Paper Anatomi Topografi PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANATOMI TOPOGRAFI REGIO KEPALA PADA ANJING



OLEH : Kelompok I Kelas D 1. Putu Intan Kusuma Wardani



(1809511054)



2. Dwi Arum Permatasari



(1809511097)



3. Alviona



(1809511098)



4. Ni Made Suksmadewi



(1809511099)



LABORATORIUM ANATOMI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA 2019



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya kami dapat menyelesaikan paper matakuliah Anatomi Topografi dengan judul “Regio Kepala pada Anjing” dengan baik. Penyusunan paper ini untuk memenuhi tugas matakuliah Anatomi Topografi. Dalam paper ini menjelaskan tentang regio-regio yang terdapat pada anjing. Materi yang disajikan cukup terperinci agar mudah dipahami oleh pembaca. Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan paper ini untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Namun kami menyadari bahwa paper ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan paper selanjutnya. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.



Denpasar, 13 November 2019



Hormat kami, penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................. 2 BAB II MATERI DAN METODE................................................................. 3 2.1 Materi .................................................................................................... 3 2.2 Metode ................................................................................................... 3 BAB III PEMBAHASAN................................................................................ 5 3.1 Regio Parietal ........................................................................................ 6 3.2 Regio Temporalis .................................................................................. 7 3.3 Regio Frontalis ...................................................................................... 8 3.4 Regio Nasalis ......................................................................................... 8 3.5 Regio Infraorbitalis.............................................................................. 10 3.6 Regio Zygomaticus.............................................................................. 10 3.7 Regio Orbitalis .................................................................................... 12 3.8 Regio Oralis ......................................................................................... 14 3.9 Regio Buccalis ..................................................................................... 14 3.10 Regio Masseter .................................................................................. 15 3.11 Regio Parotidea ................................................................................. 18 BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 20 4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 20 4.2 Saran .................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anatomi veteriner adalah ilmu uraian yang mempelajari tentang bentuk dan struktur tubuh dari suatu makhluk hidup (dikhususkan pada objek hewan). Anatomi topografi adalah ilmu urai yang mempelajari susunan dan bentuk tubuh menurut daerah/wilayahnya. Topografi berasal dari kata "topos" yang artinya tempat dan "graphien" yang artinya menulis secara teliti. Dengan demikian topografi dapat diartikan menggambarkan secara teliti bagian tertentu dari tubuh atau menggambarkan tataletak (posisi relatif) suatu organ atau jaringan dalam tubuh Anatomi topografi sebagai jembatan untuk memasuki ilmu-imu kedokteran hewan selanjutnya seperti ilmu bedah, ilmu diagnosa klinik, ilmu eksteriur, dll Dalam hal ini terdapat anatomi topografi dengan kajian yang lebih spesifik yakni anatomi bedah (surgical anatomy) dan anatomi gunalaksana/praktis (applied anatomy). Kedua jenis anatomi ini memiliki fungsi praktis yang sama yaitu ilmu urai yang mempelajari bagian-bagian tubuh tertentu untuk memudahkan proses pembedahan, pengobatan, dan diagnostik. Dalam mempelajari anatomi topografi, khususnya bagian kepala dibagi berdasarkan regio atau bagian – bagian lebih kecil. Regio berfungsi mempermudah dalam mempelajari tata letak bagian tubuh. Suatu regio (daerah tertentu) dapat dikenal berdasarkan ciri atau karakter yang dimiliki. Ciri atau karakter tertentu yang dapat digunakan untuk mengenali suatu regio disebut "titik orientasi". Dengan kata lain titik orientasi dapat dijadikan penanda atau alat pengenal (marker) suatu regio. Selain itu, dua tau lebih titik orientasi dapat dijadikan batas suatu regio. Titik orientasi memiliki beberapa persyaratan seperti mudah dikenali (inspeksi dan palpasi), sifatnya permanen, berlaku universal (ditemukan pada semua jenis hewan yang sejenis), menarik, dan mudah dicapai. Beberapa bagian tubuh dapat dijadikan titik orientasi seperti penonjolan, legokan, pulsus, lubang, persendian, dll. Begitu pula pada regio kepala yang terdiri atas beberapa regio, yang tersusun atas beberapa unsur seperti halnya tulang, muskulus, vaskuler, dan nervi penyusunnya. Berikut dibahas beberapa regio di daerah kepala anjing sebagai salah satu syarat dalam pembelajaran matakuliah Anatomi Topografi.



