Orientasi Departemen KPP  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Departement : FAT (Finance, Accountancing and Tax) Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point to discuss : a. Master Plan Budget (Annual and Monthly) Biasa dilakukan pada akhir tahun guna menentukan anggaran tahunan yang akan datang, karena berkaitan dengan target produksi dan keuntungan secara tahunan. Master budget merupakan gabungan dari budget tiap department yang telah dibuat oleh tiap-tiap Dept Head, sesuai dengan kebutuhan tiap departemennya (termasuk rencananya MPP didalamnya). Dalam membuat Master Budget, Dept FAT mengundang para Dept Head untuk merancangnya, dengan kata lain dalam pembuatan Master Budget Dept FAT tidak bergerak sendiri. Dengan menggunkan tools IBS, Dept FAT dapat melakukan review tiap bulannya terhadapat Master Plan Budget b. Proses Cost of Project Adalah proses pembuatan biaya project. Dalam membuat project, tiap-tiap departemen wajib melaporkan dan membuat rencana anggaran project sehingga department FAT dapat membuat format data rangkuman dari semua anggaran tiap departemen. Dalam hal ini dept FAT, hanya melakukan perangkuman data dari setiap department dan bukan membuat cost project secara keselurahan. c. Proses Budget Review Merupakan kegiatan yang dilakukan setiap bulannya dengan oleh para Dept Head, yang bertujuan untuk mengetahui biaya yang telah dikeluarkan serta pencapaian hasil yang didapat dari biaya tersebut. Proses ini perlu dilakukan sebagai salah satu alat untuk monitoring hasil kinerja Site, guna pembuatan kebijakan berikutnya. Budget Review yang telah dilakukan oleh para Dept. Head, kemudian dibuat rangkumannya dalam bentuk nominal rupiah oleh Dept FAT. c. Proses Pembuatan Payment and Receipt Voucher Hanya merupakan proses administrasi sebagai kontrol aliran kas, proses ini diperlukan guna pencatatan yang terdokumentasi. d. Proses pembayaran Sub-Cont, Non Proyek dll Dept FAT hanya melakukan pembayaran dari tagihan invoice yang dikirimkan dari Subcont atau pun pihak ketiga yang menjadi supplier perusahaan. e. Rekonsiliasi Bank Dilakukan untuk memonitoring aliran kas melalui laporan rekening koran yang dimiliki oleh Site, rekonsiliasi bank dilakukan dengan menyamakan laporan kas yang dimiliki oleh Dept FAT dengan rekening koran yang dimiliki oleh bank f. Rekonsiliasi pajak Rekonsiliasi pajak oleh dept FAT dilakukan untuk semua pajak, kecuali PPh 21, sebab rekonsiliasi pajak PPh 21 dilakukan oleh departemen HRPGA, untuk PPh 21 ini dept FAT hanya melakukan pembayarannya saja. Rekonsiliasi pajak, merupakan salah satu fungsi dept FAT. g. Proses Validasi Account Payable Proses ini dilakukan untuk memanajemen hutang, terkait dengan ketersediaan kas. Biasanya pembayaran hutang, divalidasi terlebih dahulu, dengan melakukan three way watching, yang terdiri dari PO, Receiving report dan Invoice. Contohnya, delam pembayaran tagihan fuel dan oil untuk pertamina. h. Proses Reporting. Proses reporting dilakukan untuk memonitoring hasil kinerja, biaya, serta keuntungan yang telah dicapai selama satu tahun. Proses reporting dilakukan sebagai salah satu fungsi wajib yang dilakukan oleh dept FAT, kepada stakeholder. Biasanya report yang dibuat berbentuk neraca keuangan. i. Asset Taking&Inventory Taking Proses ini adalah proses pencatatan kembali asset perusahaan, guna menghitung jumlah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Asset yang dimaksud adalah fix asset yang ada pada tiap departemen. Dalam melakukan proses ini tiap-tiap dept. menghitung kembali jumlah asset yang dimiliki, dan dept. FAT hanya melakukan perangkuman. j. Cash Opname Adalah proses kerja yang dilakukan satu unit kerja di dept. FAT yang bertujuan untuk mengatur patty cash yang dimiliki oleh dept FAT, dalam proses ini termasuk juga validasi dokumen.



