New Laporan Seminar Kasus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN SEMINAR KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 22 TAHUN G2P0AB1AH0 USIA KEHAMILAN 11+3 MINGGU DENGAN ABORTUS INCOMPLETE DI RSUD WATES KULON PROGO



Disusun Oleh : Faaza Rohma Fathia P07124215009 D IV Kebidanan Reguler A



PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA 2018



i



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LAPORAN SEMINAR KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 22 TAHUN G2P0AB1AH0 USIA KEHAMILAN 11+3 MINGGU DENGAN ABORTUS INCOMPLETE DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN 2018 Diajukan Oleh : Faaza Rohma Fathia P07124215009 Sarjana Terapan Kebidanan Reguler A Semester VI Telah diperiksa dan disetujui Pada Tanggal :



Pembimbing 1. Anita Rahmawati, S.SiT., MPH. 2. Sri Mujiastuti, S.ST.



1. …………… 2. ……………



ii



LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPORAN SEMINAR KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 22 TAHUN G2P0AB1AH0 USIA KEHAMILAN 11+3 MINGGU DENGAN ABORTUS INCOMPLETE DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN 2018 Diajukan Oleh : Faaza Rohma Fathia P07124215009 Sarjana Terapan Kebidanan Reguler A Semester VI Telah diperiksa dan disahkan Pada Tanggal :



Pembimbing 1. Anita Rahmawati, S.SiT., MPH. 2. Sri Mujiastuti, S.ST.



1. …………… 2. ……………



iii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan “Laporan Seminar Kasus Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif Semester VI di RSUD Wates Kulon Progo”. Laporan ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas praktik klinik di semester VI. Selain itu laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta pembaca. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dyah Noviawati Setya Arum S.SiT., M.Keb. selaku Ketua Jurusan Kebidanan, 2. Ibu Yuliasti Eka Purnamaningrum, S.ST. MPH., selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan, 3. Ibu Anita Rahmawati, S.SiT., MPH., selaku dosen pembimbing, 4. Ibu Sri Mujiastuti, S.ST., selaku pembimbing lahan Bangsal Nifas RSUD Wates Kulon Progo, 5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa restu serta dukungan dalam penyusunan laporan seminar kasus ini, 6. Serta semua rekan-rekan yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, sebagai perbaikan bagi penulis dalam penyusunan laporan selanjutnya. Akhir kata penulis sebagai penyusun berharap, agar laporan ini nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Kulon Progo, Maret 2018



Penulis



iv



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING......................................................iii KATA PENGANTAR............................................................................................iv DAFTAR ISI...........................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Tujuan...........................................................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................4 A. Abortus Incomplete.......................................................................................4 1.



Pengertian......................................................................................................4



2.



Etiologi..........................................................................................................5



3



Tanda dan Gejala.........................................................................................10



4.



Komplikasi..................................................................................................10



5.



Diagnosis.....................................................................................................11



6.



Penanganan.................................................................................................12



7.



Misoprostol.................................................................................................13



BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN.......................................15 A. Tinjauan Kasus............................................................................................15 B. Pembahasan.................................................................................................29 BAB IV PENUTUP..............................................................................................33 A. Kesimpulan.................................................................................................33 B. Saran............................................................................................................33 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................vi LAMPIRAN.........................................................................................................vii



v



vi



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses reproduksi yang akan berakhir dengan kelahiran bayi. Namun tidak jarang kehamilan sering kali berakhir dengan keguguran. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap pasangan suami istri yang telah menikah atau di dalam keluarga. Selain itu juga merupakan ancaman bagi setiap wanita yang disebabkan karena perubahan yang dialami ibu baik perubahan fisik maupun emosional serta perubahan sosial dalam keluarga. ( Saifudin,2006) Menurut data WHO (World Health Organization) tahun 2006 presentasi terjadinya abortus cukup tinggi sekitar 15% sampai 40% pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil dan 60% sampai 75% terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu. (Lestari Ningsih, 2008) Menurut WHO tahun 2006 tingkat kasus aborsi di Indonesia tercatat yang tertinggi di Asia Tenggara mencapai 2 juta kasus dari jumlah kasus yang terjadi di negara-negara ASEAN ( Association Of South Is Asian Nation) sekitar 4,2 juta kasus pertahun. Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Prawiroharjo, 2009) Abortus merupakan salah satu masalah kehamilan yang banyak di Indonesia. Masalah abortus sangat perlu diperhatikan karena merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan dan sebagai penyebab langsung kematian ibu. Kematian ibu merupakan masalah yang besar dikarenakan menjadi salah satu indikator kesehatan suatu negara. Sekitar 1 dalam 6 kehamilan berakhir dengan keguguran paling sering antara minggu ke 6 dan ke 10 kehamilan. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 sampai 35 tahun. Penyebab abortus dari faktor reproduksi diantaranya adalah faktor usia ibu dimana keguguran wanita hamil pada usia dibawah 20 tahun



