Partus Presipitatus  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. S UMUR 23 TAHUN G1P0A0 HAMIL 40 MINGGU DENGAN PARTUS PRESIPITATUS DI RUANG MAWAR RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL



DISUSUN OLEH : RUSMINAH NIP. 1965070819880320011



RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL 2018



ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY.S UMUR 23 TAHUNG1P0A0 HAMIL 40 MINGGU DENGAN PARTUS PRESIPITATUS DI DI RUANG MAWAR RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL



ABSTRAK



Latar Belakang : Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012), Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan 28%, eklamsia 24%, dan infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebesar 37% dan anemia sebesar 40% pada ibu hamil.Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada bulan Maret sampai April 2019 ibu bersalin dengan Partus Presipitatus yaitu 10 orang. Tujuan : Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Partus Presipitatus dengan menggunakan pendekatan kebidanan 7 langkah Varney. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan. Metodologi : Jenis laporan studi kasus dengan metode diskriptif, lokasi RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Subyek studi kasus adalah ibu bersalalin Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu dengan Partus Presipitatus, waktu studi kasus pada tanggal 1 April 2019. Teknik pengambilan data antara lain data primer meliputi pemeriksaan fisik wawancara serta observasi dan data sekunder, meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil : Keadaan ibu baik dan bayi dapat lahir dengan partus presipitatus pada tanggal 1 April 2019, pukul 10.00 WIB, jenis kelamin perempuan BB: 2900 gram, PB: 47 cm, apgar score 8-9-10 dan plasenta lahir lengkap. Kesimpulan : Pada kasus ibu bersalin Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu dengan Partus Presipitatus tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... ii HALAMAN PENGEAHAN ......................................................................................... iii KATA PENGANTAR...........................................................................



iv



INTISARI ....................................................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. x BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Perumuan Masalah ............................................................................................... 3 C. Tujuan Studi Kasus ............................................................................................... 3 D. Manfaat Studi Kasus ............................................................................................. 5 E. Keaslian Studi Kasus ............................................................................................ 6 F.



Sistematika Penulisan ........................................................................................... 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA



A. Teori Medis 1. Persalinan



8 8



2. Partus Presipitatus 13 B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................................................... 16 C. Catatan Perkembangan ......................................................................................... 34 D. Landasan Hukum .................................................................................................. 34 BAB III. METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus .................................................................................................. 36 B. Lokasi Studi Kasus ............................................................................................... 36 C. Subyek Studi Kasus .............................................................................................. 37 D. Waktu Studi Kasus ............................................................................................... 37 E. Instrumen Studi Kasus .......................................................................................... 37 F.



Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 37



G. Alat-alat yang Dibutuhkan.................................................................................... 40



H. Jadwal Studi Kasus ............................................................................................... 41 BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus 42 B. Pembahasan



68



BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan.



74



B. Saran



76



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012), Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100.000 (Depkes, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah mencapai 675 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2012). Penyebab angka kematian ibu diantaranya perdarahan 60-70%, infeksi nifas sekitar 20-30%, dan kematian akibat abortus dan partus lama sekitar 10- 20% (Manuaba, 2007). Penyebab kematian ibu saat bersalin yaitu perdarahan 28%, eklamsia 24%, dan infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebesar 37% dan anemia sebesar 40% pada ibu hamil (Kumalasari dkk, 2012). Untuk mengurangi angka kematian tersebut di atas salah satu upaya yang dilakukan adalah asuhan persalinan yang baik. Persalinan yang berlangsung merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi. Sekitar 60% kematian ibu terjadi segera setelah bayi lahir dan hampir 50% dari kematian terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan (Winkjosastro, 2007). Persalinan cepat atau Partus presipitatus, sebagai akibat dari his yang terlalu kuat dan kurangnya pertahanan dari jalan lahir. Partus cepat sangat membahayakan bagi ibu maupun bayinya. Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung lebih pendek dari normal yang sering berlangsung antara 2-3 jam (Sastrawinata dkk, 2007). Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan resiko komplikasi dan/atau hasil yang tidak baik pada klien/janin (Doenges, 2007). Penyebab partus presipitatus adalah abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir, abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat, pada keadaan yang



sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu (Doenges, 2007). Komplikasi yang sering pada ibu, terjadi perdarahan post partum pada kala IV. Kejadian perdarahan post partum disebabkan karena terlalu cepatnya isi dalam kavum uteri keluar, sementara otot-otot rahim belum maksimal berkontraksi (Sastrawinata dkk, 2007). Berdasarkan studi awal pada bulan Januari sampai Oktober 2013 di RSUD dr. H. Soewondo Kendal didapatkan 87 ibu bersalin yang terdiri dari 74 (85,0%) persalinan normal, ibu bersalin patologi 13 orang (14,9%), persalinan patolongi meliputi : persalinan dengan Partus Presipitatus 10 orang (11.4%), persalinan dengan serotinus 3 orang (3,4%). Walaupun kejadian persalinan dengan partus presipitatus kejadiannya hanya sedikit, namun memerlukan penanganan dengan tindakan kegawatdaruratan obstetrik khususnya ibu bersalin dengan partus presipitatus dengan menggunakan konsep Hellen Varney, maka penulis bermaksud untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny.S umur 23 tahun G1P0A0 dengan Partus Presipitatus di RSUD dr. H. Soewondo Kendal ”.



B. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut ”Bagaimana Memberikan Asuhan Kebidanan pada Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 dengan Partus Presipitatus di RSUD dr. H. Soewondo Kendal ?”



C. Manfaaat Studi Kasus 1.



Bagi peneliti Penulis memperoleh wawasan dan dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan partus presipitatus sesuai dengan teori yang telah diberikan.



2.



Bagi profesi Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan untuk meningkatan mutu layanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan partus presipitatus.



BAB II TINJAUN PUSTAKA



A. TEORI MEDIS 1.



Persalinan a.



Pengertian 1)



Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (3742 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat dan Sujiyatini, 2010).



2)



Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (Nurasiah dan Rukmawati, 2012).



3)



Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo, 2012).



b.



Tanda Persalinan 1) Terjadinya his persalinan His persalinan mempunyai sifat: a)



Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan.



b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek kekuatannya makin besar. c)



Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus.



d) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah. 2) Bloody show (pengeluaran lendir bercampur darah melalui vagina). 3) Pengeluaran cairan



Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang pecah pada pembukaan kecil (Arsinah, 2010). Menurut Manuaba (2007), ada beberapa faktor yang penting harus diperhatiakan dalam proses persalinan, yaitu: a)



Power (1) His (kontraksi otot rahim) (2) Kontraksi dinding rahim (3) Kontraksi diaafragma pelvis atau kekuatan mengejan. (4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum. b) Pasanger terdiri dari janin dan plasenta c) c.



Passasge terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.



Tahap Persalinan Menurut Oxorn & Frote (2010), dalam proses persalinan, ibu akan melewati empat tahapan. Mulai dari kontraksi dan leher rahim yang terbuka bertahap, hingga proses pengeluaran plasenta atau ari- ari setelah bayi keluar. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi prosespersalinan ini. Proses persalinan terbagi dalam empat tahap, yaitu: 1) Tahap pertama (kala I) Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalina disebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar rahim. Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir



sempurna. Kontraksi yan terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang mesa paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar kearah bawah, seperti ingin buang air besar. Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II. 2) Tahap kedu (kala II) Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikutioleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah



perineum



bersifat



elastis,



tetapi



bila



dokter/bidan



memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah robekan pasca daerah perineum akibat tekanan bayi. 3) Tahap ketiga (kala III) Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta, maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.



Waktu yang paling kritis untuk mencegah perdarahan post partum adalah ketika plasenta lahir dan segera setelah lahir. Kontraksi pada otot uterus merupakan mekanisme fisiologis yang menghentikan perdarahan. Menejemen aktif pada kala III persalinan mempercepat kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan post partum. Adapun langkah manajemen aktif kala III diantaranya pemberian suntikan oksitosin, melakukan penegangan tali pusat terkendali, rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (masase). 4) Tahap keempat (kala IV) Kala IV persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Kala IV disebut juga dengan masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. 2.



Partus presipitatus a.



Definisi Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan resiko komplikasi dan/atau hasil yang tidak baik pada klien/janin (Doenges, 2007). Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung dalam waktu yang sangat cepat, atau persalinan yang sudah selesai kurang dari tiga jam (Prawirohardjo, 2012).



b.



