Panduan Budaya Keselamatan Pasien [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Lampiran Keputusan Direktur RS Islam Yatofa Nomor



: 031/SK.DIR/RSIY/I/2022



Tanggal : 28 Januari 2022 BAB I DEFINISI A. Budaya Keselamatan Pasien Penerapan budaya keselamatan pasien yang adekuat akan menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu tidak cukup dinilai dari kelengkapan teknologi, sarana prasarana yang canggih dan petugas kesehatan yang profesional, namun juga ditinjau dari proses dan hasil pelayanan yang diberikan (Ilyas, 2009). Budaya



keselamatan



yang



baik



dapat



memperkecil



insiden



yang



berhubungan dengan keselamatan pasien. Penelitian Harvard School of Public Health (HSPH) (2011) menyebutkan bahwa dari seluruh dunia 43 juta orang dirugikan setiap tahun akibat perawatan yang tidak aman. Sekitar 70% dari pasien yang mengalami kesalahan medis menderita cacat ringan atau sementara, 7% pasien cacat permanen dan 13,6% kasus berakibat fatal (Collinson, Throne, Dee, MacIntyre, & Pidgeon, 2013) Menurut Blegen (2006) dalam Hamdani (2007), budaya keselamatan pasien adalah persepsi yang dibagikan diantara anggota organisasi ditujukan untuk melindungi pasien dari kesalahan tata laksana maupun cidera akibat intervensi. Persepsi ini meliputi kumpulan norma, standar profesi, kebijakan, komunikasi dan tanggung jawab dalam keselamatan pasien. Budaya ini kemudian mempengaruhi keyakinan



dan



tindakan



individu



dalam



memberikan



pelayanan.



Budaya



keselamatan pasien merupakan bagian penting dalam keseluruhan budaya organisasi yang diperlukan dalam institusi kesehatan. Budaya keselamatan didefinisikan sebagai seperangkat keyakinan, norma, perilaku, peran dan praktek social maupun teknis dalam meminimalkan pajanan yang membahayakan atau mencelakakan karyawan, manajemen, pasien, atau anggota masyakat lainnya. Menurut Fleming (2006) dalam Hamdani (2007), budaya keselamatan pasien



merupakan



suatu



hal



yang 1



penting



karena



membangun



budaya



keselamatan



pasien



merupakan



suatu



cara



untuk



membangun



program



keselamatan pasien secara keseluruhan, karena apabila kita lebih focus pada budaya keselamatan pasien maka akan lebih menghasilkan keselamatan yang lebih apabila dibandingkan hanya dengan memfokuskan programnya saja. Konsep budaya keselamatan berasal dari luar pelayanan kesehatan. Rumah sakit merupakan organisasi yang kompleks dan berisiko terjadi cedera pada pasien, pengunjung maupun staf maka organisasi rumah sakit perlu menjaga komitmen terhadap keselamatan di semua tingkat, mulai dari frontline, PPA, staf klinis hingga manajer dan eksekutif. B. Komponen Budaya Keselamatan Pasien Menurut Reason (1997) dalam Hamdani (2007) budaya keselamatan terdiri dari empat komponen (subculture) yaitu : 1. Informed Culture. Budaya dimana pihak yang mengatur dan mengoperasikan system memiliki pengetahuan terkini tentang factor-faktor yang menjelaskan keselamatan dalam suatu system 2. Reporting culture. Budaya dimana anggota di dalamnya siap untuk melaporkan kesalahan atau near miss. Pada budaya ini organisasi dapat belajar dari pengalaman sebelumnya. Konsekuensinya makin baik reporting culture maka laporan kejadian akan semakin meningkat 3. Just culture. Budaya membawa atmosfer trust sehingga anggota bersedia dan memiliki motivasi untuk memberikan data dan informasi serta sensitive terhadap perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Termasuk di dalamnya lingkungan non punitive (no blame culture) bila staf melakukan kesalahan. Penting bagi setiap level di organisasi untuk bersikap jujur dan terbuka. 4. Learning culture. Budaya dimana setiap anggota mampu dan bersedia untuk menggali pengetahuan dari pengalaman dan data yang diperoleh serta kesediaan untuk mengimplementasikan perubahan dan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement). Learning culture merupakan budaya belajar dari insiden dan near miss.



