Partus Tak Maju [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



BAB I PENDAHULUAN



Angka kematian di Indonesia masih tinggi bila dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand dan Malaysia. Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu dan bayi, diantaranya status kesehatan ibu, keadaan sosial ekonomi dan budaya. Menurut Saifudin, 90% kematian ibu terjadi disaat persalinan dan penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya perdarahan, partus lama atau partus tak maju. Deteksi dini pada tiap kemajuan persalinandan pencegahan partus lama bermakna dapat menurunkan resiko terjadinya sepsis, perdarahan pasca persalinan, ruptur uteri dengan segala akibatnya. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih menjadi persoalan yang sangat penting untuk dijadikan prioritas masalah. Berdasarkan data dari Survey Kesehatan PropinsiJawa Tengah 2007, diperoleh data bahwa dalam setiap jam terdapat 2 orang ibu meninggal dunia, karena kehamilan, persalinan, dan nifas. Kebijakan Depertemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI mengacu pada intervensi strategi 4 pilar safe motherhood, dimana pada pilar ketiga adalah persalinan yang bersih dan aman. Jenis Persalinan Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan menjadi berikut: Persalinan spontan, adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu tersebut. Persalinan buatan, adalah bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forcep, atau operasi section caesaria. 1



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Persalinan anjuran, adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, atau pemberian rangsangan. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Persalinan ditentukan oleh 5 faktor “P” utama, yaitu : 1. Power  Kekuatan yang mendorong janin keluar yaitu: his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan sempurna selain itu juga tenaga meneran dari ibu. 2. Passage



Keadaan



jalan



lahir



meliputi:



ukuran



panggul,



rentang



SBR



(pembukaan), kapasitas regangan saluran vagina dan introitus vagina, dan keadaan perineum dan dasar panggul 3. Passanger Keadaan janin atau factor janin yang meliputi: sikap janin, letak janin, presentasi janin,bagian terbawah, dan posisi janin. 4. Psikis ibu  Kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan. 5. Penolong  Keterampilan penolong dalam memberikan asuhan sesuai dengan standard yang ada.



2



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Persalinan Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005). Persalinan adalah fungsi seorang wanita, dengan fungsi ini produk konsepsi (janin, air ketuban, placenta dan selaput ketuban) dilepas dan dikeluarkan dari uterus melalui vagina ke dunia luar (Oxorn, 2003). Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR/POGI, 2007) Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001). Persalinan normal adalah pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2002) Klasifikasi Persalinan Menurut cara persalinan dibagi menjadi : 1. Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi. 3



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



2. Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea. Tanda Persalinan 1. Tanda Permulaan Persalinan Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :  Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul



terutama pada primigravida. Pada



multipara tidak begitu terlihat, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.  Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri menurun.  Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.  Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus (false labor pains).  Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show).



2. Tanda in-partu a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. c. Dapat disertai ketuban pecah dini. d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi pembukaan serviks.25



4



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Tahap Persalinan Tahap persalinan meliputi 4 fase/kala : 1.



Kala I Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka sampai terjadi pembukaan



10 cm. Proses membukanya serviks dibagi atas 2 fase : a. Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm. Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam. 2.



Kala II Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong



keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara. 3. Kala III Kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir. 4. Kala IV : Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum.



5



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



PARTUS TAK MAJU Partus tak maju yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam. Partus tak maju (persalinan macet) berarti meskipun kontraksi uterus kuat, janin tidak dapat turun karena faktor mekanis. Kemacetan persalinan biasanya terjadi pada pintu atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada ronga panggul atau pintu bawah panggul. Partus tak maju yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar paksi selama 2 jam terakhir. Epidemiologi Partus Tak Maju Penelitian Gessesssew dan Mesfin di RS Adigrat Zonal tahun 2001 diperoleh 195 kasus partus tak maju, 114 kasus terjadi pada wanita usia 20-34 tahun dengan proporsi 58,4%, 60 kasus terjadi pada wanita usia > 34 tahun dengan proporsi 30,8% dan 21 kasus terjadi pada wanita usia < 20 tahun dengan proporsi 10,8%. Etiologi Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Teori penurunan kadar progesterone Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogenmeninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his. Teori oksitosin internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga terjadi 6



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai. Teori prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan Teori plasenta menjadi tua Dengan bertambahnya usia kehamilan plasenta menjadi tua dan menyebabkan villi coriales mengalami perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron turun. Hal ini menimbulkan kekejangan pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi rahim Teori distensi rahim Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot– otot uterus sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter Teori berkurangnya nutrisi Teori ini ditemukan pertama kali oleh Hippocrates. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan Tanda Partus tak maju Pada kasus persalinan macet/tidak maju akan ditemukan tanda-tanda kelelahan fisik dan mental yang dapat diobservasi dengan : a. Dehidrasi dan Ketoasidosis (ketonuria, nadi cepat, mulut kering) b. Demam c. Nyeri abdomen d. Syok (nadi cepat, anuria, ekteremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah



7



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



rendah) syok dapat disebabkan oleh ruptur uterus atau sepsis.10 Penyebab Partus Tak Maju Penyebab partus tak maju yaitu : a.