Etiologi



1) Abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir 2) Abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat 3) Pada keadaan yang sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu (Doenges, 2007).



c.



Penanganan partus presipitatus Menurut saifudin (2006), penanganan partus presipitatus bidan dapat melakukan observasi dan pengobatan sebagai berikut : 1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini 2) Memberi ibu dukungan psikologis Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati persalinan ini dengan lancar, memberikan support pada ibu, dan mendampingi ibu dalam persalinan, serta menghadirkan keluarga yang paling dekat dengan ibu sebagai pendamping ibu dalam bersalin. 3) Mempersiapkan ruang untuk bersalin, alat, kebutuhan fisik, dan psikologis ibu serta persiapan bidan/penolong:



a)



Memastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi. Siapkan ruang bersaling yang hangat dan bersih. Memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin.



b)



Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Segera ganti peralatan yang hilang atau rusak.



c)



Menganjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minuman air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi.



d)



Memberi dukungan pada ibu, pada proses persalinan. 4) Mengobservasi kala 1 dengan partograf. 5) Mengajarkan pada ibu mengenai cara mengedan yang efektif :



a)



Menganjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi



b)



Memberitahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran.



c)



Meminta ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi.



d)



Menjelaskan pada ibu bahwa berbaring miring atau setengah duduk ia akan lebih mudah untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada



e)



Meminta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.



f)



Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi.



g)



Menanyakan pada ibu apakah sudah mengerti dengan penjelasan cara mengedan efektif.



6) Mengajarkan ibu untuk mengatasi rasa nyeri a)



Menganjurkan ibu untuk miring Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi serta anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring dan merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali memperpendek waktu persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan. b) Mengajarkan teknik relaksasi Menganjurkan ibu untuk duduk santai, menarik nafas, berendam, mendengarkan musik. 7) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi Pemberian cairan infus RL dengan 20 tetes/menit Pasang infus menggunakan jarum diameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL dan NS. Infuskan 1 liter dalam 15 sampai 20 menit.



B. Teori Manajemen Kebidanan 1.



Pengertian Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2004).



2.



Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan Langkah manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data menurut varney ada 7 langkah mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi (Varney, 2004).



a.



Langkah pertama : Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap (Simatupang, 2008). 1) Data Subjektif a)



Identitas pasien Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian (Nursalam, 2009).Identitas pasien menurut Diah Wulandari (2008), adalah : (1) Nama Dinyatakan dengan tujuan agar dapat mengenal pasien dan tidak keliru dengan nama pasien lain. (2) Umur Untuk mengetahui faktor resiko dilihat dari umur pasien. (3) Agama Untuk memberikan motivasi pasien sesuai dengan agama yang dianut, agar petugas lebih mudah dalam pendekatan dan pemberian dorongan moril pad pasien. (4) Suku bangsa Mempermudah dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untuk mengetahui faktor pembawaan atau ras. (5) Pendidikan Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting dalam memberikan pendidikan kesehatan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya agar motivasi yang diberikan petugas dapat diterima sesuai pengetahuannya. (6) Pekerjaan Unuk mengetahui tingkat sosial ekonomi. (7) Alamat Untuk mengetahui dimana lingkungan tempat tinggalnya dan untuk mempermudah bila sewaktu- waktu diperlukan.



b) Keluhan Utama Untuk mengetahui



alasan atau keluhan utama yang



membuat pasien datang berhubungan dengan kehamilannya. Pasien mengeluh dengan adanya pengeluaran cairan dan merasakan kenceng-kenceng yang amat sangat pada daerah punggung bagian bawah (Saifudin, 2007). c)



Riwayat menstruasi Adalah untuk mengetahui menarche, umur berapa haid pertama, teratur atau tidak, siklus haid, lama haid, banyaknya darah, dan sifat darah (cair atau ada gumpalan) disminorhoe atau tidak, haid terakhir (Manuba, 2008).



d) Riwayat Sosial Menurut manuaba (2008), meliputi : (1) Kehamilan ini direncanakan atau tidak, diterima atau tidak, jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki atau perempuan. (2) Perasaan ibu tentang kehamilan ini. e)



Riwayat kehamilan sekarang Riwayat kehamilan sekarang menurut Winkjosastro (2005): (1) Hari pertama dan haid terakhir dan tafsiran persalinan. Untuk



mengetahui



umur



kehamilan,



perkiraan



lahir



(Nursalam, 2004). (2) Keluhan-keluhan pada trimester I, II, III.Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah, hipertensi, perdarahan waktu hamil muda (Wheeler, 2004). (3)



Pergerakan



anak



pertama



kali



dirasakan



pada



umur



kehamilan berapa. Untuk mengetahui gerakan janin aktif atau tidak (Estiwidani, 2008). (4)



Dimana ibu memeriksakan kehamilannya. Untuk mengetahui tempat ANC dan untuk mengetahi riwayat kehamilan



(Winkjosastro, 2006). (5)



Sejak hamil berapa bulan ibu memeriksakan kehamilannya. Untuk mengetahui riwayat ANC tratur atau tidak, sudah hamil berapa minggu (Wiknjosastro, 2006).



(6)



Sudah berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya. Untuk mengetahui imunisasi TT (Tetanus Toxoid) sudah atau belum, kapan, berapa kali (Wiknjosastro, 2006). Keadaan psikososial. Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, wanita mengalami banyak perubahan emosi/psikologi



selama



masa



bersalin



sementara



ia



menyesuaikan diri menghadapi menjadi seorang ibu (Retna, 2008). f)



Keadaan Psikososial Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, wanita banyak mengalami banyak perubahan emosi/psikologi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menghadapi menjadi seorang ibu (Retna, 2008). Keadaan psikososial yang sering muncul adalah kecemasan dalam menghadapi persalinan terhadap keadaan yang dialami pasien berupa kenceng-kenceng yang sangat kuat dan nyeri punggung yang sangat hebat.



g) Riwayat Keluarga Berencana Untuk



mengetahui



apakah



ibu



sebelum



hamil



pernah



menggunakan KB atau belum, jika pernah lamanya berapa tahun,dan jenis KB yang digunakan (Estiwidani dkk, 2008). Riwayat kehamilan sekarang menurut Winkjosastro (2005), yaitu: (1)



Hari pertama dan haid terakhir dan tafsiran persalinan. Untuk



mengetahui



umur



kehamilan,



perkiraan



lahir



(Nursalam, 2004). (2)



Keluhan-keluhan pada trimester I, II, III. Untuk mengetahui



ada



gangguan



seperti



muntah-muntah,



hipertensi,



perdarahan waktu hamil muda (Wheeler, 2004). (3)



Pergerakan anak pertama kali dirasakan pada umur kehamilan berapa. Untuk mengetahui gerakan janin aktif atau tidak (Estiwidani, 2008).



(4)



Dimana



ibu



memeriksakan



kehamilannya.



Untuk



mengetahui tempat ANC dan untuk mengetahi riwayat kehamilan (Winkjosastro, 2006). (5)



Sejak hamil berapa bulan ibu memeriksakan kehamilannya. Untuk mengetahui riwayat ANC tratur atau tidak, sudah hamil berapa minggu (Wiknjosastro, 2006).



(6)



Sudah berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya. Untuk mengetahui imunisasi TT (Tetanus Toxoid) sudah atau belum, kapan, berapa kali (Wiknjosastro, 2006).



h) Riwayat Kesehatan Menurut Nursalam (2004), meliputi : (1)



Riwayat kesehatan sekarang Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang bisa memperberat keadaan klien.



(2)



Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsi.



(3)



Riwayat kesehatan keluarga Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular, penyakit menurun maupun keturunan kembar.



(4)



Riwayat operasi Adakah riwayat operasi khususnya yang berhubungan dengan struktur panggul yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses persalinan ini.



i) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari (1)



Nutrisi Dikaji untuk mengetahui bagaimana nafsu makannya, jumlah makanan, minuman atau cairan yang masuk (Alimul, 2006)



(2)



Eliminasi Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu Bak dan BAB dalam sehari, adakah kaitannya dengan obstipasi atau tidak (Alimul, 2006).



(3)



Pola istirahat Istirahat yang cukup untuk mencegah terjadinya kelelahan yang berlebihan, tidur siang kurang lebih 1 jam, tidur malam kurang lebih 7 jam (Saifuddin, 2006).