Departemen : Logistics Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point of Discuss a. Inventory Control Adalah salah satu fungsi unit kerja di dept. logistik, yang bertugas untuk beberapa hal, yaitu: 1) Mengatur persedian stok (spare part, oil & fuel), 2) Memastikan persediaan tidak kekurangan, dan juga tidak berlebihan, 3) Melakukan fungsi peramalan untuk persediaan barang yang paling dibutukan, 4) Mengumpulkan data dari para mekanik, melalui MOL (mekanik order list), 5) Melakukan pembelian barang kebutuhan departemen lain, sesuai dengan PR (Purchase Request). b. Warehouse Management Adalah satu fungsi unit kerja di dept logistik, yang bertugas untuk beberapa hal, yaitu: 1) Mengkontrol dan mengelola persediaan spare part yang berada di gudang, mulai dari incoming part, pencatatan persediaan di gudang, sampai out going part, 2) Melakukan pelayanan terhadap kebutuhan spare part dept. Plant 3) Melakukan katalogsisasi terhadap spare yang ada di gudang. c. Oil&Fuel Management Adalah satu fungsi unit kerja di dept logistik, yang bertugas untuk beberapa hal, yaitu: 1) Mengkontrol, mengelola persediaan oil and fuel (solar) yang berada di site, mulai dari incoming oil dan fuel (solar), pencatatan persediaannya, sampai control out goingnya. Dalam melakukan tata pengelolaan persediaan fuel dan oil, dept. logistic mendapatkan data dari kebutuhan dari dept. Engineering. Dengan kata lain, Dept logistic hanya sebagai supplier terhadap kebutuhan fuel dan oil di site. 2) Bertanggung jawab terhadap kualitas fuel (solar), 3) Berhubungan dengan pihak ketiga dalam penyediaan fuel (solar) d. Subcontractor Management Adalah salah satu fungsi dari departemen logistic, yang berkaitan dengan pihak ketiga dalam hal penyediaan sarana yang berhubungan langsung dengan dept. Engineering. Untuk saat ini SubContractor Management masih dipegang langsung oleh dept. Head logistic e. Procurement Adalah salah satu fungsi dari department logistic yang melakukan pembelian barang kebutuhan site, termasuk barang kebutuhan lintas departemen, Melakukan administrasi pembelian barang kebutuhan site, 1) Procurement tidak akan melakukan inisiatif pembelian barang kebutuhan, pembelian barang kebutuhan hanya dilakukan sesuai dengan permintaan departemen lain atau unit kerja inventory f. Reporting System&Dokumen Trasaction Adalah salah satu fungsi dari dept. logistic yang bertujuan untuk pengadministrasian dokumen guna pencatatan. Departemen : Engineering & Exploration Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point of Discuss a. Engineering  Perencanaan: 1) Production Target, merupakan target yang ingin dicapai site berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh section exploration. Target production berupa hitung-hitungan yang kompleks yang terdiri dari jumlah unit, perhitungan hambatan, jumlah coal insitu, jumlah hari yang dinginkan, dll 2) Fleet Requirement, merupakan jumlah ketersediaan unit yang dibutuhkan dalam kaitannya dengan target produksi. Jumlah unit yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan dept. Plant, ketersediaan kondisi unit secara prima sangat berhubungan dengan perawatan serta