2



C. Perilaku/Hal-hal yang mempengaruhi Budaya Keselamatan Pasien Perilaku-perilaku di rumah sakit yang tidak mendukung budaya keselamatan pasien adalah : 1. Perilaku yg tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki. 2. Perilaku yg mengganggu (disruptive) a.l. perilaku tidak layak yg dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau non verbal yg membahayakan atau mengintimidasi staf lain, komentar sembrono didepan pasien yg berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain, melarang perawat utk membuat laporan tentang KTD, memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yg ditunjukkan dengan melempar alat bedah di kamar operasi, membuang rekam medis diruang rawat, dll. 3. Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender. 4. Pelecehan Seksual. Hal-hal penting untuk menuju budaya keselamatan pasien : 1. Staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional RS berisiko tinggi dan bertekad untuk melaksanakan tugas dengan konsisten dan aman. 2. Regulasi dan lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera 3. Direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke tingkat nasional sesuai peraturan perundangundangan. 4. Mendorong adanya kolaborasi antar staf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah keselamatan pasien. 5. Komitmen organisasi menyediakan sumber daya, seperti staf, pelatihan, metode pelaporan yang aman, dan sebagainya untuk menangani masalah keselamatan.



3



D. Tujuan 1. Umum Menjadi panduan dalam pengukuran budaya keselamatan pasien di RS Islam Yatofa. 2. Khusus a. Terlaksananya



pengukuran budaya keselamatan pasien di RS Islam



Yatofa. b. Tergalinya permasalahan terkait budaya keselamatan pasien di RS Islam Yatofa. c. Terwujudnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat. d. Terlaksananya pelaporan insiden dan belajar dari insiden yang terjadi untuk mengurangi berulangnya dan keparahan dari insiden keselamatan



4



BAB II RUANG LINGKUP Pengukuran Budaya Keselamatan pasien di RS Islam Yatofa dilaksanakan secara periodik (setiap 6 bulan). Pengukuran budaya keselamatan pasien ini bertujuan untuk melihat gambaran budaya keselamatan pasien di empat tingkatan yang berjejaring di RS yaitu individual, unit kerja, manajemen dan organisasi sehingga mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang kondisi budaya keselamatan pasien yang ada di RS menggunakan instrument berupa kuesioner dan diskusi kelompok. Pengukuran budaya keselamatan pasien dilatarbelakangi oleh tidak tercapainya indikator mutu RS tentang pelaporan insiden keselamatan pasien. Kuesioner dari AHRQ ini menilai budaya keselamatan pasien dipengaruhi oleh 3 aspek yang dibagi kedalam 12 dimensi, diantaranya (AHRQ, 2004) : 1. Tingkat unit, terdiri atas dimensi : a. Supervisor/manager action promoting safety Pertimbangan supervise/manajer terhadap saran staf untuk meningkatkan keselamatan pasien, pujian staf untuk mengikuti prosedur keselamatan pasien dan tidak mengabaikan masalah keselamatan pasien pada petugas di unit RS yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner. b. Organizational learning – perbaikan berkelanjutan Proses pembelajaran dari kejadian kesalahan, bagaimana terjadi dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan supaya tidak lagi terjadi error yang kemudian membuat proses perbaikan berkelanjutan sehingga membawa perubahan yang positif. c. Kerja sama dalam unit di rumah sakit Kondisi dimana individu dalam satu unit saling mendukung memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan bekerja sebagai tim yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner. d. Komunikasi terbuka Suatu proses penyampaian pesan (informasi, ide, gagasan, pernyataan) dari staf tanpa rasa takut/bebas baik mengenai tindakan yang diputuskan maupun jika mereka melihat sesuatu dengan negative yang dapat mempengaruhi pasien yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner. 5



e. Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan. Proses dimana setiap anggota bersedia untuk mengkomunikasikan kesalahan yang terjadi dalam unit dalam menggali pengetahuan dari pengalaman dan data yang diperoleh dan membuat upaya pencegahan pada petugas yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner. Respon tidak mempersalahkan terhadap kesalahan (Respon Non Punitive) Sikap tidak menghukum/menuduh/memojokkan terhadap kejadian yang tidak dharapkan dan kejadian nyaris cedera yang dibuat atau dilaporkan oleh staf yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner. f.



