PBL Abortus Komplit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN ABORTUS KOMPLET



Oleh: Made Dwi Puja Setiawan



0902005014



I Gede Wahyu Adi Raditya



0902005031



I Wayan Eka Satriawibawa



0902005034



DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA RSUP SANGLAH DENPASAR 2014



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya lah laporan PBL (pengalaman belajar lapangan) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. DR. dr. Ketut Suwiyoga, Sp.OG (K), selaku Kepala Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar 2. dr. IGP Mayun Mayura, Sp.OG, selaku koordinator pendidikan sarjana Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar 3. Ibu NKSA sebagai pasien pada pelaksanaan PBL kali ini 4. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.



Denpasar, 26 Februari 2014



Penulis



BAB I



PENDAHULUAN



Menurut WHO, abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibatakibat tertentu, sebelum hasil konsepsi mampu hidup di luar kandungan. 1 Kepustakaan lainnya menyebutkan batasan dari abortus, yaitu sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram.2 Berdasarkan etiologinya, abortus dibagi 2, yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa adanya upaya untuk mengakhiri kehamilan. Jenis abortus ini terjadi pada hampir 10% dari seluruh kehamilan. Peneliti lain menyebutkan angka kejadian abortus spontan berkisar antara 15% sampai 20%.3 Angka kejadian abortus spontan bervariasi pada beberapa penelitian, karena beberapa sumber data tidak bersedia menyebutkan secara jelas tentang gambaran abortus yang terjadi. Di beberapa wilayah, kejadian abortus merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan, sehingga terjadi kecenderungan untuk menyembunyikan data tentang abortus. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 80% abortus spontan terjadi pada trimester pertama kehamilan dan insidensinya menurun sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Risiko abortus spontan semakin meningkat dengan bertambahnya paritas di samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah. Frekuensi abortus yang dikenali secara klinis bertambah dari 12% pada wanita yang berusia kurang dari 20 tahun, menjadi 26% pada wanita yang berumur di atas 40 tahun. Untuk usia paternal yang sama, kenaikannya adalah dari 12% menjadi 20%. Insiden abortus bertambah pada kehamilan yang belum melebihi umur 3 bulan5,6. Mekanisme pasti yang bertanggungjawab atas peristiwa abortus tidak selalu tampak jelas. Pada beberapa bulan pertama kehamilan, ekspulsi hasil konsepsi yang terjadi secara spontan hampir selalu didahului kematian embrio atau janin, namun pada kehamilan beberapa bulan berikutnya, sering janin sebelum ekspuisi masih hidup dalam uterus. Etiologi abortus yang sering dicurigai antara lain: Kelainan hasil konsepsi oleh karena kelainan ovum atau spermatozoa (Blighted ovum, Kelainan kromosom trisomi atau monosomi), Kelainan Bentuk Uterus



(Mioma uterus, Inkompeten serviks), dan Faktor Penyakit-penyakit ibu (Hipertensi, Diabetes mellitus, Infeksi seperti toksoplasma dan sifilis, Kelainan imunologis inkompatibilitas rhesus dan ABO, Gangguan psikologi, Trauma, Malnutrisi). Diagnosis abortus komplit ditegakkan berdasarkan gambaran klinis melalui anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, setelah menyingkirkan kemungkinan diagnosis banding lain, serta dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik mengenai status ginekologis meliputi pemeriksaan abdomen, inspikulo dan vaginal toucher. Pada abortus komplit, seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan. Pemeriksaan USG tidak perlu dilakukan bila pemeriksaan secara klinis sudah memadai. Pemeriksaan tes urin biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus terjadi. Pengelolaan penderita tidak memerlukan tindakan khusus ataupun pengobatan. Biasanya hanya diberikan obat-obatan simptomatis.



BAB II



LAPORAN KASUS



2.1 Identitas Pasien Nama



: NKSA



Alamat



: Br. Dauh Marga, Delodberawah, Mendoyo, Jembrana



Jenis Kelamin



: Perempuan



TTL



: 24 Agustus 1988



Usia



: 25 tahun



No CM



: 13.03.46.99



Pekerjaan



: Pegawai Swasta



Pendidikan



: Tamat SLTA



Agama



: Kristen Protestan



Suku



: Bali



Kebangsaan



: Indonesia



Status



: Menikah



2.2 Anamnesis Keluhan Utama Keluar darah per vaginam Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang sadar mengeluh keluar darah dari melalui vagina sejak pukul 07.00 WITA pada tanggal 15 Februari 2014 (satu hari sebelum MRS). Perdarahan keluar dikatakan hanya berupa bercak-bercak dan tidak terlalu banyak. Pasien tidak mengeluhkan adanya keluhan seperti nyeri perut dan pingsan. Pasien mengatakan sudah telat menstruasi selama dua minggu. BAK/BAB (+) normal. Riwayat trauma disangkal oleh pasien.



