14 0 1 MB
PEDOMAN UKM PROGRAM PROMOSI KESEHATAN UPT PUSKESMAS GEDONGAN
OLEH: PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GEDONGAN JL. GAJAHMADA NO. 54, KECAMATAN MAGERSARI KOTA MOJOERTO 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Pedoman UKM program Promosi Kesehatan UPT Puskesmas Gedongan telah disahkan dan disetujui Hari
:
Tanggal
:
Plt. Kepala UPT Puskesmas Gedongan Kota Mojokerto
Drg. Dewi Ailindawati NIP. 19790121 200501 2 016
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan Pedoman UKM program Promosi Kesehatan UPT Puskesmas Gedongan dapat diselesaikan dengan baik. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, mempunyai posisi yang strategis dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal. Pedoman Program Promosi Kesehatan ini merupakan acuan dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan baik di UKP maupun UKM. Sehingga kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan serta dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi tingginya. Dengan
tersusunnya
Pedoman
Program
Promosi
Kesehatan
ini,
kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini. Kami menyadari pedoman ini masih belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.
Mojokerto, Oktober 2017 Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1 BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS...............................................................3 BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN PUSKESMAS........................4
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS....................................................5 BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA......................................................6 BAB VI TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG......................................7 BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA...........................................................................9 BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL............................10 BAB IX KEGIATAN ORIENTASI...............................................................................11 BAB X PERTEMUAN / RAPAT EVALUASI..............................................................12 BAB XI PELAPORAN..............................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Promosi kesehatan bagian tak terpisahkan dengan semua program kesehatan yang dilaksanakan. Kegiatan promotiv, preventif menjadi pilar utama agar program dapat diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh sasaran di semua tataran. Tidak mudah untuk dapat menyampaikan pesan yang mudah dimengerti oleh sasaran sehingga sasaran berubah perilakunya sesuai yang diharapkan.
Di dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan banyak lagi perilaku masyarakat ada di Indonesia, termasuk timbulnya berbagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Disamping perilaku masyarakat yang menyebabkan meningkatnya kasus penyakit menular, juga masih banyak perilaku masyarakat di Indonesia yang menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit degenerative atau penyakit tidak menular. Hal ini disebabkan oleh perilaku masyarakat yang tidak menerapkan gaya hidup sehat. Tren 10 penyakit terbesar di wilayah kerja Puskesmas Gedongan separuhnya ditempati oleh penyakit tidak menular (PTM), sisanya adalah penyakit menular. Melihat data tersebut, upaya penanggulangan penyakit menular mengalami peningkatan dalam hal penanganan baik secara preventif maupun kuratif. Semakin berkembangnya teknologi serta perubahan tuntutan gaya hidup, masyarakat tidak menyadari bahwasannya yang mengancam penduduk Indonesia adalah penyakit tidak menular (PTM), yang penanganannya jauh lebih sulit dan menghabiskan banyak biaya serta mampu mengurangi produktifitas individu. Sehubungan dengah hal tersebut, maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu terus ditingkatkan baik yang bersifat kuratif maupun promotive dan preventif serta rehabilitative. Hal ini sejalan dengan misi Kementrian Kesehatan, yaitu: membuat rakyat sehat dan strategi utamanya antara lain 1) menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan 2) meningkatkan
akses
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas. Dalam mengantisipasi perilaku masyarakat yangbelum menerapkan perilaku bersih dan sehat, peran promosi kesehatan sangatlah penting. Ruang lingkup penyelenggaraan promosi kesehatan tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku masyarakat saja, tetapi juga merupakan upaya membangun komitmen dan dukungan kongkrit dari penentu atau pengambil keputusan serta kelompok-kelompok organisasi kemasyarakatan termasuk swasta untuk peduli serta berperan dalam proses peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan
kapasitas
petugas
kesehatan
agar
lebih
resonsif
dalam
memberdayakan kilennya sehingga mampu menjaga serta meningkatkan kesehatannya dengan ber-perilaku hidup bersih dan sehat. Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungi sebagai
pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat. Disamping itu, keberadaan Puskesmas di suatu wilayah dimanfaatkan sebagai upaya-upaya pembaharuan (inovasi) baik di bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat disekitarnya sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu keberadaan Puskesmas dapat diumpamakan sebagai “agen perubahan” di masyarakat sehingga masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat. Hal ini sesuai dengan Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat yang menjelaskan bahwa Puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu: 1) sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; 2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat; 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Namun, dalam pelaksanaannya Puskesmas masih menghadapi berbagai masalah antara lain: 1) kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan masyarakat setempat tetapi lebih berorientasi pada pelayanan kuratif bagi pasien yang datang ke Puskesmas; 2) keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal. Sampai saat ini Puskesmas
kurang
berhasil
menumbuhkan
inisiatif
masyarakat
dalam
pemecahan masalah dan rasa memiliki Puskesmas serta belum mampu mendorong kontrbusi sumberdaya dari masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Disadari bahwa untuk mengatasi masalah tersebut sesuai dengan salah satu azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu: pemberdayaan masyarakat, artinya Puskesmas wajib menggerakkan dan memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan, terutama dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, upaya promosi kesehatan Puskesmas membantu masyarakat agar mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Berkenaan
dengan
pentingnya
peran
promosi
kesehatan
dalam
pelayanan kesehatan, diperlukan tenaga fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat untuk mengelola promosi kesehatan di Puskesmas secara professional dan mampu untuk mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang bersifat promotive dan preventif. 2. Tujuan Pedoman 1) Tujuan Umum
Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi petugas Puskesmas untuk menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Gedongan. 2) Tujuan Khusus a. Petugas
dapat
melaksanakan
promosi
kesehatan
dalam
peningkatan PHBS b. Melaksanakan promosi kesehatan di sekolah
BAB II GAMBARAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM PROMOSI KESEHATAN Puskesmas Gedongan menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan saasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga factor yang timbul secara bersamaan, yaitu: 1) adanya bibit penyakit atau pengganggu lainnya, 2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan 3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan lingkungannya. Oleh karena itu, sehat dan sakitnya sesorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi kesehatan maka peran promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan disukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Berdasarkan definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa promosi kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya
secara
mandiri
dan
mengembangkan
upaya
kesehatan
bersumber masyarakat. Secara operasional, upaya promosi kesehatan di Puskesmas dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah-masalah
kesehatan
yang
diderita
maupun
yang
berpotensi
mengancam, secara mandiri. Disamping itu, petugas kesehatan Puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS. B. STRATEGI Strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah 1) pemberdayaan, 2) bina suasana, 3) advokasi, 4) kemitraan. Berdasarkan strategi dasar tersebut, maka strategi Promosi Kesehatan Puskesmas juga dapat mengacu strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi Puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut. 1. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemapuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. a. Pemberdayaan Individu Pemberdayaan individu dilakukan oleh setiap petugas kesehatan Puskesmas terhadap individu-individu yang datang memanfaatkan pelayanan Puskesmas. Selain itu individu yang menjadi sasaran kunjungan misal, upaya keperawatan kesehatan masyarakat, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku baru kepada individu yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktikkan oleh individu tersebut. Metode yang digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi dari dialog, demonstrasi, konseling dan bimbingan. Demikian media komunikasi yang digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi dari lembar balik, leaflet, gambar/foto (poster) atau media lain yang mudah dibawa untuk kunjungan rumah. b. Pemberdayaan keluarga Pemberdayaan keluarga yang dilakukan oleh petugas Puskesmas yang melaksanakan kunjungan rumah terhadap keluarga, yaitu keluarga dari individu pengunjung Puskesmas atau keluargakeluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas. Tujuan dari pemberdayaan keluarga juga untuk memperkenalkan perilaku baru yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktikkan oleh keluarga tersebut. Pemberian informasi tersebut diharapakan agar anggota-anggota keluarga yang dikunjungi dapat menerima dari tahap “tahu” ke “mau” dan jika sarana untuk melaksanakan perilaku yang diperkenalkan diharapkan sampai ke tahap “mampu” melaksanakan. Metode yang digunakan sama dengan metode yang digunakan pada pemberdayaan individu. c. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya penggerakan atau pengorganisasian masyarakat dengan diawali dengan membantu kelompok mengganggu
masyarakat kesehatan
mengenali sehingga
masalah-masalah masalah
tersebut
yang menjadi
masalah bersama. Kemudian masalah tersebut dimusyawarahkan
untuk dipecahkan bersama. Dari hasil tersebut tentunya masyarakat melakukan upaya-upaya kesehatan tersebut tidak menjadi masalah lagi dengan upaya yang bersumber dari masyarakat sendiri dengan dukungan dari Puskesmas. 2. Bina Suasana Adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan
sehat
dan
berperan
aktif
dalam
setiap
upaya
penyelenggaraan kesehatan. Dalam rangka mendukung proses pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam mengajak individu, keluarga
dan
masyarakat
perlu
diciptakan
lingkungan
yang
mendukung, dalam hal ini orang disekitarnya termasuk petugas kesehatan mempunyai pengaruh untuk menciptakan lingkungan yang kondusif atau mendukung opini yang positif terhadap perilaku yang sedang diperkenalkan. Metode yang tepat digunakan adalah penggunaan media, seperti misalnya pembagian selebaran, pemasangan poster atau video berkaitan dengan penyakit pasien. 3. Advokasi Advokasi merupakan upaya yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (tokoh-tokoh masyarakat informal danformal) agar masarakat di lingkungan Puskesmas
berdaya
untuk
mencegah
serta
meningkatkan
kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Puskesmas, membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain sehingga advokasi perlu dilakukan. Selama proses advokasi, perlu diperhatikan bahwa sasaran advokasi hendaknya diarahkan/dipandu untuk menempuh tahapantahapan: 1) memahami/menyadari persoalan yang diajukan, 2) tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan, 3) mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan, 4) menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan, dan 5) menyampaikan langkah tindak lanjut. Jika kelima tahapan tersebut dapat diapai selama waktu yang diesdiakan untuk advokasi, maka dapat dikatakan advokasi tersebut berhasil. Advokasi tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi bisa dilakukan secara jejaring dengan sektor/pihal lain terkait.
Yang harus disiapkan dalam kegiatan advokasi adalah “tepat, lengkap, akurat, dan menarik”. Artinya bahan advokasi harus mencakup hal-hal sebagai berikut: Sesuai dengan sasaran (latar belakang Pendidikan, jabatan, budaya, kesukaan, dll) Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi Mencakup unsur-unsur pokok yaitu: apa, mengapa, dimana, bilamana, siapa, dan bagaimana (5W, 1 H) Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi Memuat data pendukung, bila mungkin juga began, gambar, dll Dalam kemasan yang menarik (tidak menjemukan), ringkas, tetapi jelas. 4. Kemitraan Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan dengan sasarannya, petugas dapat bekerja sama dengan pihak terkait, seperti LSM, organisasi profesi, media massa, dll. Prinsip kemitraan yang harus diperhatikan adalah: Kesetaraan. Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat hierarkis (atas-bawah). Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-masing berada dalam kedudukan yang sederajat. Keterbukaan. Dalam setiap langkah menjalin kerjasama, diperlukan adanya kejujuran dari masing-masing pihak. Saling menguntungkan. Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan di semua pihak.
C. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI LUAR GEDUNG PUSKESMAS Promosi Kesehatan di luar Gedung adalah promosi kesehatan yang dilakukan petugas Puskesmas di luar Gedung Puskesmas. Artinya promosi kesehatan dilakukan untuk masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas. Pelaksanaan promosi kesehatan di luar Gedung Puskesmas yang dilakukan oleh Puskesmas
sebagai
suatu
upaya
untuk
meningkatkan
PHBS
melalui
pengorganisasian masyarakat. Pemberdayaan masyarakat meliputi perencanaan, pelaksanaan, pencatatan dan penilaian dalam membangun masyarakat untuk
mau dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sesuai kemampuannya, khususnya yang berkaitan dengan PHBS. Hal-hal yang harus dilaksanakan masyarakat bersama petugas kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksi program pHBS berdasarkan prioritas masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi 2. Menggali dan mendorong partisipasi masyarakat 3. Bersama-sama melaksanakan program secara efektif dan efisien 4. Ikut memantau dan membina 5. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi kesehatan di instansi terkait tingkat kecamatan Pelaksanaan promosi kesehatan di luar Gedung dilakukan oleh Puskesmas bekerja sama dengan berbagai pihak potensial lainnya/sektor lainnya, dengan menerapkan ABG (Advokasi, Bina suasana, dan Pemberdayaan Masyarakat), yaitu: 1. Promosi Kesehatan melalui pendekatan individu 2. Promosi kesehatan melalui pendekatan kelompok (Tim Penggerak PKK, Posyandu, Karang Taruna, Saka Bakti Husada, Majelis Ta’lim) 3. Promosi kesehatan melalui pendekatan organisasi massa (seperti kelompok kesenian tradisional, dll) 4. Penggerakan dan pengorganisasian masyarakat. Kegiatan Promosi Kesehatan di luar Gedung, yaitu: 1. Kunjungan Rumah Dilakukan petugas kesehatan Puskesmas sebagai tindak lanjut dari upaya promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas yang telah dilakukan kepada pasien/keluarga. Untuk pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup berat, kunjungan rumah dilakukan untuk membantu proses pemecahan masalah tersebut (konseling) di tingkat keluarga,
dalam
hal
ini
berlaku
prinsip-prinsip
konseling.
