Panduan Pengolahan Spesimen Lab [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN Jl. Bonorogo No. 17 Pamekasan TELP. (0324) 322594 FAX. (0324)323085



E-mail: [email protected] SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN NOMOR : 440/572/KPTS/102.6/2018 TENTANG PANDUAN PENGOLAHAN SPESIMEN LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN



Menimbang



:



Bahwa dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pelayanan



khususnya pelayanan laboratorium, maka dipandang perlu adanya pedoman yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur



Mengingat



: 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/ Menkes/ Per/ XI/ 2006 tentang



Pedoman



Organisasi



Rumah



Sakit



di



Lingkungan



Departemen Kesehatan 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik; 6. Keputusan



Menteri



Kesehatan



Nomor



270/Menkes/III/2007



tentang Pedoman Manajerial Pencegahan Pengendalian Infeksi di rumah sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya 7. Keputusan



Menkes



Nomor



381/Menkes/III/2007



tentang



Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya 1



8. Peraturan



Direktur



Pamekasan tentang



Rumah



Nomor



Kebijakan



Sakit



Umum



Mohammad



Noer



440/628/KPTS/AKREDITASI/102.6/2018



Pelayanan



Pasien



Rumah



Sakit



Umum



Mohammad Noer Pamekasan.



MEMUTUSKAN PEANDUAN PENGOLAHAN SPESIMEN LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN



Menetapkan



:



PERTAMA



: Pemberlakuan Panduan Pengolahan Spesimen Laboratorium Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini;



KEDUA



: Keputusan ini berlaku selama satu tahun sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat ketidak sesuaian akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.



DITETAPKAN DI : P A M E K A S A N PADA TANGGAL : 23 OKTOBER 2018 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN



dr. SETYA BUDIONO, M.Kes PEMBINA NIP. 19710514 200012 1 002



2



Lampiran 1 Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan Nomor : 440/572/KPTS/102.6/2018 Tanggal : 23 Oktober 2018



PANDUAN PENGOLAHAN SPESIMEN LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN I.



PENDAHULUAN Spesimen merupakan sebagian dari jenis atau kelompok benda untuk dijadikan bahan dalam pemeriksaan laboratorium.



II.



MACAM SPESIMEN Spesimen dapat berupa       



III.



Darah (Whole blood) Serum Plasma Urine Tinja Sputum Cairan Pleura



CARA PENGAMBILAN SPESIMEN Hal – hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :  Teknik atau cara pengambilan spesimen  Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO)  Cara menampung spesimen dalam wadah / penampung 



Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah sesuai kapasitas, jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi







Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan untuk mencegah spesimen tumpah



Tehnik atau cara pengambilan spesimen A. Darah Vena 3



dalam posisi berdiri



1. Posisi lengan pasien harus lurus dan pasien diminta untuk mengepalkan tangan 2. Pilih bagian vena mediana cubiti / chepalic 3. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering 4. Pasang tourniquet kira-kira 5 cm di atas lipat siku 5. Tusuk bagian vena yang dipilih dengan sudut kemiringan 15 derajat 6. Setelah darah keluar lepaskan tourniquet, pasien diminta untuk membuka kepalannya 7. Setelah darah dianggap cukup letakkan kapas pada ujung jarum dan tarik jarumnya, tekan kapas selama dua menit dan tutup menggunakan plester 8. Untuk sampel Darah Lengkap tusukkan jarum pada tutup tabung vacutainer berwarna ungu (tabung EDTA), otomatis darah mengalir masuk kedalam tabung kemudian homogenkan. 9. Untuk sampel Kimia Klinik masukkan darah ke dalam tabung tanpa EDTA melalui dinding tabung secara perlahan-lahan sesuai kebutuhan , biarkan mengendap. 10. Untuk sampel Faal Hemostasis darah dimasukkan ke dalam tabung sentrifus berskala yang telah diberi antikoagulan Na citras 3,8% dengan pebandingan 1:9 dengan darahnya. 11. Kemudian sampel diberi identitas / label sesuai dengan formulir permintaan. B. Darah Kapiler 1. Bersihkan jari / bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering 2. Pegang bagian tersebut dan dilakukan penekanan sedikit agar rasa nyeri berkurang 3. Tusuk dengan lancet dan buang tetes darah yang pertama untuk menghindari kontaminasi dengan alkohol, ambil darah secukupnya 4. Setelah darah dianggap cukup beri identitas / label sesuai dengan Formulir Permintaan laboratorium



