4 0 154 KB
PEDOMAN INTERNAL PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
PUSKESMAS GANTRUNG 1
KATA PENGANTAR Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah
memberikan rahmatNya, sehingga penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program
Kesehatan
Kebonsari
Kab.
Tradisional
Madiun
tahun
UPT 2019
Puskesmas dapat
Gantrung
diselesaikan
Kec. sesuai
kebutuhan yang telah direncanakan. Upaya penyembuhan yang dikenal masyarakat saat ini sangat beragam jenisnya, antara lain : pengobatan konvensional atau dikenal masyarakat sebagai pengobatan modern yang dilakukan oleh tenaga medis, kemudian pengobatan non konvensional yang disebut sebagai pengobatan komplementer-alternatif, dimana banyak sekali praktisi medis maupun non medis yang melakukan metoda, alat maupun obatobatan diluar kaidah-kaidah pengobatan yang telah diberlakukan dalam praktek kedokteran pada umumnya, dan juga yang bayak di minati adalahI pengobatan tradisional yang merupakan upaya penyembuhan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun. Pembinaan Pengobat Tradisional Adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang). Buku pedoman Puskesmas ini, diharapkan dapat menjadi acuan
bagi
Puskesmas
dalam
penyelenggaraan
pelayanan
dan
kegiatannya. . KEPALA UPT PUSKESMAS GANTRUNG
Drg. DYAH ARIANA DARMAYANI Mkes Nip.19781021 201001 1 2 008
2
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat tradisonal adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari (gelenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengaoabatan berdasarkan pengalaman (UU Kes No.23/1992).
Upaya
kesehatan
tradisonal
:
adalah
cara
menanggulangi masalah (gangguan) kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisonal yang diselenggarakan secara komperhensif, mencakup upaya promotif (peningkatan
kesehatan),
upaya
preventif
(pencegahan),
kuratif
(pengobatan) penyakit dan upaya rehabilitatif (pemulihan). Pengobatan Tradisional : adalah salah satu upaya pengobatan dan atau perwatan cara lain diluar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan, mencakup cara (methode) obat dan pengobatannya, yang mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang diperoleh secara turun menurun, berguru, magang atau pendidikan/pelatihan baik yang asli maupun yang berasal dari luar negeri dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Pengobat Tradisonal (Batra) adalah seseorang yang diakui dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan
secara
tradisonal
(Kepmenkes
Nomor
1076/SK/Menkes/VII/2003). Ada 2 (KEPMENKES No. 36 tahun 2009) macam pengobat tradisonal ditinjau dari cara pengobatannya yaitu Pengobatan dengan Ketrampilan dan Pengobatan dengan ramuan Untuk mengantisipasi perkembangan pengobat tradisonal di masyarakat maka pemerintah harus intensif melaukan pendataan, pengawasan dan pembinaan. Kendala dalam melakukan pengawasan dan pembinaan : 4
1. Belum cukupnya peraturan yang mendudukung. 2. Masih kurang/belum meratanya pemahaman para petugas kesehatan tentang seluk beluk kestrad 3. Belum terwujudnya pembakuan methode pengobat tradisional secara jelas dan tegas. 4. Belum dilakukan secara intensif pembinaan peningkatan mutu pelayanan. 5. Belum adanya standarisasi pendidikan dan pelatihan pengobat tradisional. 6. Belum termonitornya secara seksama (jumlah dan fungsi wadah/organisasi. 7. Belum adanya koordinasi LS dan LP dalam hal pembinaan dan pengembangan khususnya penelitian dan pengembangan B. Tujuan Pedoman 1. Tujuan Umum Meningkatnya
pendayagunaan
pengobatan
tradisional
baik
secara tersendiri atau terpadu pada sistim pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dengan upaya pengobatan tradsional b. Meningkatnya
mutu
pelayanan
pengobat
tradisional,
sehingga masyarakat terhindar dari dampak negatif. c. Terbinanya berbagai tenaga pengobat tradisional dalam pelayanan kesehatan. d. Terintegrasinya
upaya
pengobatan
tradisional
dalam
program pelayanan kesehatan mulai dari tingkat rumah tangga, puskesmas sampai dengan rujukan. C. Sasaran Pedoman 1. Pengobat Tradisional. 5
2. Petugas Kesehatan. D. Ruang Lingkup Pedoman Ruang
lingkup
pedoman
ini
adalah
perencanaan
kegiatan,
pelaksanaan kegiatan dan monitoring evaluasi dan pelaporan. E. Batasan Operasional Batasan Operasional kegiatan Batra di Puskesmas Gantrung adalah: 1. Membina upaya pengobatan tradisional 2. Memberikan perlindungan kepada masyarakat 3. Menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya
6
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kualifikasi sumberdaya manusia Koodinator Program Kesehatan Tradisional adalah sebagai berikut : 1. Berlatar belakang pendidikan paling sedikit tenaga medis atau sarjana kesehatan lainnya. 2. Pangkat serendah-rendahnya golongan II/a 3. Pernah mengikuti penataran, pendidikan dan pelatihan fungsional sesuai program dan bersertifikat bila ada B. Distribusi Ketenagaan Ketenagaan Pelaksana Program Yankestrad di Gantrung adalah: 1. Koordinator Program Membuat
perencanaan
melakukan
monitoring
dan
evaluasi