1



1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa saja regio yang berada di kepala anjing? 1.2.2 Apa saja batas-batas, titik orientasi, komponen-komponen, dan kepentingan regio yang ada pada kepala anjing? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui apa saja regio yang berada di kepala anjing. 1.3.2 Untuk mengetahui batas – batas, titik orientasi, komponen – komponen dan kepentingan regio yang ada pada kepala anjing. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat dari paper ini, diharapkan dapat menjadi bahan materi referensi tambahan dalam mempelajari Anatomi Topografi sehingga setelah memahami Anatomi Topografi yang ada di daerah kepala anjing secara lebih mendalam akan membantu dalam melakukan praktek seperti pembedahan, pengobatan, ataupun diagnostik.



2



BAB II MATERI DAN METODE 2.1 Materi Kepala anjing merupakan bagian yang sering terlibat atau mengalami trauma setelah terjadi peristiwa baik kecelakaan atau bertarung dengan hewan lain. Keberadaan pembuluh darah subcutan sangat penting dalam kasus seperti ini. Pembedahan pada luka kulit sering dilakukan untuk proses penyembuhan, namun beda halnya kketika terjadi kerusakan pada mata, telinga dan mulut termasuk lidah. Sebagian besar pembuluh darah dan saraf yang terdapat di kepala dilindungi oleh fascia, yang mana nervi V dan VII menyarafi bagian kepala ini. Lanjutan n. facial (V) pada otot kepala sangatlah sedikit dibandingkan inervasi nervi tersebut pada kulit kepala. Nervi cranial VII sangatlah mudah rusak karena letaknya yang berada diatas m. masseter. Kedua hal tersebut tidak mengganggu daripada kerja palpebrae superior yang mana dipersarafi cranial nerve III. Pada bagian kepala dibagi atas sejumlah regio diantaranya yaitu regio infraorbitalis, regio masseterica, regio buccalis, regio parotis, regio orbitalis dan regio nuchalis. Pada setiap regio tersusun atas otot, vaskuler, dan nervi. Titik orientasi dan kepentingan setiap regio juga tentunya berbeda. 2.2 Metode 2.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada saat praktikum Anatomi Topografi yaitu pada: Tanggal : 12 September 2019 Waktu



: 08.00 – 11.00 WITA



Tempat : Lab. Anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. 2.2.2 Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah cadaver anjing. Adapun cadavernya yang digunakan telah tersedia di Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Alat : 1. Jas Laboratorium



3



2. Pinset 3. Mata pisau 4. Scapel 5. Hand gloves 6. Masker 7. Kamera 2.2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada praktikum Anatomi Topografi yaitu dengan cara observasi langsung pada cadaver anjing yang sebelumnya telah dibedah bagian kepala. lalu mengamati dan mempelajari dengan baik setiap regio yang terdapat pada kepala. Adapun untuk mengetahui nama dan letaknya dengan benar, kami juga memerlukan literasi berupa buku “Atlas of Topography Anatomy of Domestic Animals”.



