Optimasi Jaringan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah banyak dikatakan bahwa tujuan umum perusahaan adalah membuat suatu produk atau jasa dengan biaya serendah-rendahnya, menjual dengan harga yang wajar guna mendapatkan keuntungan yang besar. Dari pernyataan tersebut dapat kita analisa bahwa ada dua fungsi yang utama dalam perusahaan yaitu fungsi produksi dan pemasaran. Fungsi produksi berkenaan dengan penawaran sedangkan fungsi pemasaran berkenaan dengan permintaan. Dalam memasarkan produk guna memenuhi permintaan konsumen, perusahaan ataupun para manajer dihadapkan pada beberapa persoalan yang salah satunya adalah bagaimana merancang sistem transportasi guna meminimalkan biaya. Persoalan-persoalan transportasi atau distribusi yang berkaitan dengan masalah pengiriman dari suatu sumber ke suatu tujuan dengan ongkos transportasi minimum. Maka model transportasi tersebut dapat diselesaikan sebagai suatu jaringan. Jaringan muncul di berbagai tempat dan dalam banyak bentuk transportasi, listrik, dan jaringan komunikasi adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Seiring dengan perkembangan era globalisasi yang semakin pesat, sebagian besar di berbagai bidang seperti produksi, distribusi, perencanaan proyek, perencanaan tata letak, manajemen sumber daya, dan perencanaan keuangan merasakan jaringan telah menjadi salah satu kebutuhan pokok. Pada makalah ini, penulis mencoba untuk membahas optimasi jaringan yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan yang berkenaan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan jaringan.



1



2



B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Penelitian Operasional Tambang. Penulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui optimasi jaringan.



C. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi yang membaca dan dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi dalam mempelajari model jaringan.



3



BAB II PEMBAHASAN A. Optimasi Jaringan Jaringan lahir karena berbagai keperluan seperti: transportasi, listrik, komunikasi, perencanaan proyek, aliran air, pembuatan jalan, dan lain-lain. Saat ini jaringan sangat penting, sebab dengan jaringan maka masalah yang besar dan rumit dapat disederhanakan. Ada beberapa jaringan yang dapat diselesaikan dengan permasalahan program linear. Pada kajian di sini akan dibahas tiga masalah jaringan, yaitu: permasalahan lintasan terpendek, masalah diagram pohon terpendek, masalah aliran maksimum. Dalam menggambarkan suatu jaringan kerja digunakan tiga buah simbol sebagai berikut: 1. Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan jangka waktu tertentu dalam pemakaian sejumlah sumber daya (sumber tenaga, peralatan, material, biaya) 2. Lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. 3. Anak



panah



terputus-putus,



menyatakan



kegiatan



semu



atau



dummy.



Dummy tidak mempunyai jangka waktu tertentu, karena tidak memakai sejumlah sumber daya. Diagram anak panah (arrow diagram) menggambarkan keterkaitan antara kegiatan atau aktivitas proyek. Suatu anak panah (arrow) biasanya dipergunakan untuk mewakili suatu kegiatan dengan ujungnya menunjukkan arah kemajuan dalam proyek. Hubungan suatu kegiatan dengan kegiatan yang terjadi sebelumnya ditunjukkan oleh adanya kejadian (event). Yang dimaksud dengan kejadian ialah saat yang menggambarkan permulaan atau pengakhiran suatu kegiatan (activity). Setiap kegiatan digambarkan sebagai anak panah, pangkal anak panah sebagai awal dan ujungnya sebagai akhir suatu kejadian. Anak panah menggambarkan apa



4



5



yang dikerjakan mendahului, sebelum kegiatan itu dikerjakan. Setiap anak panah di ujung dan pangkalnya diberi tanda kejadian yang diberi nomor, seperti :



atau Kegiatan mulai dari kejadian 15 atau i dan berakhir dengan kejadian 16 atau j. untuk selanjutnya kejadian A ditulis kegiatan A (15,16) atau kegiatan A(i,j), artinya dimulai pada titik i dan berakhir pada titik j. selanjutnya i disebut pangkal dan j ujung. Contoh lain : Kegiatan B baru bisa dikerjakan kalau A sudah selesai. Jadi A harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum B. Tanda lingkaran 1, 2, dan 3 merupakan event. Kegiatan C baru bisa dikerjakan kalau A dan B sudah selesai. Jadi A dan B harus diselesaikan dahulu, kemudian baru C dimulai. B dan C baru bisa dimulai kalau A sudah selesai



