Panduan Resiko Jatuh PDF [PDF]

  • Author / Uploaded
  • hesty
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN, FORMULIR, DAN SPO RISIKO PASIEN JATUH TAHUN 2016



RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN



DAFTAR ISI Halaman COVER DAFTAR ISI .................................................................................................. SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PANDUAN RISIKO PASIEN JATUH ............................................................................................ BAB I PENGERTIAN .................................................................................... A. PENGERTIAN .................................................................................. B. TUJUAN PENCEGAHAN JATUH ....................................................



1 3 3 4



BAB II RUANG LINGKUP ...........................................................................



5



BAB III KEBIJAKAN ...................................................................................



6



BAB IV TATA LAKSANA A. PETUGAS PENANGGUNG JAWAB ................................................ B. PERANGKAT KERJA ....................................................................... C. TATA LAKSANA ..............................................................................



7 7 7



i



BAB V DOKUMENTASI ............................................................................... 14 LAMPIRAN .................................................................................................... 15 1 ALGORITMA PASIEN MASUK RUMAH SAKIT 2 REKAM MEDIS PENGKAJIAN RESIKO JATUH MORSE 3 REKAM MEDIS PENGKAJIAN RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY 4 REKAM MEDIS PELAKSANAAN PENCEGAHAN PASIEN JATUH ANAK 5 REKAM MEDIS PELAKSANAAN PENCEGAHAN PASIEN JATUH DEWASA 6 REKAM MEDIS TIME UP AND GO 7 SPO ASSESMEN RISIKO JATUH MORSE 8 SPO ASSESMEN RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY 9 SPO ASSESMEN RISIKO JATUH TIME UP AND GO 10 SPO ASSESMEN ULANG PENGURANGAN JATUH 11 SPO LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN PASIEN RISIKO JATUH 12 SPO PEMASANGAN GELANG RISIKO JATUH PADA PASIEN 13 EVALUASI DAN MONITORING RISIKO PASIEN JATUH



i



KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI Nomor : 0678/i /RSUMS/Dir/SK/IV/2016 TENTANG PANDUAN RISIKO PASIEN JATUH DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI



Menimbang



: a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati, maka diperlukan pencegahan risiko jatuh yang bermutu tinggi; b. bahwa agar pasien risiko jatuh di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati dapat dicegah dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sebagai landasan bagi pencegahan risiko jatuh di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati; c. bahwa sesuai butir a. dan b. diatas perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.



Mengingat



:



1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit; 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/Menkes/Per/III/ 2008 Tentang Rekam Medis; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 5. Keputusan Direktur Utama PT Mitra Sejati Husada Nomor 002/i/MSH/SK/II/2016 Tahun 2016 Tentang Penunjukan Direktur Rumah Sakit Umum Mitra Sejati. MEMUTUSKAN



Menetapkan



:



Kesatu



:



KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI TENTANG PANDUAN RISIKO PASIEN JATUH;



Kedua



:



Panduan Risiko Pasien Jatuh pada Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini;



Ketiga



:



Panduan Risiko Pasien Jatuh pada Diktum Kedua digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pencegahan risiko jatuh di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati;



1



Keempat



: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya.



2



BAB I PENGERTIAN A. PENGERTIAN Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin). Falls atau pasien jatuh merupakan insiden di RS yang sering terjadi dan dapat mengakibatkan cedera serius dan kematian. Pasien jatuh merupakan adverse event kedua



terbanyak



dalam



institusi



perawatan



kesehatan



setelah



kesalahan



pengobatan/medication erors (AHRQ). Insiden pasien jatuh tidak hanya berdampak kepada fisik pasien tetapi juga dampak keuangan yang ditanggung pasien dan rumah sakit (RS). Permasalahan pasien jatuh telah menjadi perhatian penting bagi pemerintah dalam pelayanan pasien di RS melalui peraturan menteri kesehatan No. 1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit, bab 3 pasal 5 bahwa: setiap RS wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien dan salah satunya adalah pengurangan risiko pasien jatuh. Dalam rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh, maka petugas RS perlu melakukan asesmen dan asesmen/penilaian ulang terhadap kategori risiko pasien jatuh dan bekerja sama dalam memberikan intervesi pencegahan pasien jatuh, sesuai prosedur. Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera. Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori: 1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis 2. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan. Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor tersebut adalah: Intrinsik (berhubungan dengan Ekstrinsik