4



BAB III PEMBAHASAN



Keterangan : 1. Regio parietalis



9. Labium superior



2. Regio temporalis



10. Labium inferior



3. Regio frontalis



11. Mentum/dagu



4. Dorsum nasi 5. Regio oris



Regio nasalis



12. Regio maxillaris 13. Regio molaris



6. Regio infraorbitalis



14. Regio mandibularis



7. Regio zygomaticus



15. Regio masstererica



8. Regio orbitalis



Regio oralis



16. Regio Parotidea 17. Auricula



Sumber: Atlas of Topography Anatomy of Domestic Animals



5



Regio buccalis



3.1 Regio Parietalis



Regio parietalis



Sumber: dokumentasi pribadi a) Batas regio parietalis : - Batas ventral



: Regio temporalis



- Batas dorsal



: Garis median wajah bagian dorsal



- Batas cranial



: Regio frontalis



- Batas caudal



: Regio auricula



b) Titik orientasi : - Os. parietalis - M. interscutularis - Crista sagitalis externa c) Kepentingan regio : - Operasi modifikasi bentuk telinga pada anjing - Trepanasi frontalis untuk berbagai keperluan seperti pengobatan sinusitis d) Struktur anatomi : Pada regio ini pertama-tama akan terlihat M. Parietalis. Di bawah kulit terdapat fascia superficialis yang melekat erat. Di profundanya melekat M. Interscutularis. • Musculus



- M. Interscutularis • Arteri et Vena



- Tidak ditemukan arteri et vena di region ini. • Nervi



- Tidak diremukan nervi di regio ini.



6



• Osteologi



- Os. Parietal - Crista sagitalis externa 3.2 Regio Temporalis



Regio temporalis



Sumber: dokumentasi pribadi Pada regio ini, batas ventral adalah Regio zygomaticus, batas dorsal adalah Regio parietalis, batas cranial adalah Regio orbitalis, batas caudal adalah Regio auricular. Titik orientasi pada regio ini adalah M. Temporalis, Os. Temporalis, Fossa temporalis, dan Crista Temporalis. Kepentingan dari regio ini adalah untuk menyuntikkan obat-obat ke dalam otak dan pengobatan peradangan bursa mukosa accidentil (bursa yang terjadi akibat trauma). Struktur anatomi regio ini antara lain: menutupi fossa remporalis dan sangat berkembang dengan baik pada karnivora. Strukturnya sebagai berikut :



- Ramus temporalis, syaraf ini menyusupi profunda m. Temporalis menuju chantus medial dan membentuk flexus dengan ujung akhir n. Opthalmicus yang selanjutnya menginervasi m. Orbicularis oculi, m. Corrugator superfacii dan m. Levator nasolabialis.



- Regio ini terlerak di profunda frontoscutularis. Dan terdapat musculus temporalis. Arteri dan vena yang terdapat pada regio ini adalah arteri dan vena temporalis superficialis. Nervi yang terdapat pada regio ini adalah nervi auriculopalpebralis dan terdapat juga ramus palpebralis ventralis. Ossa pada regio ini adalah os temporalis.



7



3.3 Regio Frontalis



Regio frontalis



Sumber: dokumentasi pribadi Pada regio ini batas ventralnya adalah Regio orbitalis, batas dorsal adalah Garis median wajah bagian dorsal, batas cranial adalah Regio nasalis sedangkan batas caudalnya adalah Regio parietalis. Titik orientasi pada regio ini adalah Os. Frontalis dan M. Frontalis. Kepentingan pada regio frontalis adalah Trepanasi os frontalis untuk berbagai keperluan seperti pengobatan sinusitis. Struktur anatomi pada regio ini, pertama-tama akan terlihat kelopak mata atas dan bawah (pelpebrae superior dan inferior). Di bawah kulit terdapat Fascia Superficialis yang melekat erat. Di profundanya melekat beberapa jaringan. Di profundus M. Frontoscutularis akan terlihat M.Temporalis. Diantara M. Temporalis dan Bulbus Oculi terdapat Corpus Adiposum Extra Orbitalis yang tertutup oleh Periorbita. Jaringan lemak ini berfungsi sebagai bantalan dan cadangan energi. Pada regio ini terdapat M. Frontalis dan M. Frontoscutularis dan tidak ditemukan arteri et vena serta nervi. 3.4 Regio Nasalis



