Parameter Toksisitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2.1 Parameter – Parameter Toksisitas A. Uji Toksisitas Akut Suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian zat uji dalam dosis tunggal, atau dosis berulang yang diberikan dalam jangka waktu 24 jam. 



Parameternya: Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat



toksisitas suatu senyawa adalah LD50.LD50 (Lethal Dose) menunjukkan bahwa dosis dalam miligram setiap kg berat badan yang mengakibatkan kematian setengah dari populasi binatang percobaan dalam jangka waktu tertentu. Untuk dapat menguji LD50 tersebut dengan menggunakan uji toksisitas salah satunya uji toksisitas akut. Uji toksisitas akut yaitu uji untuk mengetahui nilai LD50 dan dosis maksimal yang masih dapat ditoleransi oleh binatang percobaan yang hasilnya akan ditransformasi pada manusia. Uji ini umumnya menggunakan 2 spesies hewan coba dengan 2 jalur pemberian dan dengan pemberian dosis tunggal. Parameter pengamatan perilaku uji toksisitas akut : 1. Jumlah jengukan: naik dan turun (hipotonik dan neuroleptik) 2. aktivitas motorik : normal naik atau turun 3. Fenomena straub 4. Piloreksi (+ = siatomimetik) 5. Ptosis (Simpatolitik) 6. Refleks korneal ( transquilizer,relaksan otot) 7. Refleks pineal 8. Lakrimasi ( parasimpatomimetika) 9. vasodilatasi 10. Gelantung (membedakan neuroleptik dan hiptonik) 11. Retablishment



12. Jalan mundur B. Uji Toksisitas Subkronis Suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul setelah pemberian zat uji dengan dosis berulang pada hewan uji selama sebagian umur hewan, tetapi tidak lebih dari 10% seluruh umur hewan. 



Parameternya:



1. Parameter hematologi: eritrosit, leukosit, platelet, hematokrit, hemoglobin, diferensiasi leukosit, MCV, MCH, MCHC. 2. Parameter urin: pH, bobot jenis, volume urin dan endapan. 3. Parameter uji perilaku 4. Paarameter bobot badan 5. Hisstologi: jantung, paru-paru, hati, ginjal dan limfa. C. Uji Toksisitas Kronis Suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul setelah pemberian zat uji secara berulang sampai seluruh umur hewan.



Tambahan materi 2.2 Penilaian keamanan suatu obat atau zat kimia merupakan bagian penting dalam toksikologi, karena setiap zat kimia yang baru akan digunakan harus diuji toksisitas dan keamanannya. Seabelum suatu obat dapat digunakan untuk indikasi tertentu, harus diketahui dulu efek apa yang akan terjadi terhadap semua organ tubuh yang sehat. Jika dari uji keamanan tersebut diatas zat dikatakan aman atau memenuhi syarat sebagai obat, obat akan dibuat dalam formulasi yang diinginkan dan dilakukan uji formulasi. Setelah semuanya dinyatakan memenuhi syarat obat harus menjalani uji klinik pada manusia yang terdiri dari 4 tahap sebelum obat mendapatkan izin edar uji klinik yang dimaksud adalah :



1. Uji klinik fase I, uji pada sukarelawan zat aktif pada manusia dan untuk mengetahui



rentang



dosis



yang



aman



serta



untuk



mengetahui



profil



farmakokinetiknya. 2. Uji klinik fase II, yaitu pada orang sakit yang sesungguhnya dalam jumlah sedikit untuk mengetahui efektivitas dari zat aktif. 3. Uji klinik fase III,yaitu uji pada pasien sesungguhnya dalam jumlah yang relatif besar dilakukan secara remote control dan double blind untuk melihat efektivitasnya dan kemungkinan timbulnya efek yang tidak diinginkan. 4. Uji klinik fase IV, post marketing surveillance untuk mengetahui efektivitas nya dan untuk melihat efek yang tidak diinginkan setelah digunakan secara massal (pasien tidak ditentukan kriterianya sebagaimana dalam uji sebelumnya) yang tidak terdeteksi pada uji klinik yang menggunakan pasien dalam jumlah relatif kecil uji klinik fase IV dilakukan setelah obat mendapatkan izin edar sementara.



Dapus: Caesar Nur S. Farmakologi. 2014. (https://www.slideshare.net/sandynurcaesar/farmakologi1