Dapat



(berhubungan



kondisi pasien)



dengan lingkungan)



 Riwayat jatuh sebelumnya







Diperkirakan  Inkontinensia



Lantai basah/silau, berantakan,



 Gangguan kognitif/psikologis



3



pencahayaan



kurang, kabel longgar/lepas 



 Gangguan



ruang



Alas kaki tidak pas



keseimbangan/mobilitas  Usia > 65 tahun







Dudukan toilet yang rendah







Kursi



 Osteoporosis



atau tempat



tidur



beroda



 Status kesehatan yang buruk







Rawat inap berkepanjangan



 Gangguan moskuloskeletal







Peralatan yang tidak aman







Peralatan rusak







Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi



Tidak



dapat  Kejang



diperkirakan



 Reaksi individu terhadap obat-



 Aritmia jantung



obatan



 Stroke atau Serangan Iskemik Sementara (Transient Ischaemic Attack-TIA)  Pingsan  ‘Serangan jatuh’ (Drop Attack) Penyakit kronis Penilaian risiko jatuh merupakan suatu penilaian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan pasien jatuh. Ada tiga tipe skala risiko jatuh yang dipakai di Rumah Sakit Mitra Sejati, yaitu: 1. Humpty Dumpty Fall Scale (HDFS) / Skala risiko jatuh Humpty Dumpty untuk Pediatrik. 2. Morse Fall Scale (MFS)/ Skala risiko jatuh dari morse untuk dewasa dan geriatri.



B. TUJUAN PENCEGAHAN JATUH Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara: 1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan asesmen risiko jatuh. 2. Melakukan asesmen ulang risiko jatuh pada semua pasien yang mengalami perubahan kondisi atau adanya kejadian jatuh. 3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko jatuh dengan cara: a. Untuk pasien yang saat asesmen awal termasuk dalam kriteria ringan akan diasesmen ulang pada saat pasien akan PBJ. b. Untuk pasien yang saat asesmen awal termasuk dalam kriteria sedang akan diasesmen ulang setiap hari. c. Untuk pasien yang saat asesmen awal termasuk dalam kriteria tinggi akan diasesmen ulang setiap shift. 4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif 4



BAB II RUANG LINGKUP



Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati adalah asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait status medis pasien, begitu juga untuk pasien yang mempunyai risiko jatuh, asesmen pasien dengan risiko jatuh dibutuhkan dalam membuat keputusan-keputusan terkait: 1. Status kesehatan pasien. 2. Kebutuhan dan permasalahan keperawatan 3. Intervensi guna memecahkan permasalahan kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan yang bisa timbul dimasa mendatang serta. 4. Tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien terpenuhi. Pengelolaan risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada pasien yang dirawat di ruangan: -



IRNA (Instalasi Rawat Inap)



-



ICU



-



IGD



Semua petugas yang bekerja di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati harus memahami bahwa semua pasien yang dirawat inap memiliki risiko untuk jatuh, dan semua petugas tersebut memiliki peran untuk mencegah pasien jatuh.



5



BAB III KEBIJAKAN



1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit; 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/Menkes/Per/III/ 2008 Tentang Rekam Medis; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;



6



BAB IV TATA LAKSANA Dalam pentatalaksanan pengelolaan pasien dengan risiko jatuh meliputi : A. Petugas penanggung jawab: Perawat penanggung jawab pelayanan (PPJP) atau bidan penanggung jawab dan tenaga medis lainnya yang terlibat dalam perawatan pasien risiko jatuh (seperti konsultan medis, fisioterapis, tim transfer, dan staf administrasi).