perbaikan yang dilakukan oleh departemen Plant. Perhitungan ketersediaan unit dalam penentuan jumlahnya tetap dilakukan oleh dept. Engineering. 3) Man Powering Requirement, merupakan perhitungan ketersediaan sumber daya manusia berkaitan dengan jumlah target produksi, jumlah unit yang diperlukan Dalam penentuan ketiga perhitungan diatas, proses perhitungannya mulai dari data awal hasil tim eksplorasi sampai munculnya hasil data target produksi dalam bentuk angka, merupakan proses yang kompleks, dan melibatkan banyak metode.  Evaluasi (Monitoring dan control) Adalah salah satu unit kerja pada dept. Engineering yang bertugas untuk menyediakan dan memvalidasi laporan pencapaian produksi dan equipment, availability harian/mingguan, laporan performa proyek secara bulanan dan mereview, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi perbaikan dengan tujuan meningkatkan produktivitas job site. a. Database Menyediakan laporan kemajuan proyek yang mencakup pencapaian produksi & equipment availability harian/mingguan dan laporan performa proyek secara bulanan, serta memberikan rekomendasi perbaikan yang mungkin dapat dilakukan dengan tujuan menjaga pemenuhan target & meningkatkan produktivitas job site b. Warning System Mengumpulkan dan mengolah data produktivitas yang mencakup data-data pencapaian produksi, utilisasi, availability dan kondisi alat agar diketahui setiap perkembangan yang terjadi pada kegiatan operasional produksi & hauling dan dengan segera diambil tindakan perbaikan bila terjadi penyimpangan b. Exploration  Geology Database, Merupakan studi pendahuluan, yang dilakukan dept. Engineering sebelum turun langsung ke lapangan. Bahan studi ini, dapat berupa peta geology ataupun data persebaran formasi batuan (Warukin, Tanjung, Balikpapan). Selain mencari persebaran formasi batuan, diperlukan juga peta posisi KP (konsesi pertambangan), peta HPH, peta hutan lindung, dan peta HTI, agar tidak saling bertabrakan sehingga dapat dilakukan penambangan.  Eksplorasi 1) Eksplorasi Pendahuluan, Merupakan studi lanjutan setelah studi pendahuluan, studi ini berupa pengecekan site (2-7 hari) termasuk pengecekan data legalitas pemilik KP. Tahap selanjutnya adalah Maping Geology yang meliputi beberapa fase, tujuannya adalah untuk memetakan batubara disuatu wilayah dan untuk mencari penyebaran batubara tersebut, termasuk didalamnya adalah data topografi site. 2) Eksplorasi detail, Untuk mencari informasi yang lebih detail, maka dilakukan pengeboran sebagai lanjutan dari kegiatan mencari penyebaran batubara. Dalam studi ini informasi lebih lengkap dan rinci akan didapat, termasuk SR (striping ratio), kemiringan batubara, sampai kualitas batubara. Hasil dari studi ini biasa disebut Geo Model. Departemen : HRPGA (Human Resources Personnel & GA) Section : Personnel & GA Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point of Discuss a. Regulasi kontrak kerja, Dalam pembuatan kontrak kerja, redaksinya sudah di tetapkan secara baku, namun dalam redaksi tersebut setidaknya ada empat unsur yang harus di penuhi, yaitu: 1) Upah 2) Perintah 3) Pemberi kerja 4) Pekerja



b. c. e. f. g.



Untuk redaksi per pasal biasanya tiap perusahaan tidak dapat dilakukan seragam, karena mengacu pada kebutuhan dari kontrak kerja. Sosialiasai Peraturan Perusahaan, biasa dilakukan oleh personnel officer di site Aturan mengenai upah dan tunjangan karyawan,  Aturan mengenai upah dan tunjangan karyawan sepenunhya di atur secara detail di SK tentang structure salary. Aturan mengenai cuti/istirahat ditempat, perjalanan dinas dan uang lapangan/tunjangan supervisi,  Aturan mengenai hal tersebut sepenuhnya diatur di dalam SK no. KPP/PERS/08/23/SK (untuk cuti/istirahat ditempat), dan no. KPP/PERS/08/34/SK (untuk bantuan transportasi cuti) Aturan mengenai seragam dan perlengkapan kerja karyawan,  Aturan tersebut telah diatur secara lengkap di dalam SK no. KPP/PERS/08/19/SK Hubungan Industrial,  Hubungan industrial dijalankan dengan mengoptimalkan peran LKS (Lembaga Kerja Sama) Bipartit, dengan mengoptimalkan peran LKS Bipartit diharapkan dapat ditemukan satu titik temu kepentingan antara pekerja dengan manajemen perusahaan.



Sub departemen HRPGA : HRD Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point of discuss a. Makro Proses HRD, merupakan general process dari seluruh fungsi kerja HRD. Termasuk proses untuk seleksi, rekrutmen, people development, struktur organisasi, dll b. Organization Development (OD)  Struktur Organisasi, sangat berkaitan dengan proses penempatan pada saat setelah rekruitmen. Ini sangat berkaitan dengan penentuan ID position untuk seorang pekerja baru.  Role Design dan matriks kompetensi, bisa dikatakan sebagai gambaran jobdesk suatu jabatan. Pada role design tergambarkan garis besar suatu jabatan, ini erat hubungannya dengan tanggung jawab suatu jabatan. Sedangkan matrik kompetensi adalah detail kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang kandidat pekerja berkaitan dengan pekerjaan yang akan didapatnya  Perencanaan Sumber Daya Manusia (Man Power Planning), adalah perencanaan sumber daya manusia yang dibutuhkan pada masa yang akan datang yang dibuat oleh tiap-tiap dept head. Biasanya MPP ini dibuat di awal tahun, karena berkaitan dengan budget yang ingin dibuat c. Rekrutmen dan seleksi d. People Development  Evaluasi Kompetensi Individu (EKI), Evaluasi Kompetensi Individu adalah informasi detail mengenai kompetensi individu sesuai dengan bidangnya. Kompetensi individu dibagi tiga garis besar kemampuan, baik kemampuan secara basic, fungsional, maupun kemampuan secara professional (kemampuan yang secara langsung berhubungan dengan bidang pekerjaan yang akan dijalani). Biasanya informasi kompetensi ini langsung bisa didapat setelah calon pekerja diwawancarai oleh user pemberi kerja. Dari sini user telah dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dan apa yang sudah baik dari kemampuan calon pekerja. Poin-poin strength dan weakness individu dikategorikan kedalam beberapa kolom, kemudian dari situ akan ditentukan prioritas mana dari kemampuan individu yang harus dikembangkan.  Individual Development Plan (IDP), Proses ini merupakan proses lanjutan dari fase sebelumnya, dimana dalam fase ini telah ditentukan kemampuan mana yang akan dikembangkan terlebih dahulu. Ini akan menentukan rencana pengembangan berikutnya, pada proses ini pula kalender training individu juga sudah dapat disusun.  Annual Trainning Master Plan (ATMP), Fase ini merupakan fase implementasi dari Indvidual Developmern Plan, dimana pada fase ini telah dibuat kalender training per-individu dengan maksimal jadwal training dua kali pertahunnya.  Pelatihan dan Pengembangan Karyawan  People Review



