OK-MOdul B Karang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

i



Dilarang mereproduksi atau memperbanyak seluruh atau sebagian dari buku ini dalam bentuk atau cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit. © Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 All Rights Reserved



ii



MODUL PENILAIAN KONDISI TERUMBU KARANG



Pengambilan Data Menggunakan Metode Underwater Photo Transect (upt)



PENYUSUN : Muhammad Abrar Ni Wayan Purnama Sari Rikoh M Siringoringo Yesephine Tuti Munasik Aryono Hadi Suharsono



PROGRAM COREMAP-CTI PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2017



iii



MODUL PENILAIAN KONDISI TERUMBU KARANG (Pengambilan Data Menggunakan Metode Underwater Photo Transect (upt)) Penulis: Muhammad Abrar | Ni Wayan Purnama Sari Rikoh M Siringoringo| Yesephine Tuti Munasik | Aryono Hadi Suharsono Editor: Hilda Novianty Triyono Layouter: Junaidi Mulawardhana Cover: Junaidi Mulawardhana Penerbit : Program COREMAP CTI Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta Contact: [email protected] Cetakan: I Jakarta, 2017 ISBN: 978-602-6664-20-4



iv



KATA PENGANTAR



Indonesia memiliki hampir sekitar 18% terumbu karang dunia dan berada tepat di pusat “Segi tiga Karang (Coral Triangle)” suatu kawasan terumbu karang dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Luas terumbu karang Indonesia mencapai 25.000 km2 lebih atau sekitar 45,7% dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segi tiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan 2.200 spesies ikan karang. Namun dilaporkan bahwa dari kombinasi ancaman lokal dan akibat perubahan suhu, hampir 45% terumbu karang Indonesia berada dalam ancaman tinggi sampai sangat tinggi (Huffard et al, 2012). Upaya perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir bagi ketersedian stok ikan dan ketahanan pangan dari laut. Efektifitas perlindungan dan pengelolaan sumberdaya terumbu karang dapat dilihat dari perubahan kondisi terumbu karang sebelum dan setelah program pengelolaan dilaksanakan. Pengumpulan data dan informasi perubahan tersebut dilakukan dalam seri waktu dan rentang spasial melalui kegiatan penilaian (assessment) berkala atau pemantauan (monitoring). Penilaian yang baik didasarkan pada sebuah keteraturan pengulangan dan dilakukan dalam seri waktu dan luasan area yang terwakili. Ketersedian data dan informasi hasil penilaian kesehatan terumbu karang diperoleh dengan menggunakan metode yang standar dan dilakukan melalui langkah-langkah ilmiah yang tepat dan benar. Pencapaian hasil penilaian tersebut ditentukan oleh ketersedian tenaga penilai (SDM) yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja serta memiliki keahlian khusus seperti menguasai teknik penyelaman yang benar dan aman serta menguasai penggunaan kamera dan video bawah air. Kebutuhan dan ketersedian SDM dengan kompetensi tersebut, dapat dilakukan dengan pendekatan penguatan kapasitas melalui kegiatan pelatihan dan atau pendidikan khusus montoring kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait. Modul merupakan bagian dalam proses pelatihan berbasis kompetensi, khususnya dalam pengembangan program dan sebagai acuan materi dalam sebuah pelatihan. Modul pelatihan yang baik memuat informasi dan penjelasan tentang



v



tujuan pembelajaran, ruang lingkup kompetensi yang hendak dicapai, uraian materi pembelajaran serta ukuran penilaian dan evaluasi. Dengan demikian dokumen modul tersebut menjadi panduan dan acuan bersama setiap tenaga pelatih yang akan memberikan materi pelatihan serta menilai dan mengevaluasi capaian kompetensi peserta latih. Modul teknik pengambilan data menggunakan metode Underwater Photo Transect (UPT) bertujuan agar peserta latih kompeten dalam mengidentifikasi stasiun penilaian serta menguasai teknik pengambilan data menggunakan metode UPT untuk penilaian kondisi terumbu karang . Dokumen modul ini sangat terbuka untuk selalu diperbaiki dan diupdate agar dapat sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang ada.



Jakarta, Maret 2017 Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI



Dr. Dirhamsyah, M.A



vi



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR



v vii ix xi



BAB I



PENDAHULUAN A. Deskripsi B. Prasyarat C. Tujuan D. Petunjuk Penggunaan Modul E. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja



1 2 2 2 2 4



BAB II



KOMPETENSI 1: PENGAMBILAN DATA KONDISI TERUMBU KARANG DENGAN METODE UPT (Underwater Photo Transect) A. Elemen Kompetensi 1: Mengidentifikasi stasiun pengambilan data terumbu karang B. Elemen Kompetensi 2: Pengambilan data penilaian kondisi terumbu karang



5



PENUTUP DAFTAR PUSTAKA PERISTILAHAN



5 12 21 23 25



vii



viii



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1. Metode penilaian kondisi terumbu karang kelebihan dan



13



kelurangannya



ix



x



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1.1. Pengelompokan Modul Gambar 2.1. Lokasi dan sebaran stasiun penilaian kondisi terumbu karang Gambar 2.2. Deskripsi penampakan fisik luar GPS Tracker