Staffing Proses penataan staff dalam unit untuk menangani beban kerja dan jam kerja yang sesuai untuk memberikan perawatan yang baik bagi pasien.



2. Tingkat rumah sakit, terdiri atas dimensi : a. Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien Sikap dan prioritas manajemen rumah sakit dalam menyediakan iklim kerja terhadap upaya pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner. b. Kerja sama antar unit di rumah sakit Kondisi dimana individu antar unit atau berlainan unit saling membantu, berkoordinasi, dan saling mendukung satu sama lain untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner. c. Handsoff/perpindahan dan transisi pasien Proses berpindahnya pasien dari satu unit ke unit lain ataupun perpindahan informasi mengenai pasien ketika terjadi pergantian shift antara petugas. 3. Keluaran, terdiri atas dimensi : a. Persepsi keseluruhan staf di rumah sakit terkait keselamatan pasien Pemahaman staf mengenai program patient safety (keselamatan pasien) kesalahan secara keseluruhan berupaya prosedur dan system yang baik untuk mencegah kejadian keselamatan pasien yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner.



6



b. Frekuensi pelaporan kejadian Seberapa sering pelaporan mengenai kejadian yang tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris cedera (KNC) yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner. Hasil kuesioner budaya keselamatan pasien akan dianalisa dan dilaporkan kepada Direktur RS Islam Yatofa.



7



BAB III TATA LAKSANA A. Metode Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Pengukuran budaya keselamatan pasien menggunakan metode kuesioner dan diskusi kelompok pada saat Ronde Keselamatan Pasien (RKP). Kuesioner dibagikan kepada responden seluruh unit pelayanan. Responden dalam hal ini adalah seluruh karyawan rumah sakit dari petugas keamanan, administrasi, perawat, bidan dan dokter. Kuesioner dibagikan setiap bulan menggunakan jumlah sampel berdasarkan untuk setiap unit pelayanan per 3 bulan. Sedangkan Ronde Keselamatan Pasien dilakukan setiap bulan oleh Sub Komite Keselamatan pasien. Proses Pengumpulan Data : a. Verifikasi jumlah responden b. Tentukan jumlah sampel secara statistik : Jumlah Populasi



Jumlah Sampel Sebulan



Sebulan (N)



(n)



≥ 640



128



320 – 639



20 % Total populasi



64 – 319



64



< 64



100 % populasi



B. Evaluasi Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Kuesioner yang digunakan memiliki pernyataan positif dan negatif. Berikut distribusi pernyataan positif dan negatif pada kuesioner No



Dimensi



No. Pernyataan Positif



1



Kerja sama dalam unit



A1,A3,A4,A11



2



Harapan dan tindakan manajer dalam B1, B2



Total



Negatif -



4



B3, B4



4



-



3



E9



3



mempromosikan patient safety 3



Organizational



learning



-



Perbaikan A6, A9, A13



berkelanjutan 4



Dukungan manajemen terhadap patient E1, E8 8



safety 5



Persepsi perawat terhadap patient



A15, A18



A10,A17



4



C1, C3, C5



-



3



Safety 6



Umpan



balik



dan



komunikasi



terhadap kesalahan 7



Komunikasi terbuka



C2, C4



C6



3



8



Frekuensi pelaporan kejadian



D1, D2, D3



-



3



9



Kerja sama antar unit



E4, E10



E2,E6



4



10



Staffing



A2



A5, A7, A14



4



11



Handsoff dan transisi



-



E3,E5,E7, E11



4



12



Respon



A8, A12, A16



3



non



punitive



terhadap -



Kesalahan Total Pernyataan



42



Kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala Likest. Jawaban Skala Likest pada kuesioner ini terdiri dari sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. a. Mengkode data, yaitu membuat klasifikasi data dan member kode atau nilai pada jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner. Pemberian nilai tergantung pada pernyataan positif atau negative pada kuesioner. Pada pernyataan positif maka aturan pemberian nilai jawaban responden sebagai berikut : Sangat Setuju / Selalu



