Pak T Yanti-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI DENGAN TIMBULNYA KARIES GIGI



Oleh MAULIDA YANTI NIM: P07125118020



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN GIGI TAHUN 2020



KATA PENGANTAR Pujian beserta syukur kepada Allah SWT, berkat nikmat dan karunia yang tidak pernah putus mengalir di setiap helaan nafas. Sujud syukur atas terselesainya penyusunan ini. Salam sejahteraan sepantasnyalah ke haribaan junjungan semesta alam Baginda Rasul Muhammad SAW, lewat perjuangan beliau kita dapat merengguk nikmatnya ilmu pengetahuan yang tidak pernah habisnya, sungguh dialah panutan yang sempurna.Adapun Skripsi ini dengan judul “ Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi Dengan Timbulnya Karies Gigi ”.Dalam penyusunan



Proposal Penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Salfiyadi, SKM, M.Pd selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu pikiran dan masukan demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini. Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih yang tidak terhingga yang penulis berikan kepada: 1. Dr. Salfiyadi, SKM, M.Pd selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh. 2. Amiruddin, S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Prodi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh. 3. Sisca Mardelita, S.Si.T, M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini. 4. drg. Erwin Noer, M.Si penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini. 5. Staf prodi dan dosen yang telah membekali pengetahuan bagi penulis dari awal sampai selesainya masa pendidikan pada Jurusan Keperawatan Gigi.



6. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan Proposal Penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga selalu dalam limpahan rahmat dan karunia Allah SWT. Manusia sebagai makhluk diciptakan Allah SWT, tentu punya keterbatasan, begitu juga dengan penulis sendiri.Penulis menyadari dalam penulisan Proposal Penelitian ini masih banyak terdapat kejanggalan dan kekurangan serta jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, segala kritikan dan saran serta masukan dari semua pihak yang sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini. Akhirnya, Penulis mengucapkan terima kasih atas segala yang telah diberikan, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.



Banda Aceh, Desember 2020



Penulis



DAFTAR ISI Halaman COVER JUDUL DALAM............................................................................................... i KATA PENGANTAR....................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................... A. Latar Belakang............................................................................... B. Tujuan Penelitian........................................................................... C. Manfaat Penelitian.........................................................................



1 1 5 5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... A. ....................................................................................................... B. ....................................................................................................... 1. ................................................................................................. 2. ................................................................................................. 3. ................................................................................................. 4. .................................................................................................



7 7 11 11 11 13 13



BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. A. Jenis Penelitian.............................................................................. B. Teknik Pengumpulan Data............................................................. C. Pengolahan Data............................................................................ D. Analisa Data...................................................................................



26 26 16 27 27



BAB IV KESIMPULAN .................................................................................. 37 A. Kesimpulan ................................................................................... 37 B. Saran ............................................................................................. 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 1 yang berbunyi keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial maupun ekonomis(Depkes RI, 2009) Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih sangat perlu penanganan lebih lanjut. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi nasional masalah gigi dan mulut dijumpai sebesar 25,9 % (Depkes, 2013). Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia salah satunya adalah karies gigi. Karies gigi menjadi salah satu masalah kesehatan serius pada anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 sampai 12 tahun(Potter DKK, 2005). Di Indonesia prevalensi karies mencapai



85%



pada



anak-anak



usia



sekolah



(Lukihardianti,



2011).Berdasarkan survei World Health Organization (WHO) tahun 2007, sebanyak 77% anak Indonesia berusia 12 tahun menderita karies gigi. (Wahyuningkintarsih, 2009). Karies gigi berdampak terhadap kualitas hidup, contohnya : makanan menyangkut di gigi, diet kurang memuaskan, nafas bau, , sulit mengunyah, menghindari makanan tertentu, merasa ngilu saat makan/minum makanan panas/dingin, tidak nyaman mengunyah, merasa wajah kurang menarik, tidak dapat mengecap dengan baik, merasa sangat menderita, dan sakit gigi. (Tampubolon, 2005)



Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi yang dapat dicegah(Angela cit Scottish, 2005). (Agtini, 2005)mengatakan sumber dari penyakit penyangga jaringan gigi dan karies gigi adalah terabaikannya kebersihan gigi dan mulut, sehingga terjadi akumulasi plak. Karies gigi merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak maupun dewasa baik pada gigi susu maupun pada gigi permanen. (Ilyas, 2009) Karies gigi terjadi karena sejumlah faktor (multiple factor) yang saling mempengaruhi yaitu faktor langsung yang disebut sebagai faktor internal yaitu host, mikroorganisme, subsrat, waktu dan tidak langsung yang disebut sebagai faktor luar atau faktor eksternal yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan danketurunan. Perilaku yang sering menjadi penyebab yaitu perilaku menyikat gigi (kebiasaan). Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menggosok gigi masih kurang baik.