Regio nasalis



Sumber: dokumentasi pribadi 8



Regio ini memiliki batas – batas yaitu Batas bagian ventral adalah Regio buccalis, Batas dorsal adalah Garis median wajah, Batas cranial adalah Regio noris sedangkan Batas caudal adalah Regio frontalis, regio orbitalis, regio infraorbitalis. Titik orientasi dari regio ini adalah Os. Nasale, foramen infraorbitalis, M. levator nasolabialis, V. dorsalis nasi dan v. lateralis nasi. Regio ini memiliki Kepentingan yaitu Penanganan lecet kulit akibat pakaian kuda, Melakukan trepanasi tulang (membuat lubang pada tulang), Untuk menangani sinusitis (sinus maxilaris cranial et caudal dan sinus frontalis), dan penyumbatan canalis lacrimalis. Struktur anatomi dari regio nasalis adalah pada bagian bawah kulit ditemukan fascia superficial, dan selanjutnya akan terlihat sebagai berikut: • Musculus



- M. Levator nasolabialis Otot ini memiliki origo berbentuk tendo tipis melekat pada perbatasan os frontal dan os nasalis. Otot ini terbagi atas dua bagian (pars ventral dan dorsal) yang masing-masing berinsersio pada sudut mulut (untuk pars ventral) dan lubang hidung (untuk pars dorsal). Di antara kedua bagian otot ini dilewati oleh m.caninus (m.dilatator nares lateralis).



- M. Caninus Otot ini melintas di antara kedua bagian m. levator nasolabialis. Otot ini berorigo dekat ujung crista facialis melalui tendo pipih. Insersionya mengarah ke kartilago alare diverticulum nasi (tulang rawan kuping hidung) dan sebagian ke labium superioris. • Arteri et Vena



- Arteri et vena Angularis Oculi ke sudut mata medial, arteri et vena Dorsalis Nasi yang berjalan di dorsal punggung hidung, dan arteri et vena Lateralis Nasi yang berjalan di lateral hidung sedangkan nervi pada regio ini tidak ditemukan • Os pada Regio Nasalis



- Os nasalis - Os Maxillaris - Os Lacrimalis.



9



3.5 Regio Infraorbitalis



Regio infraorbitalis



Sumber: dokumentasi pribadi Regio ini memiliki batas – batas yaitu batas ventral adalah Regio buccalis, batas dorsal adalah Regio orbitalis, batas cranial adalah Regio nasalis sedangkan batas caudalnya adalah Regio zygomaticus. Titik orientasi dari regio infraorbitalis adalah ujung cranial crista facialis, Incisura naso-maxillaris dan Foramen infraorbitalis. Regio ini memiliki kepentingan yaitu untuk melakukan trepanasi tulang (membuat lubang pada tulang) untuk menangani sinusitis (sinus maxillaries cranial frontalis) serta penyumbatan canalis lacrimalis. Komponen dari Regio Infraorbitalis antara lain: • Musculus



• Nervi



- M. Zygomaticus



- Nervi Infraorbitalis



- M. Zygomaticus et partes aberantes



- Nervi Labialis Maxillaris • Os yang terdapat pada regio ini



- M. Masseterica • Arteri et Vena



adalah Os Nasalis, Os Maxillaris, Os Lacrimalis, dan Os Premaxillaris.



- Vena Angularis Oculi - Vena Dorsalis Nasi - Vena Lateralis Nasi - Vena Labialis Maxillaris 3.6 Regio Zygomaticus



Regio zygomaticus



Sumber: dokumentasi pribadi 10



a) Batas regio Zygomaticus



- Batas Ventral : Regio Masseterica - Batas Dorsal : Regio Temporalis - Batas Cranial : Regio Infraorbitalis - Batas Caudal : Regio Parotidea b) Titik Orientasi



- Os. Zygomaticum - M. zygomaticus, m. zygomaticus et parts aberrantes - Ductus parotidea c) Kepentingan Regio



- Variasi anatomi otot ekspresi wajah - Dapat menjelaskan pembentukan lesung pipi - Pengobatan paralysis (kelumpuhan) n. facialis atau cabang-cabangnya d) Struktur Anatomi



