Novel Roro Jongrang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Roro Jongrang Pulau Jawa merupakan salah satu daerah di Indonesia yang bekas peninggalan masa kerajaannya masih dapat dilihat hingga saat ini, salah satu peninggalannya yakni Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan salah satu peninggalan masa sejarah yang dijadikan destinasi wisata. Saat memasuki area destinasi Candi Prambanan kita akan meyaksikan candi - candi yang berjajar, mengantarkan kita kembali pada cerita rakyat Bandung Bondowoso membangun Seribu Candi untuk Roro Jongrang. Cerita ini bermula saat raja dari Kerajaan Boko yang bernama Prabu Boko yang berencana untuk meyerang dan menguasai Kerajaan Pengging. Selama masa pemerintahan Prabu Boko, ia didampingi oleh Patih Gupala, orang kepercayaan Prabu Boko. Kerajaan Pengging dan Kerajaan Boko adalah kerajaan yang memiliki pengaruh yang cukup besar di Pulau Jawa kala itu. Kerajaan Pengging sebelumnya telah memiliki relasi dengan Kerajaan Boko. Namun karena keserakahan, Prabu Boko berniat menghianati Kerajaan Pengging. Prabu Boko adalah seorang raja yang sangat kejam, bengis, dan sangat semena – mena dalam pemerintahan. Akibatnya, rakyat menjadi sengsara. Namun, dibalik segala watak yang dimiliki oleh Prabu Boko ia sangat menyayangi putri tunggalnya. Putri Prabu Boko memiliki paras yang cantik jelita juga merupakan perempuan yang cerdas. Di sisi lain tanah Jawa, Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Prabu Damar Moyo telah menjadi kerajaan yang sangat maju dan rakyatnya hidup dengan makmur. Hal ini tentu tidak lepas dari kinerja Prabu Damar Moyo, berkat kegigihan dan kerja kerasnya sehingga Kerajaan Pengging bisa menjadi seperti saat ini. Prabu Damar Moyo memiliki seorang putra bernama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso merupakan seorang pemuda gagah yang menguasai ilmu bela diri. Ia juga sering berlatih ilmu kanuragan, yang membuatnya menjadi pria yang sangat tangguh. Prabu Boko yang berniat memperluas keratonnya dengan menguasai Kerajaan Pengging mulai menyusun rencana penyerangan. Ia melakukan perundingan bersama Patih Gupala dan seluruh kepala prajurit. Mereka melakukan perundingan di balai pertemuan Kerajaan pada saat pagi hari dengan memulainya dengan menyusun strategi peperangan yang akan digunakan. Patih Gupala memerintahkan seluruh kepala prajurit untuk menyiapkan pasukannya. Setelah segala persiapan telah rangkum maka Prabu Boko memerintahkan seluruh prajuritnya bersiap untuk bertempur. Akhirnya peperangan meletus di wilayah Pengging. Dampak yang ditimbulkan oleh peperengan itu membuat Kerajaan Pengging jadi terpuruk. Banyak rakyat dan tentara pengging yang tewas dalam peperangan tersebut. Tak hanya itu, wabah penyakit yang ditimbulakan akibat kelaparan juga memperburuk keadaan rakyat Pengging. Mereka juga harus mengorbankan harta benda yang dimiliki. Prabu Damar Moyo yang mendengar kabar tersebut merasa berang dan mengambil keputusan mengutus putranya untuk turun ke medan perang dan menuntaskan peperangan



dengan membawa kemenangan. Setelah mendapat perintah dari sang ayahanda, berangkatlah Bandung Bondowoso ke medan perang. Selama berhari – hari pertarungan terus berlangsung. Telah banyak pasukan dari pihak Kerajaan Boko maupun Kerajaan Pengging yang tewas. Pertarungan antara Bandung Bondowoso dan Prabu Boko tak terelakkan. Dengan kesaktian yang dimiliki oleh Bandung Bondowoso, akhirnya ia dapat membunuh Prabu Boko dan memukul mundur pasukan Kerajaan Boko. Patih Gupala melarikan diri dan kembali ke keraton Boko setelah mendengar kematian sang raja dan melaporkannya pada putri sematawayang Prabu Boko. Namun tak sampai disitu, karena Bandung Bondowoso merasa harus menumpaskan penghianatan yang telah dilakukan oleh Kerajaan Boko ini tuntas hingga ke akar-akarnya. Ia mengejar Patih Gupala hingga Keraton Boko dan Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu Keraton Boko. Ketika Bandung Bondowoso memasuki Keraton Boko, terpikat dengan Roro Jongrang pada pandangan pertama. Ia jatuh hati pada Roro Jongrang dan berniat memepersuntungnya. Akhirnya Bandung Bondowoso melamar putri sematawayang dari orang yang telah ia bunuh di peperangannya yang terakhir. Namun lamarannya ditolak, karena sang putri tidak ingin menikah dengan pembunuh ayahnya dan penjajah negrinya. Roro Jongrang yang merasa risih dengan