Diberi nilai



4



Setuju /Sering



Diberi nilai



3



Tidak Setuju / Jarang



Diberi nilai



2



Sangat Tidak Setuju /Tidak pernah



Diberi nilai



1



Pada pernyataan negatif diberi nilai sebaliknya dari aturan pemberian nilai pada pernyataan positif. b. Menyunting data Kuesioner yang telah diisi dilihat kelengkapan jawabannya, sebelum dilakukan proses pemasukan data ke dalam komputer. Sehingga ketika terdapat data yang salah atau meragukan dapat ditelusuri kembali ke responden yang bersangkutan. C. Analisa data pengukuran budaya 9



Setelah dilakukan pengolahan data, dilakukan pengklasifikasian data menjadi 2 kategori yaitu respon positif dan respon negatif. Respon positif adalah jawaban responden berupa setuju/sering dan sangat setuju/selalu pada pernyataan positif dan jawaban negatif berupa tidak setuju/jarang dan sangat tidak setuju/tidak pernah pada pernyataan negatif. Respon negatif adalah merupakan kebalikan dari respon positif adalah jawaban responden berupa setuju/sering dan sangat setuju/selalu pada pernyataan negatif dan jawaban tidak setuju/jarang dan sangat tidak setuju/tidak pernah pada pernyataan positif. Untuk menghitung persentase budaya keselamatan pasien adalah sebagai berikut: Langkah 1. Identifikasi item pernyataan yang mengukur dalam satu dimensi budaya keselamatan pasien yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif Langkah 2. Hitung jumlah respon positif dan respon negative pada satu dimensi Langkah 3. Hitung jumlah total respon pada satu dimensi Langkah 4. Bagi jumlah respon positif pada satu dimensi dengan total respon pada satu dimensi kemudian hasilnya dijadikan dalam bentuk persentase respon positif. Hasil tersebut merupakan persentase respon positif pada setiap budaya keselamatan pasien. Pengkategorian budaya keselamatan pasien dibagi menjadi 3 kategori yaitu budaya lemah, budaya sedang, dan budaya kuat berdasarkan pedoman pada Hospital Survey On Patient Safety Culture yang dilakukan AHRQ. Suatu budaya keselamatan pasien dikatakan kuat apabila jumlah rata-rata responden yang memiliki respon positif 75% atau lebih, dikatakan sedang apabila rata-rata responden memiliki respon positif sebesar 50% - 75%, dikatakan membudaya lemah apabila rata-rata jumlah responden yang memiliki respon positif kurang dari 50%. Untuk melihat gambaran budaya keselamatan pasien secara keseluruhan langkahnya pada dasarnya sama dengan langkah di atas, perbedaannya hitung jumlah seluruh respon positif pada semua dimensi kemudian dibagi dnegan jumlah seluruh respon yang didapat.



10



BAB IV DOKUMENTASI Dokumentasi pengukuran budaya keselamatan pasien dibuat per dimensi dan rekapitulasi persentase respon positif dari semua dimensi. A. Kuesioner pengukuran budaya keselamatan pasien, dibagikan kepada 2 kelompok : 1. Unit kegiatan yang berhubungan langsung dengan pelayanan pasien. 2. Unit kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan pasien (pelayanan penunjang) B. Hasil pengukuran budaya keselamatan pasien tiap dimensi 1. Kerja sama dalam unit Kode A1



Pernyata



Respon



Respon



an



positif



negatif



Total



Kami sesama staf di unit ini saling mendukung satu sama lain.