C. Urine 1. Urine Porsi Tengah 4



a. Pengambilan dilakukan penderita sendiri, tangan dibersihkan dahulu: 



Untuk wanita dengan membersihkan labia terlebih dahulu menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke belakang dan keringkan







Untuk pria yang tidak disunat dengan tarik kulit prepucium ke belakang sampai glan penis tampak



b. Aliran urine yang pertama kali keluar dibuang c. Aliran selanjutnya ditampung dalam wadah yang steril d. Hindari urine menyentuh tepi wadah e. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis 2. Urine Kateter 1. Lakukan desinfektan dengan alkohol 70 % pada bagian penampung urine 2. Aspirasi urine dengan menggunakan semprit sebanyak lebih kurang 20 ml 3. Masukkan ke dalam wadah steril 4. Bila mengambil urine langsung melalui kateter dilakukan oleh petugas yang memasang kateter 5. Beri identitas / label sesuai dengan formulir permintaan D. Tinja Pemeriksaan tinja sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan, jika pemeriksaan sangat diperlukan dapat pula sampel tinja diambil dari rektum dengan jari bersarung tangan. Setelah tinja didapat wadah segera ditutup dan beri identitas / label sesuai dengan formulir permintaan E. Sputum 1. Sebelum mengambil spesimen, pasien diminta berkumur dengan air, bila memakai gigi palsu sebaiknya dilepas 2. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2 – 3 kali kemudian dikeluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai sputum keluar 3. Sputum yang keluar langsung ditampung dalam wadah steril 4. Sputum yang berkualitas baik akan tampak kental purulen dengan volume 1 – 2 ml, beri identitas / label sesuai dengan formulir permintaan IV.



PEMBERIAN IDENTITAS SPESIMEN



5



Pemberian identitas spesimen adalah hal yang sangat penting baik pada saat pengisian blangko permintaan, pendaftaran dan pemberian label pada wadah spesimen. Pada surat pengantar / blangko permintaan pemeriksaan memuat : 1. Tanggal permintaan 2. Tanggal dan jam pengambilan sampel 3. Identitas pasien (nama, tanggal lahir, nomor rekam medik, jenis kelamin, 4. 5. 6. 7. 8.



alamat, ruang/ unit pengirim). Identitas pengirim (nama dokter pengirim) Nomor laboratorium Diagnosa / keterangan klinis Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian Pemeriksaan laboratorium yang diminta



Label pada wadah spesimen memuat 1. 2. 3. 4. 5.



V.



Nomor laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang diminta Nama, tanggal lahir dan nomor RM pasien Jenis specimen Unit pengirim (ruang)



PENANGANAN SPESIMEN 1. Serum - Biarkan darah membeku dulu pada suhu kamar selama 20 – 30 menit , -



kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 – 15 menit. Segera pisahkan serum yang terbentuk dari endapan darah. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 1 jam setelah



-



pengambilan spesimen. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah (lisis) dan



keruh (lipemik). 2. Plasma - Kocok darah EDTA atau sitrat dengan perlahan - Disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit - Pemisahan plasma dari darah EDTA atau darah sitrat dilakukan dalam -



waktu 1 jam setelah pengambilan spesimen Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah (lisis) dan



keruh (lipemik). 3. Darah (whole blood) -



Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung



yang telah diberi



antikoagulan yang sesuai. -



Homogenkan dengan cara membolak balik tabung kira - kira 10-12 kali secara perlahan dan merata.



4. Urine 6



Untuk uji carik celup urine tidak perlu ada perlakuan khusus kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu kurang dari 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara a. b. c. d.



Wadah urine digoyang dulu agar homogen Masukkan 10 ml urine ke dalam tabung sentrifus Putar urine selama 5 menit pada 2000 rpm Buang supernatannya sisakan 1 ml, kocok tabung supaya sedimen



tersuspensi e. Tuang sedimen di atas gelas obyek lihat di bawah mikroskop. 5. Sputum a. Masukkan sputum ke dalam tabung bermulut lebar bertutup ulir b. Ambil sputum menggunakan ose yang telah dibakar terlebih dahulu dengan api bunsen kemudian dioleskan di atas gelas obyek dan dilakukan pewarnaan. c. Bila untuk biakan sputum wadah harus steril..



VI.