- Berasal sebagai struktur tulang zygomaticus - M. zygomatiscus, otot tipis dan panjang, mulai crista facialis smpai anguli oris • Musculus



- M. zygomaticus - M. zygomaticus et parts aberrantes - M. Masseterica • Arteri et Vena



- Vena buccalis - Vena alveolaris mandibularis • Nervi



- Nervi buccalis - Nervi lingualis - Nervi alveolaris mandibularis • Osteologi : Os Zygomaticus



11



3.7 Regio Orbitalis



Regio orbitalis



Sumber: dokumentasi pribadi a) Batas Regio



- Batas Ventral : Regio infraorbitalis - Batas Dorsal : Regio frontalis - Batas Cranial : Regio nasalis - Batas Caudal : Regio temporalis b) Titik Orientasi



- Arcus zygomaticus - Crista facialis - Orbita - Os Frontalis - Foramen supraorbitalis dan infraorbitalis - Persendian rahang (temporomandibularis) c) Kepentingan regio



- Trepanasi os maxillaris dan frontalis untuk berbgai keperluan seperti pengobatan sinusitis.



- Berbagai macam pengobatan dan oprasi mata. d) Struktur anatomi Pada regio ini, pertama-tama akan terlihat kelopak mata atas dan bawah (pelpebrae superior dan inferior. Di bawah kuli terdapat fascia superficialis yang melekat erat. Di profundanya melekat beberapa jaringan. 1) M. Orbicularis oris, yang melingkari kelopak mata 2) M. levator anguli oculi medialis 3) Insertio m. Frontoscutularis 12



4) Origo m.levator nasolabialis dan m. Levator labii maxillaris 5) Cabang-cabang n. Auricopalpebralis (berasal dari n.facialis) yaitu: •



- Ramus auricularis anterior. Ramus ini membentuk plexus auricularis anterior dengan n.frontalis dan n.lacrimalis.



- Ramus temporalis. Syaraf ini menyusupi profunda M.Tempotalis menuju chantus medial dan membentuk plexus dengan ujung akhir n. Opthalmicus yang selanjutnya menginervasi M. Orbicularis oculi, M. Corrugator superfacii dan M. Levator nasolabialis. 6) Nervus lacrimalis dan n.frontalis (n. Supraorbitalis). Nervi ini cabang dari n. Trigeminus. 7) Nervus zygomaticus. Nervus ini cabang dari nervi maxillaris yang berasal dari nervi trigeminus. Di profundus M. Frontoscutularis akan terlihat M.temporalis. Diantara M. Temporalis dan bulbus oculi terdapat corpus adiposum extra orbitalis yang tertutup oleh periorbita. Jaringan lemak ini berfungsi sebagai bantalan dan cadangan energi. Di profunda M. Orbicularis oculi kelopak mata ditemukan jaringan ikat padat kolagen yang disebut tarsus. Tarsus palpebrae superior jauh lebih tebal dan lebar. Sepanjang tarsus berpangkal kelenjar meibom (kelenjar cebacea) yang bermuara pada conjungtiva (mukosa pelpebrae). Kelenjar ini meminyaki kelopak mata dan bulbus oculi, cairan ini sering disebut mentega mata. • Muskulus



- M. orbicularis oculi - M. levator anguli oculi medialis • Arteri et Vena Arteri dan vena tidak ditemukan pada regio ini • Nervi



- Nervi Auricopalpebralis - Nervi Opticus - Nervi olfaktorius - Ramus auricularis anterior - Ramus temporalis - Nervi Supraorbitalis



13



• Osteologi



- Os. Nasalis - Os. Frontalis - Os. Lacrimalis 3.8 Regio Oralis



Regio oralis



Sumber: dokumentasi pribadi Komponen :



- M. orbicularis oris - Rima Oris Labialis - Dentes - Lingualis 3.9 Regio Buccalis (R. Maxillaris, R. Molaris, R. Mandibularis)



