PANCASILA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA KELOMPOK 2 :  Ajeng Sylva’ Indra P (20316442)  Faisal Andika Putra (22316514)  Muhammad Aby Rizal (24316659)  Nisya Rustika Astaningrum (25316455)  Saskia Ananda Putri (26316857)  Wahid Alvian (27316579) KELAS : 2TB03



1. Dasar-Dasar Ilmiah Pancasila Sebagai Suatu Kesatuan Sistematis Dan Logis Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Dengan demikian, filsafar Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melaikan bagi manusia pada umumnya. A. Aspek Ontologis Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu? Apakah realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas sebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia di balik realitas itu, sebagaimana yang tampak pada makhluk hidup? dan seterusnya. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya (Notonagoro, 1975: 53).



B. Aspek Epistemologi Epistemologi merupakan bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran membentuk budaya, sebagaimana manusi mengerahui bahwa ia tahu atau mengerahui bahwa sesuatu itu pengetrahuan menjadi pentelidikan epistemologi. Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi, yaitu: 1. Tentang sumber pengetahuan manusia; 2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia; 3. Tentang watak pengetahuan manusia. Dalam hal ini, terdapat tiga hal yang menjadi fokus Pancasila dalam dasar epistemology.  Pertama, Pancasila adalah sumber pengrtahuan, yang dimana sumber pengetahuan ini berasal dari bangsa Indonsia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat, kebudayaan dan religious.  Kedua, mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengerahuan yakni isi Pancasila yang bersifat unversal atau dapat diterjemakan menjadi esensi Pancasila yang dapat dijadikan tolak ukur dalam bernegara dan sumber tertib hukum.  Ketiga, pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila mengakui kebenaran yang diperoleh manusia berdsarkan rasa, akal, dan kehendak dan juga bersumner dari isi rohani seseorang selain Pancasila juga mengakui kebenaran rasio yang bersumber pada akal manusia dan juga kebenaran berdasarkan intuisi dan alat indra dan segala bentuk penggunaan fisik dan mental serta jasmani dan rohani yang ada pada diri manusia. C. Aspek Aksiologi Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. . Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai. Nilai (value dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness). Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang diinginkan, nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia (dictionary of sosiology a related science), nilai itu suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek. Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Pengakuan, penerimaan dan



penghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai Manusia Indonesia. Dengan demikian, aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termaksud estetika, etika, ketuhanan dan agama.



2. Pangetahuan Sistem Filsafat Pancasila dan Perbandingan Dengan Filsafat Lainnya di Dunia Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan bahwa budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mandasar dan menyeluruh. Adapun perbandingan Filsafat Pancasila dengan Filsafat lainnya yaitu sebagai berikut: a) Filsafat Komunisme Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur oeh satu kelompok yang paling berkuasa. Dalam filsafat ini, semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat, namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada. b) Filsafat Liberalisme Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan adanya benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan benturan-benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila merasa teranggu oleh orang lain, namun apabila tidak merasa terganggumaka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh. c) Filsafat Individualisme Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang dimana antara orang yang saru dengan orang yang lain tidak mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka berdiri masing-masing. Tidak terdapat kebersamaan, persatuan atau tujuan bersama.



3. Pengertian Sistem, Unsur, & Arti Sistem Menurut Para Ahli Secara Umum, Pengertian Sistem adalah sekumpulan objek (objectives) (unsur-unsur atau bagian-bagian) yang berbeda-beda (diverse) yang paling berhubungan (intrerrealated), saling bekerja sama (jointly) dan saling mempengaruhi (independently) satu sama lain serta terikat pada rencna (planned) yang sama untuk mencapai tujuan (output) tertentu dalam lingkungan (environment) yang kompleks. Secara Terminologi, Sistem digunakan dalam berbagai-bagai cara yang luas sekali sehingga sulit untuk mendefinisikannya dalam suatu pernyataan yang merangkum semua penggunaannya dan yang cukup ringkas untuk memenuhi maksudnya. Hal ini dikarenakan bahwa pengertian sistem tergantung pada latar belakang cara pandang orang yang mencoba mendefinisikannya. Misalnya, menurut hukum sistem dipandang dari kumpulan aturan-aturan yang membatasi, baik oleh kapasitas sistem itu sendiri maupun lingkungan di mana sistem itu berada untuk menjamin keserasian dan keadialn. Menurut rekayasa, sistem dipandang sebagai proses masukan (input) yang ditransformasikan menjadi keluaran (output) tertentu. Menurut awam sistem dipandang sebagai cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan. Itulah berbagai cara pandang terhadap pengertian sistem. Meskipun demikian, kita akan sajikan beberapa pengertian sistem guna mendapat pemahaman yang benar tentang terminologi sistem. Sistem secara etimologis, menurut Webster's News Collegiate Dictionary terdiri dari kata "sym" dan "histanai" dari kata Greek, yang berarti to place together ---menempatkan bersama.