1



ternyata lebih tinggi dari usia 20 – 35 tahun kemudian meningkat kembali sesudah usia 35 tahun. ( Sarwono, 2008) Berdasarkan kasus yang di temui di RSUD Wates Kulon Progo Bangsal Kenanga (Nifas) penulis tertarik mengangkat topik asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil dengan Abortus Incomplete. Alasan mengapa penyusun memilih topik ini yaitu agar penyusun dapat memahami dan mengetahui prosedur penatalaksanaan kasus terhadap ibu hamil dengan Abortus Incomplete. Berdasarkan latar belakang di atas penyusun memilih asuhan ibu hamil dengan judul “Ny. S usia 22 tahun G2P0Ab1Ah0 hamil 11+3minggu dengan Abortus Incomplete di RSUD Wates Kulon Progo” B. Tujuan 1.



Tujuan umum Penulis mampu mempelajari, memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil dengan abortus incomplete di RSUD Wates Kulon



2.



Progo. Tujuan khusus Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S usia 22 tahun G2P0Ab1Ah0 hamil 11+3minggu dengan Abortus Incomplete di RSUD Wates Kulon Progo meliputi : a. Mampu mengkaji data subjektif dan objektif pada Ny. S usia 22 tahun G2P0Ab1Ah0 hamil 11+3 minggu dengan abortus incomplete secara lengkap, singkat, dan jelas. b. Mampu mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada Ny. S usia 22 tahun G2P0Ab1Ah0 hamil 11+3 minggu dengan abortus incomplete. c. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S usia 22 tahun G2P0Ab1Ah0 hamil 11+3 minggu dengan abortus incomplete secara komprehensif. d. Mampu melakukan evaluasi serta pendokumentasian kasus yang ditemukan pada pada Ny. S usia 22 tahun G2P0Ab1Ah0 hamil 11+3 minggu dengan abortus incomplete .



2



BAB II TINJAUAN TEORI



3



A. Abortus Incomplete 1.



Pengertian Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)



pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Berdasarkan jenisnya, abortus spontan kemudian dibagi menjadi abortus imminen, abortus insipien, abortus incomplete, abortus komplit, missed abortion dan abortus habitualis (Prawirohardjo, 2008). Menurut Wiknjosastro (2008) Abortus inkompletus berkaitan dengan retensi sebagian produk pembuahan (hampir seluruh plasenta) yang tidak begitu mudah terlepas pada kehamilan dini seperti halnya pada kehamilan aterm. Dalam keadaan ini perdarahan tidak segera berkurang sementara serviks tetap terbuka. Abortus menjadi tidak terhindarkan jika pendarahan uterus disertai kontraksi uterus yang kuat menyebabkan dilatasi serviks. Ibu tersebut mengeluh nyeri kloik uterus yang hebat dan pemeriksaan vagina menunjukkan dilatasi ostium servik dengan bagian kantong konsepsi menonjol didalamnya. Abortus yang tidak terhindarkan ini dapat mengikuti tanda-tanda abortus mengancam atau yang lebih umum mulai tanpa peringatan terlebih dahulu. Segera setelah onset gejala abortus inkomplet jika kantong kehamilan atau plasenta tertinggal, melebarkan kanalis servikalis. Pada kebanyakan kasus, abortus yang terjadi adalah abortus inkomplet. Jika dokter tidak melihat semua hasil konsepsi telah keluar dari uterus, atau gambar ultrasografi tidak menunjukkan bahwa uterus telah kosong, abortus ini harus dianggap inkomplet (Sarwono, 2010). Kejadian abortus yang terjadi dapat menimbulkan komplikasi dan dapat menyebabkan kematian. Komplikasi abortus yang dapat menyebabkan kematian ibu antara lain karena perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang terjadi selama abortus dapat mengakibatkan pasien menderita anemia, sehingga dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Salah satu jenis abortus spontan yang menyebabkan terjadi perdarahan yang banyak adalah abortus incomplete. Hal ini terjadi karena sebagian hasil konsepsi masih tertinggal di