PENYIMPANAN SPESIMEN  Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke laboratorium lain (laboratorium rujukan)  Spesimen laboratorium disimpan di dalam refrigerator pada suhu 2-80 C ( whole



blood, cairan pleura, urine dll) atau disimpan dalam freezer (serum)  Lama penyimpanan harus memperhatikan jenis pemeriksaan, wadah dan stabilitasnya  Spesimen yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak - balik beberapa kali dan terlarut sempurna, hindari terjadinya busa  Spesimen yang telah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali



VII.



PENGIRIMAN SPESIMEN Spesimen yang akan dirujuk, dikirim dalam keadaan relatif stabil dengan persyaratan antara lain :  Waktu pengiriman tidak melampaui masa stabilitas spesimen.  Sampel dimasukkan dalam botol yang bertutup ulir kemudian dibungkus kertas serta diberi penahan goncangan agar tidak pecah dan tidak tumpah , kemudian disekitarnya diberi dry ice dan dikemas dalam styrofoam box.  Kemudian spesimen dibawa oleh kurir dengan disertai blanko permintaan pemeriksaan.



VIII.



PEMBUANGAN SPESIMEN 7



Pembuangan spesimen laboratorium adalah pembuangan spesimen sesuai dengan jenisnya yang telah selesai diperiksa dan sudah memasuki proses penyimpanan selama 7 hari. Darah a. Spesimen darah maupun serum yang berada didalam tabung darah dibuang langsung ke dalam safety box b. Frekuensi pembuangan spesimen darah adalah setiap hari Urine a. Spesimen urine dibuang di wastafel yang mengarah langsung ke IPAL Rumah Sakit b. Frekuensi pembuangan spesimen urine adalah setiap shift setelah selesai bekerja Sputum a. Spesimen sputum yang telah selesai dikerjakan dibuang langsung ke dalam tempat sampah infeksius (warna kuning) b. Sebelum dibuang ke dalam tempat sampah infeksius, terlebih dahulu rendam limbah sputum dengan menggunakan lisol 5% dengan cara menuang sedikit lisol ke dalam pot sputum c. Frekuensi pembuangan limbah sputum adalah setiap shift setelah selesai bekerja IX.



KESELAMATAN KERJA Berbagai tindakan yang dilakukan di dalam laboratorium akibat spesimen dapat menimbulkan bahaya bagi petugas. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi , setiap petugas laboratorium harus melakukan pekerjaannya menurut praktek laboratorium yang benar.



Hal – hal yang harus diperhatikan : 1. Cara mencegah penyebaran bahan infeksi a. Lingkaran sengkelit ose harus penuh dan panjang tangkai maksimum 6 cm b. Gunakan alat insinerasi mikro untuk membakar sengkelit. Hal ini untuk mencegah timbulnya percikan bahan infeksi jika membakar sengkelit di atas pembakar Bunsen c. Jangan lakukan tes katalasa di atas gelas obyek. Sebaiknya gunakan tabung atau gelas obyek yang memakai penutup. Cara lain adalah dengan menyentuhkan permukaan koloni mikroorganisme dengan tabung kapiler hematokrit yang berisi hydrogen peroksida d. Tempatkan sisa spesimen dan media biakan yang akan disterilisasi dalam wadah yang tahan bocor e. Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan disenfektan yang sesuai setiap kali habis kerja 8



2. Cara mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksi Selama bekerja, partikel dan droplet (diameter > 5 µm) akan terlepas ke udara dan menempel pada permukaan meja serta tangan petugas laboratorium, untuk itu dianjurkan untuk mengikuti hal-hal dibawah ini : a. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfektan. Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja b. Jangan makan, minum, merokok, mengunyah permen atau menyimpan makanan / minuman dalam laboratorium c. Jangan membubuhkan kosmetik dalam laboratorium d. Gunakan alat pelindung mata/muka jika terdapat risiko percikan bahan infeksi saat bekerja



3. Cara mencegah tertusuk bahan infeksi Jarum suntik, pipet Pasteur dan pecahan kaca dapat menyebabkan luka tusuk. Untuk menghindarinya dapat dilakukan : a. b. c. d.