Disproporsi sefalopelvik (pelvis sempit atau janin besar) Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan persalinan, tetapi yang



penting ialah hubungan antara kepala janin dengan panggul ibu. Besarnya kepala janin dalam perbandingan luasnya panggul ibu menentukan apakah ada disproporsi sefalopelvik atau tidak. Disproporsi sefalopelvik adalah ketidakmampuan janin untuk melewati panggul. Panggul yang sedikit sempit dapat diatasi dengan kontraksi uterus yang efisien, letak, presentasi, kedudukan janin yang menguntungkan dan kemampuan kepala janin untuk mengadakan molase. Sebaliknya kontraksi uterus yang jelek, kedudukan abnormal, ketidakmampuan kepala untuk mengadakan molase dapat menyebabkan persalinan normal tidak mungkin. Kehamilan pada ibu dengan tinggi badan < 145 cm dapat terjadi disproporsi sefalopelvik, kondisi luas panggul ibu tidak sebanding dengan kepala bayi, sehingga pembukaannya berjalan lambat dan akan menimbulkan komplikasi obstetri. Disproporsi sefalopelvik terjadi jika kepala janin lebih besar dari pelvis, hal ini akan menimbulkan kesulitan atau janin tidak mungkin melewati pelvis dengan selamat. Bisa juga terjadi akibat pelvis sempit dengan ukuran kepala janin normal, atau pelvis normal dengan janin besar atau kombinasi antara bayi besar dan pelvis sempit. Disproporsi sefalopelvik tidak dapat didiagnosis sebelum usia kehamilan 37 minggu karena sebelum usia kehamilan tersebut kepala belum mencapai ukuran lahir normal. Disproporsi sefalopelvik dapat terjadi : 1. Marginal (ini berarti bahwa masalah bisa diatasi selama persalinan, relaksasi sendi-sendi pelvis dan molase kranium kepala janin dapat memungkinkan berlangsungnya kelahiran pervaginam). 8



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



2. Moderat (sekitar setengah dari pasien-pasien pada kelompok lanjutan ini memerlukan kelahiran dengan tindakan operasi). 3. Definit (ini berarti pelvis sempit, bentuk kepala abnormal atau janin mempunyai ukuran besar yang abnormal, misalnya hidrosefalus, operasi diperlukan pada kelahiran ini). b. Presentasi yang abnormal Hal ini bisa terjadi pada dahi, bahu, muka dengan dagu posterior dan kepala yang sulit lahir pada presentasi bokong. b.



Presentasi Dahi Presentasi Dahi adalah keadaan dimana kepala janin ditengah antara fleksi maksimal dan



defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Presentasi dahi terjadi karena ketidakseimbangan kepala dengan panggul, saat persalinan kepala janin tidak dapat turun ke dalam rongga panggul sehingga persalinan menjadi lambat dan sulit. Presentasi dahi tidak dapat dilahirkan dengan kondisi normal kecuali bila bayi kecil atau pelvis luas, persalinan dilakukan dengan tindakan caesarea. IR presentasi dahi 0,2% kelahiran pervaginam, lebih sering pada primigravida.33 c.



Presentasi Bahu Bahu merupakan bagian terbawah janin dan abdomen cenderung melebar dari satu sisi



kesisi yang lain sehingga tidak teraba bagian terbawah anak pada pintu atas panggul menjelang persalinan. Bila pasien berada pada persalinan lanjut setelah ketuban pecah, bahu dapat terjepit kuat di bagian atas pelvis dengan satu tangan atau lengan keluar dari vagina Presentasi bahu terjadi bila poros yang panjang dari janin tegak lurus atau pada sudut akut panjangnya poros ibu, sebagaimana yang terjadi pada letak melintang. Presentasi bahu disebabkan paritas tinggi dengan dinding abdomen dan otot uterus kendur, prematuritas, obstruksi panggul. d.



Presentasi Muka



9



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Pada presentasi muka, kepala mengalami hiperekstensi sehingga oksiput menempel pada punggung janin dan dagu merupakan bagian terendah. Presentasi muka terjadi karena ekstensi pada kepala, bila pelvis sempit atau janin sangat besar. Pada wanita multipara, terjadinya presentasi muka karena abdomen yang menggantung yang menyebabkan punggung janin menggantung ke depan atau ke lateral, seringkali



mengarah kearah oksiput.



Presentasi muka tidak ada faktor penyebab yang dapat dikenal, mungkin terkait dengan paritas tinggi tetapi 34% presentasi muka terjadi pada primigravida. e.



Abnormalitas pada janin Hal ini sering terjadi bila ada kelainan pada janin misalnya : Hidrosefalus, pertumbuhan



janin lebih besar dari 4.000 gram, bahu yang lebar dan kembar siam. f.