4



uterus. Sisa hasil konsepsi inilah yang harus ditangani agar perdarahan yang terjadi berhenti. Selain dari segi medis, abortus juga dapat menimbulkan dampak negatif pada aspek psikologi dan aspek sosioekonomi. Abortus seringkali terjadi pada wanita hamil dan membawa dampak psikologis yang mendalam seperti trauma, depresi hingga kecenderungan perilaku bunuh diri. Dampak psikologi pasca abortus yang dialami juga menyebabkan krisis kepercayaan diri pada wanita yang mengalaminya. 2.



Etiologi Terdapat beragam etiologi janin dan ibu yang menyebabkan aborsi



spontan dan etiologinya berikut ini (Obstetri William, 2014:59) : a. Aneuploidi Aneuploidi merupakan kelaian kromosom yang paling sering ditemukan pada aborsi spontan dini.Hal ini dapat terjadi ketika perkembangan zigot, mudigah, janin dini, atau kadangkadang plasenta. b. Infeksi Herpes simpleks salah satu penyebab peningkatan insidensi aborsi setelah infeksi genital pada wawal kehamilan.Aborsi spontan juga berkaitan dengan antibosi virus immunodefisiensi (HIV), sifilis pada ibu, dan kolonisasi streptokokus. Infeksi toksoplasma, rubella, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex (TORCH) juga penyebab abortus spontan. c. Kelainan Endokrin Hipotirodisme menjadi salah satu resiko penyebab abortus spontan dan malformasi kongenital.Sekresi progesteron kurang memadai oleh korpus luteum atau plasenta menyebabkan peningkatan insidensi abortus spontan. d. Pemakaian Obat Merokok meningkatkan abortus euploidi dan sering minum alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan dan malformasi janin. Mengkonsumsi kopi lebih dari 4 cangkir dalam sehari tampaknya sedikit meningkatkan risiko aborsi spontan. Tidak ada bukti yang kuat yang mendukung bahwa konrasepsi oral atau bahan spermisida yang digunakan dalam krim



5



dan gel dalam rahim berkaitan dengan peningkatan insidensi abortus spontan. e. Faktor Lingkungan Radiasi yang lebih dari 5 rad dapat meningkatkan insidensi abortus spontan. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus, tidak banyak informasi yang dapat digunakan untuk mendakwa suatu bahan lingkungann tertentu. f. Kelainan Imunologik Kematian janin berulang memiliki faktor autoimun (imunitas terhadap diri sendiri). Autoimun yang bekaitan dengan abortus yaitu sindrom antibodi antifosfolipid. Antibodi ini mungkin dari isotipe IgG, IgA, dan IgM. g. Trombofilia Herediter Terdapat banyak laporan tentang keterkaitan abortus spontan dengan trombofilia herediter.Trombofilia herediter merupakan penyakit genetik yang berhubungan dengan kelainan pembekuan darah. Heparin dan aspirin dapat digunakan sebagai terapi untuk wanita hamil yang mengidap trombofilia herediter. h. Defek Uterus Defek uterus dapat berupa cacat perkembangan/didapat atau kelainan anatomi uterus. Sinekie uterus (sindrom Asherman) disebabkan oleh kerusakan endometrium yang luas akibat kuretase dan dilaporkan berkaitan dengan abortus spontan i. Serviks Inkompeten Hal ini ditandai oleh pembukaan serviks yang relatif tidak menimbulkan nyeri pada trimester kedua atau mungkin awal trimester tiga, disertai prolaps dan penggelembungan membran ke dalam vagina, diikuti oleh ruptur membran dan ekspulsi janin imatur. j. Laparotomi Tidak ada bukti bahwa pembedahan yang dilakukan pada awal kehamilan menyebabkan aborsi. Akan tetapi jika terjadi peritonitis maka akan meningkatkan resiko aborsi. k. Aktifitas fisik Aktifitas fisik yang berlebihan juga dapat menyebabkan abortus. Dibawah ini merupakan contoh aktifitas fisik yang dapat menyebabkan abortus :



