Panduan IDO [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) 1.



Pendahuluan Pengendalian Infeksi Daerah Operasi ( IDO ) atau Surgical Site Infeksi (SSI) adalah suatu cara yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi setelah tindakan operasi misalnya: operasi mata. Klasifikasi infeksi luka operasi Insisional :  Superfisial  Deep  Organ/ rongga Resiko infeksi luka operasi = Jumlah bakteri yang masuk X Virulensi Resistensi pasien Paling banyak infeksi luka operasi bersumber dari pathogen flora endogenous kulit pasien, membrane mukosa. Bila membrane mukosa atau kulit di insisi, jaringan terekxpose resiko dengan flora endogenous. Sumber exogenous dari infeksi luka operasi adalah: Tim bedah Lingkungan ruang operasi Peralatan, instrumen dan alat kesehatan Kolonisasi mikroorganisme Daya tahan tubuh lemah Lama rawat inap pra bedah Flora exogenous terutama aerob khususnya gram negatif staphylococcus dan streptococcus



2.



Faktor - faktor risiko infeksi luka operasi: a. Karakteristik pasien - Usia( bayi, anak-anak, lanjut usia) - Status gizi buruk - DM - Gula darah rendah - Merokok - Obesity - Kolonisasi mikroorganisme - Daya tahan tubuh lemah - Lama rawat inap pra bedah b. Karakteristik operasi i. Pre operasi  Skin antisepsis  Pencukuran rambut  Antisepsis kulit di ruang operasi







Surgical scrub/kebersihan tangan untuk bedah; tipe antiseptik, lamanya scrub, kuku  Tim bedah terinfeksi atau kolonisasi  Profilaksis antibody ii. Intra operasi Lingkungan ruang operasi  Ventilasi ruang operasi  Permukaan lingkungan ruang operasi  Inadekuat sterilisasi instrumen  Tehnik bedah dan asepsis; pasang drain dan suture dengan tepat (pemasangan drain terpisah dari luka insisi)  Jahitan bedah dan perban  Lamanya operasi iii. Post operasi  Perawatan luka operasi 3.



Kriteria luka operasi a. Infeksi Luka Operasi Superficial Infeksi luka operasi superfisial harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut ini:  Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah dan hanya meliputi kulit, subkutan atau jaringan lain diatas fascia  Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut: o Pus keluar dari luka operasi atau drain yang dipasang diatas fascia o Biakan positif dari cairan yang keluar dari luka atau jaringan yang diambil secara aseptik o Terdapat tanda –tanda peradangan (paling sedikit terdapat satu dari tanda-tanda infeksi berikut: nyeri, bengkak lokal, kemerahan dan hangat lokal), kecuali jika hasil biakan negatif. o Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi. b. Infeksi Luka Operasi Profunda/ Deep Incisional Infeksi luka operasi profunda harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut ini: i. Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah atau sampai satu tahun pasca bedah (bila ada implant berupa non human derived implant yang dipasang permanan) dan meliputi jaringan lunak yang dalam ( mis, lapisan fascia dan otot) dari insisi ii. Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut: o Pus keluar dari luka insisi dalam tetapi bukan berasal dari komponen organ/rongga dari daerah pembedahan. o Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens atau dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah bila pasien mempunyai paling sedikit satu dari tanda-tanda atau gejala gejala berikut: demam (> 38derajat C), atau nyeri lokal, terkecuali biakan insisi negatif o Diketemukan abses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai insisi dalam pada pemeriksaan langsung, waktu pembedahan ulang, atau dengan pemeriksaan histopatologis atau radiologis



o iii.



4.



Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi



Infeksi Luka Operasi Organ/Rongga Infeksi Luka Operasi Organ/ Rongga memiliki kriteria bsebagai berikut:  Infeksi timbul dalam waktu 30 hari setelah prosedur pembedahan, bila tidak dipasang implant atau dalam waktu satu tahun bila dipasang implant dan infeksi tampaknya ada hubungannya dengan prosedur pembedahan  Infeksi tidak mengenai bagian tubuh manapun, kecuali insisi kulit, fascia atau lapisan lapisan otot yang dibuka atau dimanipulasi selama prosedur pembedahan Pasien paling sedikit menunjukkan satu gejala berikut:  Drainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka tusuk ke dalam organ/rongga  Diisolasi kuman dari biakan yang diambil secara aseptik dari cairan atau jaringan dari dalam organ atau rongga : Abses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai organ/rongga yang ditemukan pada pemeriksaan langsung waktu pembedahan ulang atau dengan pemeriksaan histopatologis atau radiologis Dokter menyatakan sebagai ILO organ/rongga.



Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Luka Operasi/Bedah Pra Bedah a. Persiapan pasien sebelum pembedahan i. Jika ditemukan ada tanda-tanda infeksi, sembuhkan terlebih dahulu infeksi nya sebelum hari pembedahan elektif, dan jika perlu tunda hari pembedahan sampai infeksi tersebut sembuh. (Kategori I) ii. Jangan mencukur rambut, kecuali bila rambut terdapat pada sekitar daerah bedah dan atau akan mengganggu jalanya pembedahan (Kategori I) iii. Bila diperlukan mencukur rambut, lakukan di kamar bedah beberapa saat sebelum pembedahan dan sebaiknya menggunakan pencukur listrik (Bila tidakada pencukur listrik gunakan silet baru) (Kategoroi I) iv. Kendalikan kadar gula darah pada pasien diabetes dan hindari kadar gula darah yang terlalu rendah sebelum pembedahan. (Kategori II) v. Sarankan pasien untuk berhenti merokok, minimun 30 hari sebelum hari pembedahan elektif. (Kategori II) vi. Mandikan pasien dengan zat antiseptik malam hari sebelum hari pembedahan (Kategori II) vii. Cuci dan bersihkan lokasi pembedahan dan sekitarnya untuk menghilangkan kontaminasi sebelum mengadakan persiapan kulit dengan anti septik (Kategori II) viii. Gunakan zat anti septic kulit yang sesuai untuk persiapan kulit (Kategori II) ix. Oleskan zat antiseptik pada kulit dengan gerakan melingkar mulai dari bagian tengah menuju ke arah luar. Daerah yang dipersiapkan haruslah



x. xi. xii. xiii. xiv.



b.



c.



cukup luas untuk memperbesar insisi, jika diperlukan membuat insisi baru atau memasang drain bila diperlukan.(Kategori III) Masa rawat inap sebelum pembedahan diusahakan sesingkat mungkin dan cukup waktu untuk persiapan bedah yang memadai (Katergori III) Tidak ada rekomendasi mengenai penghentian atau pengurangan steroid sistemik sebelum pembedahan Tidak ada rekomendasi mengenai makanan tambahan yang berhubungan dengan pencegahan infeksi untuk pra bedah Tidak ada rekomendasi untuk memberikan mupirocin melalui lubang hidung untuk mencegah ILO Tidak ada rekomendasi untuk mengusaahakan oksigenisasi pada luka untuk mencegah ILO.



Antiseptik tangan dan lengan untuk tim bedah i. Jaga agar kuku selalu pendek dan jangan memakai kuku palsu (Kategori I) ii. Lakukan kebersihan tangan bedah (surgical Scrub) dengan antiseptik yang sesuai. Cuci tangan dan lengan sampai ke siku. (Kategori II) iii. Setelah cuci tangan , lengan harus tetap mengarah ke atas dan di jauhkan dari tubuh supaya air mengalir dari ujung jari ke siku. Keringkan tangan dengan handuk steril dan kemudian pakailah gaun dan sarung tangan (Kategori II) iv. Bersihkan sela-sela dibawah kuku sseetiap hari sebelum cuci tangan bedah yang pertama. (Kategori III) v. Jangan memakai perhiasan di tangan atau lengan . (Kategori III) vi. Tidak ada rekomendasi mengenai pemakaian cat kuku, namun sebaiknya tidak memakai. Tim bedah yang terinfeksi atau terkolonisasi i. Didiklah dan biasakan anggota tim bedah agar melapor jika mempunyai tanda dan gejala penyakit infeksi dan segera melapor kepada petugas pelayan kesehatan karyawan. (Kategori II) ii. Susun satu kebijakan mengenai perawatan pasien bila karyawan mengidap infeksi yang kemungkinan dapat menular. (Kategori II) Kebijakan ini mencakup: Tanggung jawab karyawan untuk menggunakan jasa pelayanan medis karyawan dan melaporkan penyakitnya. Pelarangan bekerja Ijin untuk kembali bekerja setelah sembuh penyakitnya. Petugas yang berwewenang untuk melakukan pelarangan bekerja iii. Ambil sample untuk kultur dan berikan larangan bekerja untuk anggota tim bedah yang memiliki luka pada kulit, hingga infeksi sembuh atau menerima terapi yang memadai. iv. Bagi anggota tim bedah yang terkolonisasi mikro organisme seperti S. Aureus Bagi anggota tim bedah yang terkolonisasi mikro organisme seperti S. Aureus atau Stertococcus grup A tidak perlu dilarang bekerja, kecuali bila ada hubungan epidemiologis dengan penyebaran mikroorganisme tersebut di rumah sakit (Kategori II)