Abnormalitas sistem reproduksi Abnormalitas sistem reproduksi misalnya tumor pelvis, stenosis vagina kongenital,



perineum kaku dan tumor vagina.



Kelainan – Kelainan Pada Partus Tak Maju



1. Jenis - Jenis Kelainan His Inersia Uteri Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian-bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelainannya terletak dalam hal kontraksi uterus lebih aman, singkat dan jarang daripada biasa. Keadaan umum penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya, baik bagi ibu maupun janin, kecuali persalinan berlangsung terlalu lama; dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin baik. Keadaan ini dinamakan inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction. Diagnosis inersia uteri paling sulit ditegakkan pada masa laten. Kontraksi uterus yang disertai dengan rasa nyeri, tidak cukup untuk menjadi dasar utama diagnosis bahwa persalinan 10



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



sudah dimulai. Untuk sampai pada kesimpulan ini diperlukan kenyataan bahwa sebagai akibat kontraksi itu terjadi perubahan pada serviks yakni pendataran/pembukaan. Kesalahan yang sering dibuat ialah mengobati seseorang penderita untuk inersia uteri padahal persalinan belum mulai (False Labour).



His Terlampau Kuat His terlampau kuat atau disebut juga hypertonic uterine contraction. Walapun pada golongan coordinated hypertonic uterine contraction bukan merupakan penyebab distosia.. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dinamakan partus presipitatus yang ditandai oleh sifat his yang normal, tonus otot di luar his juga biasa. Kelainannya terletak pada kekuatan his. Bahaya partus presipitatus bagi ibu ialah terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir, khususnya vagina dan perineum. Bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam waktu yang singkat.



Incoordinate Uterine Action Sifat his berubah. Tonus otot uterus meningkat, juga di luar his, dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya koordinasi bagian atas, tengah, dan bawah menyebabkan his tidak efesien dalam mengadakan pembukaan. Disamping itu, tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His jenis ini juga disebut sebagai incoordinate hypertonic uterine contraction. Penderita biasanya seorang primigravida. Kala I menjadi lama, dan dapat diraba jelas di pinggir serviks yang kaku. Kalau keadaan ini dibiarkan, maka tekanan kepala terus-menerus dapat menyebabkan nerosis jaringan serviks dan dapat mengakibatkan lepasnya bagian tengah serviks secara sirkuler. Distosia servikalis sekunder disebabkan oleh kelainan organik pada serviks, misalnya karena jaringan parut atau karena karsinoma. Dengan his kuat serviks bisa robek dan robekan ini dapat menjalar ke bagian bawah uterus.



11



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



2. Kelainan Kala Satu Fase Laten Memanjang Tahap persalinan ini mungkin peka terhadap sedasi dan anestesi regional. Tahap pembukaan/dilatasi (dilatational division), saat pembukaan berlangsung paling cepat, tidak dipengaruhi oleh sedasi atau anestesia regional. Tahap panggul (pelvic division) berawal dari fase deselerasi pembukaan serviks. Mekanisme klasik persalinan yang melibatkan gerakangerakan pokok janin pada persentasi kepala, masuknya janin ke panggul (enggament), fleksi, penurunan, terutama berlangsung selama tahap panggul. Friedman dan Sachtleben mendefinisikan fase laten berkepanjangan apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada nulipara dan 14 jam pada multipara. Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi fase laten antara lain adalah anestesia regional atau sedasi yang berlebihan, keadaan serviks yang buruk (misal tebal, tidak mengalami pendataran, atau tidak membuka), dan persalinan palsu. Friedman mengklaim bahwa istirahat atau stimulasi okstitoksin sama efektif dan amannya dalam memperbaiki fase laten yang berkepanjangan. Istirahat lebih disarankan karena persalinan palsu sering tidak disadari. Dengan sedatif kuat, 85% dari para ibu ini akan memulai persalinan aktif. Sekitar 10% lainnya berhenti berkontraksi, dan karenanya mengalami persalinan palsu. Akhirnya, 5% mengalami rekurensi fase laten abnormal dan memerlukan stimulasi oksitosin amniontomi tidak dianjurkan karenanya mengalami persalinan palsu.2 Fase Aktif Memanjang Kemajuan persalinan pada ibu nulipara memiliki makna khusus karena kurva-kurva memperlihatkan perubahan cepat dalam kecuraman pembukaan serviks antara 3 - 4 cm. Dalam hal ini fase aktif persalinan, dari segi kecepatan pembukaan serviks tertinggi, secara konsistensi berawal saat serviks mengalami pembukaan 3 - 4 cm. Memahami analisis Friedman tentang fase aktif bahwa kecepatan penurunan janin diperhitungkan selain kecepatan pembukaan serviks, dan keduanya berlangsung bersamaan. Penurunan dimulai pada tahap akhir dilatasi aktif, dimulai pada sekitar 7 sampai 8 cm pada nulipara dan paling cepat sekitar 8 cm. Friedman membagi lagi masalah fase aktif menjadi gangguan protraction (berkepanjangan/berlarut-larut) dan arrest (macet, tak maju). Ia mendefinsikan protraksi sebagai kecepatan pembukaan atau penurunan yang lambat, yang untuk 12