3 5 7



xi



xii



BAB I PENDAHULUAN



A. Deskripsi Modul ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan Anda untuk menguasai teknik pengambilan data terumbu karang dengan metode Underwater Photo Transect (UPT). Modul ini terdiri dari dua bagian, meliputi bagian pertama materi kompetensi dalam identifikasi stasiun pengambilan data dan bagian kedua tentang cara pengambilan data kondisi terumbu karang. Materi tentang identifikasi stasiun pengamatan akan menjelaskan bagaimana mendeskripsikan stasiun terpilih serta bagaimana menentukan titik awal transek pada stasiun tersebut serta menandainya. Identifikasi stasiun pengamatan merupakan materi penting yang harus dikuasai pengambil data sebelum pengambilan data dilakukan. Karena tahapan pelaksanaan survei ini akan memberikan gambaran stasiun serta kepastian titik transek. Tidak kalah pentingnya pada modul ini adalah cara melakukan pengamatan atau pengambilan data terumbu karang dengan metode UPT. Materi kompetensi teknik pengambilan data ini akan membekali Anda bagaimana mengambil data dengan cara memotret frame yang diletakkan pada garis transek yangtelah terpasang. Keberhasilan penguasaan modul teknik pengambilan data terumbu karang dengan baik akan menentukan kualitas data kondisi terumbu karang. Kualitas data tidak hanya ditentukan pada ketrampilan Anda memotret frame bawah air. Akan tetapi konsistensi setiap tahapan juga ikut menentukan keberhasilan pengambilan data terumbu karang. identifikasi stasiun hingga tahap pemotretan frame. Karena pengambilan data dilakukan dengan cara merekam baik identifikasi stasiun maupun pengambilan data maka tahapan setiap kegiatan harus dilakukan secara berurutan. Modul ini dapat akan memandu Anda untuk terampil menguasai teknik pengambilan data terumbu karang dengan metode Underwater Photo Transect (UPT).



Bab I | 1



B. Prasyarat Pra syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti modul teknik pengambilan data terumbu karang dengan metode Underwater Photo Transect (UPT) adalah peserta sudah mengikuti atau mengetahui tentang materi Persiapan Penilaian Kondisi Terumbu Karang, khususnya mengenai materi “Menyiapkan Alat dan Bahan Pengambilan Data Kondisi Terumbu Karang” dan materi “Menentukan Stasiun Penilaian Kondisi Terumbu Karang di Lapangan”, sehingga diharapkan tidak menemui kesulitan dalam mengikuti modul ini.



C. Tujuan Setelah selesai mengikuti modul diklat ini, peserta mampu melakukan elemenelemen kompetensi berikut dengan baik dan benar, yaitu: •



Mengidentifikasi stasiun pengambilan data terumbu karang







Mengambil data kondisi terumbu karang dengan metode Underwater Photo Transect (UPT).



D. Petunjuk penggunaan modul Berisi penjelasan tentang petunjuk yang perlu dipedomani dalam mengunakan modul, ditujukan baik petunjuk untuk peserta diklat maupun untuk pelatih yang diuraikan sebagai berikut:



Petunjuk bagi peserta diklat 1.



Mempelajari modul mulai dari awal hingga akhir secara berurutan dan kerjakan tugas yang telah disediakan.



2.



Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan pada masing-masing kegiatan berlatih.



3.



Gunakan selalu baju lapangan (lengan panjang dan topi) ketika melakukan kegiatan berlatih di lapangan (praktik).



4.



Peserta berhak bertanya kepada pelatih jika menghadapi hal-hal yang tidak dimengerti dari modul ini



Petunjuk bagi pelatih 1.



Memahami secara baik isi modul yang akan diajarkan, dapat dilakukan melalui kaji widya.



2.



Sebagai fasilitator peserta dalam proses berlatih, tidak mendominasi proses berlatih.



2 | Terumbu Karang



3.



Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap berlatih.



4.



Sebagai fasilitator peserta dalam pemahaman konsep dan penyelesaian kendala yang dihadapi selama proses berlatih.



5.



Fasilitator peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan.



6.



Mengorganisasikan kegiatan kelompok jika diperlukan.



7.



Mencatat pencapaian kemajuan belajar peserta.



8.



Apabila peserta pelatihan dari hasil evaluasi tidak kompeten maka wajib mengulang.



Gambar 1.1. Pengelompokan Modul



Bab I | 3



E. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja JUDUL MODUL: Teknik Pengambilan Data dengan Metode UPT (Underwater Photo Transect) UNIT ELEMEN KOMPETENSI KOMPETENSI 1.