6



1. Angkat barang berat Ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk tidak mengangkat beban yang terlalu berat. 2. Olahraga Olahraga fisik yang dapat menyebabkan abortus yaitu olahraga yang terlalu ekstrem seperti melompat, lari dan ada 3.



gerakan penekanan pada perut ibu hamil. Melakukan perjalanan jauh Melakukan perjalanan jauh tergantung pada kondisi,



kendaraan dan medan yang ditempuh oleh ibu hamil . l. Usia Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang wanita untuk hamil harus siap secara fisik, emosi , psikologi, sosial dan ekonomi. Wanita kurang dari 20 tahun dapat merugikan



kesehatan



ibu



maupun



pertumbuhan



dan



perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Resiko keguguran spontan tampak meningkat dengan bertambahnya usia terutama setelah usia 30 tahun, baik kromosom janin itu normal atau tidak, wanita dengan usia lebih tua , lebih besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal maupun abnormal. Menurut Sarwono (2010), penyebab abortus sebagian besar belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut : a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau kelainan genetalia sehingga menyebabkan kematian janin pada hamil muda. Faktorfaktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan sebagai berikut : 1. Faktor kromosom 2. Lingkungan kurang sempurna 3. Pengaruh dari luar b. Kelainan pada plasenta Endotritis Hal ini dapat terjadi dalam villi korialis dan menyebabkan oksigenisasi



plasenta



terganggu,



sehingga



menyebabkan



7



gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. c. Penyakit ibu Penyakit



ibu



dapat



secara



langsung



mempengaruhi



pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta, seperti toksin, bakteri, virus atau plasmodium. Ada juga penyakit lain yang bisa menyebabkan abortus seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan sebagainya. d. Kelainan traktus genitalis Kelainan pada uterus yang menyebabkan terjadinya abortus dan memegang peranan penting adalah retroversio inkarserata atau mioma submukosa. Pada trimester ke-2 kehamilan, bila terjadi abortus penyebabnya adalah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks luas yang tidak dijahit. Menurut Hebert Hutabarat dalam (Manuaba, 2010), faktor kehamilan dengan resiko tinggi berdasarkan komplikasi obstetri adalah riwayat abortus, usia kurang dari 19 tahun atau lebih 35 tahun, paritas (primigravida tua primer atau sekunder, grandemultipara, riwayat kematian janin dalam rahim, riwayat pre eklampsia, riwayat kehamilan molahidatidosa, riwayat persalinan dengan tindakan, perdarahan antepartum, kehamilan ganda, hamil dengan kelinan letak. Dan berdasarkan komplikasi medis adalah kehamilan yang disertai dengan anemia, hipertensi, penyakit jantung, hamil dengan diabetes melitus, hamil dengan obesitas, hamil dengan penyakit hati, hamil disertai dengan penyakit paru. Hasil penelitian Wiwian Wulandari (2011) yang berjudul Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan di Rumah Sakit Ibu dan Anak pertiwi Makassar serta hasil penelitian dari Andesia Maliana tahun 2014 yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus Inkomplit di Ruang Kebidanan RSUD Mayjend HM. Ryacudu Kota Bumi dengan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat abortus.



8



Sedangkan menurut penelitian Wahyuni dkk. (2017) dengan judul Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus di RSUD Ungaran Jawa Tengah ibu yang memiliki riwayat abortus 1,6 kali lebih besar mengalami risiko abortus dibanding ini yang tidak memiliki riwayat abortus. Menurut hasil penelitian Lena George (2016) Spontaneous Abortion Risk Factors And Measurement Of Exposures menunjukkan bahwa hampir satu dari lima ibu hamil yang tidak merokok terpapar asap tembakau lingkungan sesuai dengan pengukuran cotinine. Ibu hamil yang tidak merokok tetapi terpapar asap tembakau dari lingkungan ini, yang membuat ibu menjadi berisiko tinggi mengalami abortus spontan.