Survei



Riset



Kesehatan



Dasar



(RISKESDAS)



tahun



2007



mengungkapkan bahwa 90,7% masyarakat Indonesia yang menggosok gigi setelah makan pagi hanya 12% dan sebelum tidur hanya 28,7% dengan wanita lebih banyak yang menerapkan gosok gigi sebelum tidur malam (31,6%) dibandingkan pria (25,5%).(Wahyuningkintarsih, 2009). (Agtini, 2005), mengatakan frekuensi membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku yang mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitiannya tentang hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa kelas 1-6 SDN di Kecamatan Palaran menunjukkan bahwa siswa yang menyikat gigi dengan frekuensi



empat kali, tingkat kebersihan gigi dan mulut persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi menyikat gigi kurang dari empat kali. Penelitian Agtini peneliti kembangkan menjadi hubungan perilaku menyikat gigi dengan terjadinya karies gigi.Dari masalah yang ada, solusi yang mungkin dapat mengurangi angka kejadian karies gigi adalah dengan melakukan kebersihan mulut, salah satunya dengan perilaku menyikat gigi yang benar.



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan kebiasaan menyikat gigi dengan timbulnya karies gigi. C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan menyikat gigi dengan timbulnya karies gigi. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan wawasan penulis dalam hal penelitian, menambah ilmu pengetahuan, serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh peneliti selama mengikuti pendidikan.Selain itu sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian akhir program. 2. Bagi Politeknik Kesehatan Gigi Untuk menambah referensi pada Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Aceh Jurusan Keperawatan Gigi tahun 2020 dan diharapkan dapat



dijadikan



bahan



acuan



untuk



penelitian



lanjutan



bagi



mahasiswaPoltekkes Kemenkes Aceh Jurusan Keperawatan Gigi lainnya. 3. Bagi Masyarakat Untuk memberikan informasi mengenai Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Timbulnya Karies Gigi sebagai upaya pencegahan karies dan penyakit gigi dan mulut lainnya.



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA



A.Kebiasaan Menyikat Gigi 1.Pengertian Kebiasaan Menyikat Gigi Kebiasaan berasal dari kata biasa, yang mengandung arti pengulangan atau sering melakukan walau dalam waktu yang berbeda dan ditempat yang berbeda pula.Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan tidak terlepas dari sebuah nilai-nilai atau values.Kebiasaan yaitu sesuatu yang biasa dikerjakan, tingkah laku yang sering diulang sehingga lamakelamaaan menjadiotomatis dan bersifat menetap. Kebiasaan adalah proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulangulang, sehingga muncul suatu pola tingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Paparan mengenai kebiasaan yang dijelaskan membentuk kebiasaan siswa dalam membentuk perilaku sosial siswa di sekolah pada khususnya dan menjadikan kebiasaan aktivitas kehidupan sehari-hari, kehidupan pribadi seperti: kebiasaan bermain, kebiasaan di kelas, makan, minum, tidur, shalat, berdoa, belajar, megikuti tata tertib atau aturan, norma-norma dan aktivitas lainnya. (Syah, 2010) Kebiasaan menyikat gigi merupakan tingkah laku membersihkan gigi yang dilakukan seseorang secara terus menerus. Menurut(Wong, 2008), mengungkapkan bahwa kebiasaan menyikat gigi yang baik merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah karies gigi. Menyikat gigi dapat



menghilangkan plak atau deposit bakteri lunak yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies gigi. Oleh karena itu kebiasaan menyikat gigi yang



baik



dapat



turut



mencegah



terjadinya



karies



gigi.