e. Individual Performance Plan and Performance Appraisal (IPP and PA) Mekanisme penilaian perusahaan terhadap kinerja karyawan dan pengembangan diri mereka. Dalam IPP dan PA terdapat point-point penilaian yang terefleksi dari KPI tiap department, sehingga pointpoint IPP dan PA masing-masing departemen dapat berbeda. IPP dan PA di ambil tiap 6 bulannnya. Dimana bobot final penilaian akan didapat pada akhir tahun. IPP dan PA akan berpengaruh terhadap kenaikan grade dan promosi jabatan. Sub departemen HRPGA : CSR (Corporate Social Responsibility)/Comdev Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point of discuss a. Program Mapping EKOPOKSOSBUD, Pelaksanakan operasional perusahaan pertambangan tidaklah dapat mengesampingkan kepentingan masyarakat dan pemerintah daerah sekitar. Karena operasional perusahaan pertambangan mau tidak mau pasti akan berdampak, baik secara fisik maupun sosial terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Karena itu perusahaan pertambangan tidaklah mungkin mengacuhkan mapping EKOPOKSOSBUD. Mapping EKOPOKSOSBUD itu sendiri merupakan suatu analisa sosial terhadap kondisi elemen EKOPOKSOSBUD yang terbentuk dari beberapa kepentingan golongan yang ada. Com-dev sebagai salah satu unit kerja di dept. HRPGA di site melakukan analisa sekaligus eksekutor mapping terhadap elemen EKOPOKSOSBUD dengan cara bekerjasama dengan pihak eksternal perusahaan. b. Analisa kebutuhan masyarakat dilihat dari SDM dan SDA Pelaku bisnis pertambangan setiap saat akan selalu menghadapi beragam isu yang mempengaruhi kebijakan serta proses kegiatan usaha. Diantara isu yang utama berasal dari segi hak atas kepemilikan tanah, pencemaran air, udara, dan suara, serta kesempatan kerja dan HAM. Dari beberapa isu utama diatas maka akan muncul permasalahan turunannya. Kebutuhan inilah yang kemudian ditangkap oleh CSR. Pemecahan isu utama diatas dilakukan dengan berbagai cara, dan penerapannya pun sangat spesifik tidak bisa di generalisasikan untuk setiap daerah. c. Pembuatan Program Comdev (Community Service, Community Empowering, Community Relation) Dengan spirit sustainable development ini, KPP senantiasa mengembangkan program-program COMDEV secara optimal. Program tersebut tercermin melalui usaha-usaha community relation (membangun hubungan dengan berbagai pihak dalam masyarakat untuk dapat menemukan, mengenali, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi), community services (membantu menyediakan kebutuhan masyarakat untuk memperbesar akses dan kesempatan berkembang), dan community empowerment (upaya peningkatan kapasitas dan kemandirian masyarakat agar tidak bergantung terhadap pihak diluar dirinya) d. External Relation (Tomas, Toga, LSM, Pemda, Aparat Keamanan), Membangun hubungan dengan pihak luar manajemen perusahaan secara persuasif dengan bersilaturahmi/lobi/negosiasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemda (lurah, camat, bupati), DPRD (bila perlu), Aparat Kepolisian, dan LSM (sebagai mediasi). e. Security Program, Jaringan Kepentingan dan Kondusifitas, Membangun hubungan kemitraan dengan LSM, Pemda, Aparat Keamanan, dll untuk mrmbuat pola security based on community yang menjaga perusahaan eksternal. Pelaksanaan program-program tersebut dapat memberikan manfaat kelanggengan usaha, serta kondusifitas kerja/usaha karena masalah eksternal. Pengamanan perusahaan, dianjurkan dengan memberdayakan Pam Swakarsa, yang anggotanya terdiri dari masyarakat sekitar, dan dikoordinasikan oleh aparat kepolisian, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Pemda. f. Penanganan Konflik (conflict resolution), Pada kasus perusahaan dengan masyarakat, pola persuasif dikedepankan, yaitu dengan: silaturahmi/lobi/negosiasi dengan Toga (Tokoh agama), Tomas (Tokoh Masyarakat). Pemda (Lurah, Camat, Bupati), DPRP (bila perlu), Aparat Kepolisian, dan LSM. Bila cara persuasive tidak berhasil, maka upaya hukum harus ditegakkan sebagai bagian pendidikan disiplin ke masyarakat. g. Manajemen Lingkungan Kegiatan pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang memiliki resiko tinggi terhadap lingkungan. Sudah menjadi suatu kewajiban, jikalau perusahaan melakukan pengelolaan terhadap lingkungan seksama. Revegetasi, reklamasi, kerja bakti membersihkan lingkungan, dan penanaman