3



Tanda dan Gejala Abortus incomplete ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut : a. Amenore atau terlambat haid kurang dari 20 minggu b. Perdarahan dapat dalam jumlah sedikit atau banyak, perdarahan biasanya dalam darah beku c. Sakit perut dan mulas-mulas dan sudah keluar jarinan atau bagian janin d. Pemeriksaan dalam didapatkan servik terbuka, pada palpasi teraba sisasisa jaringan dalam kantung servikalis atau kavum uteri. Gejala lain dari abortus incomplete yang dapat muncul adalah sebagai berikut: a. b. c. d.



Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah. Rasa mules (kontraksi) tambah hebat. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan



keluar. e. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan syok.



9



4. Komplikasi Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok. a. Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu transfusi darah.Kematian karena perdarahan b.



dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau bila perlu histerektomi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi pada kandung kemih dan usus.Dengan adanya dugaan atau kepastian terajdinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya



c.



mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi. Infeksi Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi atau pada tiap abortusinkompletus dan telah sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpamemperhatikan asepsis dan antisepsis.Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah perioritis umum atau sepsis dengan kemungkinan



d.



diikuti oleh syok. Syok Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).



5. Diagnosis Diagnosa meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status psikiatri, pemeriksaan penunjang. a. Anamnesa Anamnesa dilakukan untuk mencari etiologi dari abortus. Dengan anamnesa yang teliti dan menjurus maka akan dikembangkan. Pemikiran mengenai pemeriksaan selanjutnya yang dapat memperkuat dugaan kita



10



pada suatu etiologi yang mendasari terjadinya abortus. Hal ini akan berpengaruh juga pada rencana terapi yang akan dilakukan sesuai dengan b.



etiologinya. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukan meliputi status umum dan status obstetric. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan manifestasi klinis



c.



yang mengarah pada suatu gejala abortus. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, hematokrit, golongan 2)



darah, serta reaksi silang analisis gas darah, dan kultur darah. Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu



3)



setelah abortus. Pemeriksaan dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.



Untuk menentukan diagnosa abortus incomplete secara konvensional yaitu, perdarahan sedang hingga masif atau banyak (perdarahan berat membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih, serviks terbuka, uterus sesuai masa kehamilan, gejalanya kram atau nyeri perut bawah dan ekspulsi sebagian hasil konsepsi. 6. Penanganan Hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan pada kasus abortus incomplete, yaitu : a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0.2 mg secacara intramskular b.



atau misoprostol 400 mcg per oral. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu evakuasi sisa hasil konsepsi dengan 1) Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia; 2) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, memberi ergometrin 0,2 mg secara intramuskular (diulangi lagi jika perlu) atau misoprostol



c.



400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu). Jika kehamilan lebih dari 16 minggu : 11



1) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan maksimal 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi; 2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg); 3) Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus; 4) Melakukan pemantauan pascaabortus yaitu menginformasikan pasien bahwa abortus spontan merupakan hal yang biasa terjadi dan paling sedikit 15% terjadi. Memberi keyakinan kepada pasien akan kemungkinan berhasil untuk kehamilan berikutnya kecuali bila terdapat sepsis; 5) Jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak diinginkan maka diberikan informasi tentang kontrasepsi pascaabortus. 7. Misoprostol a.



Pengertian Misoprostol



adalah



analog



prostaglandin



E1



(PGE1)



yang



direkomendasikan oleh FDA untuk pengobatan dan pencegahan ulkus peptikum dan sekarang telah banyak digunakan di bidang obstetri (Goldberg, A.B., et al., 2004, Anonim, 2006). Misoprosol saat ini tersedia dalam kemasan 100 mikrogram, 200 mikrogram, dan 400 mikrogram yang bisa digunakan untuk pengobatan ulkus peptikum. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan prostaglandin menunjukkan hasil yang lebih baik pada pematangan serviks dibanding penggunaan oksitosin. (Elasari, et al., 2007, b.