Kejadian (event) tidak memerlukan waktu, digambarkan sebagai lingkaran pada pangkal anak panah (saat dimulainya kegiatan) dan pada ujung anak panah (saat akhir/selesainya kegiatan). Pemberian nomor pada kejadian harus memenuhi persyaratan yaitu nomor awal (pangkal) harus lebih kecil dari pada nomor akhir (ujung). Untuk selanjutnya perhatikan aturan-aturan berikut : 1. Setiap kegiatan hanya boleh diwakili oleh satu anak panah saja didalam jaringan kerja, (kecuali kalau satu kegiatan dipecah menjadi kegiatan yang lebih kecil).



6



2. Tidak boleh ada dua kegiatan diwakili oleh pangkal dan ujung anak panah yang sama. Dalam hal ini harus dipergunakan anak panah boneka (dummy arrow). Perhatikan ilustrasi berikut. Pangkal (1) dan ujung (2), A dan B sama. A (1,2) B juga (1,2), ini tidak boleh dan harus diatasi dengan menggunakan anak panah boneka seperti berikut ini. D = Dummy, dengan garis putus-putus.



Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai, maka.



Suatu anak panah boneka (dummy) untuk menggambarkan kegiatan yang tidak memakan waktu (kegiatan boneka sering juga disebut semu atau buatan, bukan sesungguhnya). Contoh : Air limbah yang akan dibuang dari saluran pembuangan 1 (Outlet 1) ke sungai dialirkan menuju IPAL I (3), saluran outlet 2 sebelum ke sungai juga akan melewati IPAL I (3), karena beban pengolahan pada IPAL I terbatas, maka kapasitas limbah



7



yang tidak terolah disalurkan ke IPAL II (4), sedangkan yang sudah terolah langsung dapat dibuang ke sungai (5)



Kegiatan A : Saluran Outlet 1 menuju IPAL I (3) Kegiatan B : Saluran Outlet 2 menuju IPAL I (3) Kegiatan C : Saluran IPAL I (3) ke IPAL II (4) Kegiatan D : Saluran IPAL I (3) ke sungai (5) Pada gambar di atas terlihat bahwa kegiatan C belum dapat berlangsung sebelum kegiatan B, yang berarti bahwa kegiatan C dapat beroperasi apabila kegiatan B sudah berjalan, sedangakan D dapat berjalan setelah kegiatan A atau B apabila berjalan tidak bersamaan. Contoh pembuatan diagram anak panah 1 : 1. Gambarkan diagram anak panah yang mencakup kegiatan A, B, C, ….., dan L sedemikian rupa sehinga hubungan berikut ini terpenuhi. 2. A, B, dan C kegiatan dalam suatu proyek yang bisa dimulai secara serentak (simultan). 3. A dan B mendahului D. 4. B mendahului E, F dan H. 5. F dan C mendahului G. 6. E dan A mendahului I dan J 7. C, D, F dan J mendahului K.



8



8. K mendahului L. 9. I, G dan L merupakan aktifitas terminal di proyek.



Jawab.



Contoh pembuatan diagram anak panah 2 : 1. Gambarkan diagram anak panah yang mencakup kegiatan A, B, C, ….., dan M sedemikian rupa sehinga hubungan berikut ini terpenuhi. 2. A dan B dapat dimulai secara serentak. 3. C dan D dapat dimulai kalau A sudah selesai. 4. E dapat dimulai kalau C sudah selesai. 5. G dapat dimulai kalau E sudah selesai. 6. F dapat dimulai kalau D sudah selesai. 7. H dapat dimulai kalau C, D, E, F dan G sudah selesai. 8. I dan J dapat dimulai kalau B sudah selesai. 9. K dapat dimulai kalau J sudah selesai. 10. L dapat dimulai kalau I, J, dan K sudah selesai. 11. M dapat dimulai kalau H dan L sudah selesai. 12. M kegiatan terminal.



