Pancasila Pada Zaman Majapahit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANCASILA PADA ZAMAN MAJAPAHIT Masa Kerajaan Majapahit



Sebelum Kerajaan Majapahit muncul dan menggantikan peranan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan yang besar, muncullah beberapa kerajaan kecil di Jawa Timur dan Jawa Tengah.



Kerajaan Kalingga (abad ke-7), Sanjaya (abad ke-8), dan Syailendra (abad ke-8 dan abad ke-9) terdapat di Jawa Tengah. Pada masa berdirinya kerajaan-kerajaan itu, banyak terdapat hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang berwujud sebagai karya-karya budaya. Candi Borobudur dan Candi Prambanan merupakan peninggalan yang tak ternilai. Begitu hebat serta tinggi nilai budayanya, sehingga mengundang kekaguman siapa saja yang melihatnya. Di samping itu, penggunaan teknologi juga cukup mengagumkan, contoh yang sederhana adalah perekat yang digunakan, yang selain tahan lama dan sukar ditembus air, juga aman terhadap cendawan. Bangunan yang hebat dan mengagumkan itu hanya dapat terwujud dengan kerja keras atas dasar gotong royong. Disamping itu, adanya bangunan yang hebat dan mengagungkan itu juga dilandasi oleh jiwa keagamaan, yaitu ketaatan serta rasa pengabdian yang mendalam kepada agama.



Di Jawa Timur, berkembanglah kerajaan-kerajaan Isana (abad ke-9), Darmawangsa (abad ke-10), Airlangga (abad ke-11), Kediri (abad ke-12), dan Singasari (abad ke-13). Kerajaan Singasari memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Majapahit. Pada tahun 12931520 Kerajaan Majapahit dapat dipandang sebagai negara kerajaan kuno Indonesia yang besar. Majapahit mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Gajah Mada sebagai mahapatihnya serta Nala sebagai laksmana dengan armada yang hebat untuk menguasai nusantara (1350-1389). Dengan kerja sama yang baik di kalangan pimpinan pemerintahan negara, Majapahit dapat berkembang dengan pesatnya menjadi kerajaan besar yang disegani. Dalam hal ini, dukungan rakyat tidak dapat dilupakan.



Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu prapanca menulis negarakertagama. Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah pancasila. Empu tantular mengarang buku Sutasoma, dan di dalam buku itulah kita



jumpai seloka persatuan nasional yaitu bhineka tunggal ika, yang berbunyi lengkapnya Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda, namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal itu menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama Hindu dan Budha. Bahkan salah satu bawahan kekuasaannya yaitu Pasai justru telah memeluk agama Islam. Toleransi positif dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam. Hal ini pula menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah ada, tepatnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa.



Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang ratu dan mentri-mentri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut: “Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jika Gurun, Seram, Tanjung. Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan”. Dalam Pancasila, rasa itu termasuk dalam nilai-nilai pada sila Persatuan Indonesia.



Selain itu dalam hubungannya dengan negara lain raja Hayam Wuruk senantiasa mengadakan hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa dan Kamboja, Menurut prasasti Brumbung, dalam tata pemerintah kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan I Hino, I sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat pada raja, hal ini sebagai nilai demokratis yang merupakan cerminan



sila



Kerakyatan



yang



dipimpin



oleh



hikmat



kebijaksanaan



dalam



permusyawaratan/perwakilan, telah terbina dalam dalam sistem pemerintahan, ini terbukti dengan adanya perangkat kerajaan seperti Rakryan,yang tugasnya memberi nasehat kepada Raja. Wilayah kekuasan Majapahit terbentang dari semenanjung malayu (Malaysia) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara. Dalam sejarah Indonesia masa kekuasaan Kerajaan Majapahit merupakan suatu masa yang paling mengesankan, karena dalam masa ini di Indonesia terdapat suatu kerajaan besar yang disegani oleh banyak negara asing dan membawa keharuman nama Indonesia sampai jauh keluar wilayah Indonesia. Dalam kitab Negarakertagama karangan dari Mpu Prapanca (1365) disebutkan di dalamnya terdapat istilah Pancasila, disini Pancasila diartikan sebagai lima perintah kesusilaan (Pancasila Krama) yang berisi lima larangan, yakni sebagai berikut : Dilarang melakukan kekerasan.



Dilarang mencuri. Dilarang berjiwa dengki. Dilarang berbohong. Dilarang mabuk karena minuman keras.



Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian disebabkan oleh faktor keadaan dalam negri sendiri seperti perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV, maka sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan Sinar Hilang Kertaning Bumi pada permulaan abad XVI.