4. UNSUR-UNSUR FILSAFAT



PANCASILA



SEBAGAI



SUATU



SISTEM



1. UNSUR KETUHANAN Secara ontologik manusia sebagai yang diciptakan telah menunjukan bahwa adanya pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sejarah sebelum datangnya agama, Indonesia telah memiliki kepercayaan. Bangsa Indonesia berusaha mempertahankan serta mengembangkan hidupnya agar dapat mengatasi tantangan alam. Dengan memiliki suatu pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini ada yang menciptakan.



Dari



Kenyataan tersebut telah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itu telah percaya akan adanya Tuhan. Maka dapat disimpulkan pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti dengan adanya peninggalan tulisan dan adat istiadat. 2. UNSUR KEMANUSIAAN Sebagai bangsa yang berketuhanan yang maha esa, bangsa Indonesia memiliki rasa kemanusiaan yang luhur. Adapun peri kemanusiaan, jiwa yang membedakan menusia dengan makhluk yang lainnya. Bangsa Indonesia yang bahkan kemanusiaannya merupakan adil dan beradap. Adil sendiri berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi hak mereka dan tahu apa haknya sendiri. Dan beradap artinya mempunyai adap, sopan santun, mempunyai susila yang artinya ada kesediaan menghormati pandangan, sikap, perilaku, dan bangsa lain. Dan dapat disimpulkan bangsa Indonesia selalu menerima bangsa lain dengan ramah tamah, karena suatu bangsa tidak bisa hidup sendirian terlapas dari bangsa lainnya. 3. UNSUR PERSATUAN Ciri bangsa Indonesia yang rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan semata-mata dari perhitungan untung rugi serta pamrih dan kepentingan pribadi. Maka dari itu unsur persatuan ini telah terdapat dalam kehidupan dalam bermasyarakat Indonesia bakhan sudah dilaksanakan oleh mereka.



4. UNSUR KERAKYATAN Istilah kerakyatan sendiri berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa merupakan rakyat. Kerakyatan juga disebut sebagai Demokrasi. Demokrasi sendiri bukan hal yang baru bagi bangsa Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus 1945, di Indonesia belum ada pemerintahan yang bersifat demokratik seperti sekarang ini, akan tetapi sebenarnya unsur-unsur tersebut telah ada, yang selama itu tidak pernah dimanfaatkan secara nasional formal. 5. UNSUR KEADILAN Adil merupakan istilah yang menunjukan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana yang menjadi haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain maupun dirinya sendiri. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri, akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan umum, tidak individualis dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Sebenarnya istilah dari gotong royong yang berarti bekerja sama dan membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti dari keadilan sosial.



5. PERBANDINGAN FILSAFAT PANCASILA DENGAN SISTEM FILSAFAT LAINNYA DI DUNIA Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan bahwa budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mandasar dan menyeluruh. Adapun perbandingan Filsafat Pancasila dengan Filsafat lainnya yaitu sebagai berikut: 1. Filsafat Komunisme Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur oeh satu kelompok yang paling berkuasa. Dalam filsafat ini, semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat, namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada.



2. Filsafat Liberalisme Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan adanya benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan benturan-benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila merasa terganggu oleh orang lain, namun apabila tidak merasa terganggu maka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh. 3. Filsafat Individualisme Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang dimana antara orang yang saru dengan orang yang lain tidak mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka berdiri masing-masing. Tidak terdapat kebersamaan, persatuan atau tujuan bersama.



6. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT •



INTI ISI SILA PERTAMA



Ketuhanan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. •



INTI ISI SILA KEDUA



Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.







INTI ISI SILA KETIGA



Persatuan Indonesia Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. •



INTI ISI SILA KEEMPAT



Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai mkhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah negara. Negara adalah dari,oleh, dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat adalah asal mula kekuasaan negara. •



INTI ISI SILA KELIMA



Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Terkandung nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama, yang meliputi 



Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya







Keadilan legal, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara







Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan warga lainnya



Sumber: http://www.matadunia.id/2016/01/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html https://suparman11.wordpress.com/2014/10/22/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/ http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-sistem-unsur-arti-sistem.html?m=1 http://niaafriani22.blogspot.co.id/2015/11/dasar-dasar-ilmiah-pancasila-sebagai.html?m=1