A3



Jika



banyakpekerjaan



yang



harus



diselesaikan dengan cepat, kami saling bekerja sama sebagai tim A4



Saya merasa setiap orang di unit ini saling menghargai satu sama lain



A11 Bila suatu area di unit ini sibuk, maka petugas di area lain akan membantu Total Persentase (%) 2. Dimensi Harapan dan Tindakan Manajer/atasan mempromosikan keselamatan pasien Kode B1



Pernyataan Atasan saya memberikan melihat



pekerjaan



pujian



diselesaikan



prosedur untuk keselamatan pasien.



11



jika sesuai



Respon



Respon



positif



negatif



Total



B2



Saya



merasa



Atasan



saya



sudah



mendengar dan mempertimbangkan saran dar istaf untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan serius. B3



Bila beban kerja tinggi, maka atasan kami meminta kami bekerja dengan lebih cepat walaupun harus mengambil jalan pintas.



B4



Atasan saya gagal mengantisipasi masalah keselamatan pasien (KTD maupun KNC) yang telah terjadi berulang-ulang Total Persentase (%)



3. Organizational Learning – Perbaikan berkelanjutan Kode A6



Pernyataan



Respon



Respon



positif



negatif



Total



Dalam unit ini kami secara aktif melakukan kegiatan (sosialisasi,



untuk



keselamatan



bertukar



pasien



informasi,



diskusi



mengenai keselamatan pasien). A9



Kesalahan



yang



terjadi di



unit



ini



dijadikan pemicu untuk perubahan ke arah yang lebih baik A13



Setelah kami melakukan pelayanan kepada pasien demi keselamatan pasien, maka kami



senantiasa



mengevaluasi



Keefektifannya Total Persentase (%) 4. Dukungan Manajemen terhadap patient-safety Kode



Pernyataan



12



Respon



Respon



Positif



negatif



Total



E1



Manajemen rumah sakit Iklim



kerja



yang



menyediakan



mendukung



bagi



keselamatan pasien E8



Kebijakan manajemen



rumah sakit



menunjukkan bahwa keselamatan pasien merupakan prioritas E9



Manajemen



rumah



sakit



harus



peduli



terhadap keselamatan pasien jika terjadi KTD maupun KNC Total Persentase (%) 5. Persepsi petugas terhadap patient safety Kode A10



Pernyataan



Respon



Respon



positif



negatif



Respon



Respon



positif



negatif



Total



Jika ada Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien terjadi di unit ini adalah suatu hal yang kebetulan



A15



Staf



di unit kami



tidak



pernah



mengorbankan keselamatan pasien dengan alasan banyak pekerjaan A17



Kami memiliki



masalah



mengenai



keselamatan pasien di unit ini A18



Prosedur dan sistem kami sudah baik dalam mencegah



terjadinya



kesalahan/error



(KTD atau KNC) Total Persentase (%) 6. Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan Kode C1



Pernyataan Atasan saya memberikan umpan balik ke arah perbaikan



berdasarkan laporan 13



Total



kejadian (KTD maupun KNC) C3



Kami



diberitahu



mengenai



kesalahan



KTD



DIharapkan)



maupun



kesalahan-



(Kejadian KNC



Tidak (Kejadian



Nyaris Cedera) yang terjadi di unit kami C5



Di unit ini kami mendiskusikan dengan sesama petugas /dokter bagaimana cara untuk mencegah error/KTD dan



KNC



supaya tidak terjadi kembali Total Persentase (%) 7. Komunikasi terbuka Kode C2



C4



C6



Pernyataan



Respon positif



Respon negatif



Total



Respon



Respon



Total



positif



negatif



Kami bebas mengungkapkan pendapatnya jika melihat sesuatu yang bisa berdampak negative terhadap pelayanan pasien Kami merasa bebas untuk bertanya kepada sesama petugas lain/dokter tentang keputusan maupun tindakan yang diambil di unit ini Kami merasa takut untuk bertanya ketika mengetahui ada yang tidak beres dalam pelayanan pasien Total Persentase (%)