Anonim.,2006) Indikasi Dibidang ginekologi, misoprostol dipakai untuk abortus medisinalis, pematangan serviks sebelum tindakan kuretase, dan evakuasi kegagalan kehamilan dini, dan janin mati, kemudian penanganan abortus



c.



incomplete. Kontraindikasi Hanya sedikit kontraindikasi misoprostol dalam literatur secara umum adalah : penyakit cereprovaskuler dan kardiovaskuler, anemia berat, glaucoma dan hifersensitivitas terhadap misoprostol.



12



d.



Cara pemberian Ada beberapa cara pemberian misoprostol berdasarkan cara masuk obat antara lain secara vaginal, oral, buccal, dan sublingual. Dibandingkan secara oral induksi persalinan dengan vaginal lebih efektif. Meskipun hal ini dapat dipengruhi oleh adanya cairan ketuban atau darah dari vagina.



BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. S usia 22 tahun G2P0Ab1Ah0 hamil 11+3 minggu dengan Abortus Incomplete di RSUD Wates Kulon Progo



13



No register



: 808872



Masuk RS Tgl,Jam



: 14 Maret 2018 Jam 10.00 WIB



Dirawat di Ruang



: Ruang Nifas S8 RSUD Wates Kulon Progo



Biodata Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Suku/ Bangsa Alamat



Ibu



Suami



: : : : : : :



Ny S 22 tahun SMA Ibu Rumah Tangga Islam Jawa / Indonesia Jalan Banaran Ped IX 34/7 Galur KP



Tn A 27 tahun SMA Petani Islam Jawa / Indonesia Jalan Banaran Ped IX 34/7



No. Hp



:



08571385xxx



Galur KP -



DATA SUBYEKTIF 1. Kunjungan saat ini : Kunjungan Ulang Keluhan Utama Ibu mengatakan saat ini sedang hamil muda lalu keluar darah segar dan terdapat sedikit gumpalan darah menyerupai jaringan dari jalan lahir. 2. Riwayat Perkawinan Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 20 tahun. Dengan suami sekarang 2 tahun. 3. Riwayat Menstruasi Menarche umur 11 tahun. Siklus 30 hari. Teratur. Lama 7 hari. Sifat Darah : Encer. Flour Albus: tidak. Bau khas darah Dysmenorhoe : tidak . Banyak Darah 3-4 kali ganti pembalut atau ketika ibu merasa penuh. HPHT 25 Desember 2017 HPL 2 Oktober 2018 4. Riwayat Kehamilan ini a.



Riwayat ANC ANC Sejak umur kehamilan 8 minggu 5 hari. ANC di BPM Heni Kulon Progo Frekuensi. Trimester I 5 kali Pergerakan janin : Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin.



b.



Keluhan yang dirasakan Trimester I



: mual, muntah, keluar flek-flek coklat pada 6 Maret 2018.



14



c.



Imunisasi TT 1 Tanggal bayi TT 2 Tanggal bayi TT 3 Tanggal SD



TT 4 Tanggal SD TT 5 Tanggal Caten Desember 2016



5. Riwayat Obstetri Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu G2P0Ab1Ah0 Persalinan



Hamil ke



Tgl lahir



1



22/6/2017



2



Umur



Jenis



kehamilan Persalinan 14minggu Kuretase di Blighted



RSUD



Ovum



Wates



Penolong



Komplikasi Jenis Ibu Bayi kelamin



Dokter



Hamil ini



6. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi. Rencana Setelah ini ibu mengatakan belum berencana menggunakan alat kontrasepsi. 7. Riwayat pola pemenuhan Kebutuhan sehari-hari a. Pola Nutrisi



Makan



Minum



Frekuensi



2-3 kali sehari



5-6 gelas sehari



Macam



Nasi, sayur, lauk, buah.



air mineral, teh.



Jumlah



1 porsi sedang



1 gelas



Keluhan



Mual, muntah.