(4)



Personal Hygiene Untuk mengetahui kebersihan diri pada ibu bersalin dengan partus prematurus (Saifuddin, 2006).



(5)



Pola Aktifitas Hal ini dikaji untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan ibu sehari-hari, apabila aktifitas yang terlalu berat dapat menyebabkan perkembangan



kelelahan



akan



berdampakpada



janin (Hartanto, 2004).



2) Data Objektif Data objektif adalah data yang sesungguhnyadapat diobservasi dan dapat dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2004). a)



Keadaan umum Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang, jelek (Nursalam, 2004).



b) Kesadaran Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis (kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan), somnolen (kesadaran yang mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi), koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau aturangsangan apapun, reflek pupil terhadap cahaya tidak ada) (Nursalam, 2008). c)



Pemeriksaan fisik (1)



Tanda-tanda vital (a)



Tekanan Darah Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi (Saifudin, 2006).



Batas



normal



110/60-140/90



mmHg



(Prawiroharjo, 2005). (b)



Suhu Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak. Batas normal suhu tubuh yaitu 35,80C -



370C (Mandriwati, 2008). (c)



Nadi Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2006). Batas normal 60-100 kali per menit (Prawirohardjo, 2005).



(d)



Respirasi Dinilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit. Apakah pernafasan kurang dari 40 kali permenit /lebih dari 60 kali per menit (Saifuddin, 2006).



(2)



Tinggi badan Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Supriasa, 2002). Tinggi badan wanita normal 150 cm (Wulandari, 2008).



(3)



Berat badan Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan pasien selama hamil, penambahan berat badan rata- rata 0,3 - 0,5 kg/minggu, tetapi nilai normal untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9-12 kg (Perry, 2005).



(4)



Lila Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, lila normal 23,5-26 cm (Supriasa, 2004).



d) Inspeksi Adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai suatu alat mengumpulkan data (Nursalam, 2004). Menurut Wiknjosastro (2006), meliputi : (1)



Kepala Untuk mengetahui kebersihan rambut, rontok atau tidak.



(2)



Muka Untuk mengetahui tampak pucat atau tidak.



(3) Mata Untuk mengetahui konjungtiva pucat atau merah muda, sklera kuning atau tidak. (4) Mulut, gigi dan gusi Untuk mengetahui ada caries gigi atau tidak, lidah bersih atau kotor, ada stomatitis atu tidak. (5) Leher (a) Kelenjar gondok Untuk mengetahui ada pembesaran atau tidak. (b) Tumor Untuk mengetahui ada pembesaran abnormal atau tidak. (c) Kelenjar limfe Untuk mengetahui ada pembesaran atau tidak. (6) Dada Apakah simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada benjolan atau tidak. Hal ini untuk mengetahui apakah ada tumor atau kanker. (7) Payudara Payudara simetris atau tidak, areola hyperpigmentasi atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, colostrum sudah keluar atau belum. (8) Perut Ada bekas operasi atau tidak, ada strie atau tidak, ada linea nigra atau ada linea alba atau tidak. (9) Vulva Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, ada varices atau tidak, ada laserasi atau tidak. (10) Anus Untuk mengetahui ada haemoroid atau tidak. (11) Ekstermitas Ada oedem atau tidak, varices atau tidak, hofman sign



(pengeluaran pervaginam) untuk mengetahui adanya tanda trombophlebitis. e)



Palpasi Adalah suatu teknik pemeriksaan yang menggunakan indara peraba (Nursalam, 2004) yang meliputi pemeriksaan : (1)



Leher Ada pembesaran kelenjar gondok, limfe atau tidak.



(2)



Dada Ada benjolan pada payudara atau tidak.



(3)



Perut Meliputi pemeriksaan pergerakan janin, kontraksi uterus, Tinggi Fundus Uteri (TFU), leopold I, II, III, dan IV (untuk mengetahui posisi janin).



f)



Auskultasi Meliputi pemeriksaan jantung, apakah terdengar bunyi jantung yang cepat dan pemeriksaan pada paru, apakah ada bunyi ronchi atau wheezing (Nursalam, 2004).



g) Data Pemeriksaan Penunjang (1) Pemeriksaan laboratorium dengan sampel darah diperiksa untuk mengetahui golongan darah, kadar darah, kadar Haemoglobin (Hb) dan kadar pembekuan darah (Nursalam, 2004). (2) Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnositik dengan



menggunakan



gelombang



ultrasonik



untuk



mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan gambaran



ekosistem



dari



gelombang



ultrasonik



yang



dipantulkan oleh organ (Prawiroharjo, 2012). b.



Langkah II : Interpretasi Data Data ini diambil dari hasil pengkajian yang sudah terkumpul yang akhirnya akan muncul data yang meliputi :



1) Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan adalah analisis



data



yang telah



dikumpulkan (Sofyan dkk, 2003). Diagnosa pada ibu bersalin kala II dengan partus presipitatus adalah sebagai berikut : Ny. S G1P0A0 umur 23 tahun hamil 40 minggu, janin tunggal , hidup intra uteri, letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk panggul 3/5 bagian, inpartu kala 1 fase laten. Data Subyektif : Ibu mengeluh kenceng- kenceng yang semakin sering dan nyeri yang amat sangat pada daerah punggung bagian bawah . Data Obyektif : a)



Keadaan umum



b)



Tanda – tanda vital meliputi : Tekanan darah, suhu, nadi, dan respirasi.



c)



DJJ



d)



Kontraksi atau his



e)



Pemeriksaan dalam



2) Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditentukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa dan tetap membutuhkan penanganan (Varney, 2004). Masalah yang muncul pada ibu bersalin dengan partus presipitatus adalah kecemasan menghadapi persalinan terhadap keadaan yang dialami pasien berupa kenceng-kenceng yang sangat kuat dan nyeri punggung yang amat sangat hebat. 3) Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah didapatkan dengan analisa data (Varney, 2004). Kebutuhan yang muncul berupa nyeri punggung



yang sangat hebat adalah :



c.



a)



Informasikan tentang keadaan ibu.



b)



KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi.



c)



Informasi tentang tindakan yang akan dilakukan.



d)



Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi



e)



Persiapan haeting jika terjadi robekan.



Langkah III : Diagnosa Potensial Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi dan mencegah masalah yang spesifikasi (Varney, 2004). Diagnosa potensial : Potensial terjadi ruptur uteri : karena adanya kontraksi yang kuat.



d.



Langkah IV : Antisipasi Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul sehubungan dengan keadaan yang di alaminya (Varney, 2004). Dalam kasus ini antisipasi yang dilakukan adalah : 1) Persiapan heating set jika terjadi laserasi dan robekan jalan lahir. 2) Kolaborasi dengan dokter bila ada komplikasi pada kala 1 dan proses persalinan seperti rupture uteri.



e.



Langkah V : Rencana Tindakan Dibuat berdasarkan diagnosa yang muncul serta membantu pasien mengatasi masalah dan kebutuhan (Varney, 2004). Pada langkah ini akan dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh, tidak hanya meliputi apa yang telah diidentifikasi dari kondisi pasien atau permasalahannya yang berkaitan dengannya tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap pasien, seperti apa yang akan dilakukan lebih lanjut apakah kolaborasi atau tidak. Menurut Safudin (2006), dalam membuat rencana tindakan diusahakan untuk memberikan



kenyamanan pada ibu dan disisi lain bidan dapat melakukan observasi dan pengobatan sebagai berikut : 1) Jelaskan pada ibu tentang kondisi saat ini. 2) Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis. 3) Observasi terus kemajuan persalinan. 4) Segera siapkan ruang bersalin, kebutuhan fisik dan psikologi ibu. 5) Penyuluhan cara mengedan efektif. 6) Penyuluhan mengatasi rasa nyeri. 7) Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi. f.



Langkah VI : Pelaksanaan Pelaksanaan adalah sebuah proses menyelesaikan masalah klinis, membuat suatu keputusan, dan memberi perawatan (Varney, 2006). Pada langkah ini seorang bidan merumuskan rencana tindakan yang sebelumnya telah didiskusikan dengan pasien dan kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. 1) Jelaskan pada ibu tentang kondisi saat ini. 2) Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis. 3) Observasi terus kemajuan persalinan. Segera siapkan ruang bersalin, kebutuhan fisik dan psikologi ibu. 4) Penyuluhan cara mengedan efektif. 5) Penyuluhan mengatasi rasa nyeri. 6) Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.



g.