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



nulipara adalah kecepatan pembukaan kurang dari 1,2 cm per jam atau penurunan kurang dari 1 cm per jam atau penurunan kurang dari 2 cm per jam. Ia mendefinsikan sebagai berhentinya secara total pembukaan atau penurunan. Kemacetan pembukaan (arrest of dilatation) didefinisikan sebagai tidak adanya perubahan serviks dalam 2 jam, dan kemacetan penurunan (arrest of descent) sebagai tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam. Prognosis persalinan yang berkepanjangan dan macet cukup berbeda. Ia mendapatkan sekitar 30% ibu dengan persalinan berkepanjangan mengalami disporporsi sefalopelvik, sedangkan kelainan ini didiagnosis pada 45% ibu yang mengalami gangguan kemacetan persalinan. Kriteria Diagnostik Kelainan Persalinan Akibat Persalinan Lama atau Persalinan Macet Pola Persalinan



Nulipara



Multipara



Pembukaan



< 1,2 cm/jam



1,5 cm/jam



Penurunan



2 jam



> 2 jam



Tidak ada penurunan



> 1 jam



> 1 jam



Persalinan Lama (protraction disorder)



Persalinan Macet (arrest disorder)



sumber : The American College of Obstetricians and Gynecologists



3. Kelainan Kala II Kala Dua Memanjang Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin. Median durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara, tetapi angka ini juga sangat bervariasi. Pada ibu dengan paritas tinggi yang vagina dan perineumnya sudah melebar, dua atau tiga kali usaha mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan janin. Sebaliknya, pada seorang ibu dengan panggul sempit atau janin besar, atau janin besar, atau juga dengan kelainan gaya ekspulsif akibat anestesia regional atau sedasi yang berat, maka kala II dapat sangat memanjang. Kilpatrick dan Laros melaporkan bahwa ratarata persalinan kala II, sebelum pengeluaran janin spontan, memanjang sekitar 25 menit oleh anestesia regional. Seperti telah disebutkan, tahap panggul atau penurunan janin pada persalinan



13



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



umumnya berlangsung setelah pembukaan lengkap. Selain itu, kala II melibatkan banyak gerakan pokok yang penting agar janin dapat melewati jalan lahir. Kilpatrick dan Laros melaporkan bahwa rata-rata lama persalinan kala I dan kala II adalah sekitar 9 jam pada nulipara tanpa analgesia regional, dan bahwa batas atas persentil 95 adalah 18,5 jam. Waktu yang serupa untuk ibu multipara adalah sekitar 6 jam dengan persentil 95 adalah 13,5 jam. Mereka mendefinisikan awitan persalinan sebagai waktu saat ibu mengalami kontraksi teratur yang nyeri setiap 3 sampai 5 menit menyebabkan pembukaan serviks.



Komplikasi Persalinan yang Terjadi Pada Partus Tak Maju 1. Ketuban pecah dini Apabila pada panggul sempit, pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh janin ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil. Bila kepala tertahan pada pintu atas panggul, seluruh tenaga dari uterus diarahkan ke bagian membran yang menyentuh os internal, akibatnya ketuban pecah dini lebih mudah terjadi. 2. Pembukaan serviks yang abnormal Pembukaan serviks terjadi perlahan-lahan atau tidak sama sekali karena kepala janin tidak dapat turun dan menekan serviks. Pada saat yang sama, dapat terjadi edema serviks sehingga kala satu persalinan menjadi lama. Namun demikian kala satu dapat juga normal atau singkat, jika kemacetan persalinan terjadi hanya pada pintu bawah panggul. Dalam kasus ini hanya kala dua yang menjadi lama. Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami ketoasidosis dan dehidrasi. Seksio caesarea perlu dilakukan jika serviks tidak berdilatasi. Sebaliknya, jika serviks berdilatasi secara memuaskan, maka ini biasanya menunjukan bahwa kemacetan persalinan telah teratasi dan kelahiran pervaginam mungkin bisa dilaksanakan (bila tidak ada kemacetan pada pintu bawah panggul).