(Wahyuningkintarsih, 2009) 2. Frekuensi dan Waktu Menyikat Gigi Menyikat gigi setidaknya dua kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif(Potter DKK, 2005). Kebiasaan merawat gigi dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat pada pagi hari setelah sarapan dan pada malam hari sebelum tidur dan selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang bermanfaat bagi anak. Selain itu mengurangi makanan yang terlalu banyak gula dan manis juga dapat membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. 3. Cara/Teknik Menyikat Gigi Menurut(Ramadahan, 2018),



banyak teknik atau metode



menyikat gigi yang bisa digunakan, akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan teknik menyikat gigi, teknik menggosok gigi tidak hanya satu teknik saja melainkan harus kombinasi dengan sesuai dengan urutan gigi agar saat menggosok gigi semua bagian permukaan gigi dapat dibersihkan dan tidak merusak lapisan gigi.Berbagai cara menyikat gigi yaitu : a. Metode Vertikal



Sikat gigi diletakkan dengan bulunya tegak lurus pada permukaan bukal untuk permukaan ingual dan palatina sikat gigi dipegang severtikal mungkin. b. Metode Horizontal Pada metode ini bagian depan dan belakang gigi digosok dengan sikat yang digerakan maju-mundur/kedepan dan kebelakang, dengan bulubulunya tegak lurus pada permukaan yang dibersihkan metode ini juga disebut metode menggosok. c. Metode Berputar Metode berputar merupakan varian (bentuk yang dirubah) metode vertical.Disini dengan bulu-bulunya ke arah apical ditempatkan setinggi mungkin pada gingival, kemudian dengan gerakan berputar tangkai singkat.Disarankan untuk membersihkan tiap daerah dengan gerakan horizontal. d.



Metode Vibrasi/Bergetar Pada metode Charters bulu-bulu sikat diletakkan pada sudut 45oterhadap poros



elemen-elemen dan agak tegak pada ruang



aproksimal.Kemudian dibuat tiga sampai empat gerakan bergetar dengan sikat. Kemudian sikat diangkat dari permukaan gigi untuk mengulangi tiga sampai empat kali gerakan yang sama bagi tiap daerah yang dapat dicapai oleh ujung sikat. Metode bergetar dimaksudkan untuk orang dewasa dan terutama ditujukan pada pembersihan gusi selama ini dimungkinkan dengan sikat gigi.



Disini dengan gerakan memutar permukaan elemen-elemen dibersihkan.Pada metode Fones lengkungan gigi-geligi dalam oklusi dan permukaan bukal dibersihkan dengan melekat sikat tegak lurus dan membuat gerakan memutar.Gerakannya juga meluas sampai ke gusi.Dan permukaan lingual dibersihkan dengan gerakan sirkulasi kecil dan permukaan oksual dengan gerakan menggosok.metode ini hampir tidak diterapkan lagi dan tidak dikenal penelitian tentang evaluasinya. e.Metode Fisiologis Metode ini diintroduksi oleh Smith dan beranjak dari pendirian bahwa gerakannya pada waktu menyikat harusmempunyai arah yang sama seperti arah makanan. Dengan sikat lunak elemenelemen dibersihkan dengan dengan gerakan menyapu dari mahkota ke gusi.Disampaikan itu pada daerah molar dianjurkan beberapa gerakan horizontal untuk membersihkan ulkus. Mengenai efektifitas cara ini tidak banyak dikenal. Mengenai hal ini harus diperhatikan dengan benar pada waktu melakukan evaluasi tanpa memperdulikan metode yang dipakai.



B.Karies Gigi 1.Pengertian Karies Gigi



Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam latat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.(Edwina, 2013) Karies gigi adalah suatu proses penghancuran setempat jaringan kalsifikasi yang dimulai pada bagian permukaan gigi melalui proses dekalsifikasi lapisan email gigi yang diikuti oleh lisis struktur organik secara enzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang bila didiamkan akan menembus email serta dentin dan dapat mengenai bangian pulpa. Gambar 1. Karies Gigi



Sumber. Arie2011 2.Faktor-Faktor Penyebab Karies Gigi a. Usia Bertambahnya usia seseorang, jumlah karies akan bertambah, hal ini karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi. b. Jenis kelamin