Riwayat Obstetri



Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada usia 14 tahun. Pasien mengatakan siklus menstruasi teratur setiap bulannya, namun kadang-kadang bisa terlambat hingga 7 hari. Hari Pertama Haid Terakhir pasien adalah tanggal 31 Desember 2013. Pasien mengatakan ini merupakan kehamilan pertama. Pasien melakukan pemeriksaan kehamilan satu kali di bidan. Pasien tidak pernah melakukan USG sebelum ke Rumah Sakit. Riwayat Perkawinan Pasien sudah menikah satu kali dengan suami saat ini pada bulan Desember 2013. Suami pasien bernama bapak IR berusia 33 tahun. Riwayat Kehamilan Pasien mengatakan belum pernah hamil sebelumnya Riwayat Penyakit Dahulu Pasien menyangkal pernah memiliki keluhan yang sama sebelumnya maupun adanya penyakit sistemik seperti penyakit hipertensi, asma, jantung, diabetes melitus. Pasien mengatakan memiliki alergi terhadap ikan laut Riwayat Sosial dan Keluarga Pasien mengatakan bahwa ibu kandung pasien juga pernah mengalami keguguran sebanyak dua kali. Penyakit sistemik lainnya seperti hipertensi, diabetes melitus, asma, penyakit juga disangkal. Pasien bekerja sebagai penjahit. Pasien mengatakan selalu bekerja setiap hari dan tidak terdapat tekanan dalam bekerja. Pasien tidak merokok dan mengkonsumsi minum beralkohol. 2.3 Pemeriksaan Fisik Status Present Keadaan umum : baik



Kesadaran



: E4V5M6(CM)



Tekanan Darah : 110/70 mmHg



Nadi



: 88 x/menit



Respirasi



Suhu tubuh



: 36,6 °C



: 22 x/menit



Tinggi badan



: 153 cm



Berat badan



: 52 kg



2. Status General Kepala



: Mata : anemia -/-, ikterus -/-, isokor



Jantung



: S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)



Pulmo



: Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-



Abdomen



: ~ status ginekologi



Ekstremitas



: edema tidak ada pada keempat ekstremitas, akral hangat



3. Status Ginekologi Abdomen



: Fundus uteri tidak teraba, nyeri tekan tidak ada, tanda cairan bebas tidak ada, massa tidak ada



VT



: Flx (+), fl (-), pØ (-), porsio mencucu, livide (+), jaringan (-), nyeri goyang, corpus uteri antefleksi, cavum douglasi dalam batas normal.



2.4 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : PP tes (+) USG : Blast kosong, uterus antefleksi uk 6,5x4,4x4,0 cm, EL: 1,2 cm, tidak tampak kantong kehamilan intra/ekstra, tidak tampak cairan bebas, tidak nampak massa di adnexa. 2.5 Diagnosis Abortus Komplet 2.6 Penatalaksanaan Medikamentosa Sulfas Ferosus 2x300 mg Mx : kontrol jika ada keluhan KIE pasien dan keluarga



BAB III PEMBAHASAN



3.1 Daftar Permasalahan Pasien sudah tidak mengeluhkan adanya keluar perdarahan lagi per vaginam. Pasien mengatakan pada tanggal 17 Februari 2014 perdarahan berupa bercakbercak sudah tidak ada lagi. Pasien juga tidak mengeluhkan nyeri. Pasien sudah mampu beraktivitas seperti biasa dan kembali bekerja sebagai penjahit. Saat ini pasien masih memikirkan terhadap penyakitnya ini dan masih menanyakan keadaannya saat ini. Pasien juga khawatir apabila pasien ingin hamil lagi kemudian hari akan terjadi hal seperti ini lagi. 3.2 Analisis Kebutuhan Pasien 3.2.1 Kebutuhan Fisik Biomedis Kecukupan Gizi Keadaan gizi pasien dikatakan cukup. Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien biasa makan 3 kali sehari dengan menu berupa nasi, daging, sayur dan kadang-kadang buah. Sejak dikatakan hamil pasien tidak ada mengubah pola makannya serta makan seperti biasa. Akses Pelayanan Kesehatan Akses kesehatan pasien terbilang mudah. Jarak rumah pasien dengan Puskesmas adalah kurang lebih 600 meter dan dengan praktek bidan swasta sekitar 800 meter. Pasien mengatakan pernah melakukan pemeriksaan kehamilan ketika berusia 1 bulan pada bidan swasta dan belum pernah melakukan USG. Lingkungan Rumah : Pasien tinggal di sebuah rumah kos dengan luas kamar sekitar 4 m x 4 m. Bangunannya terlihat terawat baik, beratapkan genteng, tembok bata yang sudah diplester dan dicat dengan warna putih, plafon terbuat dari triplek dan lantai terbuat dari keramik. Kamar pasien terdiri dari atas satu tempat tidur, satu televisi,