pohon merupakan bentuk kegiatan menajemen lingkungan yang telah diwujudkan oleh COMDEV KPP bekerja sama dengan departemen SHE.



Departement : Production Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point to discuss : Production flow process a. Persiapan area kerja  Setelah terhasilkan geo-model dari dept. Engineering, maka dept. Production menyiapkan area tambang, dengan membersihkan area dari material diatas tanah (pepohonan, dll) b. Pengeboran untuk blasting dan penggemburan tanah  Untuk mengambil material batubara yang ada didalam tanah, maka harus dilakukan pengelupasan lapisan tanah diatasnya. Untuk melakukan proses pengelupasan lapisan tanah diatas lapisan batubara, haruslah dibutuhkan tanah yang gembur, untuk itu terkadang harus dilakukan blasting (jika lapisan tanah yang ditemui sangat keras). c. Pengangkatan material tanah, diatas lapisan batubara  Proses pengangkatan material tanah diatas lapisan batubara, dikerjakan setelah lapisan tanah gembur. Banyaknya tanah yang harus diangkat merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh dept. Engineering, inilah yang sering disebut SR (strips ratio). Termasuk perhitungan untuk menentukan lokasi pembuangan tanah hasil pengelupasan. d. Penambangan batubara  Setelah lapisan tanah material diatas dikelupas, barulah dapat dilakukan penambangan batubara. Jumlah produksi batubara yang harus ditambang juga merupakan hasil perhitungan dept. Engineering. Dalam hal ini dept. Production hanya sebagai eksekutor dari perhitungan yang dilakukan oleh dept. Engineering. e. Penyimpanan stok batubara, crushing dan loading ke pelabuhan  Setelah dilakukan penambangan, maka dilakukan penyetokan batubara di stock pile. Batubara yang di stock juga harus di kecilkan ukurannya, agar sesuai dengan permintaan pasar. Proses mengecilan ukuran ini dilakukan oleh crusher.  Setelah batubara di kecilkan ukurannya, maka selanjutnya dilakukan proses loading untuk pengangkutan ke pelabuhan, melalui jalan hauling. f. Proses penyetokan di pelabuhan dan pengapalan  Setelah dilakukan stock dipelabuhan maka batubara siap diangkut sesuai dengan permintaan pasar. Departement : SHE (Safe and Health Enviroment) Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point to discuss : PSMS (Pama Safety Management System) a. Elemen 1: Organisasi dan Kepemimpinan  Kebijakan Dasar Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup  Pedoman Prosedur sistem PSMS  Sasaran Keselamatan dan Rencana Tindakan  KPI dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan K3 dan LH  Pengangkatan dan Pendelegasian Atas Pertanggungan Jawab  Partisipasi dan Komitmen  Pengendalian Dokumen dan Catatan  Penunjukkan dan Fungsi dari coordinator elemen  Laporan bulan, Tri Wulan dan Tahunan



