Pedoman Penggunaan Implan Bedah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Lampiran SK Direktur RS. Islam Arafah Jambi Nomor



:



Tanggal



:



/S.KEP/DIR/RSIA/II/2020 / Febuari / 2020



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kamar operasi adalah suatu unit khusus di Rumah Sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun cito, yang membutuhkan keadaan steril. Banyak tindakan bedah yang menggunakan Implan prostetik antara lain panggul, lutut, pacu jantung, pompa insulin. Tindakan pembedahan seperti ini mengharuskan tindakan rutin yang dimodifikasi dengan mempertimbangkan factor-faktor tertentu. Peraltan kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai kondisi maupun fungsi pengelolaan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya asuhan pasien operasi yang menggunakan implant dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal khusus tentang tindakan yang dimodifikasi.



2. Tujuan a. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien operasi dengan pemasangan implant b. Terciptanya pengendalian infeksi yang khusus bagi pasien operasi yang terpasang implant c. Memudahkan dalam hal penelusuran pasien jika terjadi penarikan kembali alat implant d. Terciptanya alur pelaporan terkait penggunaan implant pada pasien operasi



3. Pengertian Implant adalah suatu peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi suatu bagian biologis. Penggunaan implan di Rumah Sakit islam arafah yang sering menggunakan implant antara lain femur, fibula, tibia, clavicula, humerus, radius ulna, lensa mata, dj stein dan hernia mess.



PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



1



Penilaian kebutuhan implant pada dasarnya dimaksudkan untuk pemenuhan implant sesuai kemampuan Rumah Sakit, kebutuhan implant dan pengembangan pelyanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat atau perkembangan teknologi. Perencanaan kebutuhan implant dilakukan karena factor : a. Perkembangan teknologi b. Kesesuaian terhadap standar keselamatan c. Keterserdiaan jumlah dan jenis implant d. Anggran pembelian barang



PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



2



BAB II RUANG LINGKUP 1. Ruang lingkup asuhan pasien operasi yang menggunakan implant mencakup: a. Pemilihan implant berdasarkan peraturan perundang-undang mengacu pada pedoman pelyanan farmasi b. Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implant



di kamar



operasi dan pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi c. Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan implant d. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implant e. Proses pelaporan multifungsi implant sesuai dengan standar f.



Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus



g. Instruksi khusus pada pasien setelah operasi h. Kemampuan penelusursn alat jika terjadi penarikan kembali alat



PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



3



BAB III TATA LAKSANA



1. Impalan yang akan di pergunakan di Rumah Sakit Islam Arafah telah melalui proses pengkajian implementasi terhadap mutu dan keselamatan pasien yang dilakukan oleh tim penampisan teknologi medis dan obat. Ada pun beberapa implan yang digunkan di Rumah Sakit Islam Arafah Jambi antalain meliputi : a. Peralatan Mata ( Implan Lensa mata ) b. Peralatan bedah ( hernia mess ) c. Peralatan Urologi ( Dj stein ) d. Ortopedi ( Implan Tulang )



2. Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implant di kamar operasi dan pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi a. Setiap tindakan operasi yang memerlukan pemasangan implant harus dilakukan pencatatan b. Untuk memastikan ketersediaan implant yang akan dipasang pada tubuh pasien, petugas kesehatan harus melakukan pengecekan alat atau implant dan menulisnya dalam form checklist keselamtan pasien (surgical safety checklist) c. Penandaan letak operasi menjadi bagian penting dalam pemilihan implant yang akan dipasang, apabila implant tersebut memiliki bentuk atau model yang berbedah untuk sisi yang berbedah d. Untuk itu pada operasi yang memiliki umur lateralisasi dan di perlukan pemasangan implant, petugas kesehatan wajib melaporkan terlebih dahulu mengenai lokasi yang akan dipasang implant kepada DPJP



3. Kualifikasi dan pelatihan Staf Petugas yang bisa melakukan pemasangan implan harus mempunyai keterampilan khusus atau berkopetensi dalam pemasangan implan sesuai dengan RKK



4. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implant Dicatat dalam bentuk tabel IKP dalam bentuk formulir ( lampiran I )



5. Proses pelaporan malfungsi implant ( recall )



PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



4



a. Jika didapti malfungsi terkait implant yang dipasang dalam tubuh pasien maka Rumah Sakit akan melakukan pelaporan terkait hal ini kepada penyelenggara peralatan (implant) b. Jika ditemukan kesepakatan untuk melakukan penarikan implant (recall) implant maka Rumah Sakit harus melakukan penelusuran kembali (traceability) terhadap pasien-pasien yang telah terpasang implant tersebut.