Prevalensi karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria, juga pada anak-anak, prevalensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan. c. Ras Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan.Namun, keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan persentase karies yang semakin meningkat atau menurun.Misalnya, pada ras tertentu dengan rahang yang sempit sehingga gigi geligi pada rahang sering tumbuh tidak teratur. Dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempersulit pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi persentase karies pada ras tersebut. 3.Proses Terjadinya Karies Di dalam mulut kita terdapat berbagai macam bakteri.Salah satu bakteri tersebut adalah Streptococus.Bakteri ini berkumpul membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut dengan plak. Sebagian plak dalam gigi ini mengubah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman yang masih menempel di gigi menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara melarutkan mineral-mineral yang ada dalam gigi. Proses menghilangnya mineral dari struktur gigi ini disebut dengan demineralisasi, sedangkan bertambahnya mineral dalam struktur gigi



disebut dengan remineralisasi. Karies gigi terjadi karena proses demineralisasi lebih besar daripada remineralisasi. Pada tahap awal terbentuknya karies gigi adalah terbentuknya bintik hitam yang tidak bisa dibersihkan dengan sikat gigi. Apabila bintik ini dibiarkan maka akan bertambah besar dan dalam. Apabila karies ini belum mencapai email gigi maka belum terasa apa-apa. Akan tetapi apabila sudah menembus email gigi baru akan terasa sakit(Ramadahan, 2018). Proses terjadinya kavitas merupakan suatu urutan terjadinya karies yang dapat digambarkan sebagai berikut : Demineralisasi Plak + Sukrosa



Asam + Gigi Remineralisasi



4.



Klasifikasi Karies Gigi A.



Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies)



Gambar 2. Karies berdasarkan kedalamannya



Kavitas



Sumber.Fajarrudin. 2013 a. Karies Superfisialis Di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena. b. Karies Media Di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin c.Karies Profunda Di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadangkadangsudah mengenai pulpa B. Karies Gigi Berdasarkan Lokalisasi Klasifikasi karies menurut G.V. Black (1924) gigi dapat dibagi atas 5, yaitu: a. Kelas I adalah karies yang mengenai permukaan oklusal gigi posterior.



b. Kelas II adalah karies gigi yang sudah mengenai permukaan oklusal dan bagian aproksimal gigi posterior. c. Kelas III adalah karies yang mengenai bagian aproksimal gigi anterior. d. Kelas IV adalah karies yang sudah mengenai bagian aproksimal dan meluas ke bagian insisal gigi anterior. e. Kelas V adalah karies yang mengenai bagian servikal gigi anterior dan posterior.



5.



Hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies gigi Menggosok gigi pada waktu yang optimal dilakukan setelah makan di pagi hari dan sebelum tidur malam(Wong, 2009).Menggosok gigi setelah makan di pagi hari bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel setelah makan dan sebelum tidur malam bertujuan untuk membersihkan



sisa-sisa



makanan



yang menempel



setelah



makan



malam(Potter DKK, 2005). Oleh karena itu kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat turut mencegah terjadinya karies gigi.(Dyah & Santik, 2015)



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah bersifat penelitian kepustakaan atau studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. B. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendukung tercapainya data penelitian ini, pilihan akan akurasi literatur sangat mendukung untuk memperoleh validitas dan kualitas data. Oleh karena itu data yang menjadi obyek penelitian ini adalah sumber data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku, internet dan pustaka. Sumber data yang diambil yaitu: 1.



Fluor Dan Kesehatan Gigi. In Media of Health Research and Development (Vol. 15, Issue 2 Jun). 2005.



2.



Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Dent J, 38(3), 130–134.



3.



Departemen Kesehatan RI. Undang Undang, Tentang, R. I. N. 36 T. 2009, & 2009., K. (2009). UUD ttg kesehatan.



4.



Depkes. (2013). Hasil riskesdas 2013. Expert Opinion on Investigational Drugs.



5.



Pentingnya



Kesehatan



Gigi



Dan



Mulut



Dalam



Menunjang



Produktivitast, 5(2), 13–17. https://doi.org/10.15294/miki.v5i2.7880. Dyah,Y.,&santik(2015) 6.



Jurnal Biosainstek, 2(2), 1–5.Edwina. (2013). Hubungan Pengetahuan



dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Siswa SD. 7.



Jurnal Promkes, 6(2), 155–166.Ilyas. (2009). Gambaran kejadian karies gigi pada siswa kelas 3 SD.



8.



TheIndonesianJournalofPublicHealth,1(2),186.https://doi.org/10.17977/u m044v1i2p186-190Lukihardianti.



(2011).



Tingkat



Pengetahuan



Kesehatan Gigi Anak Sekolah Dasar. Preventia  9.



Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.Potter DKK. (2005). Karies pada anak.