Langkah VII : Evaluasi Merupakan sebuah perbandingan atau



rencana



asuhan



yang menyeluruh dari perencanaan (Varney, 2004). Didalam evaluasi diharapkan memperoleh hasil (Varney, 2004) : 1) Bayi lahir sehat dan selamat 2) Keadaan umum ibu baik 3) Ibu merasa nyaman



C. Catatan Perkembangan Catatan perkembangan yang dilakukan pada ibu bersalin dengan metode SOAP (Varney, 2004). S : Subjektif Data dari pasien didapat dari anamnesa. O : Objektif Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain. A : Assesment Kesimpulan apa yang dibuat dari data subyektif tersebut, yang meliputi : 1) Diagnosa 2) Antisipasi 3) Perlunya tindakan segera P : Planning Menggambarkan pendokumentasian dari



tindakan (1) dan evaluasi



perencanaan E berdasarkan assesment sebagai langkah V, VI, VII Varney.



D. Landasan hukum Standar profesi merupakan landasan berpijak secara normal dan parameter atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Bidan dalam memberikan pelayanan pada ibu bersalin dengan partus presipitatus harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan pengalaman, sedangkan dalam memberikan pelayanan harus berdasarkan standar profesi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, disebutkan pada Kompetensi ke 4 bahwa Bidan harus memiliki pengetahuan dasar dan berwenang memberikan pertolongan persalinan abnormal yng mencangkup partus presipitatus (Mustika, 2005). Disamping ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat (1), bidan dalam melakukan praktik sesuai dengan kewenangan harus : 1.



Menghormati hak pasien



2.



Merujuk kasus yang tidak bisa ditangani



3.



Menyiapkan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku



4.



Memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan



5.



Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan (Sofyan dkk, 2003).



BAB III METODOLOGI



A. Jenis Studi Kasus Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal di sini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena masalah di suatu daerah. Meskipun di dalam studi kasus ini hanya terbentuk unit tunggal tetapi dianalisis secara mendalam dengan berbagai aspek yang cukup luas serta penggunaan berbagai teknik secara integrative (Notoadmodjo, 2012). Laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskriptifkan dan menginterprestasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung (Notoadmojo, 2010). Laporan studi kasus ini adalah menggambarkan tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan partus presipitatus. B. Lokasi Studi Kasus Lokasi pengambilan kasus adalah tempat dimana pengambilan kasus diambil (Notoadmdjo, 2010). Lokasi studi kasus tentang Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan di RSUD dr. H. Soewondo Kendal C. Subyek Studi Kasus Merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoadmodjo, 2010). Subyek yang dikenai studi kasus ini adalah Ny.S umur 23 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu dengan Partus Presipitatus.



D. Waktu Studi Kasus Waktu pelaksanaan adalah merupakan batas waktu dimana kasus diambil (Notoadmojo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 1 April 2019.



E. Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk pengambilan data (Arikunto, 2006). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan ibu bersalin dengan 7 langkah varney dan data perkembangan dengan metode SOAP.



F. Teknik Pengumpulan Data 1.



Data primer dengan cara : a.



Pemeriksaan fisik 1) Inspeksi



adalah



penggunaan



penglihatan,



pendengaran



untuk



mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik tertentu dari bagian fungsi tubuh (wartonah, 2006). Pada kasus Ny.S umur 23 tahun G1P0A0 dengan Partus Presipitatus, inspeksi dilakukan dari kepala sampai kaki. 2) Palpasi adalah suatu teknis yang menggunakan indra peraba, tangan dan jari-jari adalah suatu intrumen yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan data tentnag temperatur, turgor, bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursalam, 2004). Pada kasus Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 dengan partus presipitatus dilakukan pemeriksaan pergerakan janin , TFU, dan kontraksi uterus. 3) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ untuk mendekteksi perbedaan dari normal (Nursalam, 2004). Auskultasi dilakukan untuk mengetahui denyut jantung pasien. 4) Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri-kanan setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan penghasilan suara (Nursalam, 2004). Pada kasus Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 dengan partus presipitatus dilakukan pemeriksaan reflek patella.



b.



Wawancara Menurut Ridwan (2003), bahwa wawancra adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Hal ini digunakan untuk hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Pada kasus ini wawancara dilakukan pada pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.



c.



Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Notoadmodjo, 2010). Observasi disini adalah keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, Denyut Jantung Janin (DJJ), kontraksi dan PPV (Pengeluaran Pervaginam) keluhan klien pasien.



2.



Data Sekunder Meliputi : a.



Dokumentasi Dokumentasi adalah semua bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun dokumen tidak resmi, dokumen resmi dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, catatan-catatan didalam kartu klinik, sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah tanggung jawab instansi tidak resmi seperti biografi, catatan harian (Notoadmojo, 2010). Pada kasus ini diperoleh 10 data Partus Presipitatus dari rekam medik di RSUD dr. H. Soewondo Kendal.



b.



Studi Kepustakaan Menurut



Notoadmojo



(2010),



studi



kepustakaan



adalah



memperoleh berbagai informasi baik berupa teori-teori, generalisasi maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli dari buku- buku sumber yang ada. Pada kasus ini studi kepustakaan diperoleh dari bukubuku yang membahas tentang persalinan dengan partus presipitatus dari tahun 2004 sampai 2012.



G. Alat-alat Yang Dibutuhkan Dalam melaksanakan studi kasus dengan judul Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan partus presipitatus, penulis menggunakan alat-alat sebagai berikut : 1.



2.



Alat – alat dan bahan dalam pengambilan data : a.



Format asuhan kebidanan dengan partus presipitatus



b.



Alat tulis



Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan observasi : a.



Timbang berat badan



b.



Alat pengukur tinggi badan



c.



Tensimeter



d.



Termometer



e.



Jam tangan



f.



Stetoskop Monocular



g.



Mettlin



h.



Refleks hammer



i.



Partus set, terdiri dari : 2 buah klem kelly atau kocher, gunting tali pusat, pengikat tali pusat, kateter, nelaton, gunting episiotomi, klem ½ kocher atau kelly, 2 buah sarung tangan steril, kanan 1 kiri 1, kain kassa steril, alat suntik sekali pakai 2 ½ ml berisi oxytosin 10 U.



j.



Heacting set yang terdiri dari 1 buah gunting benang, 1 buah pinset anatomis, 1 buah pinset chirrurgis, benang catgut, jarum kulit dan 1 buah nalpuder



k.



Infus set, terdiri dari : selang infus, abocath, plester, gunting, flaboth, kassa betadine dan Ringer Laktat (RL).



3.



Alat dan bahan pendokumentasian a.



Status atau catatan medik pasien



b.



Dokumen yang ada



c.



Alat tulis



BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY.S UMUR 23 TAHUN G1P0A0 HAMIL 40 MINGGU DENGAN PARTUS PRESIPITATUS DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL



A. TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN I. A. IDENTITAS PASIEN



IDENTITAS SUAMI



1.



Nama



: Ny.S



Nama



: Tn. P



2.



Umur



: 23 tahun



Umur



: 27 tahun



3.



Agama



: Islam



Agama



: Islam



4.



Suku Bangsa



: Jawa



Suku Bangsa



: Jawa



5.



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



6.



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Swasta



7.



Alamat : Langenharjo Kendal



B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) : Tanggal : 1 April 2019 Pukul : 11.00 WIB 1.



Alasan utama pada waktu masuk : Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng yang sering dan kuat serta mengeluarkan lendir bercampur darah sejak pukul 10.00 WIB.



2.



Tanda-tanda persalinan a.



Kontraksi sejak tanggal 31 Maret pukul 10.00 WIB frekuensi 4 kali setiap 10 menit, lamanya 45 detik, kekuatan kuat lokasi nyeri pada perut bagian bawah dan mnjalar sampai pinggang.



3.



Riwayat menstruasi, ibu mengatakan : a.



Menarche



: 14 tahun



b.



Siklus



: 30 hari



4.



c.



Lama



: 5-6 hari



d.



Banyaknya



: 3-4 kali sehari ganti pembalut



e.



Teratur/tidak teratur : Teratur



f.



Sifat darah



g.



Dismenorchoe



: Merah encer : Tidak ada



Riwayat Perkawinan, ibu mengatakan : a.



Status perkawinan : sah kawin 1 kali.



b.



Kawin I



: umur 22 tahun, dengan suami umur 26 tahun.



