PDGK4502 Pengemb. Kur. & Pembel. Di SD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1



Nama Mahasiswa



: Yulanda Retnaningtyas Puji Rahayu



Nomor Induk Mahasiswa/ NIM



: 836772518



Kode/Nama Mata Kuliah



: PDGK4502/Pengemb. Kur. & Pembel. di SD



Kode/Nama UPBJJ



: 44 - Surakarta



Masa Ujian



: 2021/22.1 (2021.2)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA



1. Berdasarkan pada bagan dimensi kurikulum yang terdapat pada skema pengembangan kurikulum : a. Pengertian kurikulum sebagai suatu ide Kurikulum sebagai ide, adalah cita-cita, keinginan, harapan atau tujuan yang difikirkan mengenai apa yang terbaik untuk dicapai dalam suatu kegiatan pendidikan, pada dasarnya kurikulum sebagai ide ada pada setiap orang. Seorang siswa memiliki satu ide kurikulum apabila ia berbicara tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan suatu kegiatan pendidikan dan bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Tentu saja apa yang difikirkannya itu sesuai dengan tingkat pengetahuan dari wawasan yang dimilikinya. Untuk tingkat siswa, keinginan atau harapan itu lebih berdasarkan kepentingan lingkungan yang sangat individual. b. Pengertian kurikulum suatu rencana tertulis Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis tentnag pembelajaran (dokumen pendidikan). kurikulum sebagai suatu rencana tertulis memiliku format tertentu. Di Indonesia kita mengenal format matriks yang digunakan kurikulum 1975, kurikulum 1986, kurikulum 1994, dan seterusnya. c. Pengertian kurikulum sebagai suatu kegiatan Pengertian kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses) adalah dimensi kurikulum yang langsung berhadapan dengan realita lapangan. Disinilah dimensi ide diuji. Apakah ide nasional kurikulum dikenal dan diakui para pelaksana di lapangan ataukah tidak. Kalau dikenal apakah ide tersebut diterima dan dikembangkan oleh para pelakasana. Persoalan ini adalah persoalan kurikulum yang paling kritis dalam keseluruhan proses pengembangan kurikulum. Oleh karena itu (Waring 1979) mengingatkan bahwa apabila apa yang terjadi di lapangan berbeda secara prinsipal dengan ide semula maka kurikulum yang diimplementasiaknnya bukan kurikulum semula. d. Pengertian kurikulum sebagai suatu hasil Dimensi kurikulum sebagai kegiatan (implementasi) terdiri atas dua aspek utama. Pertama adalah aspek perencanaan guru. Disini guru mengembangkan kurikulum sebagai rencana dan kegiatan tertulis yang dalam konteks pendidikan Indonesia dikenal dengan nama satuan pelajaran (Satpel) atau sekarang disebut RPP. Pada dasarnya, satpel ini adalah penafsiran tertulis guru mengenai mengenai apa yang ada pada dokumen tertulis kurikulum nasional. Dengan demikian saypel dapat diartikan sebagai kurikulum tertulis guru. Dimensi kurikulum sebagai suatu kegiatan inilah yang menentukan apa yang diperoleh siswa. Jadi, hasil belajar siswa ditentukan oleh kurikulum yang dialaminya dan bukan oleh kurikulum dalam bentu sebagai suatu rencana tertulis. Artinya, apa yang sesungguhnya dialami siswa tidak dapat dikenakan pada kurikulum sebagaimana yang ditetapkan oleh menteri Pendidikan Nasional. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Berdasarkan ilustrasi tersebut, uraikan secara lengkap beberapa peranan kurikulum yang perlu diimplementasikan dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah agar supaya berjalan secara