B. Perangkat kerja 1. Status Rekam Medis Pasien 2. Tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning) 3. Formulir pengkajian risiko pasien jatuh 4. Formulir catatan kegiatan perawat tentang asesmen dan intervensi risiko jatuh.



C. Tata laksana 1. Asesmen awal / skrining a. Perawat akan melakukan penilaian dengan asesmen awal di IGD menggunakan asesmen awal dan mencatat hasil asesmen dalam rekam medis pasien. b. Pada saat transfer ke unit rawat inap, pasien kemudian diasesmen awal rawat inap menggunakan formulir menggunakan formulir Morse Fall Scale dan menggunakan Humpty Dumpty. c. Rencana intervensi akan segera disusun, diimplementasikan, dan dicatat dalam rencana keperawatan interdisiplin dalam waktu 2 jam setelah skrining. d. Skrining farmasi dan atau fisioterapi dilakukan jika terdapat adanya risiko jatuh pada pasien.



2. Asesmen ulang a. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh setiap: saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien. b. Penilaian menggunakan Asesmen Risiko Jatuh Morse Fall Scale untuk pasien dewasa dan geriatri, Humpty Dumpty Untuk pasien anak-anak. Rencana Keperawatan Interdisiplin akan diperbaharui/dimodifikasi sesuai dengan hasil asesmen. c. Penilaian dengan hasil asesmen kategori risiko rendah diasesmen ulang pada saat pasien rencana PBJ, jika hasil asesmen ulang risiko sedang akan 7



diasesmen ulang setiap hari, jika hasil asesmen ulang risiko tinggi akan diasesmen ulang setiap shift. d. Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko rendah, diperlukan skor < 25 dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut.



3. Perawat penanggung jawab pelayanan atau bidan penanggung jawab pelayanan akan mengidentifikasi dan menerapkan “Prosedur Pencegahan Jatuh”, berdasarkan pada: a. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi) b. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien c. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices) 4. “Prosedur Pencegahan Jatuh” pada pasien yang berisiko rendah, sedang, atau tinggi harus diimplementasikan dan penggunaan peralatan yang sesuai harus optimal.



5. Intervensi Pencegahan Jatuh Pada Pasien Dewasa a. Kategori risiko jatuh rendah: 1) Lakukan Perawatan yang baik



b. Kategori risiko jatuh sedang: Lakukan intervensi jatuh standar 1) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon genggam, tombol panggilan, air minum, kacamata, dll). 2) Roda tempat tidur pada posisi terkunci. 3) Posisikan tempat tidur pada posisi terendah 4) Pagar pengaman tempat tidur dinaikkan. 5) Monitor kebutuhan pasien secara berkala, kunjungi pasien minimal 2 kali dalam 1 shift. 6) Berikan edukasi untuk mencegah jatuh kepada pasien dan keluarga, berikan brosur mencegah jatuh. 7) Biarkan pintu terbuka, gunakan lampu malam hari. 8) Gunakan alat bantu jalan (walker, handrail). 9) Anjurkan pasien menggunakan kaus kaki atau sepatu yang tidak licin).



8



c. Kategori risiko jatuh tinggi: 1) Lakukan semua intervensi jatuh standar. 2) Pasangkan gelang khusus (warna kuning) sebagai tanda risiko pasien jatuh. 3) Berikan tanda risiko pasien jatuh pada bed pasien (segitiga kuning). 4) Beri tanda risiko pasien jatuh pada pintu kamar pasien. 5) Pasien ditempatkan dekat nurse station. 6) Kunjungi dan monitor pasien setiap satu jam. 7) Edukasi pasien tentang efek samping obat yang diberikan. 8) Dampingi pasien ke kamar mandi dan tidak meninggalkan pasien di kamar mandi, anjurkan menggunakan tempat duduk di kamar mandi saat pasien mandi. 9) Informasikan cara menggunakan bel ditoilet untuk memanggil perawat, pintu kamar mandi jangan dikunci. 10) Komunikasikan risiko pasien jatuh pada saat laporan antar shift.



