Organisasi Adaptif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Organisasi Adaptif (AGILE ORGANIZATION) Sebagai pemimpin harus memiliki kepemimpinan yang baik dan memiliki Agility leadership harus menjadi horizontal leadership, piawai dalam menjalin relasi dengan segenap stake holder perusahaan atau organisasi dan para pegawai yang merupakan team dalam sebuah organisasi, mampu melakukan connectivitas secara inovatif, mampu menghubungkan bisnis perusahaan atau organisasi kita dengan pekerjaan atau bisnis-bisnis lain yang dapat mendukung terwujudnya target bisnis perusahaan ataupun output organisasi. Esensi Kepemimpinan yang sesungguhnya di era agility adalah, keberanian dalam mengambil keputusan, melibatkan karyawan atau pegawai dalam pengambilan keputusan. Kottler (dalam, Palmer I, et.al, 2009) mengidentifikasi ada 4 kekuatan lingkunganeskternal yang mendorong organisasi untuk melakukan perubahan yaitu kebutuhan



akan teknologi untuk berkomunikasi secara global dengan orang-orang



diberbagai belahan dunia,perubahan ekonomi global, penurunan kondisi pasar domistik dan adanya perubahan sosialmasyarakat suatu negara. Dan yang menjadi faktor pencetus suatu organisasi melakukanperubahan (Palmer I, et.al, 2009) adalah adanya tekanan lingkungan eksternal, adanya penyimpangan dari rencana awal, perubahan visi organisasi, atau memang keinginanorganisasi untuk melakukan perubahan.



Perubahan karena tekanan lingkungan eksternalsering terjadi karena



penurunan sumber daya yang dimiliki organisasi yang disebabkan olehberkurangnya permintaan produk serta penjualan, penurunan market share serta kesalahandalam berinvestasi. Ada enam type tekanan lingkungan eskternal yang mengakibatkanterjadinya perubahan suatu orgaisasi yaitu: gaya kepemimpinan dalam organisasi, tekananatau permintaan



dari luar organisasi,



tekanan



politik, penurunan pasar, kompetisi



semakinketat, dan karena menjaga reputasi dan kredibilitas organisasi dimata stakeholder.



Kepemimpinan yang adaptif (Highsmith, H,2011) adalah pemimpin yag cerdas dan tangkas dalam membuat model pengelolaan mental staff dalam menjalankan proses organisasidan mampu merespon kompleksitas serta kesulitan organisasi dalam menjalankan bisnisnya.Hal ini diperlukan mengingat dalam lingkungan bisnis yang terus bergejolak seringmenghadapi kompleksitas dan kesulitan yang beragam serta tak terduga. Mental pemimpindan staff yang mampu menghadapi kompleksitas dan kesulitan secara cepat dan tepatmerupakan kekuatan tersendiri bagi suatu organisasi untuk dapat bersaing dan memenangkanpersaingan. Dengan demikian kepemiminan yang adaptif merupakan kekuatan, kekuasaan dan ketersediaan team kerja yang cepat dan handal dalam menyampaikan nilai bisnisnya kepada pelanggan dan secara terus menerus belajar mengenali keinginan pelanggan dan selalu mampuberadaptasi sesuai dengan perubahan lingkungannya. Dan pemimpin yang adaptif tersebut perlu adanya tokoh yang mampu dan mau memberikan contoh dalam sikap dan perilakunyadalam organisasi. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi pemimpin yang adaptif yaitu: 1. Menciptakan sistem manajemen performans yang cerdas dan tangkas 2. Sistem tersebut ditransformasikan dalam strategi bisnis 3. Menentukan tujuan kecerdasan dan ketangkasan organisasi dalam sistem operasionalnya,portofolio dan strategi perusahaan 4. Memberikan kemudahan dalam hal sentralisasi dan kekuasaan secara kolaboratif 5. Selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi, product line, dan productarchitecture 6. Membuat kerangka untuk mengevaluasi keahlian yang cerdas dan tangkas. Untuk mampu berkompetisi yang menguntungkan dan berkelanjutan selain desain organisasi yang mudah berubah dengan cepat juga harus mampu beradaptasi



dengan cepatpula. Menurut Kenney, S., dan partner (2009) bahwa organisasi yang adaptif bukan suatukebetulan tetapi merupakan proses kepemimpinan yang harus mampu melakukan perubahanatas lima area internal secara simultan yaitu karyawan, proses, strategi, teknologi dan strukturorganisasi untuk



menghadapi perubahan



lingkungan eksternal saat ini dan nanti. Organisasiyang adaptif akan dapat memahami dan merangkul dunia yang selalu mengalami perubahan,memahami bahwa perubahan sebagai sesuatu yang alami, memahami metode



yang optimaluntuk beradaptasi



dimana dan seperti apa serta mana yang terlebih dulu dilakukan, memilikikemampuan untuk mengadaptasi karyawannya, proses, strategi teknologi dan strukturorganisasi yang



dibutuhkan



secara



berkelanjutan.