Lamanya : 1 tahun, anak - tahun. 5.



Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Umur



N



Tgl/Thn



Tempat



o



Partus



Partus



1.



sekarang



Anak



Khmln (bulan)



Jenis



Peno



Partus



Long



Nifas



Keadaan Anak



Jenis



BB



PB



(P/L)



(grm)



(cm)



Kead



Laktasi



Sekarang



6. Riwayat hamil ini a. HPHT



: 27- 03 - 2018



b. HPL



:01 - 04 - 2019



c. Keluhan-keluhan pada : 1)



Trimester I



: ibu mengatakan tidak ada keluhan



2)



Trimester II



: ibu mengatakan tidak ada keluhan



3)



Trimester III



: ibu mengatakan sering BAK



d. ANC



:



ibu mengatakan melakukan kunjungan ibu hamil sebanyak 8 kali di bidan secara teratur. Trimester I : 2 kali pada umur kehamilan 2 dan 3bulan Trimester II : 3 kali pada umur kehamilan 4, 5 dan 6 bulan Trimester III : 3 kali pada umur kehamilan 7, 8 dan 9 bulan e. Penyuluhan yang pernah didapat : Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang tablet Fe, gizi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda persalinan.



f.



Imunisasi TT



: Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali.



TT1 : pada saat umur kehamilan 2 bulan. TT2 : pada saat umur kehamilan 3 bulan 7.



Riwayat Keluarga Berencana : Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.



8.



Riwayat penyakit a.



Riwayat penyakit sekarang



:



Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun seperti batuk, pilek dan panas. b.



Riwayat penyakit sistematik : 1)



Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada dada bagian kiri, dan tidak mudah terengah-engah saat beraktivitas.



2)



Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri



pada



pinggang kanan/kiri dan



tidak nyeri saat BAK. 3)



Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.



4)



TBC : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan batuk yang berkepanjangan lebih dari 2 minggu.



5)



Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning dan pada mata, kulit dan ujung kuku tidak tampak kuning.



6)



DM : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit gula dengan gejala sering lapar, haus dan BAK pada malam hari.



7)



Hipertensi : Ibu mengatakan hasil tensinya tidak pernah lebih dari 140/90 mmHg



8)



Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai mengeluarkan air liur yang



berbusa dari mulutnya. 9)



Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang lain seperti HIV/AIDS atau penyakit menular seksual lainnya.



c.



Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti DM, Asma dan Hipertensi serta tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis.



d.



Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.



e.



Riwayat operasi : Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun.



9.



Pola kebiasaan sehari-hari a.



Nutrisi 1)



:



Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3-4 kali sehari, porsi sedang dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk, buah dan minum 7-8 gelas air putih serta 1 gelas susu.



2)



Sekarang



:



Ibu mengatakan makan dan minum terakhir pukul 18.00 WIB dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk, dan 1 gelas air putih. b.



Personal Hygine



:



1)



:



Selama hamil



Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti pakaian 2 kali sehari dan kramas 3 kali dalam seminggu 2)



Sekarang



:



Ibu mengatakan mandi, gosok gigi 1 kali sehari dan ganti pakaian 2 kali sehari. c.



Eliminasi 1)



:



Selama hamil



:



Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas feces dan BAB 3-4 kali sehari warna kuning jernih, bau khas urine. 2)



Sekarang a)



:



BAB terakhir : Ibu mengatakan BAB terakhir pukul 06.00 WIB, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan bau khas feces.



b) BAK terakhir : Ibu mengatakan BAK terakhir pukul 17.00 WIB, warna kuning jernih, dan bau khas urine. d.



Aktifitas 1)



Selama hamil



: ibu mengatakan selama hamil



melakukan pekerjaan rumah 2)



Sekarang



: ibu mengatakan hanya berbaring ditempat



tidur



karena



kenceng-kenceng



yang semakin sering dan kuat. e.



Istirahat / Tidur 1)



Selama hamil



:



Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 7- 8 jam/hari. 2)



Sekarang



:



Ibu mengatakan kurang tidur karena perutnya kenceng- kenceng yang sering dan kuat. f.



Psikologi budaya 1) Perasaan menghadapi persalinan ini : Ibu mengatakan cemas dalam menghadapi persalinan ini karena kenceng-kenceng yang sangat sering dan kuat. 2)



Kehamilan ini direncanakan / tidak : Ibu mengatakan kehamilan ini sangat direncanakan.



3)



Jenis kelamin yang diharapkan :



Ibu mengatakan jenis kelamin yang diharapkan laki-laki 4)



Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan semua keluarganya sangat mendukung terhadap kehamilannya.



5)



Keluarga lain yang tinggal serumah : Ibu mengatakan hanya tinggal serumah dengan suaminya.



6)



Pantangan makanan : Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.



7)



Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan : Ibu mengatakan ada adat istiadat pada kehamilan yang pertama yaitu mitoni atau upacara 7 bulanan.



g.



Penggunaan obat-obatan, jamu / rokok : Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan lain kecuali obat yang diberikan oleh bidan.



h.



Merokok : Ibu mengatakan suami dan keluarganya tidak ada yang merokok.



C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF) 1.



Status generalis a. Keadaan umum : Baik b. Kesadaran



: Composmentis



c. TTV



: TD



: 120/70 mmHg N



: 88x/menit



o



S : 36,5 C R : 24x/menit d. TB



: 157 cm



e. BB sebelum hamil : 53 kg



2.



f. BB sekarang



: 65 kg



g. LLA



: 26 cm



Pemeriksaan Sistematis a. Kepala 1) Rambut



: hitam, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.



2) Muka



: tidak pucat, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum.



3) Mata



:



a) Oedema



: tidak oedema



b) Conjungtiva : merah muda c) Sklera



: putih



4) Hidung



: bersih, tidak ada benjolan



5) Telinga



: simetris, bersih, tidak ada serumen



6) Mulut / gigi / gusi : bersih, tidak caries, gusi tidak mudah berdarah. b. Leher 1) Kelenjar Gondok: tidak ada pembesaran 2) Tumor



: tidak ada benjolan abnormal



3) Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran c. Dada dan Axilla 1) Dada



: simetris



2) Mammae



:



a) Membesar



: membesar normal



b) Tumor



: tidak ada



c) Simetris



: simetris kanan dan kiri



d) Areola



: hiperpigmentasi



e) Putting susu : menonjol f) Kolostrum



: belum keluar



3) Axilla a) Benjolan



: tidak ada benjolan



b) Nyeri



: tidak ada nyeri



d. Ekstremitas 1) Varices



: tidak ada varices



2) Oedema



: tidak oedema



3) Reflek Patella



: positif kanan dan kiri



3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) a.



Abdomen 1)



Inspeksi



a)



Pembesaran Perut



: sesuai dengan tuanya kehamilan



b) Bentuk Perut : Memanjang c)



Linea alba / nigra



: Nigra



d) Strie Albican / Livide : Livide



2)



e)



Kelainan



: Tidak ada



f)



Pergerakan janin



: 2 kali



Palpasi a)



Pergerakan janin pada waktu palpasi : 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik



b) Kontraksi



: 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik.



c)



: TFU : 3 jari dibawah px bagian fundus teraba bulat,



Leopold I



lunak, dan tidak melenting (bokong). d) Leopold II



: bagian kanan



ibu teraba bagian terkecil janin



(ekstermitas), dan bagian kiri teraba tahanan memanjang, keras seperti papan (punggung) e)



Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala).



f)



Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk panggul 3/5 bagian.



g) TFU Mc Donald : 32 cm h) TBJ 3)



: (32-11) x 155 = 3255 gram



Auskultasi DJJ : Punctum maximum : kuadran kiri bawah pusat Frekuensi 136 x/menit. Teratur / tidak



b.



: Teratur



Pemeriksaan Panggul 1)



Kesan panggul



: Normal (Gynekoid)



2)



Distantia Spinarum



: Tidak dilakukan



3)



Distantia Kristarum



: Tidak dilakukan



4)



Conjungtiva Eksterna (Boudeloque) : Tidak dilakukan



5)



Lingkar Panggul



: Tidak dilakukan



:



c.