Pada Pasien Anak a. Kategori risiko jatuh rendah: Lakukan Intervensi Jatuh Standar 1) Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga. 2) Buat posisi tempat tidur rendah dan ada remnya. 3) Ada pengaman samping tempat tidur dengan 2 atau 4 sisi pengaman. 4) Mempunyai luas tempat tidur yang cukup untuk mencegah tangan dan kaki atau bagian tubuh lain terjepit. 5) Menyarankan agar menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang dapat berjalan (kecuali untuk unit tertentu. 6) Edukasi orangtua/ pendamping untuk selalu mendampingi anak bila ke kamar mandi. 7) Menempatkan pasien dekat dengan nurse station bila memungkinkan. 8) Lingkungan harus bebas dari kondisi yang mengandung risiko (contoh; lantai licin, kamar mandi yang basah sehingga berpotensi membuat pasien lebih mudah jatuh). 9) Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga (form edukasi pasien/ standing akrilik cara pencegahan pasien jatuh). 10) Form edukasi pasien harus berada pada tempatnya. 11) Lakukan penilaian ulang bila ada perubahan kondisi dan pengobatan.



9



b. Kategori risiko jatuh tinggi: 1) Lakukan semua intervensi jatuh standar. 2) Pasangkan gelang khusus (warna kuning) sebagai tanda risiko pasien jatuh. 3) Berikan tanda risiko pasien jatuh pada bed pasien (segitiga kuning). 4) Beri tanda risiko pasien jatuh pada pintu kamar pasien. 5) Lakukan penilaian ulang tiap shift. 6) Saat mobilisasi pasien ditemani perawat/ bidan atau keluarga. 7) Tempat tidur pasien hatus disesuaikan dengan perkembangan tubuh pasien. 8) Libatkan keluarga/pendamping pasien dalam membantu aktivitas seharihari. 9) Semua kegiatan yang dilakukan pada pasien harus didokumentasikan. 10) Komunikasikan risiko pasien jatuh pada saat laporan antar shift.



6. Strategi Rencana Keperawatan a. Strategi umum untuk pasien risiko jatuh, yaitu: 1) Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam sekali (saat pasien bangun) 2) Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur 3) Lampu panggilan berada dalam jangkauan, perintahkan pasien untuk mendemonstrasikan penggunaan lampu panggilan 4) Jangan ragu untuk meminta bantuan 5) Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan 6) Rujuk ke departemen yang sesuai untuk asesmen yang lebih spesifik, misalnya fisioterapi 7) Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat hendak turun dari tempat tidur.



b. Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis, yaitu: 1) Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien 2) Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya 3) Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika (lihat daftar) 4) Kurangi suara berisik 5) Lakukan asesmen ulang 6) Sediakan dukungan emosional dan psikologis.



c. Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu: 1) Lampu panggilan berada dalam jangkauan. 2) Posisi tempat tidur rendah 10



3) Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin 4) Pencahayaan yang adekuat 5) Ruangan rapi 6) Sarana toilet dekat dengan pasien



d. Kunci Keberhasilan Prosedur Pencegahan Jatuh 1) Prioritas utama adalah keselamatan pasien 2) Gunakan pendekatan yang sederhana dan terstandarisasi 3) Kata kunci : 



Semua pasien berisiko jatuh







Semua petugas berperan serta dalam pencegahan kejadian jatuh



4) Pelatihan dan edukasi staf 5) Perlengkapan dan sumber daya yang mendukung dan adekuat.



e. Edukasi pasien/keluarga 1) Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor risiko jatuh dan setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan. Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi mengenai faktor risiko jatuh di lingkungan rumah sakit dan melanjutkan keikutsertaannya sepanjang keperawatan pasien. 2) Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum memulai penggunaan alat bantu 3) Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding (handrill) 4) Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuensi konsumsi obat-obatan, efek samping, serta interaksinya dengan makanan / obat-obatan lain. 5) Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko jatuh pada catatan keperawatan.