Melakukan Pengambilan Data Terumbu Karang dengan Metode UPT (Underwater Photo Transect)



1. Mengidentifikasi stasiun pengambilan data terumbu karang



2. Mengambil data kondisi terumbu karang



4 | Terumbu Karang



KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Stasiun penilaian dideskripsikan pada kertas tahan air (underwater paper) 1.2 Titik awal transek dan arah garis transek ditentukan pada stasiun yang dipilih sesuai dengan buku panduan 1.3 Garis transek ditetapkan dan ditandai secara permanen 2.1 Nama dan deskripsi stasiun dipotret sesuai dengan prosedur 2.2 Tampak darat stasiun dipotret sesuai dengan prosedur 2.3 Pengambilan data dengan pemotretan frame dilakukan sesuai dengan prosedur 2.4 Profil terumbu di sekitar garis transek dicatat dan direkam dengan foto dan atau video sesuai dengan prosedur 2.5 Hasil foto dan catatan pengamatan didokumentasikan sesuai dengan prosedur



BAB II UNIT KOMPETENSI 1: PENGAMBILAN DATA KONDISI ­TERUMBU KARANG DENGAN METODE UPT (­Underwater Photo Transect) A. Elemen Kompetensi 1: Mengidentifikasi stasiun pengambilan data terumbu karang 1. Uraian materi Stasiun Penilaian Kondisi Terumbu Karang (Informasi Pokok) Stasiun penilaian kondisi terumbu karang merupakan bagian terumbu karang yang dijadikan titik sampling (pengambilan data) sebagai keterwakilan daerah terumbu karang. Sedangkan lokasi penilaian kondisi terumbu karang merupakan tempat stasiun-stasiun penilaian tersebut berada. Sebagai contoh, Lokasi penilaian kondisi terumbu karang peraiaran pesisir Pulau Siberut dan Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terdiri dari delapan stasiun penilaian Stasiun MTWL02, MTWL03 dan MTWL04 dan seterusnya (Gambar 1)



Gambar 2.1. Lokasi dan sebaran stasiun penilaian kondisi terumbu karang Bab II | 5



Penentuan stasiun dan pemasangan transek permanen (Informasi Pokok) Pertimbangan dalam penentuan stasiun penilaian antara lain keterwakilan, dapat diakses dengan mudah, tidak memiliki resiko terhadap keselamatan penyelaman dan aktifitas penilaian kondisi terumbu karang lainnya. Disamping itu dari penting juga pertimbangan dari aspek sosial budaya, seperti kawasan perairan yang dikelola oleh masyarakat lokal dan daerah terlarang untuk kebutuhan keagamaan atau adat istiadat. Keterwakilan stasiun penilaian menjadi bagian terpenting dari aspek biologi dan ekologi, yang mana stasiun terpilih harus mampu mencerminkan kondisi terumbu secara keseluruhan atau mampu memenuhi tujuan tertentu seperti pengaruh tekanan tertentu terhadap terumbu karang Setiap stasiun penilaian kondisi terumbu karang yang telah ditentukan memiliki posisi (titik koordinat) dan dibuat transek permanen untuk kebutuhan pemantauan. Transek permanen adalah transek pengambilan data yang diberi tanda permanen sehingga ketikan pengambilan data pada waktu berikutnya akan persis di titik yang sama. Penandaan titik awal (titik nol) pada transek permanen dalam penilaian kondisi karang harus dibedakan memperhatikan posis titik awal (titik nol) dan arahnya, hal ini untuk mempermudah ditemukan kembali. Berikut langkah teknis pemasangan transek permanen : •



Lakukan penyelaman untuk pemasangan transek permanen pada stasiun yang telah ditetapkan, dilakukan minimal oleh 2 orang tenaga penyelam.







Pasang garis bantu menggunakan roll meter yang diltetakan persis di atas permukaan terumbu karang sampai 70 meter lebih pada kedalaman yang telah ditentukan (sebaiknya di kedalaman sebaran karang maksimal, 5-7 meter). Pada waktu penarikan meteran tenaga penyelam berenang mulai dari titik awal (0 meter) sampai titik akhir 70 meter, dengan daratan pulau berada posisi kirinya.







Pasang patok penanda dari bahan yang tahan dan ramah lingkungan pada titik-titik dengan jarak yang sudah disepakati, contoh pada titik 0 meter sebagai titia awal transek, seterusnya titik kedua pada 10 meter, ketiga pada 30 meter, keempat pada 40 meter, kelima pada 60 meter dan keenam pada 60 meter. Penanda pada titik awal harus dibedakan dengan penanda pada titik lainnya, contok dengan titik awal dipasang 2 patok batang besi, ditambah 2 pelampung tanda sedangkan penanda pada titik lainnya hanya dipasang 1 batang patok besi dan 1 pelampung tanda.







Agar penanda transek permanen lebih mudah ditemukan kembali setiap jarak 10 meter diberi tali rentang menggunakan tali plastik atau tali nilon. Pemasangan tali rentang ini harus mengikuti kontur permukaan terumbu dan dapat diikatkan pada patok penanda atau karang mati.







Terakhir, tentukan posisi transek permanen menggunakan perangkat GPS Track (Gambar 2) dan disimpan.