9



Jawab



Contoh pembuatan diagram anak panah 3 : 1. Gambarkan diagram anak panah yang mencakup kegiatan A, B, C, ….., dan J sedemikian rupa sehinga hubungan berikut ini terpenuhi. 2. Proyek dimulai dari kegiatan A, 3. Kegiatan B dan C baru bisa dimulai kalau A sudah selesai. 4. Kegiatan D dan E baru bisa dimulai kalau C sudah selesai. 5. Kegiatan F dan G baru bisa dimulai kalau B sudah selesai. 6. Kegiatan H baru bisa dimulai kalau E sudah selesai. 7. Kegiatan I baru bisa dimulai kalau D sudah selesai. 8. Kegiatan J baru bisa dimulai kalau G dan H sudah selesai. Kegiatan I dan J merupakan kegiatan terminal.



10



Arti dan Kegunaan Optimasi Jaringan atau Network Kebaikan langsung yang dapat dipetik dari pemakaian analisis Network adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengenali (identifity) jalur kritis (critical path)dalam hal ini adalah jalur elemen-elemen kegiatan



yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek



sebagai keseluruhan. 2. Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan semberdaya dan memperhitungkan efek terhadap waktu selesainya proyek. 3. Mempunyai kemampuan memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana apabila diimplementasikan / dilaksanakan. Keuntungan tidak langsung dari pemakaian network 1. Sebelum menyusun suatu network seorang analis harus mengkaji rencana secara keseluruhan, merinci dan mengurangi menjadi komponen-komponen kegiatan yang terpisah-pisah. 2. Seorang analis harus memikirkan interelasi dari kegiatan-kegiatan. 3. Seorang analis harus memperhitungkan batas waktu untuk mesing-masing unsur kegiatan, sebab setiap kegiatan memerlukan sejumlah waktu tertentu untuk penyelesaiannya. Penentuan Waktu 1. Mengestimasi dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian event 2. Lintasan kritis: estimasi dan analisis waktu dari satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan pada network yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. 3. Lintasan tidak kritis yang mempunyai waktu untuk bisa terlambat disebut Float 4. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada network 5. Float dibagi dua yaitu: Total Float dan Free Float



11



Model Jaringan ada dua, yaitu : a) CPM (Critical Path Method) b) PERT (Project Evaluation and Review Technique), berguna untuk menyusun perencanaan, penjadwalan dan pengawasan/pengontrolan proyek. B. Konsep Dasar, Tujuan, dan Peran Strategis CPM dan PERT Teknik evaluasi dan ulasan program (cukup dikenal sebagai program evaluation and review techique atau PERT) dan metode jalur krisis (umumnya dikenal sebagai critical path method-CPM), dikembangkan di tahun 1950-an untuk membantu para manager membuat penjadwalan, memonitor, dan mengendalikan proyek besar dan kompleks. CPM muncul terlebih dahulu, di tahun 1957, sebagai alat yang dikembangkan oleh J. E. Kelly dari Remmington Rand dan M. R. Walker dari duPont untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia di duPont. Secara terpisah, PERT dikembangkan di tahun 1958 oleh Booz, Allen, dan Hamilton untuk U.S. Navy (angkatan Laut Amerika Serikat). Metode PERT dan CPM adalah metode yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan, skedul, dan proses pengendalian suatu proyek. Untuk dapat menerapkan kedua metode ini, perlu ditetapkan terlebih dahulu kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan menyusunnya dalam bentuk jaringan. Jaringan menunjukan saling hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Walaupun prinsip penyusunan jaringan pada kedua metode adalah sama, namun terdapat perbedaan mendasar antara kedua metode ini. Perbedaan ini terletak pada konsep biaya yang dikandung CPM yang tidak ada di dalam metode PERT. Asumsi yang digunakan dalam metode PERT adalah bahwa lama waktu semua kegiatan tidak tergantung satu sama lain. Penentuan lama waktu penyelesaian suatu proyek dengan PERT dilakukan dengan menentukan waktu yang paling pesimis (terlama) dan optimis (tercepat) untuk setiap kegiatan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpastian penyelesaian suatu kegiatan ini dinyatakan dalam suatu varians.