Anogenital 1)



Vulva Vagina a) Varices



: Tidak ada



b) Luka



: Tidak ada



c) Kemerahan



: Tidak ada



d) Nyeri



: Tidak ada



e) Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah 2)



Perinium a) Bekas luka



: Tidak ada



b) Lain-lain



: Tidak ada



3) Anus a) Haemorhoid



: Tidak ada



b) Lain-lain



: Tidak ada



4) Inspekulo



5)



a) Vagina



: Tidak dilakukan



b) Portio



: Tidak dilakukan



Vaginal Toucher : Tanggal : 1 April 2019



4.



pukul : 11.00 WIB



a) Pembukaan



: 3 cm



b) Porsio



: Lunak



c) Ketuban



: Utuh



d) Presentasi



: Belakang kepala



e) Posisi



: UUK



f) Penurunan



: Hodge II



Pemeriksaan Penunjang a.



Pemeriksaan Laboratorium



: Tidak dilakukan



b.



Pemerikasaan penunjang lain : Tidak dilakukan



II. INTERPRETASI DATA Tanggal : 1 April 2019 Pukul : 11.00 WIB A. Diagnosa Kebidanan Ny. S G1P0A0 umur 23 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal , hidup intra uteri, letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk panggul 3/5 bagian, inpartu kala 1 fase laten. Data Dasar : DS



:



1. Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 23 tahun. 2. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah keguguran. 3. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 25 Juni 2018. 4. Ibu mengatakan hari perkiraan lahir tanggal 31 Maret 2019. 5. Ibu mengatakan merasakan mules dan kenceng-kenceng sejak pukul 05.00 WIB. 6. Ibu mengatakan cemas dalam menghadapi persalinan ini karena kenceng-kenceng yang sangat sering dan kuat. DO : 1.



Keadaan umum



: Baik



2.



Kesadaran



: Composmentis



3.



TTV



: TD : 120/70 mmHg



S : 36,5oC



N : 88x/menit



R : 24x/menit



4.



Leopold I



: TFU : 3 jari dibawah px



bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong). 5.



Leopold II



: bagian kanan ibu teraba bagian terkecil janin (ekstermitas), dan



bagian kiri teraba tahanan memanjang, keras seperti papan (punggung) 6.



Leopold III



: bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala).



7.



Leopold IV



: bagian terbawah janin sudah masuk panggul 3/5 bagian.



8.



TFU Mc Donald : 32 cm



9.



TBJ : (32-11) x 155 = 3255 gram



10. DJJ



:136 x/menit



11. Vaginal Toucher a)



Pembukaan



: 3 cm



b) Porsio



: Lunak



c)



: Utuh



Ketuban



d) Presentasi



: Belakang kepala



e)



Posisi



: UUK



f)



Penurunan



: Hodge II



B. Masalah Ibu mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinannya karena merasakan kenceng-kenceng yang sering dan nyeri yang sangat kuat pada perut samapi daerah punggung. C. Kebutuhan 1. Informasikan tentang keadaan ibu. 2. KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi. 3. Informasi tentang tindakan yang akan dilakukan. 4. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi 5. Persiapan haeting jika terjadi robekan.



III. DIAGNOSA POTENSIAL Potensial terjadi ruptur uteri



IV. TINDAKAN SEGERA 1. Persiapan heating set jika terjadi laserasi dan robekan jalan lahir. 2. Kolaborasi dengan dokter SpOG bila ada komplikasi pada kala 1 dan proses persalinan seperti rupture uteri.



V. RENCANA TINDAKAN Tanggal : 1 April 2019



Pukul : 11.30 WIB



1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini 2. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis 3. Observasi kemajuan persalinan meliputi : keadaan umum, vital sign, DJJ, His, pembukaan dan pengeluaran pervaginam.



4. Segera siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologi ibu. 5. Ajarkan ibu cara mengedan yang efektif. 6. Ajarkan ibu cara mengatasi rasa nyeri. 7. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.



VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN Tanggal 1.



: 1 April 2019 Pukul : 11. 45 WIB



Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa ibu dalam keadaan baik, ibu tampak gelisah dan cemas dalam menghadapi persalinan ini.



2.



Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis berupa: a.



Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati persalinan ini dengan lancar



b.



Memberikan support kepada ibu



c.



Mendampingi ibu dalam persalinan



d.



Menghadirkan keluarga atau suami sebagai pendamping ibu dalam bersalin.



3.



Mengobservasi keadaan umum, vital sign (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi), DJJ dan His setiap 30 menit pada fase aktif dengan partograf.



4.



Mempersiapkan ruang untuk bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologi ibu : a.



Menyiapkan ruang bersalin yang bersih



b.



Menyiapkan alat : 1) Partus set, terdiri dari : 2 buah klem kelly atau kocher, gunting tali pusat, pengikat tali pusat, kateter, gunting episiotomi, klem ½ kocher atau kelly, 2 buah sarung tangan steril, kanan 1 kiri 1, kain kassa steril, alat suntik sekali pakai 2 ½ ml berisi oxytosin 10 U. 2) Heacting set yang terdiri dari 1 buah gunting benang, 1 buah pinset anatomis, 1 buah pinset chirrurgis, benang catgut, jarum kulit dan 1 buah nalpuder.



c.



Menganjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minuman air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi.



d.



Memberi dukungan pada ibu, pada proses persalinan.



5. Mengajarkan ibu cara mengedan yang efektif a.



Menganjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi



b.



Memberitahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran



c.



Meminta ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi



d.



Menjelaskan pada ibu bahwa berbaring miring atau setengah duduk akan lebih mudah untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada.



e.



Meminta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran



f.



Menanyakan pada ibu apakah sudah mengerti dengan penjelasan cara mengedan efektif.



6. Mengajarkan ibu cara mengatasi rasa nyeri Menganjurkan ibu untuk miring kiri dan mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan cara menarik nafas dalam dari hidung dan dihembuskan melalui mulut. 7. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu seperti memberikan makanan dan minuman yang hangat dan manis untuk menambah kalori atau tenaga selama proses persalinan.



VII.



EVALUASI



Tanggal : 1 April 2019 Pukul : 14.30 WIB 1.



Ibu dan keluarga mengerti dengan kondisi ibu saat ini.



2.



Keluarga terus memberikan dukungan psikologi sehingga ibu merasa lebih tenang



3.



Semua hasil temuan dalam persalinan kala I telah didokumentasikan dalam partograf



4.



Persiapan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik, psikologis ibu dan persiapan penolong telah disiapkan.



5.



Ibu sudah mengerti tentang cara mengedan ektif



6.



Ibu sudah cara mengurangi rasa nyeri.



7.



bu sudah makan dan minum, dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk dan minum 1 gelas teh.



DATA PERKEMBANGAN I KALA II Tanggal : 1 April 2019 Pukul : 14.30 WIB S: 1.



Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng lebih sering dan lebih kuat.



2.



Ibu mengatakan seperti ingin meneran dan ingin BAB.



3.



Ibu mengatakan nyeri disekitar punggung



1.



Vagina toucher



O: : pukul : 14.30 WIB



a. Vulva vagina



: membuka



b. Portio



: tidak teraba



c. Pembukaan



: 10 cm



d. Selaput ketuban : pecah, jernih e. Presentasi



: belakang kepala



f. Posisi UUK



: UUK dijam 12



g. Penurunan



: Hodge IV



2.



Ketuban pecah



: pukul : 14.30 WIB



3.



Inspeksi



: Perinium tampak menonjol, anus membuka dan keluar



lendir darah. A : Ny. S G1P0A0 umur 23 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup intra uterine, letak menanjang, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk panggul, penurunan kepala di hodge IV, inpartu kala II. P: 1.



Melihat tanda-tanda persalinan kala II a. Dorongan untuk meneran b. Anus dan vulva membuka c. Perinium menonjol d. Keluar lendir darah yang banyak



2.



Memastikan kelengkapan peralatan dan obat-obatan.



3.



Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, yaitu posisi litotomi dengan menaruh kedua tangan pada kedua lipatan paha, kemudian menarik



kearah dada. 4.



Menganjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi



5.



Membantu melahirkan kepala, bahu, badan sampai kaki bayi dengan langkahlangkah sebagai berikut : a.



Meletakkan kain bersih diatas perut ibu



b.



Meletakkan underpet 1/3 bagian dibawah bokong ibu



c.



Membuka partus set dan perhatikan kelengkapannya



d.



Memakai sarung tangan DTT



e.



Tangan kanan menahan perinium dan tangan kiri menahan bagian belakang kepala bayi (verteks) agar tidak defleksi maksimal, lalu anjurkan ibu untuk meneran.



f.