14



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



3. Bahaya ruptur uterus Ruptur uterus, terjadinya disrupsi dinding uterus, merupakan salah satu dari kedaruratan obstetrik yang berbahaya dan hasil akhir dari partus tak maju yang tidak dilakukan intervensi. Ruptur uterus menyebabkan angka kematian ibu berkisar 3-15% dan angka kematian bayi berkisar 50%.23 Bila membran amnion pecah dan cairan amnion mengalir keluar, janin akan didorong ke segmen bawah rahim melalui kontraksi. Jika kontraksi berlanjut, segmen bawah rahim akan merengang sehingga menjadi berbahaya menipis dan mudah ruptur. Namun demikian kelelahan uterus dapat terjadi sebelum segmen bawah rahim meregang, yang menyebabkan kontraksi menjadi lemah atau berhenti sehingga ruptur uterus berkurang. Ruptur uterus lebih sering terjadi pada multipara jarang terjadi, pada nulipara terutama jika uterus melemah karena jaringan parut akibat riwayat seksio caesarea. Ruptur uterus menyebabkan hemoragi dan syok, bila tidak dilakukan penanganan dapat berakibat fatal. 4. Fistula Jika kepala janin terhambat cukup lama dalam pelvis maka sebagian kandung kemih, serviks, vagina, rektum terperangkap diantara kepala janin dan tulang-tulang pelvis mendapat tekanan yang berlebihan. Akibat kerusakan sirkulasi, oksigenisasi pada jaringan-jaringan ini menjadi tidak adekuat sehingga terjadi nekrosis, yang dalam beberapa hari diikuti dengan pembentukan fistula. Fistula dapat berubah vesiko-vaginal (diantara kandung kemih dan vagina), vesiko-servikal (diantara kandung kemih dan serviks) atau rekto-vaginal (berada diantara rektum dan vagina). Fistula umumnya terbentuk setelah kala II persalinan yang sangat lama dan biasanya terjadi pada nulipara, terutama di negara-negara yang kehamilan para wanitanya dimulai pada usia dini.



15



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



5. Sepsis puerferalis Sepsis puerferalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapat terjadi setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat gejala-gejala : nyeri pelvis, demam 38,5ºC atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja cairan vagina yang abnormal, berbau busuk dan keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus. Infeksi merupakan bagian serius lain bagi ibu dan janinya pada kasus partus lama dan partu tak maju terutama karena selaput ketuban pecah dini. Pengaruh Partus tak maju Pada Bayi  Perubahan-perubahan tulang-tulang kranium dan kulit kepala Akibat tekanan dari tulang-tulang pelvis, kaput suksedaneum yang besar atau pembengkakan kulit kepala sering kali terbentuk pada bagian kepala yang paling dependen dan molase (tumpang tindih tulang-tulang kranium) pada kranium janin mengakibatkan perubahan pada bentuk kepala.Selain itu dapat terjadi sefalhematoma atau penggumpalan darah di bawah batas tulang kranium, terjadi setelah lahir dan dapat membesar setelah lahir.  Kematian Janin Jika partus tak maju dibiarkan berlangsung lebih dari 24 jam maka dapat mengakibatkan kematian janin yang disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada plasenta dan korda umbilikus. Janin yang mati, belum keluar dari rahim selama 4-5 minggu mengakibatkan pembusukan sehingga dapat mencetuskan terjadinya koagulasi intravaskuler diseminata (KID) keadaan ini dapat mengakibatkan hemoragi, syok dan kematian pada maternal.10



16



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Pencegahan A.



Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap



sehat atau tidak sakit. Untuk menghindari risiko partus tak maju dapat dilakukan dengan : 1) Memberikan informasi bagi ibu dan suaminya tentang tanda bahaya selama kehamilan dan persalinan. 2) Pendidikan kesehatan reproduksi sedini mungkin kepada wanita usia reproduksi pranikah. 3) Meningkatkan program keluarga berencana bagi ibu usia reproduksi yang sudah berkeluarga. 4) Memperbaiki perilaku diet dan peningkatan gizi. 5) Antenatal Care dengan yang teratur untuk mendeteksi dini kelainan pada ibu hamil terutama risiko tinggi. 6) Mengukur tinggi badan dan melakukan pemeriksaan panggul pada primigravida. 7) Mengajurkan untuk melakukan senam hamil. 8) Peningkatan pelayanan medik gawat darurat. 9) Menyediakan sarana transportasi dan komunikasi bagi ibu-ibu yang melahirkan dirumah (Maternity Waiting Home) apabila terjadi komplikasi, sehingga harus di rujuk ke fasilitas yang lebih baik.



B.



Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat



untuk mencegah timbulnya komplikasi, yaitu : 1) Diagnosis dini partus tak maju meliputi Pemeriksaan Abdomen 17



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Tanda-tanda partus tak maju dapat diketahui melalui pemeriksaan abdomen : 1. Kepala janin dapat diraba diatas rongga pelviss karena kepala tidak dapat turun 2. Kontraksi uterus sering dan kuat (tetapi jika seorang ibu mengalami kontraksi yang lama dalam persalinanya maka kontraksi dapat berhenti karena kelelahan uterus) 3. Uterus dapat mengalami kontraksi tetanik dan bermolase (kontraksi uterus bertumpang tindih) ketat disekeliling janin. 4. Cincin Band/Bandles ring ; cincin ini ialah nama yang diberikan pada daerah diantara segmen atas dan segmen bawah uterus yang dapat dilihat dan diraba selama persalinan. Dalam persalinan normal, daerah ini disebut cincin retraksi. Secara normal daerah ini seharusnya tidak terlihat atau teraba pada pemeriksaan abdomen, cincin bandl adalahtanda akhir dari persalinan tidak maju. Bentuk uterus seperti kulit kacang dan palpasi akan memastikan tanda-tanda yang terlihat pada waktu observasi.