8. Frekuensi pelaporan kejadian Kode D1



Pernyataan Ketika kesalahan terjadi, tetapi hal tersebut segera



diketahui



dan



dikoreksi



sebelum



mempengaruhi atau berdampak pada pasien, seberapa hal tersebut sering dilaporkan ? 14



D2



Ketikakesalahan



terjadi,



berpotensi



membahayakan



untuk



namun



tidak pasien,



seberapa sering hal tersebut dilaporkan ? D3



Ketika kesalahan terjadi, yang berpotensi membahayakan pasien, walaupun hal yang buruk tidak terjadi pada pasien, seberapa sering hal ini dilaporkan? Total Persentase (%)



9. Kerja sama antar unit Kode E2



Pernyataan



Respon



Respon



positif



negatif



Total



Unit satu dengan unit lain di rumah sakit ini tidak berkoordinasi dengan baik



E4



Saya sering kali merasa tidak nyaman bila harus bekerja sama dengan staf unit lain di rumah sakit ini



E6



Kami merasa ada kerja sama yang tidak baik antar unit di rumah sakit saat menyelesaikan pekerjaan bersama



E10



Unit-unit di rumah sakit bekerja sama dengan baik untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Total Persentase (%)



10.



Staffing Kode A2



Pernyataan Kami memiliki jumlah staf yang cukup untuk menangani beban kerja yang berat di unit ini



A5



Perawat di unit ini bekerja sampai lembur untuk melayani pasien. 15



Respon



Respon



positif



negatif



Total



A7



Unit ini



sering



menggunakan



tenaga



honorer/cadangan untuk melayani pasien. A14



Kami merasa pada unit kami bekerja dalam “model krisis” dimana kami harus melakukan banyak pekerjaan dengan terburu-buru dalam melayani pasien. Total Persentase (%)



11. Handsoff dan transisi Kode E3



Pernyataan



Respon



Respon



positif



negatif



Respon



Respon



positif



negatif



Total



Masalah sering terjadi saat pemindahan pasien dari satu unit ke unit lainnya



E5



Saat



pergantian



shift,



informasi



penting



mengenai pasien sering hilang E7



Masalah



sering



terjadi



saat



pertukaran



informasi antar unit-unit di rumah sakit E11



Pergantian shift di rumah sakit menyebabkan masalah bagi pasien di rumah sakit ini Total Persentase (%)



12. Respon Non Punitive terhadap kesalahan Kode A8



Pernyataan Bila melakukan kesalahan dalam melayani pasien kami merasa kesalahan tersebut akan memojokkan/mengancam kami 16



Total



A12



Bila suatu kejadian dilaporkan (baik KNC atau



KTD)



maka



yang



menjadi



fokus



pembicaraan adalah orang yang berbuat salah, bukan masalahnya A16



Kami merasa khawatir kesalahan yang kami buat akan dicatat di dokumen pribadi kami oleh pimpinan Total Persentase (%)



C. Hasil pengukuran budaya keselamatan pasien semua dimensi No.



Dimensi



Respon



Respon



Jumlah



Positif



Negatif



Respon



Persentase Kategori Respon Positif



1



Harapan



dan



tindakan



manajer



dalam



mempromosikan



patient



safety 2



Organizatinal



Learning



Perbaikan Berkelanjutan 3



Kerja sama dalam Unit



4



Komunikasi Terbuka



5



Umpan balik dan komunikasi



terhadap



Kesalahan 6



Respon Non Punitive terhadap Kesalahan



7



Staffing



8



Dukungan manajemen terhadap



patient



Safety 9



Kerja



sama



antar



Unit



17



Budaya



10



Handsoff



dan



Transisi 11



Persepsi



perawat



mengenai



patient



Safety 12



Frekuensi pelaporan kejadian Total Persentase



DAFTAR PUSTAKA



1. Blegen, M Am et al 2006 Safety Climate In Hospital Unit : A New Measure Advance In Patient Safety



2. Hamdani, Siva. 2007. Analisis Budaya Keselamatan Pasien (Patient Safety Culture) di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2007. Tesis. FKM UI 18



3. Ilyas Y. (2009). Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Jawa Barat: CV Usaha Prima.



4. Jeffs, L., Law, M., & Baker, G. R. (2007). Creating reporting & learning cultures in helath-care organizations. The Canadian Nurse, 103(3), 16.