Setelah kepala bayi lahir, lihat dan raba lilitan tali pusat, ternyata tidak ada lilitan lati pusat.



g.



Menunggu putaran paksi luar



h.



Pegang kepala bayi secara biparetal lalu anjurkan ibu untuk meneran



i.



Melakukan sangga susur : 1) Tangan kanan menahan kepala, leher dan bahu bayi 2) Tangan kiri menelusuri badan



j.



Setelah bayi lahir melakukan penilaian : 1) Bayi menangis kuat 2) Bayi bergerak aktif 3) Warna kulit kemerahan



k.



Mengeringkan tubuh bayi



l.



Menjepit tali pusat dengan menggunakan coker jarak 3 cm, kemudian jepit kembali tali pusat dengan jarak 2 cm dari jepitan pertama.



m. Potong tali pusat diantara jepitan pertama dan kedua kemudian diikat dengan menggunakan benang tali pusat. n.



Melakukan Inisiasi Menyusu Dini dengan menempelkan tubuh bayi pada dada ibu dengan posisi bayi tengkurap seperti katak.



EVALUASI Tanggal : 1 April pukul : 12.10 WIB 1.



Terlihat tanda-tanda persalinan kala II



2.



Peralatan dan obat-obatan sudah lengkap



3.



Ibu sudah meneran dengan posisi litotomi



4.



Ibu sudah meneran saat ada kontraksi



5.



Ibu melahirkan bayinya dengan pada pukul : 12.15 WIB, jenis kelamin perempuan, menangis kuat, gerakan aktif dan warna kulit kemerahan. Bayi sudah dalam keadaan Inisiasi Menyus Dini diatas dada ibu.



DATA PERKEMBANGAN II KALA III Tanggal : 1 April 2019



S



O



: 1.



Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir



2.



Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules



: 1.



Plasenta belum lahir



2.



Adanya semburan darah secara tiba-tiba dan singkat dari jalan lahir



3.



Tali pusat bertambah panjang



4.



Uterus mengecil dan berbentuk bulat



A P



pukul : 12.20 WIB



: Ny. S G1P0A0 umur 23 tahun inpartu kala III : 1.



Memastikan janin tunggal



2.



Melakukan management aktif kala III



3.



Menyuntikan oksitosin di 1/3 bagian paha kanan atas lateral secara IM dengan sudut 90° dosis 10 IU



4.



Melakukan penegangan tali pusat terkendali



5.



Melahirkan plasenta ketika ada tanda-tanda pelepasan plasenta : a. Pindahkan klem 5-10 cm didepan vulva, kemudian letakkan tangan kiri diatas abdomen untuk mendorong uterus kebelakang atas (dorsokranial) dan tangan kanan menegangkan tali pusat kearah bawah. b. Mengeluarkan plasenta : setiap ada kontraksi melakukan penegangan tali pusat dan melakukan dorsokranial hingga plasenta lahir, saat plsenta lepas



dan terlihat 2/3 bagian kedua tangan menangkap plasenta kemudian putar searah jarum jam. c. Malakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta untuk memastikan tidak ada sisa plasenta yang tertinggal. 6. Melakukan massase uterus dan mengajarkan ibu cara massase 7. Mengevaluasi laserasi jalan lahir



EVALUASI Tanggal : 1 April 2019 pukul : 13.15 WIB 1.



Janin tunggal



2.



Telah dilakukan tindakan management aktif kala III



3.



Telah dilakukan penyuntikan oksitosin di 1/3 paha atas lateral secara IM, sudut 90° dengan dosis 10 IU



4.



Telah dilakukan penegangan tali pusat terkendali



5.



Plasenta lahir lengkap pada tanggal 28 Februari 2014 pukul 20.00 WIB.



6.



Ibu sudah bisa melakukan massase



7.



Terdapat laserasi jalan lahir derajat II dan segera dilakukan penjahitan dengan teknik jelujur



DATA PERKEMBANGAN III KALA IV Tanggal : 1 April 2019 pukul : 13.30 WIB S: 1. Ibu mengatakan senang karena bayi dan ari-ari sudah lahir 2. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan 3. Ibu mengatakan lelah dan masih terasa mules O



: 1. Keadaan umum



: baik



2. Kesadaran



: composmentis



3. TTV



: TD



: 110/70 mmHg



N



: 80 x/menit



4. Kontraksi



: baik dan keras



5. TFU



: 2 jari dibawah pusat



S R



: 37°C : 20 x/menit



6. Kandung kemih : kosong



A : Ny. S P1A0 umur 23 tahun post partum kala IV P



:



1. Mengobservasi KU, VS dan kontraksi setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua 2. Mengobservasi perdarahan kala IV 3. Membereskan semua peralatan dan direndam kedalam larutan klorin 0,5 % 4. Membersihkan ibu dengan cara menyibin menggunakan air DTT 5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang telah disediakan 6. Memindahkan ibu di kamar perawatan atau kamar nifas



EVALUASI Tanggal : 1 April 2019 pukul:14.30 WIB 1.



2.



Keadaan umum : baik Kesadaran



: composmentis



TTV



: TD



S : 37°C



N



: 80 x/menit



Kontaksi



: 110/70 mmHg R : 20 x/menit



: baik dan keras



3.



Perdarahan normal



: ± 120 cc



4.



Semua peralatan sudah direndan dalam larutan klori 0,5%



5.



Ibu sudah disibin menggunakan air DTT



6.



Ibu sudah makan dan minum yang telah disediakan



7.



Ibu sudah dipindah di kamar perwatan atau kamar nifas.



B. PEMBAHASAN Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan- kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan dilahan dengan teori yang ada. Pembahasan ini dimaksud agar dapat diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari kesenjangankesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang efektif dan efisien khususnya pada ibu bersalin dengan partus presipitatus. 1.



Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan klien (Nursalam, 2008). Dari pengkajian didapatkan data subjektif didapatkan keluhan utama pada ibu bersalin dengan partus presipitatus adalah pasien mengeluh kenceng-kenceng yang sering dan nyeri yang amat sangat pada perut bagian bawah sampai daerah punggung (Saifudin, 2007). Data subjektif didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis (Nursalam, 2004). Pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital, suhu, respirasi, nadi, tekanan darah (Saifudin, 2006). Pada kasus ibu bersalin dengan partus presipitatus didapatkan data subjektif keluhan utama yaitu ibu datang bersama suaminya mengeluh kenceng-kenceng yang sering dan kuat serta mengeluarkan lendir bercampur darah, ibu merasa cemas dalam menghadapi persalinan ini karena kencengkenceng yang sangat sering dan kuat, sedangkan data objektif didapatkan data keadaan umum baik, ksadaran composmentis, TTV : TD : 120/70 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,5oC, R : 24x/menit, TB : 157 cm, BB sebelum hamil : 53 kg,



BB sekarang : 65 kg, LLA : 26 cm, pada langkah pengkajian ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilahan. 2.



Interpretasi Data Interpretasi data diambil dari hasil pengkajian yang sudah terkumpul yang akhirnya akan muncul data yang meliputi diangnosa kebidanan adalah analisis data yang telah diumpulkan (Sofyan dkk, 2003). Masalah adalah halhal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa dan tetap membutuhkan penanganan (Varney, 2004). Masalah yang muncul pada ibu bersalin dengan partus presipitatus adalah kecemasan menghadapi persalinan terhadap keadaan yang dialami pasien berupa kenceng- kenceng yang sangat kuat dan nyeri punggung yang amat sangat hebat. Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah didapatkan dengan analisa data. Kebutuhan yang diberikan yaitu informasikan tentang keadaan ibu, KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi, informasi tentang tindakan yang akan dilakukan, pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi, persiapan haeting jika terjadi robekan (Varney, 2004). Sedangkan pada kasus didapatkan diagnosa kebidanan Ny. S G1P0A0 umur 23 tahun, hamil 40+ˡ minggu, janin tunggal , hidup intra



uteri, letak



memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, inpartu kala 1 fase laten. Masalah yang muncul adalah Ibu mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinannya karena merasakan kenceng-kenceng yang sering dan nyeri yang sangat kuat pada perut samapi daerah punggung dan kebutuhan yang diberikan adalah KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi dan persiapan heating jika terjadi robekan. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek. 3.