Pemeriksaan Vagina Pemeriksaan vagina : edema vulva (terutama jika ibu telah lama mengedan), vagina panas dan mengering karena dehidrasi, pembukaan serviks tidak komplit. Kaput suksedaneum yang besar dapat diraba dan penyebab persalinan macet antara lain kepala sulit bermolase akibat terhambat di pelvis, presentasi bahu dan lengan prolaps. Pencatatan Partograf Persalinan macet dapat juga diketahui jika pencatatan pada partograf menunjukan : 1. Kala I persalinan lama (fase aktif) disertai kemacetan sekunder 2. Kala II yang lama 3. Gawat janin (frekuensi jantung janin < dari 120 permenit, bau busuk dari drainase mekonium sedangkan frekuensi jantung janin normal 120-160 permenit) 18



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



4. Pembukaan serviks yang buruk walaupun kontraksi uterus yang kuat. Melakukan penanganan secepat mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi, partus tak maju berisiko mengalami infeksi sampai ruptur uterus dan biasanyaditangani dengan tindakan bedah, seksio caesarea, ekstraksi cunam atau vacum oleh sebab itu harus dirujuk kerumah sakit. C.



Pencegahan Tersier Pencegahan tersier dilakukan dengan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat



dan kematian, yaitu : 1. Rehidrasikan pasien untuk mempertahankan volume plasma normal dan menangani dehidrasi, ketosis dengan memberikan natrium laktat 1 liter dan dekstrosa 5% 1-2 liter dalam 6 jam. 2. Pemberiaan antibiotik untuk mencegah sepsis puerperalis dan perawatan intensif setelah melahirkan.



19



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



BAB III PENUTUP



Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Persalinan ditentukan oleh 5 faktor “P” utama, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.



Power Passage Passanger Psikis ibu Penolong Partus tak maju yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan serviks dalam 2



jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam. Partus tak maju (persalinan macet) berarti meskipun kontraksi uterus kuat, janin tidak dapat turun karena faktor mekanis. Kemacetan persalinan biasanya terjadi pada pintu atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada ronga panggul atau pintu bawah panggul. Penyebab Partus Tak Maju : 1. Disproporsi sefalopelvik (pelvis sempit atau janin besar) 2. Presentasi Bahu 3. Presentasi Muka 4. Abnormalitas pada janin 5. Abnormalitas sistem reproduksi



20



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



DAFTAR PUSTAKA



1. Neilson, et al.2003. Obstructed Labour. British Medical Bulletin Vol 67 P.191-204 2. Wiknjosastro, Hanifa, Prof., dr., dkk. 2007. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga Cetakan Kesembilan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 3. Anonim.



2010. Partus



Lama



dan



Partus



Terlantar.



Available



from



:http://obstetriginekologi.com/ (Accessed August, 1st 2011) 4. Cunningham, Gary, et al. 2006. Obstetri Williams Edisi 21 Vol.1. Jakarta : EGC 5. Anonim.



2010. Partus



Lama



dan



Partus



Terlantar.



:http://obstetriginekologi.com/ (Accessed August, 1st 2011)



21



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



Available



from



[PARTUS TAK MAJU]



LAMPIRAN LAPORAN KASUS



STATUS ORANG SAKIT  Nama



: Ny. N



 Umur



: 39 Tahun



 Agama



: Islam



 Pekerjaan



: PNS



 Suku



: Mandailing



 Bangsa



: Indonesia



 Pendidikan



: SMA



 Nama Suami : Tn. M  Umur



: 43 Tahun



 Agama



: Islam



 Pekerjaan



: Wiraswasta



 Suku



: Mandailing



 Bangsa



: Indonesia



 Pendidikan



: SMA



 Alamat



: Jln. Germal 7 no.51



 No. RM



: 213784



 Tanggal Masuk: 12 April 2014  Pukul



22



: 02.00 WIB



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



April 18, 2014



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Ny. N, 39 Tahun ,G1P0A0, Mandailing, Islam, SMA, PNS, IRT i/d Tn. , 43 th, Mandailing, Islam, SMA, Wiraswasta, datang ke RS Haji Medan pada tanggal 12 April 2014 pukul 02.00 WIB. KU



: Keluar air dari kemaluan



Telaah : Hal ini dialami OS sejak tanggal 12/04/2014 Pkl. 01.00 WIB, Warna Jernih, bau amis dan tidak bisa di tahan, mules-mules mau melahirkan (+),riwayat keluar lendir darah (-) , BAK (+)N, BAB (+)N RPT /RPO