Untuk
pasien/keluarga yang sepakat melaksanakan langkah-langkah tindak lajut, kunjungan rumah dilakukan sebagai upaya supervise dan bimbingan sekaligus sebagai penghargaan (apresiasi) jika langkah-langkah tersebut telah terlaksana. Namun tidak jarang, kunjungan rumah jenis ini dapat berubah menjadi kunungan konseling, bila ternyata langkah-langkah yang telah disepakati belum terlaksana atau terkendala. Artinya, petugas kesehatan Puskesmas harus membantu keluarga yang dikunjungi tadi dalam mengatasi masalah atau kendala yang dihadapi.
Tidak jarang, kunjungan rumah yang semula dimaksud untuk menyelenggarakan konseling keluarga berkembang menjadi konseling yang lebih luas (misalnya tingkat dasa wisma atau lebih luas lagi). Hal ini terjadi jika bahwa masalah yang dihadapai keluarga tersebut ternyat juga dihadapi oleh banyak keluarga lain dan bisa juga pemecahan masalahnya harus melibatkan keluarga yang lain. Maka, petugas kesehatan Puskesmas harus mengubah pendekatan menjadi pengorganisasian masyarakat. 2. Pemberdayaan Berjenjang Promosi kesehatan di masyarakat secara menyeluruh sebaiknya tidak ditangani sendiri oleh petugas kesehatan Puskesmas. Masyarakat begitu luas dan terdiri dari beberapa tatanan. Oleh karena itu, untuk menjangkaunya, Puskesmas lebih baik bekerjasama dengan mitra-mitra yaitu para pemuka masyarakat, dan kader-kader. Tatanan Rumah tangga
Mitra/Pemuka Masyarakat Lurah, pengurus RW/RT,
Kader Anggota PKK, Kader
pemuka agama, Tim
motivator
Sarana
Penggerak PKK Kepala Sekolah, guru,
Murid-murid, kader
Pendidikan
pengurus BKOM, pengurus
Tiwisada
Tempat Kerja
PGRI Pengelola tempat kerja,
Karyawan-karyawan
Pengurus Serikat Pekerja
terpilih
Selanjutnya, dilaksanakan pemberdayaan berjenjang, yaitu: a. Petugas Kesehatan Puskesmas mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para pemuka masyarakat, dilanjutkan dengan b. Para pemuka masyarakat memilih dan merekrut kader, lalu memberdayakan para kader, dan akhirnya c. Para kader memberdayakan masyarakatnya Proses pemberdayaan secara berjenjang ini dikenal dengan sebutan “Pengorganisasian Masyarakat” 3. Pengorganisasian Masyarakat Pengorganisasian masyarakat dapat diterapkan di tatanan mana pun. Proses pemberdayaan berjenjang tersebut adalah sebagai berikut: Diawali dengan membantu para pemuka masyarakat dengan langkahlangkah: a. Survei Mawas Diri (SMD). Dalam hal ini, para tokoh masyarakat dibimbing
untuk
melakukan
pengenalan
masalah-maslaah
kesehatan yang sering melanda mayarakatnya. Disini diobservasi dan digali penyebab-penyebab dari masalah tersebut (termasuk aspek perilakunya) serta potensi-potensi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah. Dengan melakukan SMD diharapkan para tokoh masyarakat menjadi sadar (mawas diri) bahwa di masyarakatnya terdapat berbagai masalah kesehatan. Dan juga terdapat potensi sumber daya yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. b. Musyawarah Masyarakat Desa). Dalam langkah ini para tokoh masyarakat
dibimbing
membahas
hasil
SMD
dalam
suatu
musyawarah kecil di antara mereka, untuk dirumuskan dan direncanakan jalan keluarnya. Peran petugas kesehatan juga dapat membantu
melakukan
advokasi
ke
berbagai
pihak
untuk
menggalang dukungan. Hasil rumusan para tokoh masyarakat ini kemudian dibahas dengan masyarakat dalam musyawarah besar. Selanjutnya
para
tokoh
masyarakat
dibimbing
untuk
memberdayakan kader melalui langkah: 1) Persiapan Pelaksanaan Kegiatan (PPK) Dalam hal ini para tokoh masyarakat dibimbing untuk menetapkan pengurus/pengelola UKBM (sesuai masalah yang telah disepakati bersama) dan pengelola UKBM 2) Pelaksanaan Kegiatan (PK) Petugas kesehatan dan para kader mulai melakukan pelayanan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan UKBM 3) Dukungan, Pemantauan, dan Bimbingan Puskesmas dibantu Dinas Kesehatan kota Mojokerto melaksanakan bina suasana dan advokasi. Hal lain yang juga dilakukan dalam langkah ini adalah pelaksanaan pencatatan dan pelaporan oleh kader ke Puskesmas. Petugas kesehatan tetap melakukan pembinaan secara berkala dan berksinambungan. D. JENIS PELAYANAN DAN KEGIATAN PROGRAM PROMKES
a. Pembinaan Desa Siaga/ Poskesdes Pembinaan desa siaga atau poskesdes di lakukan di masing-masing kelurahan dengan tujuan tercipta masyarakat yang sehat dan mandiri yang dapat menolong diri sendiri dan orang lain, dan poskesdes merupakan sumber
informasi di desa, karena masalah kesehatan ada di poskesdes b. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan dan
menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan pada kelompok keluarga, institusi pendidikan, institusi TTU, Tempat kerja, sarana kesehatan dan ponndok pesantren c. Pengembangan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) Merupakan upaya yang bersifat pemberdayaan masyarakat seperti posyandu balita, lansia, posbindu, PSN, Taman posyandu. Pengembangan UKBM perlu di bina karena dengan adanya pembinaan UKBM masyarakat akan mengetahui dan bisa melaksanakan serta dapat menanggulangi masalah kesehatan. Adapun UKBM yang dikembangkan dan dibina adalah: a) Poskesdes Adalah UKBM yang dibentuk di desa/kelurahan dalam rangka menyediakan/mendekatkan
pelayanan
kesehatan
dasar
utamanya
promotif dan preventif bagi masyarakat desa dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Kegiatan dalam Poskesdes yaitu: 1. Waktu penyelenggaraan sesuai dengan kesepakatan
forum