6 | Terumbu Karang



Pengenalan GPS Untuk Penentuan Posisi Stasiun (Informasi Penunjang) Salah satu bagian penting penilaian kondisi terumbu karang adalah menentukan posisi stasiun penilaian terhadap muka bumi menurut garis liantang dan bujur. Kebutuhan posisi tepat dengan tingkat presisi yang tinggi akan memastikan bahwa posisi stasiun tidak mengalami perubahan sehingga hal ini sangat membantu kebutuhan penilaian untuk pemantauan kondisi terumbu karang di stasiun yang sama. Penentuan posisi stasiun dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinyal navigasi yang disampaikan oleh satelit, salah satunya adalah sistem navigasi satelit dari Global Poition System atau lebih populer dikenal dengan GPS yang dikembangkan oleh Amerika. Peralatan untuk menerima sinyal navigasi dari satelit dikenal dengan GPS Tracker. Berikut adalah spesifikasi dan deskripsi GPS tracker untuk kebutuhan penentuan posisi stasiun penilaian kondisi terumbu karang dan posisi benda lainnya di permukaan bumi



Gambar 2.2. Deskripsi penampakan fisik luar GPS Tracker (Sumber: www. tramsoft.ch)



Petunjuk pengguanaan dan pengoperasian perangkat GPS Tracker secara terperinci biasanya tersedia dalam buku panduan. Petunujuk umum yang harus diketahui dan dikuasi oleh seoarang tenaga penilai kondisi umum antara lain bagaiman cara mengaktifkan, cara input data posisi stasiun, cara membaca titik koordinat dan cara penyimpanan dan serta membuka kembali posisi koordinat yang sudah disimpan dan menemukan kembali titik stasiun melalui navigasi GPS tracker.



Bab II | 7



Lingkungan Peraiaran Terumbu Karang (Informasi penunjang) Salah satu bagian dalam kegiatan penilaian kondisi terumbu karang adalah pengetahuan tentang kondisi fisik dan bentuk pemanfaatan lingkungan perairan terumbu karang di sekitar stasiun penilaian. Informasi yang dikumpulkan tersebut sangat membantu untuk pembahasan hasil penilaian kondisi terumbu karang dan inpterprestasi saat penyusunan laporan. Hal yang perlu dicatat adalah tipe pantai (berpasir, berbatu, bervegetasi) , vegetasi darat yang mendominasi, kondisi cuaca, kondisi peraiaran dan keadaan habitat terumbu serta bentuk pemanfaatan baik di daratan maupun diperairan. Informasi lingkungan perairan lain yang diperlukan adalah bentuk takanan terhadap terumbu karang baik secara alami maupun akibat aktifitas manusia seperti sedimentasi, pengembangan daerah pesisir serta infrastruksur yang ada.



2. Praktik Unjuk Kerja Proses pembelajaran dalam modul teknik pengambilan data menggunakan metode UPT dapat juga dilakukan melalui praktek unjuk kerja. Upaya pembelajaran dilakukan dan difokuskan pada keterampilan dalam mengidentifikasi stasiun penelitian dan keahlian dalam pengambilan data menggunakan metode UPT. Pelaksanaan praktik unjuk kerja dilakukan secara berkelompok dengan pembagian tugas anggota kelompok dengan jelas. Bentuk praktek unjuk kerja berupa simulasi cara identifikasi stasiun penelitian. Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek unjuk kerja adalah 4 jam untuk praktek identifikasi stasiun penelitian. Praktek unjuk kerja tersebut menggunakan peralatan dan bahan sebagai berikut: Peralatan: 1.



Peralatan selam lengkap



2.



Rol meter



3.



Alat tulis bawah air lengkap



4.



Kamera bawah air



Bahan: 1.



Bingkai/frame transek foto



2.



Peta sebaran terumbu karang



3.



Palu



4.



Kertas tulis bawah air



8 | Terumbu Karang



No



Kriteria Unjuk Kerja



Urutan Kerja/Kegiatan



Alat Bantu



1.



Stasiun penilaian dideskripsikan pada kertas tahan air (underwater paper)



1.



Siapkan alat tulis dengan kertas tahan air







Alat tulis lengkap



2.



Deskripsikan kondisi fisik daratan dan peraiaran pada kertas underwater yang telah disiapkan







Kerta tulis bawah air







Kamera







Teropong jika diperlukan







Peta Sebaran Terumbu







Rol meter







Roll meter







Bahan penanda transek (patok besi, pelampung tanda, kabel ties)







Palu







Alat peraga karang



3.



2



3.



Dokumentasikan hasil deskripsi tersebut dengan baik



Titik awal transek 1. dan arah garis transek ditentukan pada stasiun yang dipilih s­esuai dengan 2. buku panduan 3.



Simulasikan pemasangan garis bantu menggunakan meteran dengan panjang yang telah ditetantukan



Garis transek ditetapkan dan ditandai secara permanen



1.



Simulasikan pemasangan garis bantu



2.