Mual.



b. Pola Eliminasi



BAB



BAK



Frekuensi



1 kali sehari



4-5 kali



Warna



Khas



kuning jernih



Bau



Khas



Khas



Konsisten



Lunak



Cair



c. Pola aktivitas



15



BB Lahir



Lakta



Kegiatan sehari-hari : mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mengepel, mencuci. Istirahat/Tidur : siang hari 30 menit malam 7-8 jam. Seksualitas :Frekuensi satu kali seminggu, tidak ada keluhan. Ibu mengatakan setelah periksa kehamilan yang pertama ibu belum berhubungan lagi dengan suami. d. Personal Hygiene Kebiasaan mandi 2 kali/hari Kebiasaan membersihkan alat kelamin saat mandi, setelah BAB/BAK. Kebiasaan mengganti pakaian dalam dua kali sehari (setelah mandi) Jenis pakaian dalam yang digunakan katun. e. Kebiasaan Sehari-hari Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok akan tetapi suami memiliki kebiasaan merokok. Ibu mengatakan tidak minum jamu- jamuan. Ibu juga mengatakan tidak memiliki kebiasaan minum-minuman keras. Perubahan pola makan (termasuk nyidam, nafsu makan turun, dan lainlain) ibu mengatakan untuk saat ini sering mengalami mual muntah dan nafsu makan sedikit turun. 8. Riwayat Kesehatan a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita Ibu mengatakan ibu tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit seperti asma, jantung, TBC, hipertensi dan diabetes melitus. b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga Ibu mengatakan ibu keluarga tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit seperti asma, jantung, TBC, hipertensi, hepatitis, diabetes milletus c. Riwayat psikologi keluarga Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit gangguan kejiwaan baik dari keluarga ibu sendiri maupun dari keluarga suami. d. Riwayat keturunan kembar Ibumengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar e. Riwayat Alergi Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan, obat, dan zat lain.



16



9. Riwayat Psikologi Spiritual a. Pengetahuan ibu tentang kehamillan Kehamilan ini merupakan kehamilan yang dinantikan ibu dan suami setelah mengalami keguguran Juli 2017 kemarin. b. Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami sekarang Ibu mengetahui bahwa saat ini ibu mengalami keguguran diawali dengan keluar flek darah coklat lalu menjadi keluar darah bewarna merah lebih banyak. c. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini Ibu mengatakan menyambut dengan senang hati kehamilan saat ini dan telah berusaha kontrol kehamilan ke dokter Sp. OG. d. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan Ibu mengatakan pada saat ini keluarga menyambut baik kehamilan ini. e. Persiapan/rencana persalinan Ibu mengatakan kemarin berencana bersalin di RSUD Wates akan tetapi saat ini ibu mengalami keguguran kembali. DATA OBYEKTIF 1.



Pemeriksaan Umum a. KU



: Baik. Kesadaran : Compos Mentis.



b. Tanda vital TD N R S c. TB BB Sblm hamil BB skrg LLA IMT



:120/70 mmHg. : 80 kali/menit. : 20 kali/menit. : 36,5 °C : 155 cm : 66 kg. : 65,5 kg. : 33 cm. : 27,5



d. Kepala dan leher Oedem Wajah



: tidak ada edema pada wajah



Mata



: conjungtiva merah muda, sklera putih



Mulut



: tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis,lembab,



merah muda



17



Leher



: tidak ada pembengkakan dan pembesaran kelenjar tiroid dan limfe



e. Payudara Bentuk



: bulat, tidak teraba masa



Areola mammae



: tidak ada hiperpigmentasi



Puting



: menonjol, bersih



Colostrum



: belum keluar



f. Abdomen Bentuk Bekas luka



: datar : tidak ada bekas luka



Striae gravidarum



: tidak ada striae gravidarum



Palpasi Leopold Leopold I



: tidak teraba



Leopold II



: tidak dilakukan



Leopold III



: tidak dilakukan



Leopold IV



: tidak dilakukan



g. Genetalia Luar Tanda Chadwick Varices



: vulva normal, kebiru-biruan



: tidak ada varices



Bekas luka



: tidak ada bekas luka



Kelenjar Bartholini



: tidak ada pembesaran kelenjar bartholini



Pengeluaran



: darah warna merah kecoklatan, banyak darah ±20



cc h. Anus



: normal, tidak ada hemoroid.



i. Ekstremitas Oedem Varices



2.



: tidak terdapat oedem : tidak ada varices



Reflek Patela



: kaki kanan positif, kaki kiri positif



Kuku



: putih bersih, jika ditekan arah kembali