Regio buccalis



Sumber: dokumentasi pribadi Pada region buccalis batas ventralnya adalah garis median wajah bagian ventral, batas dorsal adalah regio nasalis dan regio infraorbitalis, batas cranial adalah regio naris (nostril), dan batas caudal adalah regio masseterica. Titik orientasi pada region ini adalah os. Maxilla dan os. Mandibula, M. orbicularis oris, M. buccinators pars buccalis, folliculi pilorum 14



sinosorum, v. labialis maxilaris dan ramus buccalis. Kepentingan dari region ini adalah untuk operasi pengobatan stenose (penyumbatan) ductus stenoni (ductus parotidea) terutama di daerah papilla salivaris, pengobatan fisrula (pelubangan) ductus stenoni, trepanasi os maxillare untuk ekstraksi geraham premolar 3 rahang atas. Struktur anatomi region ini adalah dibawah kulit ada fascia superficialis. • Musculus Musculus yang terdapat pada region ini adalah M. zygomaticus, M. buccinators yang terbagi 2 lapisan yaitu pars buccalis (lapisan superficial) dan pars molaris (lapisan profundus), M. labialis superior, M. labialis inferior. • Arteri et Vena Arteri dan vena yang terdapat pada region ini adalah arteri et vena labialis superior, arteri et vena labialis inferior, arteri et vena lateral nasi, arteri et vena dorsalis nasi dan arteri et vena angularis oculi. • Nervi dan Os Nervi pada region ini adalah Ramus buccalis dorsal, Ramus buccalis ventral dan os yang terdapat pada region ini adalah Os. Mandibularis dan Os. Maxilla



3.10 Regio Masseter



Regio Masseter



Sumber: dokumentasi pribadi Susunan Anatomi : Kulit dengan rambut halus mengarah ke oral. Kulit regio ini sulit dilipat. Pada perbatasan dengan regio submentalis, rambut lebih lebat dan panjang. Di bawah kulit terdapat facia superficialis yang mengandung otot kulit (m. Cutaneus facei). Di bawah fascia ini terdapat fascia profunda yang langsung membungkus dan melekat pada m.masseter. Di antara kedua fascia terdapat lintasan pita saraf pes ansarinus (pita saraf gabungan n. Trigeminus dan n. Facialis). Otot utama pada regio masseter adalah m. Masseter yang tersususn atas dua lapisan otot yang berbeda. Lapisan superficialisnya 15



ditutupi oleh aponeuosa yang kuat dan disekat-sekat oleh beberapa tendo sehingga terlihat serabutnya terbagi bagi. Serabut otot apisan superfial ini mengarah caudo ventral dari os zygomaticus dan maxillaris ke tepi ventral rami mandibularis. Lapisan profundus serabut ototnya berjalan dorso-ventral. Di profundus m. Masseter berada origo otot m. buccinator pars molaris dan M. Depressor labii mandibularis. selain itu juga ditemukan glandula bucalis dorsalis bagian caudal. Di tepi oral m. Masseter berjalan pembuluh a. Facialis, ductus stenoni dan vena facialis seperti telah diterangkan pada regio bucalis. Di tepi caudal m. Masseter dapat dirasakan pita-pita nervi pes ansarinus. Pes ansarinus keluar ke superficial dari balik ramus mandibula (lebih kurang 3-4 cm dibawah persendian temporomandibularis) dan ditutupi oleh lobus glandula parotidea. Di bawah glandula parotida dan ramus mandibula yang merupakan pangkal pes ansarinus, di tutupi oleh limfonodus parotidea. Limfonodus parotidea kecil pada anjing, tetapi besar pada sapi. Pembengkakan limfenodus ini. Beberapa cabang saraf yang ditemukan pada regio ini merupakan cabang dari n. Trigemius dan n. Faciais. Rami buccalis dorsalis dan ventralis melintas di permukaan luar m. Masseter merupakan cabang dari n. Facialis. Nervi auriculotemporalis gengan cabangnya yakni ramus transversus facei (berjalan bersama-sama arteri dan vena tranverses facei) dan ramus ventralis/communicans (beranastomosis dengan rami buccalis ventral n. Facialis) berasal dari mandibularis (salah satu cabang n. Trigeminus. Nervus auricolotemporalis berjalan di ventral crista facialis. N. masseter melintas melintas melintas ke lateral melalui incisura mandibula dan menyebrangi permukaan depan persendian temporomandibula, lalu membelok ke ventral dan selanjutnya menginervasi permukaan ventral m. Masseter. N masseter merupakan cabang dari n.mandibularis. selain itu terdapat nervi buccalis (cabang n. mandibularis) yang melintas cranio-ventral di permukaan profundus m. Masseter dan berjalan di sepanjang permukaan ventral m. Depressor labii mandibularis. Selanjutnya n. Buccalis menginervasi mukosa dan kelenjar bibir, serta daerah sekitar anguli oris. Arteri yang ditemukan pada regi masseter adalah a. Tranversus facei cabang dari a. Temporalis superficialis. A tranversus facei berjalan bersama saraf dan vena senama sejajar dengan crista facialis. Arter ini awalnya terletak disuperficial, makin ke depan makin dalam dan akhirnya terlindung oleh tendo m. Masseter. Regio ini juga disuplai oleh ramus masseter a. Carotis externa yang berjalan mengikuti angulus mandibularis yang masuk ke 16