seimbang dan harmonis! Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan dan memiliki tolak ukur terhadap pencapaian pendidikan. Sehingga penting bagi kita untuk memperhatikan peranan kurikulum. Peranan kurikulum terdiri dari peranan konservatif, peranan kreatif, serta peranan kritis dan evaluatif. Peranan Konservatif, dimana kurikulum diperuntukann sebagai sarana untuk menerapkan nilai-nilai warisan budaya yang masih relevan dengan generasi saat ini, khususnya para siswa sebagai generasi muda Indonesia. Di era yang semakin pesat terhadap kemajuan teknologi ini,  para  generasi muda perlu dibiasakan untuk tetap melestarikan budaya Indonesia. Ada beberapa pandangan generasi muda bahwa budaya Indonesia itu kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, dengan adanya kurikulum, dapat memasukan aspek-aspek budaya yang relevan dengan zaman sekarang, sehingga generasi muda dapat melestarikan budaya Indonesia tanpa terhalang dengan perkembangan zaman. Peranan kreatif. Pada era global ini dunia telah memasuki Revolusi Industri 4.0, dimana masyarakat dituntut kreatif menciptakan suatu inovasi, yang tidak hanya bertahan pada saat ini, tapi juga dapat bertahan pada masa depan. Dalam hal ini, kurikulum memiliki peranan yang penting untuk  menggali potensi siswa dalam memperoleh kreatifitas. Dengan adanya kurikulum, generasi muda dapat menjadi masyarakat yang berkompeten untuk menghadapi perkembangan zaman yang terus meningkat. Peranan kritis dan evaluatif. Adanya perubahan zaman mengharuskan kita, untuk cepat tanggap dalam mengelola suatu hal. Sesuatu yang terbaik akan bertahan, sedangkan sesuatu yang biasa-biasa saja akan tergeser. Itulah mengapa, di dalam kurikulum terancang segala upaya untuk membentuk karakter siswa yang kritis dan evaluatif. Dengan demikian, siswa dapat siap terjun ke dunia masyarakat dan mampu bersaing dengan baik. b. Jelakan upaya yang perlu dilakukan oleh Pak Ahmad dalam menyeleraskan beberapa peranan kurikulum sehingga tidak akan terjadi ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum disekolah menjadi tidak optimal! Upaya yang dilakukan oleh Pak Ahmad adalah membentuk karakater individu yang berpengaruh pada perubahan dunia. Dari rancangan-rancangan yang sudah tersusun dalam kurikulum, sekolah dapat mengimplementasikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mencapai peranan  tersebut perlu ada pendekatan, sehingga pembelajaran dapat dengan baik memaksimalkan peranan kurikulum. 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Berdasarkan uraian di atas, jelaskan secara lengkap beberapa landasan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pengembang kurikulum dalam pada waktu mengembangkan suatu kurikulum! Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangkan kurikulum tidak hanya diperlukan oleh para penyusun kurikulum ditingkat pusat (makro), akan tetapi terutama harus difahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pengembang kurikulum ditingkat



operasional (satuan pendidikan), yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan (supervisor) dewan sekolah atau komite pendidikan dan para guru serta pihakpihak lain yang terkait (stacke holder). landasan tersebut diorganisasikan kedalam tiga bagian sebagai berikut: 1.



Landasan Filosofis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan mengidentifikasi landasan filsafat dan ilmplikasinya dalam mengembangkan kurikulum.



2.



Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan mengidentifikasi landasan psikologis dan ilmplikasinya dalam mengembangkan kurikulum.



3.



Landasan Sosiologis dan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pengembangan kurikulum. yaitu akan membahas dan mengidentifikasi landasan sosiologis, ilmu pengetahuan dan teknologi serta ilmplikasinya dalam mengembangkan kurikulum.



b. Ditinjau dari landasan psikologis berkaitan kurikulum dan teori perkembangan peserta didik, jelaskan implikasi pandangan tersebut terhadap pengembangan kurikulum di sekolah! Penerapan landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dengan hakikat peserta didik, baik penyesuaian dari segi materi atau bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya pendidikan lainnya. Karakteristik perilaku setiap individu pada berbagai tingkatan perkembangan merupakan kajian dari psikologi perkembangan, dan oleh karena itu dalam pengembangan kurikulum yang senantiasa berhubungan dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak harus dijadikan dasar dalam upaya pengembangannya. Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru atau pendidik selalu mencari upaya untuk dapat membelajarkan anak. Cara belajar dan mengajar yang bagaimana agar dapat memberikan hasil yang optimal, tentu saja memerlukan pemikiran mendalam, yaitu dilihat dari kajian psikologi belajar. 4.



Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Berdasarkan fenomena tersebut, tentukanlah prinsip khusus pengembangan komponen kurikulum yang berkenaan dengan tujuan pendidikan! Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponenkomponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada: 1. Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen – dokumen  lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan 2. Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka



3. Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpunmelalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa 4. Survei tentang manpower. 5. Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama. 6. Penelitian.



b. Sebutkan beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yang dapat dipilih dan diterapkan dalam pengembangan kurikulum sekolah dasar! 1. Prinsip Relevansi Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling dasar dalam sebuah kurikulum. Prinsip ini juga bisa dikatakan sebagai rohnya sebuah kurikulum. Artinya apabila prinsip ini tidak terpenuhi dalam sebuah kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak ada lagi artinya; kurikulum menjadi tidak bermakna. Prinsip relevansi mengandung arti bahwa sebuah kurikulum harus relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sehingga para siswa mempelajari iptek yang benar – benar terbaru yang memungkinkan mereka memiliki wawasan dan pemikiran yang sejalan dengan perkembangan jaman. Relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, artinya suatu kurikulum harus sesuai dengan potensi intelektual, mental, emosional dan fisik para siswa. Apabila prinsip tidak terlaksana dalam kurikulum yang nyata maka potensi yang dimiliki anak tersebut tidak berkembang sebagai potensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas dan kehidupannya. Relevan dengan kebutuhan karakteristik masyarakat artinya kurikulum harus membekali para siswa dengan sejumlah keterampilan pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Apabila tidak terlaksana maka siswa tidak dapat beradaptasi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. 2. Prinsip fleksibilitas Prinsip fleksibilitas terkait dengan keluwesan dalam tahap implementasi kurikulum. Penerapan prinsip fleksibilitas dalam kurikulum adalah bahwa suatu kurikulum harus dirancang secara fleksibel atau luwes sehingga pada saat diimplementasikan memungkinkan untuk dilakukan perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada yang tidak terprediksi saat kurikulum itu dirangcang. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat sebuah kurikulum dirancang, pembelajaran akan dilaksanakan dengan menggunakan media LCD projector atau OHP/OHT namun pada saat hari H terjadi pemadaman listrik di lokasi. Bagi kurikulum yang memenuhi prinsip fleksibilitas kondisi ini tidak menghambat keberlangsungan pembelajaran. Dengan sedikit melakukan perubahan pada aspek media yang digunakan pembelajaran tetap berlangsung namun tetap mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Jika prinsip fleksibilitas ini tidak digunakan dimungkunkan tujuan pembelajaran yang direncanakan tidak terlaksana.



3. Prinsip kontinuitas Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus – putus. Artinya bagian – bagian, aspek – aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas – lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat perkembangan siswa. Oleh karena itu, pengalaman – pengalaman yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan yang lain juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. 4. Prinsip efisiensi Kurikulum mudah dilaksanakan menggunakan alat – alat sederhana dan memerlukan biaya yang murah. Kurikulum yang terlalu menuntut keahlian – keahlian dan peralatan yang sangat khusus serta biaya yang mahal merupakan kurikulum yang tidak praktis dan sukat dilaksanakan. Dana yang terbatas harus digunakan sedemikian rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar di sekolah juga terbatas harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan mata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan. Tenaga di sekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya didayagunakan secara efisien untuk melaksanakan proses pembelajaran. 5. Prinsip efektifitas Walaupun prinsip kurikulum itu mudah, sederhana, dan murah, keberhasilannya harus diperhatikan secara kuantitas dan kualitas karena pengembangan kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Misal, keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan dan sumber keterbacaan, harus digunakan secara tepat guna oleh siswa dalam rangka pembelajaran, yang kesemuanya demi untuk meningkatkan efektivitas atau keberhasilan siswa.