:-/-



HPHT



: 08-08-2013



TTP



: 15-05-2014



ANC



: SpOg 2x , bidan 5x



Riwayat persalinan



: Hamil ini



Status Present : 



Sens



: Compos mentis



Anemis : -







TD



: 160 / 90 mmHg



Ikterik







HR



: 80 x / i



Syanosis : -







RR



: 20 x / i



Dypsnoe : -







T



: 36,5 oC



Oedem



Status Obstetri : 



Abdomen



: Membesar Asimetris



 TFU



: 3 Jari bpx ( 30 cm )



 Tegang



: Kiri



23



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



:-



:-



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



 Terbawah



: Kepala



 Gerak



: (+)



 His



: 2x20”



 DJJ



: 140 x / i



 EBW



: 2600 – 2800 gram



 Inspekulo



: Tampak cairan teregang di fornik posterior, di bersihkan, kesan



mengalir / merembes (+)  VT



: Cx tertutup



 ST



: Lendir darah (-), air ketuban (+) kesan mengalir, warna jernih,



nitrazin test (+), valsava test (+), darah (-), F/A (+), livide (+)  Lapor supervisior



24



: dr. Haidir, Sp.OG



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



PEMERIKSAAN LABORATORIUM 12 April 2014 jam 02.42 wib Jenis Pemeriksaan



Hasil



Satuan



Nilai Rujukan



Darah Rutin Haemoglobin



10,9



g/dL



12 - 16



Hitung Eritrosit



4.1



10^6/µL



3.9 - 5.6



Hitung Leukosit



12.700



/ µL



4000 - 11000



30.6



%



36 - 47



202.000



/ µL



150,000 - 450,000



MCV



75.6



fL



80 - 96



MCH



26.8



pg



27 - 31



MCHC



35.6



%



30 - 34



Eosinofil



2



%



1-3



Basofil



0



%



0-1



N. Stab



0



%



2-6



N. Seg



74



%



53 - 75



Limfosit



18



%



20 - 45



Monosit



6



%



4-8



Hematokrit Hitung Trombosit Index Eritrosit



Hitung Jenis Leukosit



25



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Follow Up Tangal 17 april 2014 Tanggal



Jam



17/04/14



02.00



Follow Up Status Present S: Mules-mules O: Keadaan umum : Sedang Kesadaran : Compos mentis



Anemis : Ikterik : Syanosis : -



Tekanan darah : 160/90 mmHg Dypsnoe : -



Nadi : 80 x/menit



Oedem : -



Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,5° C Status Obstetrikus Abdomen : Membesar asimetris TFU : 3 jari Bpx (30cm) Teregang : Kiri Terbawah : Kepala Gerak : (+) HIS : 2x20' 10 mnt Dilakukan VT oleh PPDS yang bertugas Ø 1 cm DJJ : 145x/mnt Dx/ PG + KDR (34mg-36mg) + AH + PK + Inpartu 26



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Lapor ke dr.Anwar Sp.OG



04.00



Status Present S: Mules-mules O: Keadaan umum : Sedang Kesadaran : Compos mentis Anemis : -



Tekanan darah : 140/80 mmHg Ikterik : -



Nadi : 86 x/menit Pernafasan : 20 x/menit



Dypsnoe : -



Suhu : 36,8° C



Oedem : -



Status Obstetrikus Abdomen : Membesar asimetris TFU : 3 jari Bpx Teregang : Kiri Terbawah : Kepala Gerak : (+) HIS : 3x30' 10 mnt DJJ : 140x/mnt Dilakukan VT oleh PPDS yang bertugas Ø 4-5 cm



27



Syanosis : -



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Dx/ PG + KDR (34mg-36mg) + AH + PK + Inpartu 06.00



Status Present Anemis : -



S: Mules-mules O: Keadaan umum : Sedang



Syanosis : -



Kesadaran : Compos mentis



Dypsnoe : -



Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 88 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,2° C Status Obstetrikus Abdomen : Membesar asimetris TFU : 3 jari Bpx Teregang : Kiri Terbawah : Kepala Gerak : (+) HIS : 4x40' 10 mnt DJJ : 142x/mnt Dilakukan VT oleh PPDS yang bertugas Ø 4-5 cm DJJ : 145x/mnt



28



Ikterik : -



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



Oedem : -



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Dx/ PG + KDR (34mg-36mg) + AH + PK + Inpartu 08.30



Dilakukan VT oleh PPDS yang bertugas Ø 4-5 cm DJJ : 145x/mnt Dx/ PG + KDR (34mg-36mg) + AH + PK + Inpartu DJJ 165x/Mnt Lapor ke dr.Anwar Sp.OG



09.45



Dr anwar Sp.OG visit Rencana SC Cito a/i Partus Tak Maju



29



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



LAPORAN OPERASI 



Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis, peritoneum dengan chromic catgut no 1-0 secara jelujur tidak terkunci menggunakan polisorb no.I, subkutis dengan jelujur tidak terkunci, menggunakan chromic catgut no 2-0, kulit dg chromic catgut no 1-0 subkutikuler.







pasien tidur terlentang di meja operasi dalam anestesi spinal, dilakukan aseptis dan antisepsis dengan alkohol dan betadine.