masyarakat desa 2. Melaksanakan pelayanan kesehatan sederhana sesuai kompetensi petugas/kaderpada hari buka yang disepakati 3. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam: kegiatan P4K (pendataan dan pencatatan K3 yaitu kehamilan, kelahiran dan kematian: penandaan bumil, pembentukan kelompok tabulin an dasolin, kelompok donor darah, kelompok ambulan desa), upaya sanitoasi total berbasis masyarakat (tidak BABS dengan pemicuan, CTPS, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah yang benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman), kesiapsiagaan kedaruratan kesehatan dan penanggulangan sesuai kompetensinya, dan kegiatan SMD (Survei Mawas Diri) 4. Melakukan pencatatan kegiatan Poskesdes. b) Posyandu Balita Merupakan UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna
memberdayakan
masyarakat
dan
memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan utama dalam Posyandu Balita meliputi: 1. Pelayanan ibu hamil 2. Pelayanan ibu nifas/menyusui 3. Pelayanan bayi dan anak balita 4. Pelayanan keluarga berencana 5. Pelayanan Imunisasi 6. Pelayanan gizi
7. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan diare Sedangkan kegiatan pengembangan meliputi: 1. Bina Keluarga Balita 2. Kelas Ibu hamil dan Balita 3. Pos Pendidikan Anak Usia Dini 4. Kesehatan Reproduksi Remaja 5. Toga 6. Pemberdayaan Fakir Miskin c) Posyandu Lansia Merupakan UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam
memperoleh
pelayanan
kesehatan
kepada
mengutamakan aspek promotif dan preventif. Kegiatan dalam Posyandu Lansia adalah sbb: 1. Peayanan kesehatan dasar: penimbangan
lansia
berat
yang
badan,
pengukuran tinggi badan, pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan
lansia,
pengukuran
tekanan
darah,
pemeriksaan
kesehatan, pemeriksaan status mental, pemeriksaan laboratorium sederhana dan pemberian penyuluhan/konseling. 2. Kegiatan lain yang disesuaikan dengan kondisi setempat misalnya: Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan sebagai aspek kesehatan dan gizi usila dan kegiatan olahraga yang bertujuan meningkatkan kebugaran. d) Poskestren Merupakan
UKBM
di
lingkungan
pondok
pesantren
yang
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan askek kuratif, dengan binaan Puskesmas setempat. Kegiatannya meliputi: 1. Membimbing
dan
membina
kader
dalam
pengelolaan
Poskestren termasuk melakukan orientasi dan pelatihan. 2. Mendampingi kader dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya 3. Mendampingi kader dalam memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dan gizi kepada pengunjung Poskestren dan masyarakat sekitarnya 4. Mendampingi dan membantu kader menganalisa hasil kegiatan Poskestren, menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Poskestren 5. Menerima konsultasi atau rujukan dalam menangani berbagai kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh kader di Puskesmas 6. Membantu pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan yang dibuthkan Poskestren.
e) Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Merupakan bentuk operasional dari pelayanan kesehatan tingkat primer (PHC) di lingkungan pekerja dan merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1. Identifikasi masalah kesehatan di lingkungan pekerja 2. Menyusun rencana pemecahan masalah 3. Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja melalui promosi 4. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak 5. Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar 6. Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap resiko dan masalah kesehatan pekerja 7. Melaksanakan rujukan ke Puskesmas 8. Pencatatan. f) Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Merupakan wadah peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut factor resiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. Pelaksanaan kegiatannya meliputi: 1. Kegiatan penggalian informasi factor resiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM 2. Kegiatan pengukuran IMT, lingkar perut serta analisa lemak tubuh, dilakukan 1 bulan sekali 3. Kegiatan pengukuran fungsi paru sederhana, dilakukan 1 bulan sekali 4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paing sedikit diselenggarakan 3 tahun sekali, bagi yang telah memounyai factor resiko PTM atau penderita DM paing sedikit 1 tahun sekali 5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total darah dan trigliserida bagi yang sehat, dilakukan 6 bulan-1 tahun sekali dan dilakukan oleh petugas kesehatan 6. Kegiatan pemeriksaan IVA (inspeksi Visual, Asam asetat) dilakukan sebaiknya 5 tahun sekali bagi individu yang sehat. 7. Kegiatan pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan 8. Kegiatan konseling atau penyuluhan 9. Kegiatan aktifitas fisik atau olah raga 10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayah setempat. g) Saka Bakti Husada Merupakan wadah
pengembangan
pengetahuan, pembinaan
ketrampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk
membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan serta mengembangkan lapangan pekerjaan di bidang kewirausahaan. Kegiatan SBH meliputi: 1. Pembinaan dan pelatihan oleh para Pamong Saka masing-masing Krida 2. Pengembangan kegiatan SBH meliputi latihan rutin dan latihan khusus 3. Bakti masyarakat, merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan diikuti oleh anggota SBH kepada masyarakat dalam bidang kesehatan dan lingkungan 4. Penganugerahan Tanda Kecakapan Khusus 5. Mengikuti secara aktif kegaitan yang dikembangkan oleh Kwartir Ranting/cabangnya. d. Penyuluhan NAPZA Penyuluhan napza sangat penting di lakukan untuk menghindari remaja maupun dewasa agar terhindar dari pergaulan yang tidak di inginkan. E. PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH Promosi Kesehatan di Sekolah adalah suatu upaya menciptakan sekolah menjadi komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui: a) Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat b) Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah c) Upaya pendidikan kesehatan yang berkesinambungan Untuk itu promosi kesehatan disekolah memiliki arti strategis guna mendukung kelancaran aktivitas pendidikan, memberikan bekal ketrampilan penunjang kehidupannya kelak, sebab: a) Sekolah adalah tempat utama dimana individu mengikut proses pendidikan formal untuk menambah pengetahuan dan mengasah ketrampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari b) Sebagian besar anak usia tertentu (7-12 tahun) mengikuti pendidikan di sekolah dalam kurum waktu yang cukup panjang (sekitar 5 jam sehari, atau 30 jam seminggu) c) Seorang anak akan terpajan dengan sekolahnya dalam waktu yang cukup panjang d) Mempunyai kurikulum yang memungkinkan seorang mempelajari berbagai hal yang terkait dengan kesehatannya e) Mempunyai program yang memungkinkan seorang mengikuti berbagai kegiatan terkait dengan kesehatan.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak sekolah yang berada di sekolah umum dan sekolah yang bercorak keagamaan. Sasaran program UKS adalah anak usia seklah berusia 6-19 tahun yang selaras dengan proses tumbuh kembangnya dikelompokkan menjadi 2 subkelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun). Tujuan program UKS adalah meningkatkan kemampuan anak sekolah berperilaku hidup bersih dan sehat, meingkatkan derajat kesehatan serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal. Lebih khusus, program UKS bertujuan untuk memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan kesehatan anak sekolah. F. GAMBARAN UMUM WILAYAH PUSKESMAS GEDONGAN 1. DATA WILAYAH Batas wilayah Pukesmas Gedongan, yaitu : Utara
: Kali Brantas, Kecamatan Gedeg , Kabupaten Mojokerto
Selatan
: Kelurahan Kranggan , Kecamatan Prajurit Kulon
Timur
: Kelurahan Wates , Kelurahan Kedundung , Kecamatan Magersari
Barat
: Kel. Miji ,Kel. Kauman , Kel. Mentikan , Kec. Prajurit Kulon Luas wilayah kerja Puskesmas Gedongan 26,031 Ha, terletak diketinggian
rata-rata
± 22 m diatas permukaan laut, latitude -7.463839, longitude
112.439378. Lokasi Puskesmas Gedongan dekat dengan pemukiman dan terletak di salah satu jalan protokol kota Mojokerto serta dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum yang tersedia secara rutin dari dan menuju wilayah kerja Puskesmas Gedongan. Akses jalan 6 kelurahan wilayah kerja Puskesmas Gedongan bisa dilewati kendaraan roda 2 maupun roda 4.
MAGERSARI
GEDONGAN
PURWOTENGAH
BALONGSARI SENTANAN
JAGALAN
Wilayah kerja Puskesmas Gedongan terdiri 6 kelurahan dengan 17 lingkungan, 45 RW dan 145 RT, dengan rincian sbb : Kelurahan Balongsari Jagalan Sentanan Purwotengah Gedongan Magersari Total
Jml Lingkungan 4 2 2 3 2 4 17
Jml RW 14 6 6 5 4 10 45
Jml RT 46 18 14 18 14 35 145
2. DATA KEPENDUDUKAN Rincian jumlah penduduk per kelurahan : Kelurahan Balongsari Jagalan Sentanan Purwotengah Gedongan Magersari Total
Jml Penduduk 7.948 3.347 2.514 1.763 1.771 6.016 23.359
Jml KK 2.321 1.056 539 609 585 1.821 6.931
Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 6.020 KK Jumlah ibu hamil : 346 orang Jumlah bayi (< 1 tahun) : 327 bayi Jumlah anak balita ( 1-4 tahun) : 1.101 anak Jumlah wanita usia subur (WUS) : 6.275 orang Jumlah pasangan usia subur (PUS) : 3.710 pasang Jumlah ibu bersalin : 310 orang Jumlah ibu nifas : 303 orang
Jumlah ibu meneteki
: 614 orang
3. DATA SEKOLAH NO. NAMA SEKOLAH 1 SDN MAGERSARI 1 2 SDN MAGERSARI 2 3 SDN GEDONGAN 1 4 SDN GEDONGAN 2 5 SDN GEDONGAN 3 6 SDK WIJANA SEJATI 7 SDN PURWOTENGAH 1 8 SDN PURWOTENGAH 2 9 SDN BALONGSARI 1 10 SDN BALONGSARI 2 11 SDN BALONGSARI 7 12 SDN BALONGSARI 8 13 SDN BALONGSARI 6 14 SDN BALONGSARI 5 15 SDN BALONGSARI 10 16 MI AL KARIMAH 17 SDN JAGALAN 18 SDN SENTANAN 19 SD TNH 1 20 SD TNH 2 21 SD MUHAMMADIYAH 22 SLB PERTIWI 23 SLB AISIYAH 24 SMPN 1 KOTA MOJOKERTO 25 SMPN 2 KOTA MOJOKERTO 26 SMPN 7 KOTA MOJOKERTO 27 SMP TNH 28 SMP TAMAN SISWA 29 SMPK ST. THOMAS AQUINO 30 SMP PGRI 1 31 SMP MUHAMMADIYAH 32 SMAN 3 KOTA MOJOKERTO 33 SMA TAMAN SISWA 34 SMA TNH 35 SMAK ST.THOMAS AQUINO 36 SMK BRAWIJAYA 37 SMK PARAMITHA 38 SMA PGRI 2 39 SMK PUTRA BANGSA
4. DATA RUMAH SAKIT DAN JEJARING
ALAMAT Jl. Gajahmada No.31 Jl. Gajahmada No.31 Jl. Pemuda 42 Jl. Gedongan 4/2 Jl. Pemuda 42 Jl. Pemuda No.31 Jl. Taman Siswa No. 16 Jl. Taman Siswa No. 16 Jl. Gajahmada No.151 Jl. Gajahmada No.151 Jl. Gajahmada No.151 Jl. Gajahmada No.151 Jl. Balongcok Gg. Sawah No. 170 Jl. Empunala No.115 Jl. Empunala No.115 Jl. Balongsari 1/15 Jl. Kalimati II/5 Jl. Kyai H. Ach. Dahlan No. 41 Jl. WR. Supratman No.11 Jl. WR. Supratman No.11 Jl. Taman Siswa No.1 Jl. Gajahmada No. 149 Jl. Bhayangkara No. 25 Jl. Gajahmada No.143 Jl. A. Yani no. 15 Jl. Karyawan No.4 Jl. Letkol Sumarjo No.67 Jl. Residen Pamuji No.83 Jl. Niaga No.15 Jl. Joko Tole No. 6 Jl. Kalimati 3/1 Jl. Pemuda No.33 Jl. Taman Siswa No.30 Jl. Letkol Sumarjo No.67 Jl. Niaga No.15 Jl. Benteng Pancasila No.242 Jl. Empunala No.45 Jl. Joko Tole No. 6 Jl. Joko Tole No.4
Rumah sakit dan jejaring di wilayah kerja Puskesmas Gedongan adalah: 1) Puskesmas Pembantu Balongsari 2) Puskesmas Pembantu Pasar Anyar 3) Klinik Tanjung Anyar 4) RSI Hasanah 5) BPS Rukiyati 6) Klinik Safira 7) RSB Sayang Bunda 8) RS Kamar Medika 9) Klinik PB Soedirman 10)Klinik Polresta Kota Mojokerto 11) Klinik Kuncup Ceria 12)Klinik Al Barokah 13)Klinik Krisna Sumadi 14)DPS dr. Kaenem 15)DPS dr. Widiastuti 16)Klinik Cikko Prima Husada
5. DATA POSYANDU BALITA
6. DATA POSYANDU LANSIA
KELURAHA N Gedongan Magersari Purwotengah Balongsari
Sentanan Jagalan
NO.