d.



Profilaksis Anti mikroba i. Pemberian profilaksis antimikroba hanya bila di indikasikan, dan pilihlah jenis antimikroba yang paling efektif terhadap patogen yang umum menyebabkan ILO pada pembedahan jenis tersebut atau sesuai dengan rekomendasi. (Kategori I) ii. Berikan dosis propilaksis awal melalui intravena pada saat yang sesuai sehingga pada saat pembedahan dimulai, konsentrasi bakterida pada serum dan jaringan mencapai konsentrasi maksimal. Pertahankan kadarnya dalam serum dan jaringan selama berlangsungnya pembedahan dan maksimum sampai beberapa jam setelah insisi ditutup. (Kategori I) iii. Pada pembedahan Sesar beresiko tinggi, berikan propilaksis sesaat setelah tali pusat dipotong. (Kategori I) iv. Jangan menggunakan vancomycin secara rutin untuk profilaksis antimikroba. (Kategori II)



Selama pembedahan berlangsung a. Ventilasi i. Pertahankan tekanan lebih positif dalam kamar bedah dibandingkan dengan koridor dan ruangan di sekitarnya (Kategori II ) ii. Pertahankan minimun 15 kali pergantian udara per jam , dengan minimun 3 di antaranya adalah udara segar (Kategori II) iii. Semua udara harus disaring, baik udara segar maupun udara hasil resirkulasi (Kategori I ) iv. Semua udara masuk harus melalui langit-langit dan keluar melalui dekat lantai.(Kategori II) v. Jangan menggunakan fogging dan sinar ultra violet di kamar bedah untuk mencegah infeksi ILO (Kategori II) vi. Pintu kamar bedah harus selalu tertutup, kecuali bila di butuhkan untuk lewatnya peralatan, petugas dan pasien. (Kategori II) vii. Batasi jumlah orang yang masuk dalam kamar bedah (Kategorik III) b. Membersihkan dan disinfeksi permukaan lingkungan i. Bila tampak kotoran atau darah atau cairan tubuh lainnya pada permukaan benda atau peralatan, gunakan disinfektant untuk membersihkannya sebelum pembedahan dimulai.( Kategori II) ii. Tidak perlu mengadakan pembersihan khusus atau penutupan kamar bedah setelah selesai pembedahan kotor ( Kategori II) iii. Jangan menggunakan keset berserabut untuk kamar bedah ataupun daerah sekitarnya ( Kategori II) iv. Pel (mop) dan keringkan lantai kamar bedah dan disinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan dalam kamar bedah setelah selesai pembedahan terakhir setiap harinya dengan disinfektant (Kategori III) v. Tidak ada rekomendasi mengenai disinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan dalam kamar bedah di antara dua pembedahan bila tidak tampak adanya kotoran. c.



Sterilisasi Instrumen kamar bedah i. Sterilkan semua instrumen bedah sesuai petunjuk (Kategori II)



ii. Laksanakan sterilisasi kilat hanya untuk instrumen yang harus segera digunakan seperti instrumen yang jatuh tidak sengaja saat pembedahan berlangsung. Jangan melaksanakan sterilisasi kilat dengan alasan kepraktisan, untuk menghemat pembelian instrumen baru atau untuk menghemat waktu.(Kategori II) d.



Pakaian bedah dan drape i. Pakai masker bedah dan tutupi mulut dan hidung secara menyeluruh bila memasuki kamar bedah saat pembedahan akan di mulai atau sedang berjalan, atau instrumen steril sedang dalam keadaan terbuka. Pakai masker bedah selama pembedahan berlangsung. (Kategori II) ii. Pakai tutup kepala untuk menutupi rambut di kepala dan wajah secara menyeluruh bila memasuki kamar bedah (semua rambut yang ada di kepala dan wajah harus tertutup (Kategori II) iii. Jangan menggunakan pembungkus sepatu untuk mencegah ILO (Kategori II) iv. Bagi anggota tim bedah yang telah cuci tangan bedah, pakailah sarung tangan steril. Sarung tangan dipakai setelah memakai gaun steril (Kategori II) v. Gunakan gaun dan drape yang kedap air (Kategori II) vi. Gantilah gaun bila tampak kotor, terkontaminasi percikan cairan tubuh pasien.(Kategori II) vii. Sebaiknya gunakan gaun yang sekali pakai (disposable)



e.



Tehnik aseptik dan bedah i. Lakukan tehnik aseptik saat memasukkan peralatan intravaskuler (CVP), kateter anastesi spinal atau epidural, atau bila menuang atau menyiapkan obat-obatan intra vena, ii. Siapkan peralatan dan larutan steril sesaat sebelum penggunaan (Kategori II) iii. Perlakukan jaringan dengan lembut, lakukan hemostatis yang efektif, minimalkan jaringan mati atau ruang kosong (dead space) pada lokasi bedah (Kategori II) iv. Biarkan luka bedah tetap terbuka atau tertutup dengan tidak rapat, bila ahli bedah menganggap luka bedah tersebut sangat kotor atau terkontaminasi (Kategori II) v. Bila diperlukan drainase, gunakan drain penghisap tertutup, Letakkan drain pada insisi yang terpisah dari insisi bedah. Lepas drain sesegera mungkin bila drain sudah tidak dibutuhkan lagi (Kategori II)



f.



Merawat luka bedah i. Lindungi luka yang sudah di jahit dan dibalut perban steril selama 24 sampai 48 jam paska bedah (Kategori II) ii. Lakukan Kebersihan tangan sesuai ketentuan: sebelum dan sesudah mengganti perban atau bersentuhan dengan luka bedah.(Kategori II) iii. Bila perban harus diganti gunakan tehnik aseptik (Kategori III)



iv. Berikan pendidikan pada pasien dan keluarganya mengenai perawatan luka bedah yang benar, gejala-gejal ILO dan pentingnya melaporkan gejala tersebut. Tidak ada rekomendasi mengenai perlunya menutup luka bedah yang sudah dijahit lebih dari 48 jam ataupun kapan waktu yang tepat untuk mulai di perbolehkan mandi dengan luka tanpa tutup. Sebaiknya boleh mandi bila luka sudah kering Catatan: 1. Beberapa dokter membiarkan luka insisi bedah yang bersih terbuka tanpa kasa , ternyata dari sudut penyembuhan hasilnya baik 2. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa luka insisi bedah yang bersih dapat pulih dengan baik walaupun tanpa kasa. 3. Belum ada terbukti tertulis yang mengatakan bertambahnya tingkat kemungkinan terjadinya infeksi bila luka dibiarkan terbuka tanpa kasa. 4. Namun demikian masih banyak dokter tetap menutup luka bedah dengan kasa steril sesuai prosedur pembedahan, dengan tujuan : - menutupi luka terhadap kontaminasi mikroorganisme dari tangan - Menyerap cairan yang meleleh keluar agar luka cepat kering - Memberikan tekanan pada luka supaya dapat menahan perdarahan perdarahan superficial - Melindungi ujung luka dari trauma lainnya.