Tetapkan dan tandai transek foto secara permanen menggunakan bahan penanda yang tersedia



Tentukan titik awal Lakukan pemasangan garis bantu mulai dari titik awal sampai titik akhir



Bab II | 9



3. Evaluasi a.



Lembar Evaluasi



FORMAT LEMBAR EVALUASI Nama Peserta: Judul Modul: Teknik Pengambilan Menggunakan Meode UPT Elemen Kompetensi: Mengidentifikasi stasiun pengambil data terumbu karang Pertanyaan: 1. Jelaskan pengertian stasiun penilaian dan apa perbedaannya dengan lokasi penilaian 2. Sebutkan apa saja yangdijadikan pertimbangan dalam menentukan stasiun penilaian kondisi terumbu karang 3. Jelaskan bagaimana cara membedakan titik awal pada sebuah transek foto permanen 4. Jika pada penyelaman transek permanen anda menemukan bukan titik nol (satu patok/satu pelampung tanda) dan anda ingin menemukan titik nol, kemanakah arah renang anda ? Penugasan: Jenis Penugasan



Aspek Observasi Ketepatan langkah kerja



Ketepatan menggunakan alat/ bahan



Penghematan penggunaan bahan



Ketelitian kerja



Keselamatan kerja



Ketepatan kerja/ penggunaan waktu



Tugas 1: Tugas 2:



Dst Rekomendasi: Kompeten/Belum Kompeten*)



Paraf Pelatih : *) coret yang tidak perlu



10 | Terumbu Karang



Kebersihan alat dan tempat kerja



b.



Lembar Kemajuan Berlatih



FORMAT LEMBAR KEMAJUAN BERLATIH Nama Peserta: Judul Modul: Pengambilan Data Menggunakan Metode Underwater Photo Transect (UPT) Elemen Kompetensi: Mengidentifikasi stasiun pengambil data terumbu karang No Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja



1



2



3



Stasiun penilaian dideskripsikan pada kertas tahan air (underwater paper)



1. Siapkan alat tulis dengan kertas tahan air



Tingkat Kemajuan yang dicapai K BK



Catatan



ii. Deskripsikan kondisi fisik daratan dan peraiaran pada kertas underwater yang telah disiapkan



iii. Dokumentasikan hasil deskripsi tersebut dengan baik 1. Simulasikan Titik awal transek dan arah garis tran- pemasangan sek ditentukan pada transek stasiun yang dipilih sesuai dengan buku ii. Lakukan pemasangan garis panduan transek mulai dari titik awal sampai titik akhir Garis transek 1. Simulasikan ditetapkan dan pemasangan garis ditandai secara garis transek permanen ii. Tetapkan dan tandai garis transek secara permanen menggunakan bahan penanda yang tersedia



Bab II | 11



Keterangan: K: Kompeten B: Belum Kompeten Paraf Peserta: ................ Parah Pelatih: ............... *) coret yang tidak perlu



B. Elemen Kompetensi 2: Pengambilan data penilaian kondisi terumbu karang 1. Uraian materi Penilian kondisi terumbu karang dan penerapannya (Informasi Pokok) Pada penelitian untuk penilaian kondisi terumbu karang, terdapat beragam metode pengambilan sampelnya (Loya, 1978; Moll, 1983; Mundy, 1990; English et al., 1997; DeVantier et al.,1998; Long et al., 2004; Oliver et al., 2004; Hill & Wilkinson, 2004; Lam et al., 2006, Alquezar & Boyd, 2007; Leujak & Ormond, 2007; Burt et al., 2008; Burt et al., 2009a; Burt et al., 2009b; Giyanto et al., 2010; Giyanto, 2012a; Giyanto, 2012b). Pemilihan dan penerapan masing-masing metode penilaian kesehatan terumbu karang salah satunya disesuaikan dengan tingkat kecakapan tenaga penilai. Metode yang umum digunakan dan sudah dibahas pada tingkat basic adalah Rapid Reef Inventory (RRI), Point Intercept Transcet (PIT) dan Line intercept Transect (LIT). Penilaian kesehatan terumbu karang menggunakan metode RII didasarkan pada estimasi tutupan bentik substrat dasar perairan secara visual. Dalam penerapannya metode ini cukup dilakukan dengan cara snorkeling pada luasan terumbu dalam waktu tertentu secara visual, sehingga data yang dihasilkan sangat bersifat subjektif. Penggunaan dan penerapan metode RRI adalah mudah dilakukan, tidak menggunakan peralatan selam serta alat ukur yang digunakan dapat dibawa dengan mudah, waktu lebih cepat dan area yang dimonitoring lebih



12 | Terumbu Karang



luas. Penerapan Metode RRI sangat tergantung dengan kondisi tenaga penilai/ monitoring selama di lapangan, disamping itu pengalaman dengan frekuensi penilaian sangat mempengaruhi hasil penilaian. Penilaian kesehatan terumbu karang menggunakan metode PIT didasarkan pada keterwakilan area terumbu dengan satuan ukuran titik. Metode PIT memiliki beberapa kelebihan antara lain mudah dikerjakan, waktu pengembailan relatif lebih cepat, tingkat kecapakan penilai sedang yaitu mampu membedakan tutupan substrat dasar terumbu pada ting lifeform. Kekurangan metode PIT, tingkat akurasi cakupan keterwakilan area rendah, data yang dihasilkan terkadang bias, biaya relatif lebih mahal. Penilaian kesehatan terumbu karang menggunakan metode LIT didasarkan pada keterwakilan area terumbu dengan satuan ukuran garis. Metode LIT memiliki beberapa kelebihan antara lain mudah dikerjakan, waktu pengembailan relatif lebih cepat, tingkat kecapakan penilai tinggi yaitu mampu membedakan tutupan substrat dasar terumbu pada tingkatan genus/spesies. Kekurangan metode LIT alat dan bahan yang digunakan lebih banyak, tingkat persisi data lebih tinggi. Berikut disajikan tabel kelebihan dan kekurangan masing-masing metode:



Tabel 2.1. Metode penilaian kondisi terumbu karang kelebihan dan kelurangannya Kriteria



RRI



LIT



PIT



Akurasi Data



Terdapat bias dikarenakan saat pengambilan data tidak ada transek permanen



Terdapat sedikit bias pada saat pengambilan data



Terdapat sedikit bias pada saat pengambilan data



Efisiensi Waktu



Cepat



Cepat



Cepat



Biaya Alat



Ekonomis Alat bantu yang digunakan : Tali pegangan



Ekonomis Alat bantu yang digunakan : Roll meter, besi dan tali tangsi untuk transek permanen



Mahal Alat bantu yang digunakan: Roll meter, besi dan tali nagnsi untuk transek permanen, frame dan kamera



Bab II | 13



Penentuan Keragaman Genus



Identifikasi Identifikasi hanya sampai hingga level lifeform jenis



Identifikasi hingga level jenis



Presisi



Pengulangan data kemungkinan akan terjadi perbedaan tidak adanya transek permanen



Perbedaan data yang dihasilkan dari ulangan kecil dikarenakan luasan area lebih besar



Pengulangan data kemungkinan akan terjadi perbedaan hanya memperhatikan luas hanya sepanjang garis transek



Metode UPT Untuk Penilaian Kondisi Terumbu Karang (Informasi Pokok) Salah satu metode pengambilan sampel untuk penilaian kondisi terumbu karang adalah metode Transek Foto Bawah Air (Underwater Photo Transect = UPT) (Giyanto et al., 2010; Giyanto, 2012a; Giyanto, 2012b). Metode UPT merupakan metode yang memanfaatkan perkembangan teknologi, baik perkembangan teknologi kamera digital maupun teknologi piranti lunak komputer. Pengambilan data di lapangan hanya berupa foto-foto bawah air yang dilakukan dengan pemotretan menggunakan kamera digital bawah air, ataupun kamera digital biasa yang diberi pelindung tahan air (housing). Foto-foto hasil pemotretan tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan piranti lunak komputer untuk mendapatkan data-data yang kuantitatif. Beberapa keuntungan dari penggunaan metode UPT antara lain dapat mempersingkat waktu pengambilan data di lapangan sehingga penyelam tidak perlu berlama-lama melakukan penyelaman di bawah air. Selain itu, hasil fotonya juga dapat sebagai foto dokumentasi atau arsip yang sewaktu-waktu dapat dilihat kembali (Giyanto et al., 2010; Giyanto, 2012b). Meskipun demikian, terdapat pula kekurangan-kekurangan dari penggunaan metode UPT ini antara lain adanya ketergantungan pada kamera (termasuk foto yang dihasilkan dan bilamana ada kerusakan kamera saat digunakan) dan waktu analisis foto yang lebih lama, terutama bila menggunakan teknik menghitung luas area.



Teknik Pengambilan Data Menggunakan Metode UPT (Informasi Pokok) Pengambilan data adalah bagian terpenting dalam proses penilaian kondisi terumbu karang. Seorang tenaga penilai kondisi terumbu karang dituntut



14 | Terumbu Karang



memiliki pengetahuan dan pengusaan terhadap metode pengambilan data yang telah ditetapkan. Disamping itu seorang pengambil data tersebut juga mampu menguasai peralatan yang diperlukan selama pengambilan data seperti kamera bawah air. Oleh karena itu seoarang penilai kondisi terumbu karang mampu memahami prosedur pengambilan data yang telah distandarkan. Tahapan pengambilan data penilaian kondisi terumbu karang menggunakan metode Underwater Photo Transect (UPT) adalah pendeskripsian dan pendokumentasi stasiun penelitian, pengambilan data dan pendokumentasian hasil data foto transek. Berikut adalah langkah teknis pengambilan data menggunakan metode UPT: •



Jika lokasi baru, beri nama dan catat posisinya menggunakan GPS Tracker, Jika lokasi lama temukan kembali menggunakan GPS Tracker







Pada stasiun yang telah sesuai posisi dan ditemukan lokasinya, terlebih dahulu foto nama stasiun yang sudah ditulis kertas tahan air atau di papan slate.







Temukan titik awal transek foto yang ditandai dengan 2 batang patok besi dan 2 pelampung tanda, kemudian pelampung tanda permukaan dipasang sebagai tanda bagi orang di permukaan bahwa titik awal telah ditemukan dan persis berada di pelampung tersebut.







Lakukan pencatatan data kondisi fisik lingkungan peraiaran terumbu dan daratan dokumentasikan dengan pemotretan normal dan diperbesar (zooming).