12



Semakin kecil varians menunjukan semakin pasti suatu kegiatan dapat diselesaikan. Apabila jaringan sudah sedemikian besar, penentuan lama penyelesaian suatu proyek dapat dilakukan melalui proses foward pass dan backward pass. Ada dua macam estimasi, baik untuk waktu maupun biaya, yang dilakukan di dalam metode CPM, yaitu estimasi normal dan estimasi crash. Perhitungan kedua jenis estimasi dimaksudkan untuk menemukan kegiatan-kegiatan pada jalur kritis dimana waktu dapat dipercepat dengan pengeluaran paling minimum. Dengan cara ini, efisiensi penyelesian proyek dapat dicapai dalam hal waktu maupun biaya. Metode PERT/Biaya dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pengendalian biaya. Adapun tujuan akhir dari PERT/Biaya adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan biaya proyek dalam anggaran tertentu. Informasi ini berupa status suatu kegiatan apakah overrun atau underrun. Dengan informasi ini dapat ditetapkan suatu aksi korektif terhadap kegiatan dalam rangka mempertahankan biaya proyek. Rangka Pikiran PERT dan CPM PERT dan CPM keduanya mengikuti enam langkah dasar: 1. Mengidentifkasikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja, 2. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain, 3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan, 4. Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk tiap kegiatan, 5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis, 6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.



13



Langkah ke-5, menetukan jalur kritis, adalah bagian utama dalam pengendalian proyek. Kegiatan pada jalur kritis mewakili tugas yang akan menunda keseluruhan proyek, kecuali bila mereka dapat diselesaikan tepat waktu. Manajer mempunyai keleluasaan untuk menghitung tugas penting dengan mengidentifikasi kegiatan yang kurang penting dan melakukan perencanaan ulang, penjadwalan ulang, dan pengalokasian ulang sumber daya manusia dan uang. Meskipun PERT dan CPM berbeda pada beberapa hal dalam terminologi dan pada konstruksi jaringan, tujuan mereka sama. Analisis yang digunakan pada kedua teknik ini sangat mirip. Perbedaan utamanya adalah bahwa PERT menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan. Perkiraan waktu ini digunakan untuk menghitung nilai yang diharapkan dan penyimpangan standar untuk kegiatan tersebut. CPM membuat asumsi bahwa waktu kegiatan diketahui pasti, hingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk tiap kegiatan.



CPM: Critical Path Method •



Untuk menentukan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project.







Untuk menentukan berapa lama aktivitas di dalam project dapat tertunda tanpa menunda penyelesaian project.







Early event time (ET): waktu paling awal suatu kegiatan dapat dimulai.







Late event time (LT): waktu paling akhir suatu kegiatan dapat dimulai tanpa menunda penyelesaian project secara keseluruhan.



Contoh penggunaan CPM/PERT •



Designing and Marketing new product







Completing a corporate merger







Building a ship



14



Contoh CPM Widgetco akan mengenalkan produk baru (produk 3). Satu unit produk 3 diproduksi dengan mengasembly 1 unit produk satu dan 1 unit produk dua. Sebelum produksi produk satu dan dua bahan mentah harus dibeli dan pekerja harus dilatih. Sebelum produk satu dan dua diasembly menjadi produk tiga, produk dua harus dites. Gambarkan project network untuk project ini. Kegiatan sebelumnya



Durasi aktifits (hari)



A : Pelatihan pekerja



-



6



B : Membeli bahan mentah



-



9



C : Memproduksi produk 1



A,B



8



D : Memproduksi produk 2



A,B



7



E : Uji produk 2



D



10



F : Essambly produk 1 dan 2



C,E



12



Aktivitas



Penentuan Early Event Time (ET) Untuk setiap node i: •



Langkah 1: – Tentukan semua kegiatan yang berakhir di node i







Langkah 2



15



– Untuk setiap kegiatan yang berakhir di node i tambahkan ET(j) (j adalah node yang terhubung ke node i dari kegiatan tsb), dengan durasi aktivitas. •