masseter. A buccalis profundus m. Masseter, dan selanjutnya mensuplai pipi, glandula buccalis dorsalis, serta otot masseter dan pterygoideus. Selain vena melintas dipermukaan superfcial m. Masseter seperti v Masseterica dan vena tranversus facei, juga ditemukan vena yang berjalan di permukaan profundus m. Masseter yaitu v. Refleksa (ramus comunicans superior) dan Vena buccalis ramus comunicas inferior). Vena transverses facei, v. Refleksa dan v. Buccalis merupakan vena penghubung antara v. Facialis dan v Maxillaris. Vena refleksa dan vena buccalis merupakan vena besar dengan dinding berdilatasi membentuk ruangan (haustrum) dan tanpa klep sehingga aliran bisa bolak balik, darah balik daerah wajah tetap dapet teralirkan ke pembuluh vena yang lebih besar. a) Batas regio masseter



- Batas ventral : Garis median wajah bagian ventral - Batas dorsal : Regio zygomaticus - Batas cranial : Regio buccalis - Batas caudal : Regio parotidea b) Titik orientasi:



- fossa maseterica - m. masseter ramus buccalis dorsal, - ramus buccalis ventral c) Kepentingan regio:



- Operasi pengobatan stenose atau fistula ductus stenoni - Pengobatan paralysis (kelumpuhan) n. facialis atau cabang-cabangnya d) Struktur anatomi : Otot utama pada regio masseter tersusun atas 2 lapisan otot dengan arah serabut otot yang berbeda. Lapisan superficialisnya ditutupi oleh aponeurosa yang kuat dan disekat-sekat oleh beberapa tendo sehingga terlihat serabutnya terbagi-bagi. Serabut otot lapisan superficialis ini mengarah caudoventral dari os zygomaticus dan maxillaries ke tepi ventral rami mandibularis. Lapisan profundus ototnya berjalan dorsoventral. • Musculus



- M. Buccinator pars molaris - M. Masseter



17



• Arteri et Vena



- Arteri temporalis superficial - Arteri carotis externa - Arteri buccalis - Vena masseterica - Vena buccalis • Nervi



- Nervi trigeminus - Nervi facialis - Nervi masseter - Nervi buccalis • Osteologi



