Pedoman Pelayanan Hiv Aids [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum w.w Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan menambah ilmu pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah Pedoman Kerja Pelayanan HIV AIDS Tahun 2017 RSU Ummi Bengkulutelah kita miliki. Pedoman ini diharapkan menjadi acuan dalam peningkatan mutu pelayanan di lingkungan RSU Ummi Bengkulu kita cintai ini. Ucapan terimakasih kepada Tim HIV – AIDS yang telah menyelesaikan Pedoman Kerja Pelayanan HIV AIDS Tahun 2017 di RSU Ummi Bengkulu ini. Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, saran dan masukan dari kita sangat diharapkan untuk kesempurnaan pedoman ini untuk masa yang akan datang. Wassalamu’alaikum w. w.



Bengkulu, Januari 2019 Direktur



Dr. Henny



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG HIV dan AIDS adalah masalah darurat global. Di seluruh dunia lebih dari 20 juta orang meninggal sementara 40 juta orang telah terinfeksi. Fakta yang lebih memprihatinkan adalah bahwa di seluruh dunia setiap hari virus HIV menular kepada sekitar 2000 anak di usia 15 tahun, terutama berasal dari penularan ibu-bayi, menewaskan 1400 anak di bawah 15 tahun, dan menginfeksi lebih dari 6000 orang muda dalam usia produktif antara 15-24 tahun yang juga merupakan mayoritas dari orangorang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA). Estimasi yang dilakukan pada tahun 2003 diperkirakan di Indonesia terdapat sekitar 90.000-130.000 orang terinfeksi HIV, sedangkan data yang tercatat oleh Departemen Kesehatan RI sampai dengan Maret 2005 tercatat 6.789 orang hidup dengan HIV/AIDS. Untuk mengantisipasi dan menghadapi ancaman epidemi ini Indonesia telah menyusun dan melaksanakan Strategi Penanggulangan HIV dan AIDS melalui dua periode yang dimuat dalam Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 1994-2003 dan tahun 2003-2007. Di



tahun-tahun



mendatang



tantangan



yang



dihadapi



dalam



upaya



penanggulangan HIV dan AIDS semakin besar dan rumit. Mengembangkan hasil-hasil yang telah dicapai dan menjabarkan paradigma baru dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS menjadi upaya yang komprehensif, terpadu, dan diselenggarakan secara sinergis oleh semua pemangku kepentingan (stakeholders). Akselerasi upaya perawatan, pengobatan dan dukungan kepada ODHA dijalankan bersamaan dengan akselerasi upaya pencegahan baik di lingkungan sub-populasi berperilaku risiko tinggi maupun yang berperilaku risiko rendah dan masyarakat umum. Tingginya tingkat penyebaran HIV dan AIDS pada kelompok manapun berarti bahwa semakin banyak orang menjadi sakit, dan membutuhkan jasa pelayanan kesehatan. Melihat tingginya prevalensi di atas maka masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat luas. Oleh karena itu penanganan tidak hanya dari segi medis tetapi juga dari psikososial dengan berdasarkan pendekatan kesehatan kesehatan masyarakat melalui upaya pencehan primer, sekunder, dan tertier. Mengetahui status HIV lebih dini memungkinkan pemanfaatan pelayanan HIV AIDS terkait dengan pencegahan, perawatan, dukungan, dan pengobatan merupakan salah satu upaya dalam penanggulangan HIV AIDS. Perubahan perilaku seseorang dari



beresiko menjadi kurang beresiko terhadap kemungkinan tertular HIV memerlukan bantuan perubahan emosional dan pengetahuan dalam suatu proses yang mendorong nurani dan logika. Proses mendorong ini sangat unik dan membutuhkan pendekatan individual. Oleh karena itu perlu adanya program-program pencegahan HIV AIDS yang efektif dan memiliki jangkauan layanan yang semakin luas seperti, program pengobatan, perawatan dan dukungan yang komprehensif bagi ODHA untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka TIM HIV AIDS RSU Ummi Bengkulu menyusun pedoman pelayanan terkait dengan Pelayanan HISV AIDS.



B. TUJUAN a.



Umum : Meningkatkan mutu layanan di RSU Ummi Bengkulu berkaitan dengan Pelayanan HIV AIDS di Rumah Sakit



b.



Khusus : 1. Sebagai Pedoman bagi semua jajaran pelaksana pelayanan di RSU Ummi Bengkulu dalam hal pelayanan HIV AIDS di RS. 2. Menurunkan angka kesakitan HIV di RS terkait dengan MDG’s 6 .



C. SASARAN Pimpinan, pengambil kebijakan di rumah sakit, petugas kesehatan dan pelaksanaan kesehatan lainnya di RSU Ummi Bengkulu.



BAB II SITUASI HIV AIDS DI INDONESIA A. EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI INDONESIA Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan, tercatat oleh WHO secara kumulatif jumlah kematian akibat AIDS di dunia pada tahun 2006 mencapai lebih dari 25 juta jiwa. Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui tiga jalur utama masuknya virus HIV ke dalam tubuh, yaitu melalui hubungan seksual berisiko, paparan dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi (misalnya penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan tranfusi darah), serta dari ibu ke janin atau bayi (perinatal) selama dalam kandungan melalui placenta, saat persalinan melalui cairan genital dan saat menyusui melalui pemberian ASI. Jumlah HIV/AIDS yang tercatat sebenarnya jauh lebih kecil dari prevalensi sesungguhnya yang dibaratkan sebagai fenomena gunung es. Indonesia termasuk dalam kategori epidemi dengan tingkat prevalensi HIV yang rendah di dunia, yaitu sekitar 0,2%. Jumlah kasus baru AIDS di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami turun naik yaitu pada tahun 2008 sebanyak 4.969 kasus, tahun 2009 sebanyak 3.863 kasus, tahun 2010 sebanyak 4.158 kasus. Secara kumulatif jumlah HIV positif di Indonesia hingga Desember 2010 tercatat sebanyak 44.292 kasus dan AIDS sebanyak 24.131 kasus, diantaranya berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebesar 73,04%, perempuan sebesar 26,58%, dan sisanya tidak diketahui sebesar 0,38%, usia reproduksi aktif (15-49 tahun) sebesar 62,5%, transmisi perinatal sebesar 2,60%, balita (