Daerah operasi dipersempit dengan duk steril







Insisi linea mediana diperdalam lapis demi lapis sampai dengan peritoneum.







Peritoneum dibuka kemudian tampak uterus gravidarum atterm, plica vesica uterina disayat dan disisihkan.







SBR disayat secara tajam ditembus dan diperbesar secara tumpul. Ketuban -







Mencari kepala bayi diluksir, , lahir bayi Perempuan dengan BB= 3300 gram, PB=48cm, cacat(-), anus (+), tali pusat diklem dan dipotong.







Placenta implantasi di fundus dilahirkan lengkap secara manual dan dilakukan pengecekan sisa placenta.







Luka Segmen Bawah Rahim dijahit jelujur terkunci dengan chromic catgut no 2-0.







Dilakukan reperitonealisasi plica vesica uterina jelujur tidak terkunci dengan chromic catgut no. 2-0 perdarahan dirawat, dilakukan eksplorasi rongga abdomen, tuba dan ovarium dekstra dan sinistra dalam batas normal.



30



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Follow Up Tangal 13 April 2014 (Tabel 4) Tanggal



Jam



18/04/14



06.00



Follow Up Status Present S: Sakit daerah luka operasi O: Keadaan umum : Sedang Kesadaran : Compos mentis



Anemis : -



Tekanan darah : 130/80 mmHg



Ikterik : -



Nadi : 80 x/menit



Syanosis : -



Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,5° C Status Lokalisata



Dypsnoe : Oedem : -



Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) TFU : 2 jari di bawah pusat p/v : (-) lochia rubra: + l/o : tertutup verban ,kesan: kering Asi : (-)/(-) BAK : + Kateter (200cc) , BAB : - , Flatus : + Dx/ Post SC a/i Partus Tak Maju + NH1



19/04/14



06.00



Status Present S: Sakit daerah luka operasi O: Keadaan umum : Sedang Kesadaran : Compos mentis



Anemis : -



Tekanan darah : 160/90 mmHg



Ikterik : -



Nadi : 76 x/menit



Syanosis : -



Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,5° C Status Lokalisata Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) TFU : 1 jari di bawah pusat 31



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



Dypsnoe : Oedem : -



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



p/v : (-) lochia rubra: + l/o : tertutup verban ,kesan: kering



Asi : (+)/(+) BAK : + (kateter 60cc/jam) , BAB : - , Flatus : + Dx/ Post SC a/i Partus Tak Maju + NH2 Th : kaptopril 3x25mg Amlodipin 1x10mg



20/04/14



06.00



Status Present S: kepala pusing O: Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis



Anemis : -



Tekanan darah : 120/80 mmHg



Ikterik : -



Nadi : 80 x/menit



Syanosis : -



Pernafasan : 22 x/menit Suhu : 36,6° C Status Lokalisata Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) TFU : 1 jari di bawah pusat p/v : (-) lochia rubra + l/o : luka tertutup operasi kesan: kering Asi : (+)/(+) BAK : + , BAB : - , Flatus : + Dx/ Post SC a/i Partus Tak Maju + NH3



21/04/2014



06.00



Status Present S: O: Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis



32



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



Dypsnoe : Oedem : -



[PARTUS TAK MAJU]



April 18, 2014



Tekanan darah : 140/70 mmHg Nadi : 96 x/menit



Anemis : -



Pernafasan : 22 x/menit



Ikterik : -



Suhu : 36,5° C



Syanosis : -



Status Lokalisata Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) TFU : 2 jari di bawah pusat



Dypsnoe : Oedem : -



p/v : (-) Asi : (+)/(+) BAK : + , BAB : - , Flatus : + Dx/ Post SC a/i Partus Tak Maju + NH4



20/12/13



06.00



Status Present S: O: Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis



Anemis : -



Tekanan darah : 110/70 mmHg



Ikterik : -



Nadi : 80 x/menit



Syanosis : -



Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,5° C Status Lokalisata Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) TFU : 2 jari di bawah pusat p/v : (-) Asi : (+)/(+) BAK : + BAB : + Flatus : + 33



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



Dypsnoe : Oedem : -



[PARTUS TAK MAJU]



Dx/ Post SC a/i Partus Tak Maju + NH4



Terapi pengobatan yang diberikan selama perawatan IVFD RL 20gtt/i Inj vicilin 1gr/8jam Inj Ketorolac 1 amp/8jam Inj ranitidine 1 amp/8jam



34



Nurrahmi Aisyah 09310354P Universitas Malahayati Bandar Lampung



April 18, 2014