Dengan



demikian



keinginan



dankemampuan untuk berubah sebagai suatu bagian terpenting dari sebuah organisasi yang adaptif. Di era VUCA dan digitalisasi organisasi dituntut untuk lebih cepat merespon, kolaboratif, fleksibel serta adaptif terhadap perubahan lingkungan. Organisasi yang hirarkis akan kehilangan momentum bisnis karena keterlambatan merespon dan kalah dalam inovasi. Organisasi yang birokratis akan tergerus oleh start up dan pemain baru yang lincah. Jika anda tidak ingin ketinggalan maka Organisasi dan pimpinan anda perlu bertransformasi menjadi AGILE. Organisasi yang AGILE mengerti pasar, membuat keputusan dan menelurkan produk baru dengan cepat, mengalokasikan sumberdaya dengan tepat dan kuat dalam menjaga team bonding ketika harus bekerja dalam kondisi tekanan dan guncangan perubahan. Banyak organisasi yang besar dan menjadi penguasa pasar, pelahan tapi pasti mereka menjadi lemah karena kebesaran mereka justru membebani dan menghalangi mengembangkan kemampuan menjadi organisasi AGILE. Untuk menjadi AGILE, organisasi bisnis perlu melakukan langkah transformasi. Perubahan yang biasa saja atau sifatnya hanya tambal sulam bukanlah sebuah transformasi. Mengganti logo, mengubah susunan direksi, meluncurkan buku kompetensi, mencetak buku saku Visi-Misi-Nilai, hanya merupakan seremonial dan upaya packaging yang tidak akan berakar ke mindset dan berefek ke perubahan kinerja.



Para pemimpin perusahaan dan organisasi sudah mulai menyadari bahwa manajemen top-down tidak lagi efektif. Pergerakan pasar dunia yang cepat telah mendorong banyak perusahaan untuk mengadopsi manajemen yang lebih agile. Agile (tangkas) adalah satu pola pikir dan kebiasaan. Ada tiga poin penting dalam agile, yakni: mengidentifikasi masalah atau peluang, bergerak menindaklanjutinya, dan melakukan keduanya secara iteratif tanpa henti dan dalam periode yang singkat. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan tim agile yang dapat membantu perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar. Berikut merupakan beberapa karakter umum dari tim Agile      



Bersifat inovatif. Memiliki sedikit anggota. Lebih mementingkan adaptasi terhadap perubahan daripada berpegang teguh pada rencana awal. Lebih mementingkan outcome (memiliki dampak pada perusahaan/ organisasi) daripada sekedar output. Memiliki kontrol atas tindakan yang ingin diambil, tidak didikte oleh pimpinan. Memiliki interaksi yang dekat dengan pelanggan (baik eksternal maupun internal).



  Terdapat beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan atau organisasi ketika mereka dapat mengembangkan tim agile secara sukses, antara lain:         



Peningkatan ragam pekerjaan sehingga bisnis dapat lebih berinovasi daripada beroperasi secara rutin. Perusahaan atau organisasi dapat membaca perubahan kondisi dan prioritas di pasar. Perusahaan atau organisasi dapat mengembangkan solusi yang lebih adaptif. Perusahaan atau organisasi dapat menghindari krisis yang sering menyerang hierarki tradisional. Disruptions tidak akan mengganggu operasional perusahaan atau organisasi. Membawa nilai dan prinsip agile pada operasi bisnis dan menjadi fungsi pendukung bagi bagian perusahaan atau organisasi yang lainnya. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas di bagian perusahaan atau organisasi yang memiliki biaya yang besar. Peningkatan sistem operasional dan model organisasi untuk meningkatkan koordinasi antara tim agile dan tim operasional. Perubahan dapat merespons kebutuhan pelanggan dengan cepat.



Terdapat sedikit nya 5 ciri khas organisasi menerapkan prinsip Agile.  1. Strategy (North star embodied across the organization) – terdapat rasa berbagi tujuan dan visi (share purpose & vision) antar anggota organisasi, lebih responsif terhadap perubahan dan peluang, terdapat alokasi sumber daya yang fleksibel, bertindak berdasarkan acuan strategis yang adaptive. 2. Structure (Network of empowered teams) – struktur organisasi yang jelas dan flat sehingga tidak banyak birokrasi, kejelasan masing-masing peran dalam anggota organisasi, memberikan komando secara langsung dan jelas, komunikasi yang jelas, kemitraan dan ekosistem yang aktif, lingkungan fisik dan digital yang terbuka, bertanggung jawab untuk mewujudkan kebutuhan konsumen secara bersama. 3. Process (Rapid decision and learning cycles) – iterasi dan eksperimen yang cepat terhadap hal-hal baru, standardisasi cara bekerja, orientasi pada performa/kinerja, transparansi informasi, belajar secara berkelanjutan, pengambilan keputusan berorientasi pada aksi. 4. People (Dynamic people model that ignite passion) – komunitas yang kompak dan saling berpadu, pemimpin yang bekerja untuk melayani dan berbagi terhadap anggota, termotivasi dengan spirit wirausaha, peran setiap anggota yang selalu bergerak (role mobililty). 5. Technology (Next-generation enabling technology) – arsitektur teknologi, peralatan, dan sistem yang terus berubah menyesuaikan dengan kebutuhan, serta berpikir bagaimana dapat melayani konsumen dengan cara-cara baru menurut teknologi digital yang lebih efisien dan efektif. Dalam menanamkan konsep agile dalam perusahaan atau organisasi itu sendiri, terdapat empat area perusahaan atau organisasi yang perlu untuk diubah: 1.



Nilai dan prinsip Tanamkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agility di seluruh bagian perusahaan atau organisasi.



2.



Kerangka Operasional Kembangkan pola pikir dan metode yang mendukung agility dalam sistem operasional.



3.



Akuisisi bakat dan motivasi Penerapan sistem yang agile untuk mendapatkan pekerja yang berbakat dan memotivasi mereka untuk membuat tim menjadi lebih baik.



4.



Sistem perencanaan dan penganggaran Melihat keputusan pendanaan/ investasi sebagai peluang bisnis (seperti dari sudut pandang Venture Capital).