Bekerja dengan hati-hati Mempergunakan jarum suntik sejarang mungkin Gunakan semprit dengan kanula tumpul sebagai pengganti Pilih pipet Pasteur yang terbuat dari plastic



4. Cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet a. Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet b. Jangan meniupkan udara maupun mencampur bahan terinfeksi dengan cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet c. Jangan keluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa d. Sediakan kapas yang dibasahi disinfektan pada meja kerja untuk membersihkan meja jika terkena tetesan cairan / bahan infeksi dari pipet. Kapas diautoklaf setelah selesai digunakan e. Gunakan pipet ukur karena cairan tidak perlu dikeluarkan sampai tetes terakhir f. Rendam pipet habis pakai dalam wadah berisi disinfektan. Biarkan selam 18 – 24 jam sebelum disterilisasi g. Disamping cabinet keamanan biologis harus disediakan wadah untuk membuang pipet h. Jangan gunakan semprit dengan atau tanpa jarum suntik untuk memipet



5. Cara menggunakan lemari pendingin dan lemari pembeku a. Lemari pendingin (refrigerator), lemari pembeku (frezzer) dan tabung es kering (dry ice) harus dibersihkan dan esnya dicairkan (defrost) secara teratur 9



b. Buang ampul, tabung, botol dan wadah lain yang pecah selama disimpan. Gunakan alat pelindung muka dan sarung tangan karet tebal saat bekerja. Setelah dibersihkan, permukaan dalam lemari pendingin dan lemari pembeku harus didesinfeksi dengan disinfektan yang tidak korosif c. Semua wadah yang disimpan harus diberi tabel yang jelas berisi nama bahan, tanggal disimpan dan nama orang yang menyimpan d. Wadah yang berlabel dan bahan yang sudah kadaluarsa harus diotoklaf e. Cairan yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dalam lemari pendingin



6. Tindakan khusus terhadap darah atau cairan tubuh Tindakan di bawah ini khusus dibuat untuk melindungi petugas laboratorium terhadap infeksi yang ditularkan melalui darah seperti virus Hepatitis B, HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan lain-lain. a. Mengambil, memberi, melabel dan membawa spesimen 1. Gunakan sarung tangan 2. Hanya petugas laboratorium yang boleh melakukan pengambilan darah 3. Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari sempritnya dengan alat khusus yang sekaligus merupakan wadah penyimpanan jarum habis pakai. Pindahkan darah ke dalam tabung spesimen dengan hati-hati dan tutup rapat mulut tabung spesimen. Jarum suntik dan sempritnya dibuang ke dalam safety box. 4. Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi label BAHAYA INFEKSI 5. Masukkan tabung ke dalam kantong plastik untuk dibawa ke laboratorium. Formulir permintaan di bawa secara terpisah



b. Membuka tabung specimen dan mengambil sampel 1. Buka tabung spesimen dalam cabinet keamanan biologis kelas I dan kelas II 2. Gunakan sarung tangan 3. Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung setelah dibungkus kain kasa



Tindakan khusus terhadap spesimen 1. Penerimaan spesimen di laboratorium dilakukan pada tempat / meja khusus untuk menerima spesimen dari ruangan 2. Spesimen ditempatkan pada wadah berupa botol yang terbuat dari gelas dan diberi label nama dan ruang pasien. 3. Wadah ditempatkan pada baki khusus yang terbuat dari plastic yang dapat 4. 5. 6. 7.



didesinfeksi setiap hari. Petugas penerima spesimen harus menggunakan jas laboratorium. Semua spesimen dianggap infeksius dan ditangani dengan hati-hati. Meja penerimaan harus dibersihkan dengan disinfektan setiap hari. Dilarang makan / minum dan merokok saat bekerja. 10



8. Cuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir setiap sebelum dan selesai bekerja. 9. Tamu / pasien tidak boleh menyentuh apapun yang terdapat di meja dimana terdapat spesimen 10.Petugas pembawa spesimen menggunakan jas laboratorium. 11.Membawa spesimen di atas baki. 12.Mencuci tangan sebelum dan sesudah membawa spesimen. 13.Jika spesimen tumpah di atas baki, baki harus di dekontaminasi dan tumpahan spesimen di seka menggunakan tisu kering kemudian dibuang di kantong sampah medis, setelah itu di dekontaminasi dengan desinfektan hipoklorit 0,5%. Biarkan 10 menit dan seka lagi dengan tisu kering. 14.Lapor pada kepala laboratorium dan Tim K3RS serta Tim PPIRS jika terluka pada saat bekerja.



DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN



dr. SETYA BUDIONO, M.Kes. PEMBINA NIP. 19710514 200012 1 002



11