Penyelam mulai memasang garis bantu menggunakan meteran, ditarik persis mengikuti transek foto permanen dengan daratan berada pada sisi kiri penyelam mulai dari titik awal sampai titik akhir transek.







Lakukan pendokumentasian kondisi habitat terumbu yang berada disekitar transek permanen dengan pencatatan dan pemotretan.







Lakukan pengambilan data foto dengan pemotretan pada setiap bingkai foto yang telah disiapkan, mulai dari titik awal sampai titik akahir, sebanyak 50 kali pemotretan dengan jarak satu meter antar bingkai foto.







Pemotretan pada bingkai ke 1 dimulai pada skala 1 meter dengan posisi bingkai foto di sebelah kiri garis bantu (meteran), pemotretan bingkai ke 2 dilanjut pada skala 2 meter dengan posisi bingkai foto pada sisi kanan garis bantu, begitu seterusnya sampai pemotretan bingkai foto ke 50.







Lakukan pemotretan lebih makro jika ada kategori bentik yang berukuran kecil atau tersembunyi sehingga sulit untuk diidentifikasi saat analisa data.







Setelah pemotretan pengambilan data selesaikan dilakukan, tuliskan kembali nama stasiun pada kertas tulis bawah air/slate dan ditambahkan tulisan SELESAI.







Terkahir, pastikan semua file foto sudah tersimpan kartu memori dan siap untuk dikelola dan dianalisis.



Bab II | 15



2. Praktik Unjuk Kerja Penilaian kompetensi teknik pengambilan data menggunakan metode UPT dapat juga dilakukan melalui praktek unjuk kerja. Pengamatan dan penilaian unjuk kerja tersebut meliputi keterampilan dalam pengambilan data kondisi terumbu karang menggunakan metode UPT. Pelaksanaan praktik unjuk kerja dilakukan secara berkelompok dengan pembagian tugas anggota kelompok dengan jelas. Bentuk praktek unjuk kerja adalah praktek pengambilan data dilakukan dengan penyelaman langsung di peraiaran terumbu karang. Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek unjuk kerja adalah 8 jam. Praktek unjuk kerja tersebut menggunakan peralatan dan bahan sebagai berikut: Peralatan: 1.



Peralatan selam SCUBA lengkap



2.



Rol meter



3.



Alat tulis bawah air lengkap



4.



Kamera bawah air



Bahan: 1.



Bingkai/frame transek foto



2.



Peta sebaran terumbu karang



3.



Kertas tulis bawah air



No



Kriteria Unjuk Kerja



Urutan Kerja/Kegiatan



Alat Bantu



1.



Nama dan deskripsi stasiun dipotret sesuai dengan prosedur



1.



Sediakan alat tulis dan kertas tulis bawah air







Kamera







2.



Tulis nama stasiun dan deskripsi lokasi



Alat tulis dan kertas tulis bawah air



3.



Lakukan pemotretan terhadap nama stasiun dan hasil deskripsinya



1.



Siapkan peralatan kamera







Kamera



2.



Lakukan pemotretan daratan lokasi penilaian



2.



Tampak darat stasiun dipotret sesuai dengan prosedur



16 | Terumbu Karang



3



Pengambilan data dengan pemotretan frame dilakukan sesuai dengan prosedur



1.



Siapkan peralatan selam lengkap



2.



Siapakan peralatan • kamera dan bingkai foto transek • Lakukan penyelaman • dan pasang garis transek sesuai prosedur. • Lakukan pemotretan bingkai foto sepanjang garis transek yang sudah dipasang sesuai prosedur



3.



4.



4



5



Profil terumbu di sekitar garis transek dicatat dan direkam dengan foto dan atau video sesuai dengan prosedur



Hasil foto dan catatan pengamatan didokumentasikan sesuai dengan prosedur







Alat selam SCUBA Kamera bawah air Roll meter Bingkai foto transek Media penyimpanan hasil foto



5.



Simpan hasil pemotretan dengan baik



1.



Siapkan kamera bawah air







Alat SCUBA lengkap



2.



2Lakukan penyelaman disekitar transek foto







Kamera bawah air



3.



3Lakukan pemotretan terhadap profil dan dicatat kondisinya







Alat tulis bawah air lengkap



4.



Simpan hasil pemotretan dan pencatatan dengan baik



1.



Siapkan kamera yang telah digunakan untuk pengambilan data foto transek







Kamera bawah air







Media penyimpanan hasil foto



2.



Keluarkan media penyimpanan foto dan • pindah hasil pemotretan ke dalam media penyimpanan lainnya sesuai prosedur •



Media penyimpanan file foto Unit komputer/laptop



Bab II | 17



3. Evaluasi a.



Lembar Evaluasi



FORMAT LEMBAR EVALUASI Nama Peserta: Judul Modul: Teknik Pengambilan Menggunakan Meode UPT Elemen Kompetensi: Mengambil data kondisi terumbu karang Pertanyaan: 1. Pada bingkai pemotretan berikut, bingkai 5, 13, 22, 31, 36, dan 47, secara berurutan, sebutkan posisi frame menurut garis taransek! 2. Sebutkan keterangan apa saja yang diberikan saat deskripsi lokasi sekitar stasiun penelitian dilakukan! 3. Dengan menggunakan GPS, sebutkan langkah untuk menemukan kembali posisi transek permanen pada sebuah stasiun penilaian! 4. Sebutkan metode apa saja yang digunakan untuk menilai kondisi terumbu karang! 5. Sebutkan kelebihan dan kekurangan apa saja yang ditemukan dalam pengembilan data menggunakan metode UPT! Penugasan: Jenis Penugasan



