P4 - Blok3 - Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK PEMICU 4 BLOK 3 “Komunikasi dokter gigi dan pasien kanker” (Simulasi)



Disusun Oleh: KELOMPOK 3



Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan 2021



PENYUSUN



Ketua



: Hanna Febiola Yeremia Pasaribu



210600015



Sekretaris



: Michelle Angel Ligatsyah



210600104



Anggota



:



1) Najla Alya Putri



210600011



2) Putri Azzura Vania



210600012



3) Naia Nasywaa Putri Zein



210600013



4) Priskila Dewi Simanjuntak



210600014



5) Angel Julia Santy Sinambela



210600106



6) Basauli Hutagaol



210600067



7) Naomi Sugianti



210600068



8) Syva Afiana



210600105



9) Tri Yulita Simanjuntak



210600107



Pemicu 4-KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN (SIMULASI) Nama Pemicu : Komunikasi dokter gigi dan pasien kanker Penyusun



: Dr.Essie Octiara, drg., Sp.KGA, Surya Husada, dr., Sp.KJ dan Ami Angela



Harahap, drg, Sp.KGA, MSc Hari/Tanggal : Kamis, 02 Desember 2021 Pukul



: 13.30-15.30 WIB



Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun, datang dengan keluhan ada pembengkakan di bawah leher yang pembesarannya semakin membesar dengan cepat. Setahun yang lalu pasien pernah datang ke dokter gigi dan dilakukan biopsi. Hasil biopsi menunjukkan pasien mengalami ameloblastoma. Perawatan tidak dilakukan karena pasien takut dilakukan resesi rahang. Pada pemeriksaan klinis saat ini terdapat pembengkaan pada leher dan kelenjar getah bening (kelenjar getah bening teraba), sebagai pemeriksaan penunjang dokter melakukan pemeriksaan biopsi kembali dan hasilnya pasien menderita ameloblasttik carcinoma dan sudah bermetastase keseluruh tubuh. Ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan perawatan yang bisa dilakukan hanya perawatan paliatif. Tugas: 1. Lakukan simulasi wawancara medis pada pasien dan bagaimana menyampaikan berita buruk pada pasien atau keluarga 2. Bagaimana gambaran klinis pasien jika akhirnya mengalami depresi akibat penyakit yang dideritanya. 3. Tindakan apakah yang dapat dilakukan sebagai seorang dokter gigi terhadap pasien yang mengalami gangguan depresi tersebut.



1. Lakukan simulasi wawancara medis pada pasien dan bagaimana menyampaikan berita buruk pada pasien atau keluarga. 



Pemeran Dokter



: Priskila Dewi Simanjuntak



Pasien



: Naomi Sugianti



Istri Pasien



: Najla Alya Putri



Perawat



: Naia Nasywaa Putri Zein



(Perawat mengetuk pintu) Perawat



: Permisi dokter, saya ingin memberikan hasil pemeriksaan biopsi atas nama bapak hasan dok.



Dokter



: Baik sus, pasien boleh dipersilahkan masuk.



Perawat



: Baik dok.



(Pasien masuk ke dalam ruangan dokter untuk menjamin privasi pasien) Tahap 1 : Membangun Hubungan Dokter



: Selamat pagi bapak.



Pasien



: Selamat pagi dok.



Dokter



: Baik, silahkan duduk pak. Selamat datang di RSGM USU. Sebelumnya perkenalkan, saya dr. Priskila, dokter yang jaga pada pagi hari ini. Dengan Bapak siapa?



Pasien



: Saya Sugianto dok.



Dokter



: Baik Pak Sugianto, bagaimana perasaannya saat ini?



Pasien



: Cukup campur aduk dok. Ada sedikit rasa takut dan juga penasaran dengan hasil pemeriksaaan saya kali ini.



Dokter



: Bapak tinggalnya di mana?



Pasien



: Saya tinggal di padang bulan dok.



Dokter



: Bapak datang kemari sendiri atau dengan keluarga pak?



Pasien



: Saya datang dengan istri saya dok.



Tahap 2 : Membuka diskusi Dokter



: Baik Pak, apakah ada keluhan yang bapak alami? boleh dicertakan, Pak? Tenang saja pak, informasi yang bapak berikan akan menjadi rahasia medis bagi kami. Informasi ini akan berguna untuk perawatan yang akan bapak jalani selanjutnya.



Pasien



: Begini dok, setahun yang lalu saya pernah datang ke dokter gigi dan melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan saya mengalami tumor pada rahang bawah saya dok.



Dokter



:



Jadi,



setelah



pemeriksaan



yang



lalu.



