penting adalah desain, untuk desain Kondisi dilapangan, shaft menempel secara langsung pada gantry. seharusnya
gantry
memiliki
penompang
sebagai penyeimbang dan peredam kejut agar kedua shaft roda pada gantry crane PHC bekerja secara bersamaan dengan perhitungan berat yang sama yang ditimbulkan oleh tiang hopeper. Hal
ini
memungkinkan
penyebab
shaft
gantry patah, sebaiknya dilakukan perbaikan desain dengan menambahkan penompang pada gantry.
a
c
b
d
Gambar 8. design saat ini
Keterangan : a. Hopper
berfungsi
sebagai
penampung
material yang yang diambil grabe dari palka kapal lalu disalurkan ke Chute yang kemudian di salurkan lagi ke conveyor ataupun ke mobil truck
36
b. Roda berfungsi untuk menggerakan bugy c. Gantry berfungsi untuk menggerakan posisi crane melaju kearah kiri ataupun ke arah kanan, dalam sebuah crane gantry sangat penting
karena
untuk
menunjang
pengoprasian crane dapat berjalan dengan lancar atau tidak, dikarenakan apabila gantry ini bermasalah crane tidak dapat berjalan dengan baik d. Shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Gambar 9. Contoh Desain Alterntif
37
Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain juga yang mempengarhui patahnya pada shaft ganry karena Kondisi dilapangan crane PHC memakai jenis tipe lama sehingga tidak memiliki penompang pada shaft gantry. Hal ini memungkinkan penyebab shaft gantry patah, sebaiknya dilakukan perbaikan desain dengan menambahkan penompang pada gantry seperti desain pada crane GSU dengan tipe model baru.
d) Manusia Analis kerusakan yang diakibatkan oleh manusia adalah
diantaranya
kelalaian
operator
dalam
mengoperasikan Crane yang tidak sesuai dengan procedure yang sudah ditetapkan. pada saat kejadian kapal sudah limit sehingga harus disegerakan , sedangkan kapasitas alat tidak mampu melebihi batas standard yang ada Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor manusia adalah kelalayan operator pada saat beroprasi yang tidak menggunakan SOP.
38
3. Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperkuat alasan dan penyebab patahnya shaft pada gantry crane PHC. Wawancara dilakukan kepada bapak Edi sebagai kepala seksi maintenance dan bapak iyan sebagai tim maintenance. Pertanyaan yang diajukan sebagai berikut : 1) (Bapak Edi)“Apa penyebab terjadinya patah terhadap shaft gantry crane PHC ? “ jenis material pada shaft yang mengakibatkan shaft patah, dan beban yang berlebih 2) (Bapak Edi) “Material jenis apa yang cocok untuk shaft gantry tersebut “ material yang coco untuk ganry crane phc ini adalah VNC150 karena sebelumnya menggunakan S45C 3) (Bapak Iyan) Apa penyebab terjadinya patah terhadap shaft gantry crane PHC ? “ karena kurang adanya keseimbangan pada desain yang mengakibatkan patah nya pada shaft gantry tersebut dan kelalayan oprator yang tidak menggunakan SOP “ 4) (Bapak Iyan) Desain seperti apakah yang baik untuk crane PHC agar sahaft pada gantry tidak mengalami kerusakan? “ desain baru seperti pada crane GSU yang memiliki penompang sehingga pada saat proses unloading akan terlihat lebih seimbang dibandingan dengan desain saat ini.
Hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab yang paling dominan yaitu pada beban yang berlebih, material, desain dan manusia. Hasil analisis dan wawancara terhadap patahnya shaft pada gantry crane PHC pengaruh dari faktor (a) beban yang berlebih, (b) jenis material (c) desain (d) manusia.