Aspek Observasi Ketepatan langkah kerja



Ketepatan menggunakan alat/ bahan



Penghematan penggunaan bahan



Ketelitian kerja



Keselamatan kerja



Ketepatan kerja/ penggunaan waktu



Tugas 1:



Dst Rekomendasi: Kompeten/Belum Kompeten*)



Paraf Pelatih : *) coret yang tidak perlu



18 | Terumbu Karang



Kebersihan alat dan tempat kerja



b.



Lembar Kemajuan Berlatih







Evaluasi ini digunakan oleh peserta diklat, berisi tentang tingkat pencapaian keterampilan pelaksanaan praktik unjuk kerja, yang dirasakan oleh peserta setelah selesai berlatih.



FORMAT LEMBAR KEMAJUAN BERLATIH Nama Peserta: Judul Modul: Pengambilan Data Menggunakan Metode Underwater Photo Transect (UPT) Elemen Kompetensi: Mengambil data kondisi terumbu karang No Kriteria Unjuk Kerja



1



2



3



Urutan Kerja



Nama dan deskripsi stasiun dipotret sesuai dengan prosedur



1. Sediakan alat tulis dan kertas tulis bawah air



Tampak darat stasiun dipotret sesuai dengan prosedur Pengambilan data dengan pemotretan frame dilakukan sesuai dengan prosedur



1. Siapkan peralatan kamera



Tingkat Kemajuan yang dicapai K BK



Catatan



ii. Tulis nama stasiun dan deskripsi lokasi iii. Lakukan pemotretan terhadap nama stasiun dan hasil deskripsinya



ii. Lakukan pemotretan daratan lokasi penilaian i. Siapkan peralatan selam lengkap ii. Siapakan peralatan kamera dan bingkai foto transek iii. Lakukan penyelaman dan pasang garis transek sesuai prosedur. iv. Lakukan pemotretan bingkai foto sepanjang garis transek yang sudah dipasang sesuai prosedur v. Simpan hasil pemotretan dengan baik



Bab II | 19



4



5



di sekitar garis transek dicatat dan direkam dengan foto dan atau video sesuai dengan prosedur



Hasil foto dan catatan pengamatan didokumentasikan sesuai dengan prosedur



i. Siapkan kamera bawah air ii. Lakukan penyelaman disekitar transek foto iii. Lakukan pemotretan terhadap profil dan dicatat kondisinya iv. Simpan hasil pemotretan dan pencatatan dengan baik 1. Siapkan kamera yang telah digunakan untuk pengambilan data foto transek ii. Keluarkan media penyimpanan foto dan pindah hasil pemotretan ke dalam media penyimpanan lainnya sesuai prosedur



Keterangan: K: Kompeten B: Belum Kompeten Paraf Peserta: ................ Parah Pelatih: ............... *) coret yang tidak perlu



20 | Terumbu Karang



PENUTUP



Mutu pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan pelatihan secara terus menerus perlu ditingkatkan. Evaluasi diakhir kegiatan pembelajaran merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah diselenggarakan. Evaluasi yang baik melibatkan semua kompenen penyelenggara pelatihan antara lain evaluasi oleh peserta, tenaga pelatih dan panitia sehingga masukan terhadap proses pembelajaran akan menjadi lebih lengkap. Tingkat keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari respon dan umpan balik baik yang diberikan peserta maupun tenaga pelatih. Umpan balik berisi masukan dan saran serta penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hasil penilaian dan evaluasi serta umpan balik yang diberikan perlu direspon dan ditindak lanjuti untuk perbaikan dan kesempurnaan proses pembelajaran ke depannya.



Penutup | 21



22 | Terumbu Karang



DAFTAR PUSTAKA



English, S., C. Wilkinson and V. Baker 1997. Survey manual for tropical marine resources. Second edition. Australian Institute of Marine Science. Townsville: 390 pp. English, S., C. Wilkinson and V. Baker 1994. Survey manual for tropical marine resources. Published on behalf of the ASEAN-Australia Marine Science. Townswile. pp 367. Giyanto. 2012a. Kajian tentang panjang transek dan jarak antar pemotretan pada penggunaan metode transek foto bawah air. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 38 (1): 1-18. Giyanto; B.H. Iskandar; D. Soedharma & Suharsono. 2010. Effisiensi dan akurasi pada proses analisis foto bawah air untuk menilai kondisi terumbu karang. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36 (1): 111-130. Giyanto. 2012b. Penilaian kondisi terumbu karang dengan metode transek foto bawah air. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 38 (3):377-389.



Pengambilan Data ...| 23



24 | Terumbu Karang



PERISTILAHAN



Pengambilan Data ...| 25



26 | Terumbu Karang