Bagaimana



kondisi



pembengkakan di rahang bawah bapak? Apakah semakin membesar? Pasien



: Iya dok, jadi setelah pemeriksaan yang lalu pembengkakan di rahang bawah saya itu sepertinya semakin membesar dok.



Tahap 3 : Pengumpulan informasi Dokter



: Baik pak, Apakah boleh diceritakan kepada saya mengenai perawatan yang telah bapak lakukan pada pemeriksaan sebelumnya ?



Pasien



: Jadi dok, pada saat pemeriksaan sebelumnya dokter telah menyarankan kepada saya untuk melakukan pengangkatan pada rahang bawah saya yang terdapat tumor tersebut dok. Tetapi saya tidak melanjutkan perawatan karena saya cukup takut dok.



Dokter



: Berarti Pak Sugianto sudah tidak melakukan perawatan apapun setelah pemeriksaan yang dilakukan setahun yang lalu, benar begitu pak?



Pasien



: Iya, benar dok.



Dokter



: Baik, dari penjelasan yang telah bapak berikan bahwa Pak Sugianto telah mengalami tumor pada rahang bawah atau dalam istilah medis disebut ameloblastoma setelah pemeriksaan setahun yang lalu di dokter gigi. Akan tetapi bapak tidak melanjutkan perawatan karena ada rasa takut untuk melakukan pengangkatan tumor pada rahang bawah bapak.



Pasien



: Iya dok, dan ternyata pembengkakan di leher saya malah semakin membesar lebih cepat dari sebelumnya yang membuat saya semakin merasa tidak nyaman dok.



Dokter



: Berarti sudah ada rasa tidak nyaman pada pembengkakan rahang bawah serta pertumbuhan semakin cepat setelah tidak melanjutkan perawatan ya pak.



Tahap 4 : Mengerti harapan pasien Dokter



: Apakah dari riwayat keluarga bapak ada yang pernah mengalami penyakit serupa dengan bapak atau gejala yang merujuk ?



Pasien



: Tidak ada dok.



Dokter



: Kalau boleh tau pak, apakah setelah di diagnosis mengalami tumor pada rahang bawah. Bapak sudah mulai melakukan perubahan pada pola hidup ?



Pasien



: Iya dok, saya memiliki keinginan untuk tetap sehat. Yang membuat saya perlahan mengubah pola hidup yang lebih sehat dan memberanikan diri untuk melanjutkan perawatan yang seharusnya saya jalani setahun yang lalu.



Dokter



: Kami para medis juga memilki harapan yang sama pak agar bapak dapat kembali pulih dan tetap sehat.



Tahap 5 : Berbagi informasi Dokter



: Disini saya juga sudah menerima hasil dari permeriksaan klinis yang sudah bapak lakukan. Apakah ada pihak keluarga yang bapak inginkan untuk hadir mendampingi dalam penyampaian hasil klinis atau lebih nyaman sendiri pak ?



Pasien



: Iya dok, saya membawa istri saya dan sedang menunggu diluar.



Dokter



: Permisi sus, tolong persilahkan pihak keluarga dari Bapak Sugianto untuk masuk kedalam ruangan.



Perawat



: Baik dok, akan saya persilahkan masuk. ( Perawat mempersilahkan istri pasien untuk masuk kedalam ruangan dokter mendampingi suami dalam penyampaian hasil pemeriksaan klinis oleh dokter)



Perawat



: Silahkan ibu.



Istri pasien



: Terimakasih sus.



Dokter



: Selamat pagi ibu.



Istri pasien



: Selamat pagi dok.



Dokter



: Perkenalkan saya dr.Priskilla. Dengan ibu siapa?



Istri pasien



: Saya Najla dok.



Dokter



: Baik ibu Najla, sebelumnya saya ingin bertanya. Apa yang bapak dan ibu ketahui mengenai pembengkakan yang sedang bapak alami saat ini?



Pasien



: Iya dok, saya juga sudah membaca beberapa bacaan setelah di diagnosis oleh dokter gigi setahun yang lalu mengenai pembengkakan



dan tumor pada rahang bawah dok. Dan yang saya ketahui bahwa tumor yang saya alami di awal itu masih belum ganas dok dan masih mudah untuk ditangani jika tumor tersebut diangkat tepat waktu dan tidak sempat menyebar. Dokter



: Kalau ibu, apa yang ibu ketahui ?



Istri Pasien



: Yang saya ketahui kalau penyakit itu adalah penyakit yang cukup berbahaya dok.



Dokter



: Saya tahu betul bahwa bapak dan ibu memiliki kekhawatiran terhadap penyakit ini. Di sini saya ingin menyampaikan sesuatu yang penting mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Pak Sugianto agar bapak dan ibu dapat menjalani perawatan dengan lebih baik dan tenang.