5. Kachalia, A. (2013). Improving patient safety through transparency. The New England Journal Of Medicine, 369(18), 1677-1679. doi: 10.1056/NEJMp1303960



6. Kaufman, G., & McCaughan, D. (2013). The effect of organisational culture on patient safety. Nursing Standard, 27(43), 50-56.



7. Kementerian Kesehatan. 2017. Permenkes RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.



8. KKP-RS. 2008. Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP). Jakarta: KKPRS.



9. Rosyada, Sabila Diena. 2014. Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Pada Perawat Unit Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo BUlan Juni Tahun 2014. Skripsi. FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta



Lampiran KUESIONER SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN RS ISLAM YATOFA Instruksi 19



Survey ini dilakukan untuk mengetahui persepsi anda mengenai Patient Safety, medical error dan pelaporan insiden di RS Islam Yatofa. Isi kuesioner ini dalam waktu 15 menit Isilah kuesioner ini dengan jujur sesuai keadaan/suasana kerja di unit dan RS anda. Keselamatan Pasien (Patient Safety) : menghindari dan mencegah cedera pasien atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien yang diakibatkan oleh proses pemberian pelayanan kesehatan. Apa unit utama kerja anda di rumah sakit ini ? Tulis nama unit anda. Nama Unit



Harap diisi pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai pendapat anda. Beri centang pada kolom jawaban anda. Kode



Pernyataan



Sangat



Tidak



tidak



Setuju



setuju A1



Kami



sesama



staf



di



unit



ini



saling



Setuju



Sangat



*Diisi



setuju



Tim KPRS [



mendukung satu sama lain A2



A1



Kami memiliki jumlah staf yang cukup untuk menangani



]



[



beban kerja yang berat di unit



] A2



ini A3



Jika banyak



pekerjaan



yang



harus



[



diselesaikan dengan cepat, kami saling



] A3



bekerja sama sebagai tim A4



Saya merasa setiap orang di unit ini saling



[



menghargai satu sama lain A5



A4



Perawat di unit ini bekerja sampai lembur



[



untuk melayani pasien A6



(sosialisasi,



untuk



keselamatan



bertukar



] A5



Dalam unit ini kami secara aktif melakukan kegiatan



]



[



pasien



informasi,



] A6



diskusi



mengenai keselamatan pasien) A7



Unit



ini



sering



honorer/cadangan



menggunakan untuk melayani 20



tenaga



[



]



pasien A8



A7



Bila melakukan kesalahan dalam melayani



[



pasien kami merasa kesalahan tersebut



] A8



akan memojokkan/mengancam Kami A9



Kesalahan



yang



terjadi di



unit



ini



[



dijadikan pemicu untuk perubahan ke arah



] A9



yang lebih baik A10



JIka ada Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)



[



]



pada pasien terjadi di unit ini adalah suatu



A10



hal yang kebetulan A11 A12



Bila suatu area di unit ini sibuk, maka



[



petugas di area lain akan membantu



A11



Bila suatu kejadian dilaporkan (baik KNC



[



atau KTD)



A12



maka yang menjadi



fokus



] ]



pembicaraan adalah orang yang berbuat salah, bukan masalahnya A13



Setelah



kami



kepada



pasien



pasien,



maka



melakukan pelayanan demi



keselamatan



kami



[



]



A13



senantiasa



mengevaluasi keefektifannya A14



Kami merasa pada unit kami bekerja dalam



[



“model



A14



krisis”



dimana



kami



harus



]



melakukan banyak pekerjaan dengan terburu-buru dalam melayani pasien A15



Staf



di



unit



kami



tidak



mengorbankan keselamatan



pernah pasien



[



]



A15



dengan alasan banyak pekerjaan A16



Kami merasa khawatir kesalahan yang kami



[



buat akan dicatat di dokumen pribadi kami



A16



]



oleh pimpinan A17 A18



Kami



memiliki



masalah



mengenai



[



keselamatan pasien di unit ini



A17



Prosedur dan sistem kami sudah baik dalam



[



mencegah



terjadinya



kesalahan/error 21



] ]