b. Elemen 2: Komunikasi  Papan Informasi Keselamatan  Komite Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup  Komite Kordinator Elemen  Wakil K3 dan LH  Pustaka Referensi Keselamatan  Komunikasi Eksternal  Pembicaraan Keselamatan Harian dan Mingguan dan Promosi Topik Kritikal/Kontak Pribadi Teratur  Papan Penilaian Bintang  Pemberian Hadiah, Penghargaan dan Kompetisi  Newsletter dan Buletin Berita  Cara Pengumpulan saran c. Elemen 3: Inspeksi Untuk mengidentifikasi kondisi yang berbahaya maka kita harus melakukan inspeksi pada tempat/peralatan yang dianggap mempunyai nilai penting bagi perusahaan, yaitu:  Sistem Inspeksi Terencana dan Inspeksi Kesehatan dan Higiene Kerja dan Analisa  Inspeksi Bagian/Barang Kritikal dan Analisa  Sistem Pengecekan Sebelum Operasi untuk Kendaraan/Peralatan dan Analisa  Sistem Perawatan Terencana dan Analisa d. Elemen 4: Observasi Tugas  Inventaris tugas kritikal, Penilaian resiko tugas, Analisa keselamatan pekerjaan, Prosedur tertulis bekerja yang aman.  Sistem observasi tugas terencana, rangkuman dan analisa penyimpangan dan tindakan perbaikan e. Elemen 5: Investigasi Insiden (Kecelakaan) dan Analisa  Catatan cedera, penyakit, kerusakan dan insiden kerugian  Sistem pelaporan dan penyeldikan insiden  Pengumuman kerugian besar dan peringatan kembali insiden  Analisa laporan penyelidikan insiden  Tim proyek pemecahan masalah  Statistik keselamatan  Biaya resiko/pembiayaan resiko f. Elemen 6: Standar, prosedur, peraturan dan disiplin  Format, pengendalian, review dan penyebarluasan standar, prosedur dan peraturan keselamatan.  Surat izin bekerja dan label tanda bahaya  Sistem dan penggunaan ‘lock-out’  Tanda-tanda simbol keselamatan, pengumuman, pelabelan, kode warna dan Demarkasi  Pemenuhan Standard an Prosedur pendisiplinan g. Elemen 7: Kesiapan dalam keadaan darurat  Identifikasi bahaya dan penilaian resiko  Pedoman prosedur keadaan darurat site  Latihan keadaaan darurat dan sistem alarm  Fasilitas dan peralatan pertolongan pertama  Sistem, fasilitas dan perawatan pencegahan dan perlindungan kebakaran  Sistem keamanan h. Elemen 8: Pelatihan  Pelatihan – Analisa Kebutuhan/Rencana Pelajaran/Pengujian/Pelatihan PTS/Pelatihan Review/Pelatihan  Catatan Pelatihan  Pelatihan Induksi (baru dan tahunan)  Pelatihan keselamatan formal untuk seluruh karyawan dan manajemen



i.



j.



k. l.



m. n.



 Pelatihan dan izin untuk pengoperasian alat dan pengemudian kendaraan di Job site  Pelatihan untuk staf departemen Safety Elemen 9: Kesehatan pekerjaan dan ergonomi  Sistem Identifikasi Bahaya, penilaian resiko dan pengendalian bahaya/resiko kesehatan dan hygiene komprehensif  Sistem perawatan, pelayanan dan bantuan kesehatan  Pengujian dan perawatan kesehatan (baru/tahunan/khusus)  Sistem pengelolaan dan survey ergonomi  Sanitasi dan Higiene Fasilitas Site  Pemantauan, analisa dan rujukan kerja  Catatan medis (kesehatan kerja)  Standar Air Minum dan Pemantauan Kualitas Air Minum Elemen 10: Desain rekayasa, manajemen plant, dan peralatan pengendalian pembelian dan metode.  Spesifikasi pembelian  Seleksi dan pengendalian kontraktor dan Subkontraktor  Pengelolaan dan pengendalian semua peralatan modal  Pengendalian operasional proyek dan sistem review/sistem persetujuan untuk desain, metode dan proses baru.  Pengelolaan dan pengendalian perlindungan pada mesin  Pengelolaan dan pengendalian semua bejana bertekanan dan tabung silinder terkompresi  Pengelolaan dan pengendalian bahan-bahan kimia berbahaya  Pengelolaan dan pengendalian peralatan bergerak bermotor  Pengelolaan dan pengendalian instalasi liatrik, pentanahan, dan instalasi listrik di daerah berbahaya  Pengelolaan dan pengendalian semua perkakas dan peralatan lain  Pengelolaan dan pengendalian peralatan tangga, tangga bangunan, daerah-jalan, perancah dan bekerja di ketinggian.  Sistem dan alat-alat peringatan pada kendaraan/peralatan  Pengelolaan dan pengendalian alat angkat dan peralatan angkat Elemen 11: Seleksi dan penempatan  Pengelolaan dan pengendalian proses seleksi dan penempatan pra-kerja Elemen 12: Alat Pelindunga Diri  Penilaian resiko alat pelindung diri Per-Jabatan dan per-Tugas dan spesifikasi standar untuk semua jenis APD  Foto dan ilustrasi APD  Sistem pemberian dan pengembalian system pencatatan untuk alat pelindung diri (APD) dan penekanan standar APD Elemen 13: Sistem Evaluasi  Evaluasi dan Audit system “PSMS”  Tujuan dan Statistik (Jangka Pendek dan Jangka Panjang) Elemen 14: Monitor dan perlindungan lingkungan  Kebijakan dan pernyataan misi lingkungan  Pedoman Peraturan (persyaratan) lingkungan  Identifikasi bahaya dan penilaian resiko untuk lingkungan hidup  Penilaian dampak lingkungan dan rencana pengelolaan  Tujuan dan sasaran (KPI) lingkungan  Pengawasan dan Evaluasi lingkungan  Konservasi Sumber  Konservasi dan perlindungan fauna dan flora  Prosedur keadaaan darurat lingkungan  Pemenuhan kondisi lingkungan fisik  Pengelolaan pengendalian sampah  Pengelolaan dan pengendalian hidrokarbon