NAMA POSYANDU
1 2 3 4 5 6 7 8
Hasrat Melati Flamboyan Kemuning Sartika I Sartika II Ilham Raharjo Mangunrejo
9 10
Setia Kawan Werdha Sejati
ALAMAT Gedongan II/22 Mulyosari 1 (Balai RW) Jl. Hayam Wuruk 84 Asrama Korem Purwotengah II/3 (Poskesdes) Purwotengah IV/5 (Kelurahan) Jl. Empunala No. 22 3 lokasi bergiliran: Jl. Balongsari III/34 Jl. Balongsari I/15 Jl. Residen Pamuji 40 Sentanan II/26 Jl. Kalimati IV/32 Jl. Jagalan II/18
7. DATA POSBINDU PTM NO. 1 2 3 4 5
NAMA POSBINDU WIJAYA KUSUMA
ALAMAT Jl. Empunala No. 22 (Mobile per
FLAMBOYAN GEDONGAN WERDHA MULIA WERDHA SEJATI
wilayah) Jl. Hayam Wuruk 84 Gedongan II/22 Jl. Jagalan II/18 Jl. Kalimati IV/32
8. DATA POS UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK) NO. KELURAHAN 1. Balongsari
NAMA POS UKK Gajahmada Swalayan
ALAMAT Jl. Gajahmada No. 103-
2.
AHASS Gemini Motor
105 Jl. Gajahmada No. 58
Gedongan
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN A. VISI DAN MISI PUSKESMAS GEDONGAN VISI : Terwujudnya Mutu Pelayanan dan Budaya Hidup Bersih Serta Sehat pada Keluarga dan Masyarakat Kota Mojokerto Secara Mandiri.
MISI : Dalam
mewujudkan
Visi
tersebut
diatas
Puskesmas
Sebagai
Pusat
Puskesmas
Gedongan
Pembangunan
Kesehatan
mempunyai misi yaitu : 1. Menjadikan Masyarakat. 2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Bermutu dan Profesional Dalam Melayani Masyarakat. 3. Meningkatkan Kualitas dan Standarisasi Pelayanan Kesehatan. 4. Meningkatkan Pembinaan Peran Serta Masyarakat di Bidang Kesehatan Masyarakat. 5. Meningkatkan Kesadaran Individu, Keluarga Serta Masyarakat Untuk Melaksanakan Pola Hidup Sehat. 6. Meningkatkan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait Dalam UpayaPengembangan Pembangunan Kesehatan Masyarakat.
B. FALSAFAH PROMOSI KESEHATAN Falsafah promosi kesehatan Puskesmas Gedongan adalah: 1. Berorientasi pada masalah dan kebutuhan masyarakat setempat 2. Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama
C. TATA NILAI 1. Profesional UPT Puskesmas Gedongan selalu berupaya memberikan pelayanan yang bermutu dengan SDM yang kompeten dan kinerja yang sesuai standart 2. Komunikasi dan Kerja sama
Dalam melaksanakan tugas selalu membina komunikasi yang baik dan kerjasama tim yang utuh dan kompak dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi 3. Mudah Berkomitmen untuk memberikan kemudahan akses pelayanan kepada masyarakat D. TUJUAN 1. Meningkatkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat 2. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya hidup sehat 4. Penyebarluasan informasi kesehatan di masyarakat
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS Kepala UPT Puskesmas Drg Dewi Ailindawati Kepala Tata Usaha Nur hidayah
Pejabat Teknis Dr Chandra Kirana Akip Bendahara Ika Setya
Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Drg Aprilia Rosatie FD
Kepeg. &Umum Rosmey S Pembantu pengurus/penyi mpan barang : Titik K Agendaris : Tri Oetami
SP2TP dan pengelola JKN Enik Zulaichah Skep Ners
Penangung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan dr Hasan As’ari) UKM Essential Ernawati SKM
Promkes termasuk UKS (Yunaroh Triana Skep. Ners) Gizi yang bersifat UKM (Ari Kurniawati S.Gz) Penangulangan penyakit (Ulfatul Ummah S.Kep.Ners) Kesehatan Lingkungan ( Ari Woro L. ST) Kesehatan Ibu dan Anak Sulikah Amd Keb
UKM Pengembangan (Enik Zulaichah Skep. Ners)
Perkesmas (Enik Zulaichah Skep.Ners) Kesehatan Jiwa (Siswoyo) Kesehatan Olah raga (Jodi Pramono Amd Kep) Kesehatan tradisional (Daniyar Chelvi. Amd Keb) Kesehatan Gigi dan Mulut (drg Aprilia Rosatie) Kesehatan Kerja (Mahligai Wina Amd Kep Kesehatan Indra (Rina Yuni Amd Kep) Kesehatan Usia lanjut (Annis Sumijarni Amd . Kep)
Unit Pelayanan Umum (dr Endah Sulistyowati) Unit Pelayanan Gigi (drg Aprilia Rosatie) Unit Kesehatan ibu dan Anak (Sulikah Amd Keb) Farmasi (Suci Eka Amd) Laboratorium ( Erwin Atik Amd.Ak ) Unit Pendaftaran (Suikah) Gizi yang bersifat UKP (Ari Kurniawati S.Gz) Klinik Sehati (dr hasan As’ari) Klinik sanitasi (Ari Woro) Rehabilitasi Rawat jalan narkoba (dr Candra kirana)
PJ Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring faskes (Ari Woro ST)
Pustu Balongsari (Siswoyo)
Pustu Pasar Anyar (Yudi Ahmad Amk)
BERDASARKAN PERMENKES 75/2014 DAN DOKUMEN TATA KELOLA BLUD
BAB V STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM PROMOSI KESEHATAN KEPALA UPT PUSKESMAS GEDONGAN Drg. DEWI AILINDAWATI NIP. 19790121 200501 2 016
PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL UPT PUSKESMAS GEDONGAN ENIK ZULAICHAH NIP. 19690920 199503 2 004
PELAKSANA PROGRAM PROMKES
PELAKSANA PROGRAM PROMKES
YUNAROH TRIANA, S. Kep. Ns NIP. 109850802 200903 2005
NURLAILI RACHMAWATI, Amd. Keb
PELAKSANA PROGRAM PROMKES YULI INDAH ROHMATIN, SKM
BAB VI TUGAS, TANGGUNG JAWAB dan WEWENANG
A. URAIAN TUGAS PETUGAS PROMOSI KESEHATAN
1. Menyusun rencana kegiatan pelayanan promosi kesehatan berdasarkan data program Puskesmas dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja 2. Melaksanakan promosi kesehatan meliputi: penyuluhan, pembinaan UKBM, pembinaan PHBS dan fasilitator desa siaga serta koordinasi lintas program 3. Mengevaluasi
hasil
kegiatan
pelayanan
promosi
kesehatan
secara