Langkah 3



ET(i) adalah maksimum dari semua ET(j) yang dihitung di langkah 2



ET pada contoh kasus : •



Untuk node 1:







Untuk node 2:











Didahului oleh node 1







Durasi kegiatan A: (1,2) 6 hari



ET 2  ET 1  6  6 Untuk node 3:







Didahului oleh node 1 dan node 2







Durasi kegiatan B: (1,3) 9 hari



– •



ET 1  0



 ET 1  9  0  9 ET 3  max 9 ET (2)  0  6  0 Durasi kegiatan Dummy: (2,3) nol hari



Untuk node 4: –



Didahului oleh node 3







Durasi kegiatan D: (3,4) 7 hari ET 4  ET 3  7  9  7  16







Untuk node 5: –



Didahului oleh node 3 dan node 4







Durasi kegiatan C: (3,5) 8 hari







Durasi kegiatan E: (4,5) 10 hari



 ET 3  8  9  8  17 ET 5  max  26 ET (4)  10  16  10  26



16







Untuk node 6: –



Didahului oleh node 5







Durasi kegiatan F: (5,6) 12 hari ET 6  ET 5  12  26  12  38



I



ET(i)



1



0



2



6



3



9



4



16



5



26



6



38



Produk selesai di-assembly paling cepat 38 hari dari sejak dimulai. ET(6) adalah panjang dari the longest path pada network tsb. Penentuan the Late Event Time (LT) •



Ditentukan dari node terakhir sampai ke node yang pertama







Langkah 1: – Tentukan semua kegiatan yang berawal di node i







Langkah 2: – Untuk setiap kegiatan yang berawal di node i, kurangi LT(j) (j adalah node yang terhubung ke node i dari kegiatan tsb), dengan durasi aktivitas.







Langkah 3: – LT(i) adalah minimum dari semua LT(j) yang dihitung di langkah 2



17



LT pada contoh kasus :







Untuk node 6: –



















Node paling akhir



LT 6  ET 6  38



Untuk node 5: –



Menuju node 6







Kegiatan F: (5,6) 12 hari LT 5  LT 6  12  38  12  26



Untuk node 4: –



Menuju node 5







Kegiatan E: (4,5) 10 hari



LT 4  LT 5  10  26  10  16



Untuk node 3: –



Menuju node 4 dan node 5







Kegiatan D: (3,4) 7 hari







Kegiatan C: (3,5) 8 hari



Untuk node 2: –



Menuju node 3



 LT 4  7  16  7  9 LT 3  min  9 LT 5  8  26  8  18



18



– •



Kegiatan dummy: (2,3) 0 hari



LT 2  LT 3  0  9



Untuk node 1: –



Menuju node 2 dan node 3







Kegiatan A: (1,2) 6 hari







Kegiatan B: (1,3) 9 hari



 LT 2  6  9  6  3 LT 1  min  0 LT (3)  9  9  9  0



I



ET(i)



LT(i)



1



0



0



2



6



9



3



9



9



4



16



16



5



26



26



6



38



38



Total Float •



Durasi kegiatan di dalam network project schedulling tadi hanya perkiraan dari implementasi pengerjaan project







Total float: – Ukuran seberapa penting durasi kegiatan harus sesuai perkiraan







Total float aktivitas (i,j) TF(i,j): – Berapa lama awal aktivitas (i,j) dapat tertunda dari perkiraan tercepat, tanpa menunda selesainya project secara keseluruhan – Asumsi: tidak ada kegiatan lain yang tertunda.







