Panduan Pelayanan Ambulance [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PELAYANAN AMBULANCE BAB I PENDAHULUAN



1. .Latar belakang Pada awalnya ambulance dibuat sederhana, yaitu dari gerobak roda dua yang digunakan untuk membawa prajurit yang sakit atau terluka karena perang yang tidak mampu brjalan sendiri Kata ambulan berasal dari ambulare kata latin yang berarti berjalan atau bergerak ambulan pertama khusus digunakan untuk mengangkut orang sakit kefasilitas medis yang dikembangkan di akhir 1700 an di perancis oleh Dominique-jean Larrey ahli bedahin- chief di tentara napoleon. Lerrey mencatat bahwa butuh waktu hampir satu hari penuh untuk tentara yang terluka dan harus dibawa kerumah sakit lapangan, dan bahwa sebagian besar dari mereka meninggal dunia padasaat membutuhkan bantuan. Untuk memberikan bantuan ttransportasi yang tepat, dia merancang kereta bertandu yang ditarik kuda dikelola oeh petugas medis dan asistennya . Korp ambulan besarangance pertama di Amerika Serikat diselenggarakan pada tahun 1844 ambulance sipil pertama di amerika serikat diselenggarakan tiga tahun kemudian oleh cnncim commercial hospital Pada pergantian abat ini, rumah sakit yang besar memiliki ambulanceyor pertama pribadi ambulance bermotor pertama kali digunakan dalam opaerasi di Chicago pada tahun 1899 Hingga saat ini ambulan mengalami perkembangan yang pesat. Dari yang sederhana, BLS sampai ALS Ambulan dapat dioperasikan oleh perusahaan swasta, rumah sakit, pemadam kebakaran polisi atau lembaga lain . Emergency Medical Service ( ambulan gawat darurat Amerika Serikat ) mempunyai lambing star of life, The Star of live didesain oleh leo R Scliwart kepala bagian EMS pada National Highway afic Sofety Administration ( NHTSA ) saat itu The Star of Lifedirancang kerena ada keberatan dari Amerikan ed Cross



palang merah



Amerika tentang penggunaan Palang kuning Omaha yang menurut mereka merupakan peniruan dari lambang palang merah internasional



American Medical Association ( AMA) menggunakan palang enam yang kemudian dipatenkan sebagai lambang EMS pada 1 Februari 1977 . Enam Palang Biru menggambarkan enam positif fungsi dari Emergency Medical Services atau EMS Palang enam tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Detection 2. Reporting 3 Response 4. On Scene Care 5. Care In transit 6. Tranfer to Devinitive Care Ular dan tongkat padalambang ini menggambarkan tongkat dewa Asculapius, yang menurut mitologi Yunani ia merupakan dewa penyembuh dan putra Apollo. NHTSA sampai saat ini selalu memonitor pemggunaan lambang ini di America Serikat izinpemggunaan lambang ini diberikan pada 1. Pengidentifikasian pada peralatan medis, perlengkapan penunjang dan kendaraan ( ambulan dan non ambulan) 2. Menunjukkan lokasi pusat pelayanan kegawatdaruratan 3. Digunakan sebagai tanda yang dipakai seseorang yang asudah mengikuti pelatihan dan EMS 4. Digunakan pada peralatan EMS seoerti bedges, plakat, buklet. 5. Digunakan pada buku , manual, laporan atau materi cetak lain yang berhubungan dengan EMS 6. Symbol Star of life digunakan dipakai oleh tenaga adminitrasi, pengawas, penasehat atau staf yang lain pada suatu organisasi EMS Lambang Star of life dilindungi oleh Commissioner of patents and Trademarks atas nama National Highway Safety Administration yang akan berlaku selama 20 tahun ( sampai tahun 1997 ) artinya sekarang lambang Star of life menjadi lambang public maka sering kita lihat diseluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri mulai popular setelah Indonesia menggunakan system penanggulangan gawat darurat terpadu SPGDT yang sedikit mengadopsi dari EMS. Pelayanan Emergency umum untuk pasien yang datang akan lansung dilakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan dan preoritasnya. Bagi pasien yang tergolong emergency ( akut ) akan langsung dilakukan tindakan menyelamatkan jiwa pasien ( live saving ).Bagi pasien yang tergolong tidak akutdan tidak gawat akan dilaukan pengobatan sesuai dengan kebutuhan dan kasus masalahnya yang setelah itu akan dipulangkan kerumah.



Salah saturespon pelayanan emergency sehari hari yang akan diemplementasikan oleh kebanyakan rumah sakit adalah layanan ambulan Emergency ambulan ( ambulan gawat darurat ) adalah unit transportasi medis yang disesuaikan khusus yang berbeda dengan transportasi lainya Ambulan gawat darurat didesain Agar dapat menangani pasien gawat darurat, memberikan pertolongan pertama dan melakukan perawatan intensif selama dalam perjalanan menujurumahsakit rujukan. Ambulan gawat darurat harus memenuhi aspek hygiene dan orgonomis. Selain itu Ambulan gawat darurat juga harus dilengkapi dengan peralatan yang lengkap dan dioperasikan oleh petugas yang professional di bidang pelayanan gawat darurat. Kebutuhan akan ambulan gawat darurat menjadi sangat penting sebagai pilar utama dalam rantaipelayanan kesehatan dan emergency respons plan baik di rumah sakit maupun public service atau perusahaan . Ambulan gawat darurat merupakan sarana pelayanan medis darurat diluar rumah sakit ( pra hospital ) dengan kata lain sarana kesehatan ( gawat darurat ) menghampiri pasien / korban bukan pasien / korban yang menghampiri sarana kesehatan . Dengan demikian respons time pertolongan gawat darurat dapat terlaksana secara cepat dan tepat, dan terhindar dari keterlambatan. Pada kejadian kecelakaan transportasi, industry, rumah tangga, serangan jantung dan kegawat daruratan medis lainmemerlukan pelayanan ambulan gawat darurat yang memiliki peralatan memadai, petugas yang professional dan kecepatan dala merespons setiap keadaan darurat. Selai itu evakuasi dari antar rumah sakit baik di dalam maupun antar kota yang tidak lepas darikebutuhan akan pelayanan ambulan gawat darurat. 2. .Tujuan 1. Petolongan Penderita gawat darurat Pra Rumah Sakit 2. Pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah disetabilkan dari lokasi kejadian ke



tempat tindakan definitive atau ke rumah sakit . 3. Sebagai kendaraaan transportasi rujukan



3. .Pengertian



Definisi Ambulan Ambualan adalah kendaraan yang dirancang untuk mengangkut orang sakit atau terluka



untuk mendapatkan fasilitas medis . Kebanyakan ambulan adalah fkendaraan



bermotor meskipun helicopter pesawat terbang dan perahu juga digunakan . Interior ambulan memiliki ruang untuk satu atau lebih pasien ditambah beberapa personel gawat darurat meids. Hal ini juga berisi berbagai perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk member pertolongan kepada pasien saat perjalanan. Type/ Jenis ambulan a. Type ambulan berdasarkan desainya 1. Type ambulan I memiliki tubuh moduler atau dilepas dibangun diatas chasis truk.



Kabin truk terhubung ketubuh ambulan melalui jendela kecil, tapu penghuni truk keluar kendaraan untuk memasuki tubuh ambulan 2. Type ambulan II menggunakan van ambulan dengan atap terangkat. Karena



kendaraan van, para penumpang dsapat dengan mudah memasuki tubuh ambulan dari dalam maupun interior dari atas. 3. Type ambulan III memiliki tubuh modular dibangun di atas chassis van cut .



desain ini menggabungkan b. Type ambulan berdasarkan basic dan advance : 1. Ambulan Basic Life Support ( BLS )



Tingkat layanan ambulan BLS ini dirancanguntuk pasien rawat jalan nonterikat tidak memerlukan terapi medis yang canggih saat dalam perjalanan BLS armada ambulan dikelola 24 jam per hari 2. Ambulann advance life sport (ALS )



ALS ambulan membawa peralatan dan perlengkapan yang mirip dengan yang ditemukan dalam sebuah departemen darurat rumah sakitatau unit perawat kritis. ALS ambulan membawa peralatan perawtan kritis termasukmonitor EKG dan defebilator, alat pacu jantung ekternal intravena dan alat mengambil darah,



obat pra rumah sakit , peralatan jalan nafas canggih dengan peralatan pemantauan khusus dan banyak lagi. ALS ambulan memberikan perawtan mendukung kehidupan canggih untuk pasien yang sakit atau terluka yang membutuhkan bantuan medis. 3.3 Persyaratan ambulan a. Persyaratan fisik kendaraan 1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak 2) Tanda pengenal kendaraan didepan- gawat darurat atau emergency



disamping kanan dan kiri tertulis Ambulan dan logo Star Of Life bintang enam biru dan ular tongkat. 3) Menggunakan pengatur suhu udara AC dengan pengendali di ruang



pengemudi 4) Pintu belakang dpatdibuka ke arah atas 5) Ruang penderita tidak dipisahkan dengan ruang pengemudi 6) Tempat duduk petugas diruang penderita dapat diatur dandilipat, 7) Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan penderita. 8) Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu dapat dilepas. 9) Ruang penderita cukup tinggi sehingga petuas dapat berdiri tegak untuk



melakukan tindakan. 10) Gantungan infuse terletak sekurang kurangnya 90 cm diatas tempat



penderita. 11) Stop kontak khusus 12 V DC di ruang pen derita. 12) Lampu ruangan secukupnya atau bukan neon dan lampu sorot yang dapat



digerakan. 13) Meja dengan lemari obat dan peralatan medis 14) Penyimpanan air bersih 20 liter wastafel dan penampunagan air limbah.



15) Sirine 2 nada. 16) Lampu rotator warna merah dan biru. 17) Radio dan telepon genggam diruang pengemudi. 18) Buku petunjuk pemeliharaan alat semua berbahasa Indonesia .



b. Persyaratan petugas ambulan Pada dasarnya ketenagaan pada ambulansebaiknyasudah terlatih ambulan cruw Ambulan cruw adalah lingkara tugas yang terdiri dari: 1) Persiapan fase persiapan dimulai saat bertugas kembali kemarkas setelah menolong penderita 2) Respons pengemidi harus dapat mengemudi dalam berbagai cuaca Cara



mengemudi harus dengan cara defensive ( defensive dreving) rotator selalu dinyalakan sirene hanya dalam keadaan terpaksa. Mengemudi tanpa mengikuti protocol akan mengakibatkan cedera lebih lanjut baik diri sendiri ,lingkungan atau penderita. 3) Control tempat kejadian perkara ( TKP ) Diperlukan pengetahuan mengenai daerah bahaya harus diketahui cara pikir serta control lingkungan. 4) Akses ke penderita Masuk kedalam rumah atau kedalam mobil yang hancur tetap harus memakai prosedur yang baku. 5) Penilain keadaan penderita dan pertolonangan darurat . Hal ini sedapatnya dilakukan sebelum melakukan ektrikasi ataupun evakuasi. 6) Ekstrikasi . Mengeluarkan penderita dai jepitan memerlukan keahlian tersendiri. Penderita mungkin berada dijalan raya, dalam mobil,dalam sumur, dalam air maupun medan sulit lainya. Setiap jenis ekstrikasi memerlukan pengetahuan tersendiri, agartidak menimbulkan cedera lebih lanjut. 7) Evakuasi dan transportasi penderita. Pengangkatan korban keunit pelayanan kesehatan atau rumah sakit



c. Persyaratan Pengemudi Ambulan Untuk menjadi seorang pengemudi ambulan yang aman lurus memiliki syarat sebagai berikut: 1)



Sehat secara fisik. Tidak boleh memeiliki kelainan yang dapat mengakibatkan dalam mengoperasikan ambulan, tidak juga kondisi medis yang mengganggu saat mengemudi/



2)



Sehat secara mental. Emosi terkontrol. Mengemudikan ambulan bukanlah pekrjaan bagi seorang yang gemar memainkan lampu dan sirine.



3) 4)



Bisa mengemudi di bawah tekanan. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi tapi jangan terlalupercaya diri dengan menantang resiko.



5) Bersikap toleran dengan pengemudi lain. 6) Tidak dalam pengaruh obat – aobatan berbahaya alcohol, dan obat penenang lainya. 7) Mempunyai surat ijin mengemudi yang masih berlaku. 8) Berkemampuan PPGD dan berkomunikas Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan pengoperasian ambulan 1) Pengemudi ambulan harus mempunyai lisensi menndemudi yang sah dan harus menyelesaikan program pelatihannya 2) Hak – hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulan untuk tidak mematuhi peraturan ketika ambulan digunakan untuk respon emergency atau untuk transpoprtasi pasien darurat. Ketika ambulan tidak dalam respon emrgencu, maka peraturan yang berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non darurat juga berlaku untuk ambulan. 3) Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat , hal tersebut tidak menjadikan pengemudi ambulan kebal terhadap peraturanterutama jika



mengemudikan ambulan dengan ceroboh atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain. 4) Hak istimewa selama situassi darurat `hanya berlaku jika pengemudi menggunakan alat -- alat peringatan ( worsing devences ) dengan tata cara 5) Sebagian besar undanng undang memperbolehkan pengemudi kendaraan emergency untuk a. Memarkir kendaraan dimanapun, selama tidak merusak hak milik atau membahayakan nyawa orang lain. b. Melewati



lampu



merah



dan



lampu



berhenti.



Beberapa



Negara



mengharuskan pengemudi ambulan untuk berhenti terlebih dahulu saat lampu merah lalu melintas dangan hati hati .Negara lain hanya mengintruksikan pengemudi untuk memprlambat laju kendaraan dan melintas dengan hati hati. c. Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan selama tidak membahayakan nyawa hak milik orang lain. d. Mendahului kendaraan oaring lain di daerah larangan setelah member sinyal yang tepat, memastikan jalanya aman, dan menghindari hal hal yang mambahayakan nyawa dan harta benda e. Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalan dan aturan berbelok ke arah tertentu, setelah member sinyal dan peringatan yang tepat. 3.4 Kwalifikasi AGD ( ambulan Gawat Darurat ): Ambulan Gawat Darurat dipakai untuk melakukan hal- hal yang dapat mencegah kecacatan atau kematian. Untuk itu AGD diharapkan mampu untuk: a. Idielnya sampai ditempat pasien dalam waktu 6-8 menit agar dapat mencegah kematian karena sumbatan jallan nafas, henti nafas, henti jantung atau perdarahan massif ( “to seve life limb “ ) b. Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan ambulan lainnya. c. Melakukan penolongan pada persalinan.



d. Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian kerumah sakit atau dari rumah sakit ke rumah sakit . e. Menjadi rumah sakit lapangan dalm penanggulangan bencana. f. Mampu menanggulangi gangguan A ( airway ), B ( breathing ), C ( cyrculatiaon ) dalam batas batas Bantuan Hidup Dasar. g. Juga dilengkapi dengan ektrikasi, fiksasi, stabilisasi, dan transportasi h. Dilengkapi dengan semua alat- obat untuk semua jenis kegawat daruratan 4.5. Type / Jenis ambulan di Rumah Sakit Mardi Waluyo di golongkan sebagai berikut: 1. Ambulan I Ambulan kijang warna metallic dapat digunakan untuk mengangkut pasien tidak ada kegawatan daruratan untuk mengambil pasien dari rumah ke rumah sakit atau dari rumah sakit ke rumah ? pasien pulang dapat juga di gunakan untuk mengambil darah dari PMI 2. Ambulan II Ambulan 118 warna biru dapat digunakan untuk mengangkut pasien ada akegawat daruratan untuk mengambil pasien dari rumah kerumah sakit dan atau dari rumah sakit kerumah sakit lain 3. Ambulan III



Ambulam warna putih digunakan kusus untuk mengangkut jenasah baik dari rumah sakit kerumah maupun untuk mengangkut jenasah dari tempat kejadian seperti ( kasus polisi ) kerumah sakit 4. Ambulan IV



Ambulan Askes warna hijau dan kuning digunakan untuk mengangakut pasien kusus peserta Askes yaitu untuk mengangkutb dari rumah sakit ke rumah sakit lain ( rujuk )



BAB II TATA LAKSANA



Sebuah ambulan modern yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan canggih sekalipun tidak bernilai jika tidsak dalam keadaan siap untukemberikan pelayanan kapanpun dan di manapun saat kasus emergency. Suatu program preventif yang terencan pasti mencakup perbaikan ambulan secara periodic. Untuk itu diperlukan Standar



Operasional Prosedur yang menetapkan sehingga ambulan dapat digunakan sewaktu waktu. 1.STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN AMBULAN 1. Tata Laksana Pemeriksaan harian Ambulan ( saat mesin mati ) Berikut ini adalah langkah – langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan ketika ambulan berada di pangkalan: a. Periksa seluruh badan ambulan Cari kerusakan kuhi jalanya pengoperasian yang amann b. Periksa roda dan ban periksa adanya kerusakan atau robeknya pelek roda dan bagian luar ban . Gunakan alat pengecek atau meteran tekanan untuk mematika semua baan mengembang dengan tekanan tepat. c. Periksa



spion danjendela. Cari kaca yang pecah dan longgar dan periksa



apakah ada bagian yang hilang. Pastikan spion bersih dan diposisikan dengan tepat sehingga didapatkan lapang pandang maksimal. d. Periksa setiap pintu dan kunci. e. Periksa bagian- bagian sitem pendingin. Periksa jumlah Freon atau bahan pendingin. Periksa selang pipa system pendingina dari kebocoran atau keretakan. f.



Periksa jumlah cairan kendaraan , termasuk minyak mesin, pelumas rem, dan pelumas setir. Periksa olie jika jenisnya aki basah yang bisa diisi ulang, periksa jumlah cairannya , jika aki kering, nilai keadaanya dengan memeriksa portal indicator.



g. Periksa kekencangan hubungan antar kabel dan tanda tanda korosi h. Periksa kebersihan permukaan bagian dalam ambulan termasuk dashbbord dan periksa adanya kerusakan. i. Periksa fungsi candela. Periksa bahwa dalam setiap jendela bersih. j. Tes fungsi klakson. Fungsi sirine jarak dengar



k. Periksa sabuk pengaman. Pestikan setiap sabuk tidak rusak. Tarik setiap sabuk



dan gulunganya untuk memastikanbahwa mekanisme retractor bekerja dengan baik. l. Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin sehingga bisa mengendalikan setir dan pedal dengan optimal. m. Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali panggilan dimanapun kejadianya. 2 .Tatalaksana Pemeriksaan harian Ambulan ( setiap mesin menyala ) a. Nyalakan terlebih dahulu untuk memulai pemeriksaan b. Keluarkan ambualn dari ruangan penyimpanan jika mesin mengeluarkan asap yang mungkin bisa menjadi masalah. c. Set rem parker, pendahkan persneling keposisi parker dan minta rekan untuk menggajal roda. d. Tes fungsi indicator yang terlletak di dasbord untuk melihat apakah lampu indicator dapat menyala dengan baik untuk menunjukan adanya kemungkinan masalah yang trjadi pada tekanan olie, suhu mesin, atau system elektrikambualn lainnya. e. Periksa meteran yang terletak di dasbord untuk pengopersian ambulan yang optimal. f. Tes fungsi rem, injak rem kaki. Catat apakah fungsimpedal rem sudah tepat atau berlebihan. Periksa tekanan udara rem kaki jika dibutuhkan. Tes fungsi rem parker ( rem tangan). g. Tes fungsi setir. Putar ke berbagai arah. h. Periksa fungsi alat penyapu kaca ( wiper ) depan dan alat pencucian ( washer ) kaca harus bisa disapu bersih setiap alat penyapu digerakan. i. Tes tinggi lampu peringatan ( warming fights ) ambulan. Cekdengan cara mengitari ambulan dan memeriksa fungsi setiap lampu kilat ( washing light ) dan lampu putar (revoving light ). Periksa lampu depan ( sinar jauh dan dekat )



nyalakan lampu sinyal / waver ( signal light ). Lampu kilat perempatan ( fair way flasher ) lampu rem ( brake light ) lampu samping ( side light ) dan lampu belakang ( rear light ) untuk penerangan lampu jalan. j. Periksa fungsi perlengkapan pemanas dan pendingin baik dikompertemen pengemudi maupaun kompertemen pasien. k. Lakukan juga pemeriksaan alat isap (suction ) on-bord pada kesempatan ini jika mesin sedang menyala. l. Operasikan perlengkapan komunikasi. Lakukan uji radio portable dan radio terfiksir serta alat komunikasi radio telpon lain. 3.Tata laksana Pemeriksaan Persediaan dan Perlengkapan Kompartemen Pasien: a. Periksa persediaan dan perlengkapan perawatan serta perlengkapa “life sport “ b. pastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas setiap peralatan yang harus dibawa dalam



ambulan, dengan mencatat setiap temuan pada laporan



pemeriksaan. Peralatan tersebut tidak sekedar diindentifikasi, namun harus diperiksa pula kelengkapan keadaan, dan fungsinya. Beberapa hal yang harus dilakukan pemeriksaan meliputi: 1) Periksa tabung oksigen 2) Pompa bidai udara dan periksa apakah ad kebocoran.



3) Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan baik. 4) Periksa juga apakah peralatan penyelamatan berdebu dan berkarat. 5) Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan bahwa semua setrum aki berfungsi dengan baik. 6) Untuk perlengkapan khusus, seprti defebilator ekterna otomatis ( AED ) membutuhkan pemeriksaan tanbahan oleh tim medis. 7) Lengkapilah laporan pemeriksaan. Pemeriksaan segala kekurangan. Ganti barang



barang yang telah terpakai. 8) Bersihka unit ambulan untuk mengendaliakan kemungkinan adanya infeksi.



II. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN OLEH TENAGA MEDIS / PARA MEDIS DI AMBULAN 1. Pengertian Serangkaian tind kan yang dilakukan oleh tenaga medis atau paramedic terhadap pasien di dalam ambulan 2. Tujuan. Maningkatkan kualitas pelayanan tenaga medis atau paramedic 3. Sasaran Pasien gawat darurat yang memerlukn transportasi ke Rumah Sakit Rujukan 4. Tenaga pelaksana a.1 orang tenaga medis yang sudah dilatih BLS atau PPGD b. 2 orang tenaga paramedic sebagai operator peralatan medis dan pelaksana



perawatan yang sudah dilatih BLS atau PPGD



c. 1 orang tenaga sopir ambulan yang sudah dilatihPPGD. 5. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan. a.



Alat Medis 1) Steril Naso



atau



orofaringeal



tube,



sution



kateter,



hand



scoon



berbagai



ukuran,abocath berbagai ukuran, kateter urine berbagai ukauran, dengan urobag, kassa steril, set rawat luka dan set jahit luka, infuse atau blood set. Article II.



Non steril Tabung O2 dan regulator, Bag valve mask, Tempat sampah medis retutup, Tensime ter, stetoskop, Neek color, Bidai, Plaster, Standar infuse, Gunting.



Article III.



Obat – obatan



Andrenalin injeksi. Efiniprin injeksi, dupamin injeksi, astropin injeksi, dexametason injeksi, Lidocain injeksi, aminopilin injeksi, forosemide injeksi, cauran infuse dasar (RL, NaCL, Dextros ) a.



Non Medis. 1) Brancart atau strecer. 2) Lemari alkes dan obat – obatan. 3) Meja instrument portable dan bisa dilipat 4) Lembar observasi untuk catatan selama transportasi. 5) Lembarinformed consent buku regester dan lembar rujukan 6) Scort 7) Alat tulis bolpoin hitam ,merah , biru ) 8) Tempat cucitangan dengan air mengalir dan sabun cairnya 9) Handum atau sapu tangan untuk satu kali pakai atau tyssu. 10) Selimut 11) Lampu tindakan satu buah



6. Standart operasional prosedur a. Mempersiapkan pelayanan. 1. Memastikan tempat ditujudengan



tersedia dengan menghubungi dirumah sakit yang



cara menelpon.



2. Pemesanan ambulan ke IGD dengan mengisi formuler ambulan dan memastikan kondisi ambulan telah siap untuk pelayanan 3. Memastikan alat – alat medis dan non medis di ambulan dalam keadaan rapid an siap pakai dan melaksanakan checklist daftar tilik perawatan medis dan non medis di ambulan 4. Mencatat nama petugas yang berangkat ( pada daftarpetugas ) 5. Petugas mencuci tangan



6. Petugas memakai alat pelindung diri ( lihat SOP alat pelindung diri /APD ). b. Melaksanakan serah terima pasien dengan petugas ditempat pelayanan atau lokasi awal kepetugas ambulan. 1. Petugas mendatangi lokasi menemui petugas dilokasi pelayanan awal. 2. Member salam. Menyapa dan memperkenalkan diri sebagai petugas ambulan. 3. Menanyakan atau konfirmasi identitas pasien yang akan di angkat dengan ambulan meliputi nama jenis kelamin , alamat, pekerjaan, diagnosis sementara. 4. Mencatat instruksi dokter tentang hal – hal yang harus



dioerhatikan



diberikan kepada pasien selama perjalanan. 5. Mencatat jenis dan dosis obat serta alat yang diperlukan pasien selama perjalanan. 6. Mencatat keadaan pasien sebelum berangkat, meliputi diagnose tanda – tanda vital ( kesadaran, tensi, nadi suhu, kecepatan respirasi ) dan problema yang sedang di hadapi ( mencakup problem airwy, breatyng, cyeculation) 7. Meminta surat rujukan ( bila ada ) 8. Menanyakan kondisi umum pasien apakah pasien telah siap dipindahkan keambulan antara lain c. Memindahkan pasien dari tempat awal ke ambulan 1. Memastikan pasien dalam keadaan siap untuk dipindahkan ke ambulan dengan cara melakukan pemeriksaan CAB. 2. Mengambil brancard dari ambulan dan dibawa ke lokasi pasien berada. 3. Memindahkan pasien ke brancart. 4. Memasukan brancart berisi pasien kedalam ambulan. 5. Mengatur posisi pasien kondisinya.



senyaman mungkin di dalam ambulan sesuai



6. Petugas mengambil pasien sesuai dengan menyesuaikan kondisi pasien. d. Mempertahankan kondisi pasien meliputi chirculation, airway, breathing agar tetap stabil selama perjalanan. e. Melakukan tindakan apabila ada gangguan pada



chirculation, airway,



breathing, f. Melakukan evaluasi tanda vital dan mencatat perubahan perubahan yang terjadi bila perlu menghubungi unit IGD yang akan dituju. 1. Menghitung denyut nadi arteri. 2. Menghitung pernafasan 3. Mengukur tekanan darah 4. Memeriksa g. Setelah tiba ditempat tujuan melakukan serah terima pasien ke petugas di tempat tujuan. 1. Petugas ambulan menemui petugas IGD



2. Member salam . menyapa, dan memperkenalkan diri sebagai petugas ambulan ( bila Perlu ) 3. Menyerahkan surat rujukan dan catatan berisi perkembangan kondisi pasien selama dalam perjalanan. 4. Memastikan keadaan pasien siap dipindahkan . h. Pencatatan dan pelaporan 1. Mencatat nama petugas yang berangkat. 2. Mencatat identitas pasien dan informasi dasar ( diagnose sementara, tanda vital, problema pasien ) berdasarkan informasi dari lokasi awal. 3. Mencatat perkembangan kndisi pasien selama perjalanan. 4. Mencatat tindakan yang dilakukan dan obat yang diberikan kepada pasien selama perjalanan.



5. Menyerahkan catatan rekam medis kepada petugas IGD. i. Recovery setelah kegiatan 1. Membersihkan alat alat yang telah digunakan 2. Merapikan dan mengembalikan alat medis ketempat semula 3. Memngumpulkan dan mebuanh sampah medis pada tempat sampah medis. 4. Mengumpulkan dan mebuang sampah non medis ke tempat sampah non medis 5. Mematikan ambulan siap dipakai kembali 6. Petugas mencuci tangan



BAB III DOKUMENTASI



Penggunaan ambulan pasien didokumentasikan pada 1. Lembar serah terima ambulan 2. RM 3 yairu catatan pelayanan 3. Formulir rujukan pasien 4. Lembar opservasi ambulan



BAB VI PENUTUP



Pananduan ini disusun untuk menjadi acuan pelayanan ambulan pasien sesuai prosedur di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya peng etahuan dan kurangnya rujukan atau referensi. Tim penyusun berharap pada pihak dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan panduan di kesempat berikutnya . Semoga panduan ini berguna bagi tim Akses ke Pelayanan dan Kontunitas Pelayanan Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar pada kususnya juga pada pembaca pada umumnya



DIREKTUR RUMAH SAKIT MARDI WALUYO



Dr. HUSAIN ABDUL RAHMAN