Diagnosa Potensial Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi dan mencegah masalah yang spesifikasi



(Varney, 2004). Diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah potensial terjadi ruptur uteri : karena adanya kontraksi yang kuat. Pada langkah ini diagnosa potensial tidak terjadi karena penanganan yang cepat dari tenaga medis. 4.



Antisipasi Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul sehubungan dengan keadaan yang dialaminya (Varney, 2004). Antisipasi yang dilakukan adalah Persiapan heating set jika terjadi laserasi dan robekan jalan lahir, kolaborasi dengan dokter bila ada komplikasi pada kala 1 dan proses persalinan seperti rupture uteri. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilahan praktek.



5.



Rencana Tindakan Rencana Tindakan dibuat berdasarkan diagnosa yang muncul serta membantu pasien mengatasi masalah dan kebutuhan (Varney, 2004). Menurut Safudin (2006), dalam membuat rencana tindakan diusahakan untuk memberikan kenyamanan pada ibu dan disisi lain bidan dapat melakukan observasi dan pengobatan sebagai berikut : a.



Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini



b.



Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis



c.



Observasi kemajuan persalinan meliputi : keadaan umum, vital sign, DJJ, His, pembukaan dan pengeluaran pervaginam.



d.



Segera siapkan ruang bersalin, kebutuhan fisi dan psikologi ibu.



e.



Ajarkan ibu cara mengedan yang efektif.



f.



Ajarkan ibu cara mengatasi rasa nyeri.



g.



Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.



Pada kasus ibu bersalin dengan partus presipitatus tindakan yang dilakukan yaitu observasi KU dan TTV, pembukaan dan pengeluaran pervaginam ibu tiap 4 jam, observasi DJJ dan His setiap 30 menit. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antar teori dan kasus



yang ada dilahan praktek. 6.



Pelaksanaan Pelaksanaan adalah sebuah proses menyelesaikan masalah klinis, membuat suatu keputusan, dan memberi perawatan (Varney, 2006). Pada langkah ini pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencanatindaka n yang telah dibuat seperti diatas. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilahan praktek.



7.



Evaluasi Evaluasi merupakan sebuah perbandingan atau rencana asuhan yang menyeluruh dari perencanaan (Varney, 2004). Didalam evaluasi diharapkan memperoleh hasil : Bayi lahir sehat dan selamat, keadaan umum ibu baik, ibu merasa nyaman. Pada kasus ibu bersalin dengan partus presipitatus didapatkan hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 110/80 mmHg, S : 36,5 ° C, N : 86 x/menit, R : 24 x/menit, perdarahan ±120 cc, bayi lahir dengan partus presipitatus pada tanggal 28 februari 2014 pukul 19.45 WIB, jenis kelamin perempuan BB: 2900 gram, PB: 47 cm, apgar skore 8-9-10. Pukul 20.00 WIB, plasenta lahir utuh dengan berat 450 gram, panjang tali pusat 47 cm, jumlah kotiledon lengkap, insersi sentralis, perinium ruptur derajat 2 dan dilakukan heating, terapi obat telah diberikan, ibu sudah merasa tenang dan keadaan ibu baik. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan: Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan managemen menurut varney pada ibu bersalin Ny. S dengan partus presipitatus di RSUD dr. H. Soewondo Kendal , maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut : 1.



Pengkajian pada kasus ibu bersalin dengan partus presipitatus didapatkan data subyektif dengan keluhan utama yaitu Ibu mengatakan merasakan kencengkenceng yang sering dan kuat serta mengeluarkan lendir bercampur darah, sedangkan data obyektif didapatkan data keadaan umum : baik, kesadaran: Composmentis, TTV : TD : 120/70 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,5 oC, R : 24x/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, Leopold I : TFU : 3 jari dibawah px, bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong), Leopold II : bagian kanan ibu teraba bagian terkecil janin (ekstermitas), dan bagian kiri teraba tahanan memanjang, keras seperti papan (punggung), Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala), Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk panggul 3/5 bagian. DJJ : 136 x/menit. Hasil pemeriksaan dalam : Pembukaan 3 cm, porsio lunak, selaput ketuban (+), presentasi belakang kepala, penurunan kepala di hodge II, sarung tangan lendir darah (+).



2.



Interpretasi data pada kasus ibu bersalin dengan partus presipitatus diperoleh diagnosa kebidan Ny. S G1P0A0 umur 23 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal , hidup intra uteri, letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk panggul 3/5 bagian, inpartu kala 1 fase laten. Masalah yang muncul adalah Ibu mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinannya karena merasakan kenceng-kenceng yang sering dan nyeri yang sangat kuat pada perut samapi daerah punggung dan kebutuhan yang diberikan adalah KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi dan persiapan heating jika terjadi robekan. Diagnosa potensial pada



kasus ibu bersalin dengan partus presipitatus tidak terjadi karena penangan yang cepat dari tenaga medis. 3.



Antisipasi yang dilakukan adalah Persiapan heating set jika terjadi laserasi dan robekan jalan lahir, kolaborasi dengan dokter SpOG bila ada komplikasi pada kala 1 dan proses persalinan seperti rupture uteri



4.



Rencana tindakan yang dilakukan yaitu Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini, libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis, observasi kemajuan persalinan meliputi : keadaan umum, vital sign, DJJ, His, pembukaan dan pengeluaran pervaginam. Segera siapkan ruang bersalin, kebutuhan fisi dan psikologi ibu, ajarkan ibu cara mengedan yang efektif.



5.



Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat seperti diatas.



6.



Pada kasus ibu bersalin dengan partus presipitatus, didapatkan hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 110/80 mmHg, S : 36,5 °C, N : 86 x/menit, R : 24 x/menit, perdarahan ±120 cc, bayi lahir dengan partus presipitatus pada tanggal



1 April 2019 pukul 12.10 WIB, jenis kelamin



perempuan BB: 2900 gram, PB: 47 cm, apgar skore 8-9-10. Pukul 12.10 WIB, plasenta lahir utuh dengan berat 450 gram, panjang tali pusat 47 cm, jumlah kotiledon lengkap, insersi sentralis, perinium ruptur derajat 2 dan dilakukan heating, terapi obat telah diberikan, ibu sudah merasa tenang dan keadaan ibu baik. 7.



Pada kasus ibu bersalin dengan partus presipitatus penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.



B. Saran: Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menyampaikan saran yang mungkin bermanfaat yaitu : 1.



Bagi Penulis Diharapkan



bagi



penulis



agar



dapat



meningkatkan



pengetahuan



dan



pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan partus presipitatus.



2.



Bagi Profesi Diharapkan bidan lebih mampu melakukan atau tindakan segera dan merencanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan partus presipitatus.



3.



Bagi Instansi Rumah Sakit Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus persalinan patologis, baik dari segi sarana prasarana maupun tenaga kesehatan yang ada di Rumah Bersalin.



4.



Bagi Pasien dan Keluarga Pasien Keluarga diharapkan lebih teliti terhadap kesehatan ibu hamil agar terdeteksi lebih dini bila terjadi kegawatan serta mengerti tentang bahaya yang timbul selama hamil, persalinan dan mampu memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan.



DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, Azrul. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR/POGI. Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC. Doenges, Marilynn E. 2007. Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC. Depkes, RI. 2012. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2015. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI. Estiwidani, D. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : EGC. Farrer, H. Perawatan maternal. Jakarta : EGC. Halloway, L. 2003. Rujukan Cepat Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC Widya Moesfika. Hartanto, H. 2004. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Hidayat, A. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika. Manuaba, I.B.G. 2008.Gawa –Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC. Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC. Mansjoer, A, dkk. 2003. Kapita Salekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : FKUI. Mustika, S. 2005. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nurasinah, Ai. 2012. Asuhan Kebidanan Normal Bagi Bidan. Bandung : Refika Aditama. Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Perawatan Konsep dan Praktik. Jakarta : Salemba Medika. Perry, A. G. 2005. Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC. Retna, E. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press. Rukiyah, Ai.Y, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi). Jakarta : TIM Rukmawati, A. 2012. Asuhan Kebidanan Normal Bagi Bidan. Bandung : Refika Aditama. Sofyan Mustika, dkk. 2003. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI. Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika.



Supriasa, dkk. 2004. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Varney, H. 2007. Varney’s Midwiffery Text Book Third Edition. London : Jan M. Kriebs. Carolyn L. Gegor. Wheeler. 2004. Asuhan Pranatal & Pascapartum. Jakarta : EGC. Winkjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Wulandari, D. 2008. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta : Puspa Swara.