Dokter



: Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditemukan banyak sel yang lebih cepat pertumbuhannya. Kalau dalam istilah medis disebut ameloblastik carcinoma atau kanker pada kelenjar getah bening yang berada pada rahang bawah bapak. Nah, kanker ini menyebabkan pembengkakannya menjadi lebih cepat membesar dari pemeriksaan awal pada tahun lalu. Oleh karena itu pak, mungkin beberapa aktivitas yang bapak lakukan menjadi terganggu. Namun, kita masih dapat melakukan beberapa perawatan untuk membantu proses penyembuhan bapak. Dibarengi dengan doa kepada Tuhan dan dukungan dari keluarga



Dokter



: Bagaimana perasaannya saat ini pak ?



Pasien



: Saya cukup khawatir dok dengan keluarga saya saat ini karena saya juga merupakan tulang punggung bagi keluaraga saya dok.



Dokter



: Saya mengerti pak. Kita semua juga tidak berharap bahwa hasilnya akan seperti ini pak, bu.Tetapi saya berharap bapak serta keluarga diberikan ketabahan dalam menjalani proses perawatan klinis yang akan dilakukan selanjutnya.



Istri pasien



: Jadi dok, untuk selanjutnya bagaimana ya dok ?



Dokter



: Untuk saat ini mungkin kita dapat melakukan beberapa perawatan klinis dan juga terapi untuk mengurangai rasa sakit yang bapak rasakan akibat dari penyakit tersebut.



Dokter



: Ada yang ingin ditanyakan pak,bu ?



Pasien



: Jadi dok, apakah ada kemungkinan untuk saya dapat sembuh dok?



Dokter



: Jika bapak tertib pada prosedur kesehatan serta menjalani pola hidup yang lebih sehat seperti berolahraga yang teratur, makan makanan yang bergizi , istirahat yang cukup, berfikiran positif serta bedoa. Dengan izin Tuhan Yang Maha Esa dapat mejadikan kondisi bapak menjadi lebih baik.



Dokter



: Dan saya berharap ibu serta keluarga dapat selalu mendampingi Pak Sugianto selama proses perawatan kesehatan berlangsung karena dapat berpengaruh kepada kesehatan bapak.



Istri pasien



: Baik dok.



Tahap 6 : Mencapai Kesepakatan Dokter



: Jadi, apakah bapak dan keluarga setuju untuk melajutkan perawatan kepada Bapak Sugianto ?



Pasien



: Iya dok, kami setuju untuk melanjutkan perawatan.



Dokter



: Apakah ada lagi yang ingin ditanyakan pak, bu?



Istri pasien



: Jadi dok, untuk hari ini apakah ada perwatan yang ingin dilakukan ?



Dokter



: Untuk hari ini saya akan meresepkan beberapa obat untuk mengurangi rasa sakit yang bapak rasakan. Dan selanjutnya kita lakukan perawatan lanjutan dan terapi.



Tahap 7 : Penutup Istri pasien



: Dan untuk jadwal perawatan selanjutnya kapan ya dok?



Dokter



: Baik ibu, untuk tindakan selanjutnya kita akan lakukan pada hari sabtu pukul 10 pagi. Apakah bapak dan ibu bisa ?



Pasien



: Bisa dok.



Dokter



: Untuk resep obat dapat diambil didepan ya bu. Jika ada pertanyaan atau kendala mengenai kondisi Bapak Sugianto dapat menghubungi saya ataupun perawat saya ya bu. Dan bapak harus tetap semangat dalam menjalani perawatannya dan berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan bapak. Dan kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu prosedur kesahatan yang akan bapak jalani.



Pasien



: Baik dok, saya akan tetap semangat dalam menjalani prosedur kesehatan. Terimakasih ya dok.



Istri pasien



: Terimakasih dok, saya akan terus mendukung dan menyemangati suami saya dok.



Dokter



: Baik, sama-sama pak, bu.



2. Bagaimana gambaran klinis pasien jika akhirnya mengalami depresi akibat penyakit yang dideritanya. Gambaran klinik pasien mengalami depresi yaitu ditandai dengan tanda dan gejala klinik depresi berikut apabila dialami dalam kurun waktu 2 minggu. a. Gangguan afek Pada gejala ringan ditandai dengan hilangnya minat (interest), tidak sanngup merasa senang, dan sukar berkonsentrasi. Gejala sedang ditandai dengan selalu menangis. Gejala berat ditandai dengan keputusasaan, tidak sanggup mengambil keputusan, penampakannya lebih tua dari usianya, pipi cekung, dan sebagainya. b. Gangguan proses pikir -