o. Off the job safety (Keselamatan diluar pekerjaan)  Pengelolaan dan pengendalian aspek K3 dan LH diluar pekerjaan  Pengelolaan dan pengendalian keterlibatan dan pengembangan masyarakat sekitar Departement : PLANT Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau Point to discuss : a. Plant Vision To be the best provider of product support with high availability, performance & lowest possible reliable cost b. Plant Structure Organization Plant Site Dept. Head Plant Site Sect. Head Track Type Group Leader



Wheel Type Group Leader



SSE Group Leader



Tire Group Leader



Track Type Mechanic



Track Type Mechanic



SSE Group Leader



Tireman



Planner



Plant Instructor



c. KPP Maintenance Concept Kegiatan perawatan suatu armada alat-alat berat yang dilaksanakan secara teratur, terkendali sesuai dengan jadwal yang berdasarkan atas catatan kondisi pada perawatan pencegahan, perbaikan dan prediktif. Latar belakang maintenance concept:  Alat Berat, sebagai tulang punggung produksi yang bekerja pada kondisi medan operasi yang sangat berat.  Alat Berat sarat dengan teknologi tinggi yang senantiasa terus dikembangkan guna mencapai maksimal produktifitas (kualitas, kapasitas, kecepatan, kenyamanan, keamanan dan umur panjang).  Jenis satu dengan yang lain saling bergantung, apabila satu jenis mogok, jenis alat yang lainpun ikut berhenti beroperasi, menimbulkan kerugian yang sangat besar. Tujuan : 1. Mencegah terjadinya kerusakan dini (premature). 2. Mencapai nilai ekonomis yang seoptimal mungkin 3. Memperpanjang masa pakai. 4. Hemat biaya operasi Objective : 1. Mencapai tingkat kesiapan yang tinggi (High Physical Avalability). 2. Memiliki daya guna yang maksimal (Best Performance). 3. Biaya perbaikan yang hemat (Lowest Repair Cost). System : 1. Organisasi Perawatan (Effective Maintenance Organization) 2. Maintenance Program 3. Keterpaduan langkah antara jadwal operasi alat, jadwal maintenance alat dan ketersediaan suku cadang & material. Infrastructure : 1. Sistem pembinaan kompetensi manpower (Operator, Mekanik & GL, Parts Man dan Planner)