39
Crane PHC dengan tipe SGQ2535S pada shaft gantry telah mengalami “ patah “ sehingga perlu dilakukan kaji analisis, kaji analisi lapangan dilakukan berdasarkan dari penyebab untuk mengetahui penyebab patahnya shaft gantry 5 faktor tersebut diantaranya : (1) beban yang berlebih, (2) jenis material, (3) desain, (4) manusia. Berdasarkan faktor penyebab diatas selanjutnya perbandingan dengan spesifikasi serta SOP pelaksaan atau penggunaan. Adapun analisis kerusakan shaft gantry sebgai berikut : 4. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari penelitian dan membandingkan pernyataan dan pendapat para ahli seperti Kegiatan perawatan ditujukan untuk meyakinkan bahwa aset fisik yang dimiliki dapat terus berlanjut memenuhi apa yang diinginkan oleh pengguna (user) terhadap fungsi yang dijalankan oleh aset tersebut (Moubray, 1997). Perawatan merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan keandalan suatu sistem (Aggarwal, 1993). Dan shaft adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Shaft bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya (Josep Edward Shigley, 1983). Dengan kerusakan pada shaft gantry guna mendapatkan solusi yang relevan, dengan penelusuran ke dokumen center Divisi Perawatan, Website PT. Krakatau Bandar Samudera, pencarian buku-buku teks kuliah mahasiswa. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Crane dan Conveyor dalam suatu industri, terutama pada industri bongkar muat, merupakan salah satu tool yang sangat vital. Crane dan Conveyor merupakan alat berat yang digunakan untuk memindahkan barang dari kapal atau tongkang ke dalam hopper. patahnya shaft gantry
40
pada crane PHC di sebabkan oleh beberapa faktor. Hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab yang paling dominan yaitu pada beban yang berlebih, material, desain dan manusia. Hasil analisis dan wawancara terhadap patahnya shaft pada gantry crane PHC pengaruh dari faktor (a) beban yang berlebih, (b) jenis material (c) desain (d) manusia. Crane PHC dengan tipe SGQ2535S pada shaft gantry telah mengalami “ patah “ sehingga perlu dilakukan kaji analisis, kaji analisi lapangan dilakukan berdasarkan dari penyebab untuk mengetahui penyebab patahnya shaft gantry 5 faktor tersebut diantaranya : (1) beban yang berlebih, (2) jenis material, (3) desain, (4) manusia. Berdasarkan faktor penyebab diatas selanjutnya perbandingan dengan spesifikasi serta SOP pelaksaan atau penggunaan. B. SARAN Shaft
pada
gantry
seharunya
memiliki
penompang sebagai penyeimbang dan peredam kejut agar kedua shaft roda pada gantry crane PHC bekerja secara bersamaan dengan perhitungan berat yang sama yang ditimbulkan oleh tiang hopeper. Kondisi dilapangan crane PHC memakai jenis tipe lama sehingga tidak memiliki penompang pada shaft gantry. Hal ini memungkinkan penyebab shaft gantry patah, sebaiknya dilakukan perbaikan desain dengan menambahkan penompang pada gantry. Oprator harus bisa membedakan perlakuan setiap jenis muatan saat proses bongkar. Dan dalam penentuan material dan perancangan desain haruslah mempertimbangkan spesifikasi jenis shaft dan dari alat
41
yang kita buat akan menerima pembebanan maksimum berapa. Dan juga harus mempertimbangkan material yang tidak mudah korosi. Adapun saran bagi perusahaan dan pendidikan yaitu : 1. Bagi Perusahaan Perlu adanya peningkatan kerja sama antara dunia industri dan pendidikan. a. Kedisiplinan,
pelayanan
dan
tanggung
jawab
hendaknya
dipertahankan dan ditingkatkan sehingga mampu mengangkat citra perusahaan. b. Agar kualitas hasil produksi dapat terjaga maka diperlukan adanya pengawasan terhadap proses produksi. c. Agar dilakukan manajemen perawatan yang lebih baik lagi terhadap mesin-mesin produksi. 2. Bagi Pendidikan a. Bimbingan kepada mahasiswa harus lebih ditingkatkan supaya mahasiswa lebih siap untuk terjun ke dunia industri. b. Hubungan antara perguruan tinggi dengan industri hendaknya ditingkatkan agar proses transfer ilmu dan pengelolaan kerja praktek lebih teratur.
DAFTAR PUSTAKA http://cigadingport.com/id/jasa-bongkar-muat Moubray, 1997, Aggarwal, 1993 pengertian perawatan, 42
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14539-paperpdf.pdf Josep Edward Shigley, 1983 pengertian shaft, Fuchs H.O., Stephens R.I, "Logam Kelelahan Teknik"., 1980 Goto M., Nissitani H, "Kelelahan Kehidupan Prediksi Heat-Diobati Carbon Steel
43
LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI
44
45
klasifikasi
A8
kapasitas mengangkat dinilai di bawah spreader kapasitas mengangkat dinilai di bawah kait balok Outreach Backreach rentang rel ketinggian Hoist di atas rel tinggi Hoist bawah rel Lebar antara kaki Clearance balok Portal lebar keseluruhan STS kecepatan hoist dengan beban penuh kecepatan hoist dengan beban kosong Trolley kecepatan melintasi
50 60
S p e s i f i k a s i
55 15 24,384 36 15 >18.3 >13