Merasa tidak berguna



-



Merasa berdosa



-



Adanya pikiran suicide



-



Merasa rendah diri dan merasa selalu gagal



-



Pada keadaan berat terjadi waham nihillistik



-



Kadang timbul halusinasi



c. Gangguan psikomotor -



Aktifitas menurun dan lambat



-



Jalannya pelan seperti diseret



-



Pada keadaan berat cenderung menampilkan posisi membungkuk



-



Pembicaraan direduksi dan pelan



-



Penampilan wajah seolah-olah kekurangan mobilitas ekspresif



-



Kurang memperhatikan hygiene diri



-



Hubungan interpersonal menurun



-



Timbulnya tindakan agitatif



d. Gejala somatik -



Insomnia



-



Anoreksia



-



Berat badan menurun



-



Mulut kering



-



Konstipasi



-



Sakit kepala



-



Amenorrhea



-



Libido menurun



Selain itu, menurut Institut Kesehatan Jiwa Amerika Serikat (NIMH) dan Diagnostic and Statistical manual IV – Text Revision (DSM IV - TR) gambaran klinis pasien mengalami depresi ialah pasien memiliki sedikitnya 5 dari gejala atau tanda umum berikut dalam jangka waktu 2 minggu.1 1. Gejala Fisik -



Gangguan pola tidur, seperti sulit tidur (insomnia) atau tidur berlebihan (hipersomnia)



-



Menurunnya tingkat aktivitas, misalnya kehilangan minat, kesenangan atas hobi atau aktivitas yang sebelumnya disukai.



-



Sulit makan atau makan berlebihan.



-



Gejala penyakit fisik yang tidak hilang seperti sakit kepala, masalah pencernaan (diare, sulit BAB, dll.), sakit lambung, dan nyeri kronis



-



Terkadang merasa berat di tangan dan kaki



-



Energi lemah, kelelahan, menjadi lamban



-



Sulit berkonsentrasi, mengingat, memutuskan



2. Gejala psikis •



Rasa sedih, cemas, atau hampa yang terus – menerus.







Rasa putus asa dan pesimis







Rasa bersalah, tidak berharga, rasa terbebani dan tidak berdaya/tidak berguna







Tidak tenang dan gampang tersinggung







Berpikir ingin mati atau bunuh diri







Sensitif







Kehilangan rasa percaya diri



3. Gejala sosial 



Menurunnya aktivitas dan minat sehari-hari (menarik diri, menyendiri, malas)







Tidak ada motivasi untuk melakukan apapun







Hilangnya hasrat untuk hidup dan keinginan untuk bunuh diri



3. Tindakan apakah yang dapat dilakukan sebagai seorang dokter gigi terhadap pasien yang mengalami gangguan depresi tersebut. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai dokter gigi terhadap pasien yang mengalami gangguan depresi adalah dengan menjalin hubungan yang baik antara pasien dengan dokter melalui komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik antara pasien dan dokter gigi dapat mereduksi masalah perilaku yang ditemukan pada saat praktik. Komunikasi juga adalah kunci pendekatan pasien dan dokter untuk menuju tujuan bersama, yaitu kesembuhan. Dalam komunikasi, dokter gigi harus memahami kondisi pasien dengan empati. Dokter gigi harus menjadi pendengar aktif sebagai berikut.







Menerima pasien apa adanya dan perlakukan secara individual







Dengarkan hal-hal yang diucapkan pasien dan cara menyatakannya serta memperhatikan nada suara, kata-kata yang dipergunakan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh







Menempatkan diri pada sudut pandang pasien (empati)







Memberikan jeda waktu bicara untuk kesempatan bagi pasien berpikir, menanyakan sesuatu, dan berbicara







Ulangi hal-hal yang telah anda dengar sehingga pasien tahu bahwa anda memahaminya







Duduk dengan nyaman, sedikit condong ke depan, hindari gerakan-gerakan yang dapat mengganggu jalannya komunikasi, dan pandanglah pasien ketika dia berbicara



Selain itu, dokter gigi juga dapat melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan klien. Tujuan komunikasi terapeutik adalah untuk mengembangkan segala yang ada dalam pikiran dan diri pasien ke arah yang lebih positif yang nantinya akan dapat mengurangi beban perasaan pasien dalam menghadapi maupun mengambil tindakan tentang kesehatannya.



DAFTAR PUSTAKA 1



Dirgayunita A. Depresi: ciri, penyebab dan penangannya. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian



Psikologi 2016; 1(1): 5-6. 2 Hasanah U, Suyatmi D, Purwati D E. Hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pasien pada tindakan perawaan saluran akar (PSA) di klinik gigi. Disertasi: Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 2019: 7-8.