keseluruhan 4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan 5. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam melaksanakan promosi kesehatan melalui berbagai media dan metode terhadap berbagai kelompok potensial, dunia swasta dan lembaga swadaya masyarakat serta mitrakerja 6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan B. TANGGUNG JAWAB PETUGAS PROMOSI KESEHATAN 1. Bertanggung jawab terhadap perkembangan strata kegiatan UKBM 2. Bertanggung jawab dalam membuat rencana program Promosi Kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Gedongan 3. Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan kegiatan Promosi Kesehatan C. WEWENANG PETUGAS PROMOSI KESEHATAN 1. Melakukan kegiatan sesuai uraian tugas dan SOP 2. Melakukan monitoring serta perbaikan hasil monitoring kegiatan UKBM
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
Dalam menjalankan tugas, petugas promkes tidak bekerja sendiri. Diupayakan kerjasama lintas program serta koordinasi dengan pihak terkait sehingga tujuan dapat tercapai. Dalam koordinasi lintas program dilakukan dalam konteks melakukan pembinaan, serta pembagian tugas dan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kegiatan rapat koordinasi dengan kelompok kecil maupun rapat UKM dengan seluruh pemegang program UKM biasa dilakukan untuk membentuk suatu kerjasama yang berkesinambungan serta terarah. Kegiatan tidak hanya untuk melakukan koordinasi, melainkan bentuk monitoring serta evaluasi kegiatan sehingga terdapat upaya perbaikan dalam kegiatan selanjutnya Lintas sektor terkait dengan pelaksanaan kegiatan juga kerap dilakukan. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dibutuhkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan dukungan pemangku wilayah serta lembaga sosial masyarakat setempat, diharapkan bisa membantu tercapainya tujuan. Peran masyarakat dalam program promosi kesehatan sangat berpengaruh besar. Karena masyarakatlah yang membentuk system di lingkungan yang diharapkan dapat menjadi budaya perilaku hidup bersih dan sehat, tetapi upaya tersebut harus dimulai dari lingkungan terkecil yaitu sebuah keluarga. Dalam melaksanakan tugasnya, UPT Puskesmas Gedongan memiliki tenaga Promosi Kesehatan sebanyak 3 orang, setiap orang bertanggung jawab terhadap 2 kelurahan, sehigga memudahkan koordinasi serta terfokus pada permasalahan dimasing-masing wilayah. Tetapi, ketika suatu permasalahan tidak dapat terpecahkan sendiri,
maka
petugas
Promosi
Kesehatan
bersama-sama
melakukan
upaya
penanggulangan permasalahan dengan koordinasi terhadap program lain dan sektor lain dengan arahan serta bimbingan kepala UPT Puskesmas Gedongan.
BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi kesehatan Puskesmas adalah tenaga (SDM), sarana/ peralatan termasuk media komunikasi dan dana atau anggaran Semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan informasi atau konseling. Jika keterampilan
ini
ternyata
belum
dimiliki,
maka
harus
diselenggarakan
pelatihan/kursus. Melihat kondisi tersebut diatas, maka dapat dikatakan terdapat dua katergori pelaksana promosi kesehatan, yaitu 1)setiap petugas kesehatan dan 2)petugas khusus promosi kesehatan (disebut penyuluh kesehatan masyarakat) 1. Setiap Petugas Kesehatan Setiap petugas kesehatan yang melayani pasien dan ataupun individu sehat (misalnya dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, petugas laboratorium, dll) wajib melaksanakan promosi kesehatan. Namun demikian tidak semua strategi promosi kesehatan yang menjadi tugas utamanya, melainkan hanya pemberdayaan. Dalam pelaksanaannya, upaua pemberdayaan umumnya berbentuk pelayanan informasi atau konsultasi. Artinya, tenaga-tenaga kesehatan Puskesmas tidak hanya memberikan pelayanan teknis medis atau penunjang medis, melainkan juga penjelasan-penjelasan berkaitan dengan pelayanannya itu. Apalagi jia pasien ataupun individu sehat menanyakannya atau menginginkan penjelasan. Sedangkan jika mereka diam saja pun, petugas kesehatan Puskesmas harus mengecek apakah diamnya itu karena sudah tahu atau sebenarnya belum tahu tetapi segan/tidak berani bertanya. 2. Petugas Khusus Promosi Kesehatan Petugas khusus promosi kesehatan diharapkan dapat membantu para petugas kesehatan lain dalam melaksanakan pemberdayaan. Dalam keterbatasan sumber daya manusia kesehatan, sehingga belum memungkinkan adanya petugas khusus promosi kesehatan di setiap Puskesmas, maka dapat merekrut tenaga khusus promosi kesehatan yang ddiambil dari tenaga kesehatan lainnya. Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang mempunyai kapasitas di bidang promosi kesehatan. Koordinator tersebut dipilih dari tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat atau PKM). Jika tidak tersedia tenaga khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipilih dari semua tenaga kesehatan Puskesmas yang melayani pasien/klien (dokter, perawat, bidan, sanitarian,
dll). Adapun standar tenaga khusus promosi kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut: Kualifikasi Jumlah D3 kesehatan + minat 1 orang &
bakat
di
bidang
Kompetensi a. Membantu tenaga kesehatan
promosi kesehatan
lain
merancang pemberdayaan b. Melakukan suasana
bina dan
advokasi Adapun kualifikasi tenaga Promosi Kesehatan UPT Puskesmas Gedongan adalah sebagai berikut: NO.
