Pathogenesis Abses Periapikal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PATHOGENESIS ABSES PERIAPIKAL Perjalanan infeksi



Faktor yang berperan terhadap terjadinya infeksi adalah: 1. Virulensi dan jumlah bakteri 2. Pertahanan tubuh lokal 3. Pertahanan humoral 4. Pertahanan seluler Ada tiga tahap penyebaran infeksi bersumber gigi, yaitu tahap abses dentoalveolar, tahap yang melibatkan spatium dan tahap lebih lanjut yang merupakan tahap komplikasi. Pada abses dentoalveolar, bakteri dapat masuk melalui foromen apical dengan cara menghancurkan integritas gigi (karies), marginal gingival, trauma operasi, saluran pada dentin yang rusak, invasi ligament periodontal, apeks gigi yang tertular dari gigi sebelahnya dan bakterimia. Penyebaran melalui foramen apikal berawal dari kerusakan gigi atau karies, untuk kemudian berlanjut hingga terjadi proses inflamasi di sekitar periapikal di daerah membran periodontal berupa periododontitis apikalis. Membran periodontal di apikal bereaksi membentuk dinding untuk mengisolasi penyebaran infeksi. Respon jaringan periapikal terhadap infeksi tersebut bisa akut atau kronis. Apabila terjadi akut akan berupa periodontitis apikalis supuratif atau abses dentoaveolar. Pada infeksi sekitar foramen apikalis terjadi nekrosis disertai akumulasi leukosit yang banyak dan sel-sel inflamasi lainnya. Sedangkan pada jaringan sekitar abses akan tampak hiperemis dan edema. Bila masa infeksi bertambah, maka tulang sekitarnya akan tersangkut, dimulai dengan hiperemia pembuluh darah kemudian infiltrasi leukosit dan akhirnya proses supurasi. Penyebaran selanjutnya akan melalui kanal tulang menuju permukaan tulang dan



periosteum. Tahap berikutnya periosteum pecah dan pus akan terkumpul di suatu tempat di antara spatia sehingga membentuk suatu rongga patologis. Pembentukan abses pada umumnya didahului oleh periodontitis apikalis akut, namun dapat juga langsung tanpa didahului oleh periodontitis apikalis.



Stadium 1. Stadium subperiostal dan periostal •



Pembengkakan belum terlihat jelas







Warna mukosa masih normal







Perkusi gigi yang terlibat terasa sakit yang sangat







Palpasi sakit dengan konsistensi keras



2. Stadium serosa •



Abses menembus periosteum  masuk tunika serosa dari tulang dan pembengkakan sudah ada







Mukosa mengalami hiperemi dan merah







Rasa sakit yang mendalam







Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi



3. Stadium serosa •



Abses menembus periosteum  masuk tunika serosa dari tulang dan pembengkakan sudah ada







Mukosa mengalami hiperemi dan merah







Rasa sakit yang mendalam







Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi



4. Stadium subkutan •



Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit







Warna kulit ditepi pembengkakan merah, tapi tengahnya pucat







Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah







Turgor kencang, berkilat dan berfluktuasi tidak nyata



Manifestasi Klinis 1. Anamnesis  Nyeri dan bengkak yang terlokalisasi (dapat terjadi sejak beberapa jam atau beberapa hari sebelumnya) √  Sensitif terhadap suhu panas √  Demam (mengigil)  Gusi berdarah  Rasa pahit di dalam mulut  Nafas berbau busuk  Takikardi  Sukar tidur  Nafsu makan menurun sehingga tubuh menjadi lemas (malaise)



2. Pemeriksaan Fisik a. Gingiva 



Bengkak







Hangat







Eritema/ hiperemi







Fluktuasi massa







Palatum : fistula (+) √



b. Gigi geligi: gigi terlibat  molar bawah ke-3 



Terjadi peningkatan mobilitas







Nyeri pada penekanan atau perkusi √



c. Keterlibatan KGB regional d. Pada infeksi yang lebih parah dapat terjadi: 



trismus







disfagia







dispnea,







necrotizing fascitis







bengkak pada leher atau wajah.



3. Pemeriksaan imaging  tergantung pada keparahan abses a.



Periapical radiography  level pertama investigasi



b.



Panoramic radiography (pantomography)  apical radioluscent



4. Pemeriksaan tambahan  Pemeriksaan leukosit  leukositosis dengan neutrofil predominan.  Kultur darah (aerobik dan anaerobik).  Needle aspiratepewarnaan gram dan kultur.