B1



(KTD atau KNC)



A18



Atasan saya memberikan pujian jika melihat



[



pekerjaan



B1



diselesaikan



sesuai



prosedur



]



untuk keselamatan pasien B2



Saya



merasa



Atasan



saya



sudah



mendengar dan mempertimbangkan saran



[



]



B2



dari staf untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan serius B3



Bila beban kerja tinggi, maka atasan kami



[



meminta kami bekerja dengan lebih cepat



B3



]



walaupun harus mengambil jalan pintas B4



Atasan saya gagal mengantisipasi masalah



[



keselamatan pasien (KTD maupun KNC)



B4



]



yang telah terjadi berulang-ulang C1



Atasan saya memberikan umpan balik ke



[



arah perbaikan berdasarkan laporan



C1



]



kejadian (KTD maupun KNC) C2



Kami bebas mengungkapkan pendapatnya



[



jika melihat sesuatu yang bisa berdampak



C2



]



negative terhadap pelayanan pasien C3



Kami diberitahu mengenai kesalahan-



[



kesalahan



C3



KTD



(Kejadian



Tidak



]



Diharapkan) maupun KN (Kejadian Nyaris Cedera) yang terjadi di unit kami C4



Kami merasa bebas untuk bertanya kepada



[



sesama



C4



petugas



lain/dokter



tentang



]



keputusan maupun tindakan yang diambil di unit ini C5



Di unit ini kami mendiskusikan dengan



[



sesama petugas /dokter bagaimana cara



C5



]



untuk mencegah error/KTD dan KNC supaya tidak terjadi kembali C6



Kami merasa takut untuk bertanya ketika mengetahui ada yang tidak beres dalam 22



[



]



D1



pelayanan pasien



C6



Ketika kesalahan terjadi, tetapi hal tersebut



[



segera diketahui dan dikoreksi sebelum



D1



mempengaruhi pasien,



atau



seberapa



berdampak



hal



]



pada



tersebut



sering



dilaporkan ? D2



Ketika



kesalahan



terjadi,



namun



tidak



berpotensi untuk membahayakan pasien,



[



]



D2



seberapa sering hal tersebut dilaporkan ? D3



Ketika kesalahan terjadi, yang berpotensi



[



membahayakan pasien, walaupun hal yang



D3



]



buruk tidak terjadi pada pasien, seberapa sering hal ini dilaporkan? E1



Manajemen rumah sakit menyediakan iklim kerja



yang



[



mendukung



bagi



]



E1



keselamatan pasien E2



Unit satu dengan unit lain di rumah sakit ini



[



tidak berkoordinasi dengan



E2



]



Baik E3 E4



Masalah sering terjadi saat pemindahan



[



pasien dari satu unit ke unit lainnya



E3



Saya sering kali merasa tidak nyaman bila



[



harus bekerja sama dengan staf



E4



] ]



unit lain di rumah sakit ini E5 E6



Saat pergantian shift, informasi penting



[



mengenai pasien sering hilang



E5



Kami merasa ada kerja sama yang tidak



[



baik



antar



unit



di



rumah



sakit



saat



] ]



E6



menyelesaikan pekerjaan bersama E7 E8



Masalah sering terjadi saat pertukaran



[



informasi antar unit-unit di rumah sakit



E7



Kebijakan



manajemen



menunjukkan bahwa



rumah



sakit



keselamatan 23



pasien



[



] ]



merupakan prioritas E9



Manajemen



E8



rumah



sakit



harus



peduli



terhadap keselamatan pasien jika terjadi



[



]



E9



KTD maupun KNC E10



Unit-unit di rumah sakit bekerja sama



[



dengan baik untuk memberikan pelayanan



E10



]



yang terbaik bagi pasien E11



Pergantian



shift



menyebabkan



di



masalah



rumah bagi



sakit



pasien



rumah sakit ini Total



24



di



[ E11



]