7. Pada Kasus Pasien Jatuh, dengan atau Tanpa Cedera Pada pasien yang mengalami kejadian jatuh, prosedur berikut akan segera dilakukan: a. Berikan pertolongan dengan prinsip penanganan: airway, breathing,dan circulation (ABC). b. Laporkan kepada dokter ruangan/ dokter jaga jika belum mengetahui kalau ada pasien jatuh. c. Lakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah ada cedera atau tidak. d. Lakukan rujukan dan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan kebutuhan pasien.



11



e. Apabila pasien tidak mengalami cedera maka pasien tetap dilakukan observasi vital sign, dan neurologis. f. Beritahu perawat lain, ketika pergantian shift jaga bahwa sudah ada terjadi pasien jatuh baik yang mengalami cedera maupun yang tidak mengalami cedera supaya menjadi perhatian. g. Lakukan pelaksanaan pencegahan pasien jatuh risiko tinggi pada pasien. h. Laporkan kepada komite keselamatan pasien dalam waktu 2x24 jam (format insident report) dan laporan unit instalasi atau kepala bidang keperawatan. i. Lakukan pengisian assesmen ulang resiko jatuh 8. Kriteria Penggunaan Tempat Tidur Rendah (Khusus) a. Pada assesment awal pasien tergolong kategori risiko tinggi b. Pada assesment ulang, pasien masih berada di kategori risiko tinggi c. Pasien “jatuh” dalam situasi berikut ini : 1) Pasien mengalami delirium/disorientasi 2) Pasien jatuh saat berusaha turun atau naik tempat tidur.



9. Prosedur Menggunakan Tempat Tidur Rendah (Khusus) a. Pada pasien dengan risiko tinggi, tempat tidur harus berada pada posisi serendah mungkin. Tempat tidur hanya boleh ditinggikan saat pemeriksaan medis, penanganan keperawatan, dan atau saat transfer. b. Bantalan diletakkan di sisi tempat tidur yang sering digunakan pasien untuk turun dari tempat tidur. Pegangan di sisi tempat tidur harus terpasang dengan baik. Catatan: panjang pegangan di sisi tempat tidur < ½ panjang tempat tidur sehingga tidak dianggap sebagai pembatas gerak (mechanical restraint). c. Pada pasien bukan risiko tinggi, pengaturan tinggi tempat tidur tidak boleh melebihi 63,5 cm.



10. Prosedur Mengecek Bed Pad Alarm (menggunakan tombol) a. Hidupkan alarm b. Cek dengan menekan tombol alarm c. Alarm berbunyi  dapat dipergunakan (berfungsi dengan baik) d. Alarm tidak berbunyi  segera ganti dengan alarm lainnya e. Beritahukan kepada perawat yang bertugas.



11. Prosedur Mengecek Pull String Alarm (menggunakan penarikan tali) a. Hidupkan alarm b. Tarik tali yang menggantung dari alarm 12



c. Alarm berbunyi  dapat dipergunakan (berfungsi dengan baik) d. Alarm tidak berbunyi  segera ganti dengan alarm lainnya e. Beritahukan kepada perawat yang bertugas.



12. Penilaian resiko jatuh pada pasien rawat jalan Pasien rawat jalan harus dilakukan penilaian resiko jatuh dengan skala Time Up and Go atau dengan melakukan pengamatan dari duduk ke berdiri. a. Pengkajian No a.