6. Pertimbangan Pengendalian Infeksi yang khusus a. Semua pasien yang menjalani operasi dengan pemasangan implant dilakuakan survelens sebelum tindakan operasi, meliputi perawatan pra operasi, intra operasi, post operasi dan perawatan luka operasi b. Antibiotic profilaksis diberikan secara sistemik dan harus memenuhi syarat dan diberikan tidak lebih dari 24 jam sesuai panduan PPRA c. Untuk mencegah terjadi nya IDO di kamar operasi maka sebelum melakukan tindakan operasi harus berfokus pada : 1) Kebersihan tangan Mencuci tangan dengan menggunakan sabun ( chlorhexidin 4 % ) sesuai dengan prosedur cucitangan bedah 2) Memakai APD 3) Pembersihan lingkungan 4) Pensterilan peralatan instrumen 5) Pasien yang akan dilakukan operasi khusus nya operasi elektif di wajib kan mandi terlebih dahulu menggunakan sabun Chlorhexidin 2 % d. Survelens pada pasien operasi dengan implant dilakukan sampai batas waktu satu tahun pasca operasi. e. Koordinasi dengan rawat jalan, rawat inap serta Komite PPIRS terkait pencatatan khusus Infeksi Daerah Operasi (IDO) yang ditemukan pada pasien yang terpasang implan



7. Intruksi khusus kepada pasien setelah operasi a. Setiap pasien denagan rencana operasi pemasangan implant harus dilakukan atau diberikan informasi edukasi post pemasangan implan yang ditulis di formulir edukasi b. Pemberian informasi terhadap pasien yang pemasangan implan yang mau pulang maka dilakukan intruksi khusus di catat di chat planing pasien meliputi : 1) Menyarankan pada pasien untuk segera memeriksakan diri ke Rumah Sakit jika didapati tanda-tanda demam, muncul kemerahan, bengkak, atau nanah dari luka PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



5



operasi seperti terjadi peningkatan rasa nyeri pada daerah operasi. Kondisi ini menjadi tanda-tanda terjadinya infeksi atau penolakan tubuh ternadap implant 2) Pasien dengan pemasangan implant pasca operasi harus memiliki kedisplinan dalam mengkomsumsi obat-obatan immunosupresan untuk mencegah kerusakan implant akibat proses penolakan yang terjadi 3) Memiliki gaya hidup sehat pasca operasi penting untuk menimalkan terjadinya resiko komplikasi. 4) Dan lain – lain sesuai kebutuhan atau kondisi pasien



8. Kemampuan penelusuran (traceability) terhadap recall alat implant Petugas kamar operasi menempelkan barcode atau menulis nomer seri implan dalam rekam medis pasien di laporan operasi.



PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



6



BAB IV DOKUMENTASI 1. Identitas dan pengumpulan data pasien operasi yang terpasang implant tersedia di unit kamar operasi 2. Untuk memastikan ketersediaan implant dan prosedur keselamatan pasien, pada lembar surgical safety checklist juga disertakan modifikasi asuhan tentang implant yang akan digunakan



PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



7



BAB V PENUTUP Pelayanan bedah dan anestesi di Rumah Sakit merupakan salah satu bagian dari pelyanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang kesehatan. Untuk menjamin keselamatan pasien, Rumah sakit dituntut dalam proses perencanaan dan pengadaan peraltan medis atau implant yang konprehensif dan bersinambungan, untuk mendapatkan perencanaan dan pengadaan yang berkesinambungan dibutuhkan komitmen dalam menerapkan perencanaan. Panduan ini dibuat bertujuan untuk memberikan acuhan dalam pengelolaan implant pada pasien operasi.



PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



8



Lapiran I



FORMULIR IKP PEMASANGAN IMPLAN NAMA PASIEN



PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH



NOMOR REKAM



NOMER SERI



MEDIS



IMPLAN



IKP



YA



TIDAK



9