program. 2. Petugas Pustu Melakukan pengawasan pembinaan dan pelaporan kegiatan Batra yang ada di desa binaannya. 3. Petugas Polindes Melakukan pengawasan pembinaan dan pelaporan kegiatan Batra yang ada di desa binaannya. C. Jadwal Kegiatan No 1
2 3
Kegiatan Kunjungan tempat praktek hattra dlm pembinaan Pertemuan hatrra dlm bimtek Pembentukan
Bulan 1
2
3
V
4
5
V
6
7
V
V
Ket 8
9
10
V
V
V
V
V 7
V
V
V
V
11
12
4
kelompok Asman Kunjungan ke kelompok Asman dlm rangka pembinaan
V
V
8
V
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Tempat Pelayanan/ Denah pelayanan UPT Puskesmas Gantrung belum menyelenggarakan Pengobatan Tradisional terintegrasi. Kegiatan Program Kesehatan Tradisional dilaksanakan di luar gedung B. Standar Fasilitas 1. Leaflet Digunakan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang Batra. Disebar pada tempat strategis seperti ruangan pendaftaran, posyandu, prolanis dll. 2. Poster Media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang Batra. Dipasang ditempat-tempat umum yang dinilai strategis seperti sekolah, kantor, pasar, dan tempat-tempat keramaian. 3. Laptop 4. LCD Proyektor
9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. Lingkup Kegiatan 1. Pembinaan dan pemantauan kesehatan Tradisional 2. Melakukan pelaporan pelayanan kesehatan tradisional 3. Memberikan
rekomendasi
perizinan
bagi
tenaga
kesehatan tradisional di kabupaten/kota 4. Mendayagunakan penyehat tradisional dalam rangka pelayanan kesehatan promotif dan preventif 5. Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi , kesehatan tradisional
alternatif
dan
komplementer
kepada
masyarakat. . B. Metode Metode yang digunakan dalam melaksanakan Upaya Kesehatan Tradisional dan Komplementer di UPT Puskesmas Gantrung adalah sebagai berikut: 1. Metode Langsung a. Penyuluhan kepada masyarakat b. Pembinaan kepada Pengobat Tradisional c. Sosialisasi kepada masyarakat d. Pendataan dan pelaporan 2. Metode Tak Langsung 1. Pemasangan poster 2. Penyebaran leaflet C. Langkah Kegiatan 1. Pembinaan
Pengobat
Tradisional
dilakukan
dengan
cara
dilakukan
dengan
cara
penyuluhan dua kali dalam setahun. 2. Sosialisasi
Kesehatan
Tradisional
penyuluhan di dalam gedung maupun diluar gedung. 10
3. Pemasangan poster dan penyebaran leaflet dilakukan setahun sekali
11
BAB V LOGISTIK Logistic propgram upaya kesehatan tradisional meliput: A. Administrasi Pelaksanaan Undangan/pemberitahuan, daftar hadir dan buku notulen. B. Waktu Waktu harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Alokasi waktu harus cukup. C. Ruangan Ruangan/tempat harus dapat menampung semua undangan D. LCD Proyektor Minimal harus ada 1 LCD untuk memaparkan materi yang dibutuhkan. E. Alat Tulis Kantor Tersedia alat tulis kantor meliputi pulpen, kertas, spidol dll
12
BAB VI KESELAMATAN KERJA Manajemen keselamatan kerja dalam Kesehatan Tradisional adalah kondisi yang dapat menjadi pemicuh timbulnya kecelakaan kerja, misalnya: 1. Kondisi instalasi listrik Hal ini juga dapat berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakan bagi orang yang
berada
disekitarnya,
misalnya
kondisi
instalasi
listrik
yang
berserakan. 2. Kondisi lampu penerangan Penerangan yang tidak memadai, dapat menimbulkan risiko terjadinya kecelakan kerja. 3. Kondisi ruangan Ventilasi yang tidak memadai, sama halnya dengan kondisi pencahayaan, pengudaraan juga merupakan hal yang tidak kala penting dalam proses pelaksanan proyek konstruksi misalnya pada pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah atau diruangan yang sempit karena harus membutuhkan sistem sirkulasi udara yang ideal. 4. Kondisi peralatan LCD, speaker aktif harus dalam kondisi layak pakai, kabel yang terkelupas dll. Kondisi demikian juga memiliki tingkat risiko dalam menimbulkan kecelakanan kerja.
13
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu dalam Lokakarya mini adalah sebagai berikut: A. Ketepatan waktu Waktu pelaksanan sesuai yang dijadwalkan., B. Ketepatan sasaran Semua undangan hadir C. Proses 1. Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan 2. Merumuskan cara penyelesaian masalah 3. Menyusun rencana kerja.
14
BAB IX PENUTUP Upaya pelayanan kesehatan tradisional merupakan pelayanan kesehatan yang secara tidak langsung berperan dalam menunjang pencapaian
indikator
pemanfaatan
Renstra
pelayanan
Puskesmas
kesehatan
Gantrung
tradisional
melalui
ramuan
dan
ketrampilan dalam tumbuh kembang balita, kesehatan ibu hamil dan nifas, maupun pemanfaatan pijat untuk kesegaran tubuh. Pembinaan Dan Pengawasan Pelayanan Kesehatan Tradisional dapat
dilakukan
dengan
cara
Regulasi
Pelayanan
Kesehatan
Tradisional yang telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Kemitraan dengan berbagai Lintas Sektor terkait dan organisasi (asosiasi) pengobat tradisional termasuk pengawasan terhadap tenaga pengobat tradisional baik yang asli Indonesia maupun yang berasal dari luar negeri. Upaya pembinaan pengobatan tradisional dapat dikembangkan berdasarkan
pola
upaya
kesehatan
Puskesmas,
peran
serta
masyarakat dan rujukan kesehatan. Pemberdayaan
Masyarakat
Dalam
Pelayanan
Kesehatan
Tradisional Melalui Toga sangat membantu perekonomian masyarakat terutama
pada
daerah
yang
mengalami
memperoleh akses pelayanan kesehatan.
15
keterbatasan
dalam