Tij: durasi kegiatan (i,j), k unit waktu penundaan ET i   k  tij  LT ( j )



19



TF i, j   LT ( j )  ET i   tij



TF i, j   0 A : TF 1,2  LT (2)  ET 1  t12



 906  3



B : TF 1,3  LT (3)  ET 1  t13



 909  0



C : TF 3,5  LT (5)  ET 3  t35  26  9  8  9 D : TF 3,4  LT (4)  ET 3  t34  16  9  7  0 E : TF 4,5  LT (5)  ET 4  t45  26  16  10  0 F : TF 5,6  LT (6)  ET 5  t56



 38  26 12  0



Aktivitas



Total Float



A : (1,2)



3



B : (1,3)



0



C : (3,5)



9



D : (3,4)



0



E : (4,5)



0



F : (5,6)



0



Aktivitas dengan total float 0: critical activity. Jalur dari node 1 ke node akhir sepanjang critical activity: critical path CPM: B, D, E, F



20



Program Evaluation and Review Technique (PERT) •



Digunakan untuk mengestimasi peluang bahwa project akan selesai dalam waktu tertentu







PERT berusaha mengatasi kekurangan CPM pada kasus: – Durasi waktu kegiatan yang tidak diketahui secara pasti – Berupa peubah acak







Untuk setiap aktivitas harus ditentukan : a: perkiraan durasi aktivitas pada “the most favourable conditions”- min time. b: perkiraan durasi aktivitas pada “the least favourable conditions”- max time. m: durasi kegiatan yang paling memungkinkan “the most likely”: modus .



Nilai harapan dan keragaman dari Tij dapat didekati dengan:



E Tij  



a  4m  b 6



Var Tij  



b  a 2 36



Nilai tengah dan keragaman dari waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas di dalam path adalah:



21



 ET   Total nilai harapan durasiaktivitas di dalam path



( i , j )path



ij



 varT   Total keragaman durasi aktivitas di dalam path



( i , j )path



ij



Total durasi aktivitas di dalam (critical) path (waktu penyelesaian project):



CP 



T



ij



i , j criticalpath



Dengan teorema limit pusat CP ~ N E CP , var(CP) 



Nilai deviasi normal (Z) :  CP  E CP    z  varCP     Contoh PERT (dari CPM) Aktivitas



a



b



m



A : Pelatihan Pekerja (1,2)



2



10



6



B : Membeli bahan mentah (1,3)



5



13



9



C : Memproduksi produk 1 (3,5)



3



13



8



D : Memproduksi produk 2 (3,4)



1



13



7



E : Uji produk 2 (4,5)



8



12



10



F : Assembly produk 1 dan 2 (5,6)



9



15



12



Nilai Harapan Durasi setiap aktivitas : Aktivitas A



E T12  



a  4m  b 2  46  10  6 6 6



Aktivitas B



E T13  



a  4m  b 5  49  13  9 6 6



dan seterusnya untuk semua aktivitas.



22



Keragaman Durasi Setiap Aktivitas : 2 2   b  a 10  2 varT12   



 1.78 36 36 b  a 2  13  52  1.78 varT13   36 36



Aktivitas A Aktivitas B



dan seterusnya untuk semua aktivitas. Aktivitas



A



b



m



E(Tij)



var(Tij)



A : (1,2)



2



10



6



6



1,78



B : (1,3)



5



13



9



9



1,78



C : (3,5)



3



13



8



8



2,78



D : (3,4)



1



13



7



7



4



E : (4,5)



8



12



10



10



0,44



F : (5,6)



9



15



12



12



1



CP: diperoleh dengan menggunakan E(Tij) sebagai durasi aktivitas pada CPM. 1 → 3 → 4 → 5 →6 •



Kegiatan: B, D, E, F



CP 



 ET   9  7 10 12  38



VarCP  







ij



i , j criticalpath



VarT   1.78  4  0.44 1  7.22



i , j criticalpath



ij



Berapa peluang bahwa project dapat diselesaikan kurang dari 38 hari?  CP  E CP  38  E CP    PCP  38  P   varCP  varCP    38  38    P Z    P  Z  0   0.5 7.22  



23







Berapa peluang bahwa project dapat diselesaikan kurang dari 35 hari?  CP  E CP  35  E CP    PCP  35  P   varCP     var CP   35  38    P Z    PZ  1.12   0.13 7.22  