10. Journal Of Syiah Kuala Dentistry Society, 1(3), 37–43.Ramadahan. (2018). Gambaran Menggosok Gigi Dan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Kariogenik Pada Anak Usia Sekolah Di Sdn 54 Tahija Banda Aceh. 11. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.Syah. (2010). Kebiasaan seseorang cenderung mempengaruhi gaya hidup. 12. Dampak Karies Gigi Dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup Nurmala Situmorang Tampubolon. Pengukuhan Pidato Guru Jabatan Tetap Besar Bidang Dalam Kedokteran Ilmu Pencegahan Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Universitas Medan Utara, 1–33. 13. Wong. (2008). Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. IEEE Transactions



on



Software



Engineering,



24(4),



233244.https://doi.org/10.1145/1390630.1390641 14. Wong, N. (2009). persepsi orang tua tentang karies gigi merupakan suatu hal yang wajar dialami pada anak kecil dan cenderung tidak dihiraukan karena dianggap tidak membahayakan jiwa.



C. Pengolahan Data Data yang diperoleh dari penggalian terhadap sumber-sumber data akan diolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut; Pertama, melakukan proses



editing. Pada tahap ini, penyeleksian dan pemilihan terhadap data yang terkait dengan obyek penelitian dilakukan secara akurat. Kedua, organizing, yaitu ; mengatur dan mengolah data-data yang diperoleh dengan kerangka yang diperlukan terkait dengan obyek penelitian sehingga menghasilkan bahan untuk dijadikan rumusan deskripsi. Ketiga penemuan hasil penelitian melakukan analisis lanjutan terhadap hasil penelitian dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan metode yang telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan hasil jawaban dari rumusan masalah. D. Analisa Data Setelah pengolahan data selesai, maka proses selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh dengan metode analisa deskriptif yaitu untuk mendapatkan sebuah gambaran terkait dengan masalah penelitian kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.



DAFTAR PUSTAKA Agtini. (2005). Fluor Dan Kesehatan Gigi. In Media of Health Research and Development (Vol. 15, Issue 2 Jun). https://doi.org/10.22435/mpk.v15i2Jun.1149. Angela cit Scottish. (2005). Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Dent J, 38(3), 130–134. Departemen Kesehatan RI. Undang Undang, Tentang, R. I. N. 36 T. 2009, & 2009., K. (2009). UUD ttg kesehatan. Depkes. (2013). Hasil riskesdas 2013. Expert Opinion on Investigational Drugs, 7(5), 803–809. https://doi.org/10.1517/13543784.7.5.803 Dyah, Y., & Santik, P. (2015). Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Menunjang Produktivitas Atlet. Pentingnya Kesehatan Gigi Dan Mulut Dalam Menunjang Produktivitas Atlet, 5(2), 13–17. https://doi.org/10.15294/miki.v5i2.7880 Edwina. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Siswa SD Negeri 5 Waai Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Biosainstek, 2(2), 1–5. Ilyas. (2009). Gambaran kejadian karies gigi pada siswa kelas 3 SD. Jurnal Promkes, 6(2), 155–166. Lukihardianti. (2011). Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Anak Sekolah Dasar. Preventia : The Indonesian Journal of Public Health, 1(2), 186. https://doi.org/10.17977/um044v1i2p186-190 Potter DKK. (2005). Karies pada anak. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. Ramadahan. (2018). Gambaran Menggosok Gigi Dan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Kariogenik Pada Anak Usia Sekolah Di Sdn 54 Tahija Banda Aceh. Journal Of Syiah Kuala Dentistry Society, 1(3), 37–43. Syah. (2010). Kebiasaan seseorang cenderung mempengaruhi gaya hidup. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. Tampubolon, N. S. (2005). Dampak Karies Gigi Dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup Nurmala Situmorang Tampubolon. Pengukuhan Pidato Guru Jabatan Tetap Besar Bidang Dalam Kedokteran Ilmu Pencegahan Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Universitas Medan Utara, 1–33. Wahyuningkintarsih. (2009). Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Pada Malam Hari Dalam Mengantisipasi Karies Pada Murid SD. Sereal Untuk, 51(1), 51.



Wong. (2008). Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. IEEE Transactions on Software Engineering, 24(4), 233–244. https://doi.org/10.1145/1390630.1390641 Wong, N. (2009). persepsi orang tua tentang karies gigi merupakan suatu hal yang wajar dialami pada anak kecil dan cenderung tidak dihiraukan karena dianggap tidak membahayakan jiwa.