- Os. Zygomaticus - Os. Masseter - Os. Mandibula 3.11 Regio Parotidea



Ln parotis



Sumber: google.com



Pada regio parotidea batas ventralnya adalah Garis median wajah bagiao ventral, batas dorsal adalah regio auricuJa, batas crania adalah Regio zygoma ticus dan regio massecerica, 18



dan batas caudalnya adalah Regio colli ventral dan regio colli dorsal. Ticik orieniasi pada region ini adalah Alae atlantis, Vena maxilaris, dan telinga. Kepentingan regio ini adalah untuk operasi stenose ductus stenoni, peradangan limfonodus retrofaringeus dan limfonodus parotidea. Struktur anatomi region ini : Di bawah kulit terdapat jaringan subkutan yang sangat subur. Fascia superficialisnya mengandung m. Cutaneus. Di profunda fascia superfcialis ditemukan m. Paratido auricularis yang meluas dari superficial glandula parotis. Sejajar dengan otot ini melintas n. Auricularis magnua (cabang n cervicalis II) berjalan bersama-sama arteri dan vena auricularis caudalis menuju kulit dipermukan cembung telinga. Di profunda m. paratidoauricularis juga terdapat saraf tipis yakni ramus coli, n. Facialis yang berjalan mengikuti v. Jugularis externa. Vena maxillaris adalah vena yang menyusup langsung di tengah-tengah glandula parotis dan vena linguofacialis berjalan di ventral glandula parotis. Kedua vena ini merupakan cabang dari vena jugularis externa. Unsur lainnya pada regio ini adalah : 1) Saluran-saluran glandula parotis yang akan berkumpul membemuk ductus stenoni 2) N. Auriculopalpebralis (cabang dari n.Facialis). 3) N. auriculotemporalis, rami bucalis dorsal dan ventral, n facialis. Pangkal nervi ini terletak di depan glandula parotis dan di profunda limfonodus parotis. Kebengkakan limfonodus parotis akan menekan nervi tersebut sehingga menimbulkan kelumpuhan. • Muskulus



- M.Paratidoauricularis - M. Zygomaticoauricularis • Arteri et Vena



- Arteri et vena auricularis caudal - Vena maxillaries - Vena linguofacialis • Nervi



- Nervi auriculotemporalis - Nervi Auriculopalpebralis • Limfonodus dan Glandula : Ln. Mandibula dan gl. Parotis • Os : Os. Temporalis dan Os. Occipital 19



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Regio di bagian kepala anjing terbagi atas beberapa regio yaitu Regio Parietal, Regio Temporal, Regio Frontal, Regio Nasalis, Regio Infraorbitalis, Regio Zygomaticus, Regio Orbitalis, Regio Oralis, Regio Buccalis, Regio Masseter, dan Regio Parotidea. Dalam mepelajari regio ini kita harus mengetahui batas-batas regio dan titik orientasi. Titik orientasi ada karakter tertentu yang dipergunakan untuk mengenali suatu regio tertentu. Titik orientasi memiliki beberapa persyaratan seperti mudah dikenali (inspeksi dan palpasi), sifatnya permanen, berlaku universal (ditemukan pada semua hewan yang sejenis), menarik, dan mudah dicapai. 4.2 Saran Semoga paper ini dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Udayana dalam matakuliah Anatomi Topografi. Semoga apa yang kami bahas dalam paper ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Jika ada kekurangan kami selaku penulis mohon maaf, dan dengan senang hati menerima segala kritik, saran, dan masukan yang membangun, sehingga penulis dapat memperbaiki karya tulis kedepannya.



20



DAFTAR PUSTAKA



Evana. Susan A. Colors Atlas of Veterinary Anatomy The Dog and Cat.Volume3. Dyce. K. M., W. O. Sack, dan C. J. G. Wensing.2010. Textbook of Veterinary Anatomy. UK: Saunders Elsevier. Miller, E. Malcom. 1958. Guide to The Dissection of The Dog. Ithaca : New York. Anonymous. Atlas of Topography Anatomy of Domestic Animals. Kyllar. Michal, Barbora Doskarova, dan Hana Pavlikova. 2014. Topographic Anatomy of the Dog. UK: Dog Gear Publishing. Siswato,Yudi.2010.http://yudimedis.wordpress.com/2010/11/17/kelenjarpartiroid/. (diakses pada 15 November 2019).



21