Untuk mencari nilai peluang maka dilihat pada table peluang distribusi z. Maka dari table tersebut dapat dilihat berapa peluang nya dengan z yang didapat. Contoh 2: Suatu perusahaan bahan galian C akan membuat proyek pembuatan batu bata model baru, dan harus melalui delapan tahap kegiatan. Perusahaan membuat perkiraan waktu dan hasilnya sebagai berikut: Kegiatan



Waktu



optimis Waktu



realistis Waktu



pesimis Jalur kritis



(a)



(m)



(b)



A



1



2



3



Ya



B



2



3



4



-



C



1



2



3



Ya



D



2



4



6



-



E



1



4



7



Ya



F



1



2



9



-



G



3



4



11



Ya



H



1



2



3



Ya



24



Untuk mencari waktu yang diharapkan perusahaan dan variansnya, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: Kegiatan



Waktu



Waktu



optimis (a) realistis



Waktu



Waktu



pesimis



diharapkan



(m)



(b)



yang Varians [(b-a)/6]2



t = (a + 4m + b )/6



A



1



2



3



2



0.11



B



2



3



4



3



0.11



C



1



2



3



2



0.11



D



2



4



6



4



0.44



E



1



4



7



4



1.00



F



1



2



9



3



1.78



G



3



4



11



5



1.78



H



1



2



3



2



0.11



Untuk menghitung varians proyek secara keseluruhan dan standar deviasinya maka dihitung menggunakan rumus yang sudah ditentukan, yakni: S2 = Varians proyek = (varians kegiatan pada jalur kritis) = varians A + varians C + varians E + varians G + varians H =0,11 + 0,11 + 1,00 + 1,78 + 0,11 =3.11



25



Sedangkan standar deviasinya (S)= =



var iansproyek 3.11



= 1.76 minggu Kemudian perusahaan menetapkan batas waktu penyelesaian proyek yakni selama 25 minggu, maka: Nilai deviasi normal (Z) = [batas waktu (n)–waktu penyelesaian yang diharapkan]/S = (26 minggu – 25 minggu)/1.76 = 1/1.76 = 0.57 Tabel normal: Z



0.0



0.01



~



0.07



0.1



0.50000



0.50399



0.52790



0.2



0.53983



0.54380



0.56749



0.5



0.69146



0.69497



0.7157 6



0.6



0.72575



0.72907



0.74857



~



Kemudian merujuk pada Tabel Normal, kita dapat mendapat peluang 0.7157, artinya ada peluang sebesar 71.57% untuk perusahaan menyelesaikan proyek tersebut dalam kurun waktu 26 minggu atau kurang dari itu.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa jaringan lahir karena berbagai keperluan seperti: transportasi, listrik, komunikasi, perencanaan proyek, aliran air, pembuatan jalan, dan lain-lain. Dalam menggambarkan suatu jaringan kerja digunakan tiga buah simbol sebagai berikut: 4. Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan jangka waktu tertentu dalam pemakaian sejumlah sumber daya (sumber tenaga, peralatan, material, biaya) 5. Lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. 6. Anak



panah



terputus-putus,



menyatakan



kegiatan



semu



atau



dummy.



Dummy tidak mempunyai jangka waktu tertentu, karena tidak memakai sejumlah sumber daya. Model Jaringan ada dua, yaitu : CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique), berguna untuk menyusun perencanaan, penjadwalan dan pengawasan/pengontrolan proyek .



26



27



DAFTAR PUSTAKA



Pangestu Subagyo , Dkk. 1983. Dasar-dasar Operations Research. Yogyakarta : BPFE Schaum’s outlines.1997. Operation Research second edition. New York ; McGraw-Hill Reza Abdul Aziz. 2013. http://rzabdulaziz.wordpress.com/2013/05/23/materi-kuliahriset-operasi/comment-page-1/ (di akses pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 20:05 WIB) Abdullahbasuki. 2010. http://abdullahbasuki.wordpress.com/2010/07/01/kuliah-ke14-riset-operasi-model-network/ (di akses pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 20:35 WIB). Veriyenpaone.2012.http://veriyenpaone.blogspot.com/2012/11/makalah-modeljaringan.html (di akses pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 20:50 WIB).