2. Fasilitas perawatan (Workshop, Tools & Equipment). 3. Alat alat pendukung operasi. 4. Perbaikan dan perawatan jalan. d. KPP Maintenance Management System e. KPP Maintenance Processes Maintenance processes : 1. cleaning of machine a. menghindari keausan, kerusakan akibat kotoran, lumpur, debu, dan kontaminasi bahan yang mudah terbakar b. meningkatkan ketelitian dan ketajaman dalam proses inspeksi c. meningkatkan kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan maintenance d. meningkatkan kenyamanan operasi 2. pit-stop field daily inspection a. menjamin bahwa mesin benar-benar siap operasi dengan aman dan efektif b. memeriksa, mencatat dan melaporkan adanya ketidaknormalan mesin lebih dini c. mendengarkan, mencatat dan melaporkan user’s opinion tentang kondisi mesin d. bermanfaat untuk menyusun jadwal perawatan dan perbaikan 3. periodical service a. mencegah kerusakan premature akibat penurunan normal performance dari pelumas, coolant, getaran, panas yang berakibat keausan pada parts b. memperbaiki, menyetel ketidaknormalan mesin lebih dini, mencatat dan melaporkan 4. service program : PAP, PPM, PPU - PAP Adalah salah satu program perawatan predictive maintenance melalui analisa kondisi pelumas yang dilakukan secara berkala (sesuai HM) dan follow up perbaikannya. Program ini ditujukan untuk memonitor kondisi equipment dan mendeteksi gejala kerusakan secara dini. Pengambilan sample oli dalam PAP dilakukan secara berkala dengan mengikuti jadwal periodic service (PS). Sample oli PAP dapat diambil diluar jadwal periodic service jika memang diperlukan segera untuk menganalisa kondisi oli pelumas (kondisi komponen urgent). Pengambilan sample dilakukan dengan kondisi sebagai berikut :  komponen masih dalam kondisi panas  belum terjadi pengendapan oli  tool, botol dan cara pengambilan sample harus dijaga kebersihannya dari kontaminasi  label sample diisi dengan lengkap sesuai data yang ada. -



PPM Adalah salah satu program perawatan equipment yang dilakukan secara berkala (sesuai HM) dengan melakukan pengukuran dan diagnostic serta melaksanakan minor repair dan adjustment untuk kondisi abnormal (tidak sesuai standar) yang sifatnya mendesak, yang ditujukan untuk mempertahankan performance unit sesuai dengan standar. PPM dilakukan setiap interval 1000 jam operasi (500 jam khusus engine) dan dilaksanakan bersamaan waktunya dengan schedule periodic service. Tujuan PPM sendiri dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat atas kondisi unit. - PPU Adalah salah satu program perawatan equipment yang dilakukan secara berkala (sesuai HM) dengan melakukan pengukuran terhadap komponen undercarriage untuk mengetahui tingkat keausan komponen sehingga waktu penggantian/rebuild komponen dapat direncanakan. Interval PPU untuk dozer dilakukan setiap 500 jam operasi. Interval PPU untuk excavator, shovel, dan drilling dilakukan setiap 1000 jam operasi. 5. midlife



rebuild/replacement berkala atas komponen kecil/asesoris dengan dasar setengah standar umur komponen besar atau berdasarkan Daily Inspection dan Maintenance Base On Condition 6. component overhaul rebuild/replacement component besar berdasarkan base on condition component f. How to Maintenance Excellent



Maintenance Excellent Strategy



Develop Standard Qualification (Mekchanic, GL, Planners) Control, Team work



Manpow er Compete ncies



Develop Infrastru ctures



Excellent Work Processes



Develop & Impleme ntation Maintena ncence Process



Standard Tools Standard Facilities



Standard Work Process - PMMS,SOP, INK, QA



Excellent QUALITY Maintenance



Production = PA x UA x Productivity x Working hours



Production on Target Outcome s



Profit



g. Maintenance Audit Objective : 1. Menjadikan “Audit Maintenance” sebagai sarana untuk meningkatkan kuantitatif dan kualitatif pelaksanaan maintenance processes. 2. Sebagai media dalam menjaga kedisiplinan dan konsistensi pelaksanaan maintenance processes. Maintenance audit scope : 1. Pemakaian dokumen standard 2. Pelaksanaan prosedur standard 3. Kebersihan 4. Kondisi dasar equipment : • Standard Kualitas coolant • Standard Kualitas instalasi cooling system • Standard Kualitas instalasi elektrik • Standard Kualifikasi mekanik maintenance • Standard Kualitas instalasi fire supp & autolub • Standard Kualitas instalasi cover & body tightening 5. Data management 6. Tools management h. Maintenance Planning Adalah proses pembuatan perencanaan maintenance equipment berdasarkan interval jam operasi equipment yang direkomendasikan oleh manufacturer ataupun kebijakan dari yang ditentukan oleh perusahaan.



Tujuan maintenance planning : 1. Memberikan pedoman kepada PIC (Person In Charge), terutama Maintenance Planner dalam membuat perencanaan maintenance equipment. 2. Mengatur mekanisme pembuatan perencanaan maintenance yang sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu.