Panduan Pelayanan Hipertensi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN HIPERTENSI TAHUN 2022



PEMERINTAH KOTA SUKABUMI DINAS KESEHATAN



PUSKESMAS BENTENG



Jalan Benteng Kidul Nomor 70 Kel. Benteng Kec.Warudoyong Kota Sukabumi 43132 Telp. 0266 225219 Email : [email protected]



BAB I DEFINISI Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik> 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic > 90 mmHG (Joint national Committee on Prevention detection, evaluation and treatmen of high blood pressure VII/ JNC -VII, 2009. Klasfifikasi hipertensi Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : 1. Hipertensi essensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%) 2. Hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan (10%) antara lain kelainan pembuluh darah dari ginjal, gangguang kelenjar tiroid(hipertiroid), penyakit kelanjar adrenal (hipertiraldosteronisme) dan lain-lain.



BAB II RUANG LINGKUP 1. Penemuan kasus a. Deteksi dini hipertensi b. Metode pemeriksaan 1) Pemeriksaan tekanan darah 2) Pengukuran tinggi vadan dengan microtoice 3) Pengukuran berat badan 4) Penghitungan indeks masa tubuh 5) Pengukuran lingkar pinggang 6) Rasio longkar pinggang dan pinggul c. Diagnosis hipertensi 2. Stratifikasi risiko hipertensi Prognosis penderita hipertensi bukan hanya ditentukn oleh derajat hipertensi, tetapi juga ada tidaknya factor risiko kardiovaskular lainnya. Kerusakan organ



target atau penyakit penyerta . selain itu obata-obatan yang diberikan, kondisi pribadi pasien dan situasi social ekonomi pasien juga ikut berpengaruh



BAB III TATALAKSANA Tatalaksana hipertensi meliputi non farmakologis dan farmakologis, tatalaksana non farmakologis meliputi modifikasi gaya hidup, upaya ini dapat menurunkan tekanan darah atau menurunkan ketergantungan penderita hipepertensi farmakologis



terhadap



penggunaan



umumnya



dilakukan



obat-obatan, dengan



sedangkan



memberikan



tatalaksana obat-obatan



antihipertensi di puskesmas. Apabila upaya non farmakologis dan farmakologis belum mampu mencapai hasil yang diharapkan Puskesmas bisa meruuk pasien ke pelayanan Kesehatan sekunder yaitu rumah sakit. Dalam



menangani



hipertensi



perlu



juga



dikelola



factor



resiko



kardiovaskuler lainnya, kerusakan organ target dan penyakit penyerta, penanganan ini umumnya dikerjakan di faslitas pelayanan Kesehatan sekunder atau tersier. Komplikasi organ target yang mungkin terjadi antara lain: penyakit jantung coroner, dan stroke, gagal jantung, gagal ginjal, penyakit vascular perifer dan kerusakan pembuluh darah retina yang mengakibatkan gangguan penglihatan A. Pengendalian faktor resiko Tatalaksana hipertensi di masyarakat terbatas pada modifikasi factor resiko dengan menggunakan media komunikasi-informasi- edukasi(KIE) yang telah disediakan. KIE merupakan upaya promosi Kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit. Aktivitas ini dilakukan di posbindu oleh kader Kesehatan yang telah dilatih mengenai program pengendalian PTM. Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol hipertensi adalah : 1. Gizi seimbang dan pembatasan gila, garam dan lemak.



2. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal 3. Gaya hidup aktif/ olah raga teratur 4. Stop merokok 5. Membatasi konsumsi alcohol (bagi yang minum) B. Terafi farmakologis Penanganan hipertensi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, komplikasi dan kematian akibat hipertensi. Terafi farmakologis hipertensi dapat dilakukan di pelayanan strata primer/ puskesmas, sebagai penanganan awal. Berbagai penelitian klinik membuktikan bahwa obat anti hipertensi yang diberikantepat waktu, dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40 %, infark miokard 20-25 % dan gagal jantung lebih dari 50%. Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal yang mempunyai masa kerja Panjang sehingga dapat diberikan sekali sehari dan dosisnya dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditambahkan selama beberapa bulan pertama perjalanan terafi. Pemilihan atau kombinasi obat anti hipertensi yang cocok bergantung Pada keparahan hipertensi terhadap obat. Bebrapa prinsip pemberian obat anti hipertensi perlu di ingat yaitu: a. Pengobatan



hipertensi



sekunder



lebih



mengutamakan



pengobatan



penyebabnya. b. Pengobatan hipertensi essensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan



harapan



memperpanjang



umur



dan



mengurangi



timbulnya



komplikasi. c. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi d. Pengobatan



hipertensi



adalah



pengobatan



jangka



Panjang



bahkan



pengobatan seumur hidup. e. Jika



tekanan



daran



terkontrol



maka



pemberian



obat



antihipertensi



dipuskesmas dapat diberikan disaat control dengan catatan obat yang diberikan untuk pemakaian selama 30 hari bila tanpa keluhan baru.



f. Untuk penderita hipertensi yang baru didiagnosis (kunjungan pertama) maka diperlukan kontrol ulang disarankan 4 kali dalam sebulan atau seminggu sekali. Apabila tekanan darah sistolik >160 mmHg atau diastolic >100 mmHg sebaiknya diberikan terafi kombiinasi setelah kunjungan kedua(dalam dua minggu) tekanan darah todak dapat dikontrol. g. Pada kasus hipertensi emergensi atau tekanan darah tidak dapat terkontrol setelah pemberian obat pertama langsung diberikan terafi farmakologis kombinasi, bila tidak dapat dilakukan rujukan.



BAB IV DOKUMENTASI Pencatatan dilaksanakan sesuai dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan yaitu pencatatan kegiatan pelayanan pengendalian PTM. Formulir pencatatan terdiri dari: a. Kartu rawat jalan untuk mencatat identitas dan status pasien yang berkunjung ke Puskesmas/ sarana pelayanan Kesehatan lain, untuk memperoleh layanan rawat jalan. b. Kartu rawat jalan tinggal sama kegunaannya dengan kartu rawat jalan, tetapi di peruntukan bagi pasien rawat inap di Puskesmas. c. Kartu penderita hipertensi yang berisikan identitas penderita hipertensi yang dilayani di puskesmas dan diberikan kepada penderitanya d. Formulis laporan bulanan penyakit hipertensi (sesuai format laporan surveilans) e. Buku register Contoh buku register seperti dibawah ini: Buku register tatalaksana Buku register Rujukan