perlakuan Bandung Bondowoso yang terus saja mengutarakan perasaannya dan membujuknya untuk menikah akhirnya bersedia untuk dipersunting. Namun Roro Jongrang memberikan dua syarat untuk Bandung Bondowoso. Syarat pertama, Bandung Bondowoso harus membuat sebuah sumur yang disebut sumur Jalatunda. Syarat kedua adalah Bandung Bondowoso harus mendirikian 1000 Candi dalam waktu satu malam. Siapapun tahu bahwa syarat yang di ajukan oleh Roro Jongrang adalah mustahil. Namun Bandung Bondowoso tetap menyanggupi kedua syarat tersebut. Bandung Bondowoso mulai membuat sumur yang diminta oleh sang putri. Dibalik persyaratan yang diajukan oleh sang putri ternyata ia telah menyusun rencana untuk membalaskan dendam atas kematian ayahnya. Setelah sumur Jalatunda selesai di buat, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk masuk ke dalam sumur tersebut. Ketika Bandung Bondowoso sudah masuk ke dalam sumur Jalatunda, Roro Jonggrang memerintahkan Patih Gupala untuk menimbun sumur dengan tanah beserta batu dan mengubur hidup-hidup Bandung Bondowoso di dalamnya. Ternyata usaha Roro Jonggrang dan sang patih tidak berjalan lancar, Bandung Bodowoso telah berhasil menyelamatkan diri keluar dari dalam sumur yang telah di timbun tersebut. dengan ilmu kesaktiannya. Mengetahui bahwa ia di jebak Bandung Bondowoso pun sangat marah kepada Roro Jonggrang dan mendatangi Roro Jonggrang. Akan tetapi berkat kecantikannya dan bujuk rayu Roro Jonggrang, membuat kemarahan Bandung Bondowoso mereda.



Permintaan untuk membangun 1000 candi dalam waktu semalam bukanlah perkara yang mudah, walau itu diajukan pada seorang Bandung Bondowoso yang terkenal sangat sakti. Sang pangeran mengerahkan segala kekuatannya dan meminta bantuan para jin, setan, dan dedemit dari teritorial inti bumi untuk membuat 1000 candi yang diajukan oleh putri Prabu Boko, dan mereka bersedia membantu Bandung Bondowoso. Mereka bekerja keras setelah matahari terbenam, dan satu persatu candi yang diminta oleh Roro Jongrang mulai terlihat. Mengetahui bahwa Bandung Bondowoso meminta bantuan jin, setan, dan dedemit. Roro Jonggrang memutar otaknya dan menggunakan siasat lain agar Bandung Bondowoso tidak dapat menyelesaikan 1000 candi dalam semalam karena ia tidak rela bila harus menikah dengan pembunuh ayahnya. Guna menggagalkan usaha Bandung Bondowoso membangun 1000 candi, ia membangunkan dayang – dayang istana dan para gadis dari keratonnya. Mereka diperintah untuk membakar jerami di sisi timur agar langit terlihat terang seperti pagi saat matahari mulai terbit.. Mereka juga menumbuk lesung (alat tradisional jawa untuk menumbuk padi) agar ayam berkokok pertanda pagi sudah tiba. Saat mendengar suara alu yang dipukulkan pada lesung – lesung sehingga menimbulkan suara yang riuh, maka ayam - ayam jantan bangun dan mulai berkokok karena mengira bahwa pagi telah tiba. Sementara para makhluk halus yang sedang bekerja membangun candi melihat langit mulai terang dan ayam-ayam jantan mulai berkokok-kokok, juga mengira bahwa hari telah pagi. Mengetahui pagi telah tiba mereka pun menghentikan pekerjaan mereka membangun candi dan kembali ke teritorial inti bumi. Melihat mereka yang tiba-tiba berhenti bekerja, Bandung Bondowoso terkejut dan curiga telah terjadi sesuatu. Lalu Bandung Bondowoso memanggil Roro Jonggrang untuk menghitung seluruh candi yang telah dibangun untuknya. Setelah dihitung jumlahnya, ternyata candi yang telah selesai dibuat hanya berjumlah 999 buah. Roro Jongrang tentu merasa sangat senang karena rencana yang disusunnya kali ini dapat mengalahkan Bandung Bondowoso. Menyadari tipu muslihat dari Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso murka. Ia berjalan mendekati Roro Jongrang dan berkata “ Jongrang... kau ini hanya mencari – cari alasan, kalau kau tidak ingin dipersunting olehku, jangan mencoba untuk mengelabuhiku. Kau ini keras kepala seperti batu. Seketika itu juga tubuh Puteri Roro Jonggrang mulai mengeras dan akhirnya berubah menjadi patung batu. Bukan hanya itu saja Bandung Bondowoso juga mengutuk perempuan - perempuan yang telah membantu Roro Jonggrang dalam menggagalkan rencananya menjadi perawan tua dan seumur hidup mereka tidak pernah menikah. Meskipun candi yang dibuat oleh para makhluk halus dari teritorial inti bumi belum mencapai 1000 candi tetapi patung Roro Jongrang menjadi Arca terindah yang telah menggenapi candi terakhir.