kamar mandi dalam beserta dapur, lemari kain, meja rias dan terdapat mesin jahit yang dipakai pasien bekerja di depan kamar. Penerangan kamar dibilang cukup baik dan cahaya matahari dapat masuk saat pagi dan siang hari. Ventilasi kamar cukup memadai. Kamar mandi pasien dikatakan cukup baik dengan menggunakan toilet jongkok. Saluran air menggunakan air dari PAM. Kebutuhan Emosi / Kasih Sayang Pasien tinggal jauh dari keluarga kandungnya di Negara. Pasien tinggal bersama dengan suami nya. Meskipun demikian, pasien mengatakan pasien sering pulang ke Negara setiap satu bulan sekali. Pasien tetap menjaga komunikasi dan memberikan dukungan dengan keluarganya. Dari sini, dapat dilihat bahwa pemenuhan kebutuhan kasih sayang pasien sudah cukup terpenuhi. Saat ini pasien memang sangat memerlukan dukungan emosional dari orang terdekatnya. 3.2.2 Analisis Biopsikososial Lingkungan Biologis Penyebab : pasien seorang wanita usia 25 tahun dan belum memiliki anak. Pasien baru menikah selama satu bulan. Menurut pengakuan pasien, pasien belum siap untuk memiliki anak, dan memang sebenarnya pasien dan suami berencana menunda kehamilan. Secara biologis tidak tampak terdapat hal-hal yang menjadi faktor resiko terjadinya abortus Gizi Gizi pasien tergolong cukup. Pasien dapat makan tiga kali sehari. Namun, pemenuhan protein pasien tergolong belum cukup terlihat dari menu makanan pasien yang cenderung jarang makan daging, ikan ataupun susu Akses Pelayanan Kesehatan Rumah pasien dengan pusat pelayanan kesehatan tergolong dekat. Jarak rumah pasien ke Puskesmas terdekat kira-kira hanya setengah kilometer. Hal ini membuat pasien lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan rutin kehamilan



2.9.2 Faktor Psikososial Pasien merupakan seorang penjahit borongan garmen yang sehari-hari bekerja di rumah dari pagi hingga sore hari. Suami pasien bekerja di pabrik percetakan digital dari pagi hari hingga sore. Pasien tinggal di kos-kosan berukuran 4 meter x 4 meter. Pasien berobat menggunakan sistem pembayaran umum karena tidak memiliki jamninan kesehatan (JKBM dan JKN). Berkat nasehat dan dukungan dari suami dan keluarga, pasien tidak terbebani dalam menjalani proses pengobatan. pasien juga tidak merasa pesimis maupun rendah diri terhadap kondisinya, serta sudah dapat beraktifitas seperti biasa. Pasien memang masih sedikit merasa sedih, tapi komunikasi yang baik dengan suami dan ibu kandung pasien cukup membantu pasien untuk menenagkan diri. 2.10 Saran 



Melakukan komunikasi dna memberikan informasi serta edukasi yang tepat kepada pasien dan keluarga tentang abortus, agar pasien dan







keluarganya mengerti tentang keadaan pasien saat ini Teratur untuk kontrol ke pusat pelayanan kesehatan terdekat apabila







berencana hamil, agar mendapatkan hasil yang maksimal Memberikan penjelasan bahwa pasien disarankan untuk tidak hamil dulu







selama kurang lebih 6 bulan Memberikan penjelasan keluarga (suami pasien) bahwa saat ini pasien







membutuhkan motivasi dan dukungan secara emosional dan moral Memberikan informasi kepada pasien agar tidak berkecil hati terhadap keadaannya saat ini, sebab kemungkinan besar pasien bisa hamil normal kembali



DAFTAR PUSTAKA 5. Abortion. In: Leveno KJ, et all. Williams Manual of Obstetrics. USA: McGraw-Hill Companies, 2003 : p. 45 – 55



6. Stovall TG. Early Pregnancy Loss and Ectopic Pregnancy. In : Berek JS, et all. Novak's Gynaecology. 13th ed. Philadelphia; 2002 : p. 507 - 9.