Penilaian /Pengkajian



Ya



Tidak



Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih) 1. Tidak seimbang / sempoyongan / limbung 2. jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, tripot, kursi roda, orang lain)



b.



Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi atau meja / benda lain sebagai penopang saat akan duduk



b. Hasil No



Hasil



Penilaian / pengkajian



1.



Tidak beresiko



Tidak ditemukan a & b



2.



Resiko rendah



Ditemukan salah satu dari a/b



3.



Resiko tinggi



Ditemukan a & b



Ket



c. Tindakan No



Hasil Kajian



Tindakan



Ya



Tidak



TTD/Nama Petugas



1.



Tidak



Tidak ada tindakan



beresiko 2.



Resiko



Edukasi



rendah 3.



Resiko tinggi



Pasang pita kuning Edukasi



13



BAB V DOKUMENTASI



Bukti dokumen yang terdapat pada kegiatan pengelolaan pencegahan pada pasien berisiko jatuh di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati terdiri dari: A. Asesmen risiko jatuh pada pasien geriatri dan dewasa menggunakan morse fall sacale. B. Asesmen risiko jatuh pada pasien pediatrik menggunakan humpty dumpty. C. Asesmen risiko jatuh pada pasien yang berobat di poliklinik menggunakaan Time up and Go. D. Rekam Medis.



14



Lampiran ALGORITMA PASIEN SAAT MASUK RUMAH SAKIT Pasien masuk rumah sakit



Skrining farmasi dan atau fisioterapi pada pasien dengan faktor risiko



Tindakan pencegahan umum (semua pasien)



faktor risiko



Pencegahan kategori risiko tinggi



Asesmen Risiko jatuh dilakukan saat pasien masuk RS bersamaan dengan asesmen awal  Orientasi kamar rawat inap kepada pasien  Tempat tidur posisi rendah, roda terkunci, pegangan di kedua sisi tempat tidur terpasang baik  Ruangan rapi  Barang pribadi dalam jangkauan (telepon, lampu panggilan, air minum, kacamata, pispot)  Pencahayaan adekuat  Alat bantu dalam jangkauan (walker, cane, crutch)  Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar  Pantau efek obat-obatan  Sediakan dukungan emosional dan psikologis  Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh



Tindakan pencegahan umum, ditambah:      



Beri tulisan di depan kamar pasien ‘Pencegahan Jatuh’ Penanda berupa gelang berwarna kuning di pergelangan tangan Alas kaki anti-licin Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam Nilai kebutuhan akan: o Fisioterapi dan terapi okupasi o Alarm tempat tidur o Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat



15



Asesmen Ulang Risiko Jatuh   



Saat transfer ke unit lain Saat terdapat perubahan kondisi pasien Adanya kejadian jatuh



1



1



RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI Jln. AH Nasution No. 07 Telp. (061) 7875967 Pangkalan Masyhur Medan



Nama No. RM Tanggal Lahir Jenis Kelamin Poliklinik



a.



L/P dr..............................



ASESMEN RISIKO JATUH TIME UP AND GO DI RAWAT JALAN NO



: : : : :



Penilaian/pengkajian



Ya



Tidak



Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih) 1. Tidak seimbang/sempoyongan/limbung 2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, tripot, kursi, dibantu orang lain)



b.



Menopang saat akan duduk: tampak memegang pinggiran kursi atau meja/benda lain sebagai penopang saat akan duduk.



No



Hasil



Penilaian/pengkajian



1



Tidak beresiko



Tidak ditemukan a & b



2



Resiko rendah



Ditemukan salah satu a atau b



3



Resiko tinggi



Ditemukan a dan b



Hasil kerja



Tindakan



1



Tidak beresiko



Tidak ada



2



Risiko sedang



Edukasi



3



Risiko tinggi



Pasang kartu risiko jatuh dan edukasi



No



Keterangan



Ya



1



Tidak



Keterangan



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1