NAMA
PENDIDIKAN
1.
YUNAROH TRIANA, SARJANA
2.
S.Kep. Ns YULI
3.
ROHMATIN, SKM NURLAILI
MASYARAKAT DIPLOMA
RACHMAWATI,
KEBIDANAN
STATUS KEPEGAWAIAN PNS
KEPERWATAN INDAH SARJANA KESEHATAN TENAGA BLUD
Amd. Keb
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
III TENAGA BLUD
Kegiatan orientasi dilaksanakan terhadap pegawai baru serta pelaksana baru. Pada pegawai baru, kegiatan orientasi dilakukan secara menyeluruh, yang meliputi profil Puskesmas, kegiatan UKP dan UKM. Sedangkan kegiatan orientasi pelaksana baru dilakukan oleh pelaksana lama dengan arahan dan bimbingan dari penanggung jawab UKM. Adapun dasar kegiatan orientasi yang dilakukan adalah: 1. Pembinaan dari kepala UPT Puskesmas Gedongan Pembinaan ini dimaksudkan memberikan penjelasan dengan metode kuliah singkat terkait dengan tugas dan tanggung jawab pegawai baru di UPT Puskesmas Gedongan 2. Perkenalan dengan seluruh pegawai di unit masing-masing Memperkenalkan pegawai baru kepada seluruh pegawai di unit masing-masing yang didampingi dengan kepala TU atau petugas tata usaha. 3. Sosialisasi dan koordinasi petugas kepegawaian tata usaha mengenai jam kerja Pegawai baru diperkenalkan peraturan internal mengenai kepegawaian, termasuk jam kerja serta absensi elektronik yang telah disediakan kepada pegawai baru 4. Mempelajari struktur organisasi dan profil Puskesmas Pegawai baru mempelajari struktur organisasi yang ada di UPT Puskesmas Gedongan serta profil Puskesmas 5. Mempelajari pembagian tugas di unit terkait Pegawai baru diberikan tugas sesuai dengan kebutuhan di unit terkait 6. Mempelajari uraian tugas pegawai baru Pegawai baru mempelajari tugas, tanggung jawab dan wewenang di unit terkait 7. Mempelajari SOP di unit yang terkait Pegawai baru mempelajari semua SOP yang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan atau berhubungan dengan unit terkaitnya. 8. Melihat dan mengikuti pelaksanaan tugas sehari-hari di unit terkait Pegawai baru mengikuti pekerjaan atau pelayanan di unit terkait untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya.
Untuk kegiatan orientasi pegawai lama yang memegang program baru: 1. Pengenalan program dan jenis kegiatan UKM
2. Memberi pemahaman tugas pokok, tanggung jawab dan wewenang serta keterkaitan lintas program dan lintas sektor 3. Mengikuti kegiatan orientasi pelaksanaan UKM Puskesmas 4. Mengikuti pelaksanaan kegiatan UKM luar gedung 5. Mempelajari dan mengikuti proses pelaporan serta evaluasi kegiatan 6. Melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan orientasi kepada Kepala Puskesmas.
BAB X PERTEMUAN/RAPAT EVALUASI
Kegiatan rapat/pertemuan dilakukan secara rutin dan berkesinambungan, adapun kegiatan rapat/pertemuan program Promosi Kesehatan yang dilaksanakan secara rutin adalah: 1. Rapat Perencanaan Tingkat Puskesmas yang membahas mengenai kegiatan yang akan dilaksanaan selanjutnya. Waktu pelaksanaan: bulan Januari, minggu 1/2 2. Rapat UKM, membahas mengenai capaian kinerja yang akan dibicarakan pada rapat minilokakarya serta kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Diikuti oleh penanggung jawab dan pelaksana program UKM Waktu pelaksanaan: setiap bulan 3. Rapat
minilokarya,
membahas
berbagai
macam
permasalahan
Puskesmas, diikuti oleh seluruh pegawai Puskesmas Waktu pelaksanaan: setiap bulan 4. Rapat minilokakarya lintas sektor, membahas berbagai hal yang perlu disampaikan kepada sektor lain termasuk permasalahan yang perlu dipecahkan bersama sehingga dicapai kesepakatan bersama Waktu pelaksanaan: setiap tri bulan 5. Pertemuan MMD, membahas hasil SMD (Survei Mawas Diri) untuk dicari pemecahan permasalahan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing. Waktu pelaksanaan: bulan November Sedangkan pertemuan/rapat lainnya yang tidak terjadwal/tidak rutin bisa dilakukan sewaktu-waktu menyesuaikan kondisi terkait pelaksanaan koordinasi dengan program lain dalam hal terselenggaranya suatu kegiatan.
BAB XI PELAPORAN
1. Pemantauan Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas. Mekanisme pemantauan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a) Pelaporan pelaksanaan dan pencapaian program promosi kesehatan, yang disampaikan oleh pengelola promosi kesehatan di Puskesmas kepada kepala Puskesmas setiap bulannya atau tribulan, sesuai dengan kesepakatan. Dalam hal ini laporan hasil kegiatan dibuat setelah pelaksanaan kegiatan. b) Kunjungan/peninjauan lapangan dilakukan ke beberapa lokasi/wilayah terpilih. 2. Evaluasi Evaluasi dilakukan di setiap tahapan manajerial mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil evaluasi serta monitoring dilakukan dalam kurun waktu tiap tribulan, disertai dengan Analisa permasalahan, hambatan, dan rencana tindak lanjut. Evaluasi berdasarkan indkator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi pelaksanaan kegiatan program Promosi Kesehatan dilakukan tiap tribulan dikarenakan kegiatan program ini tidak sama setiap bulannya, sehingga tidak bisa terpantau dan tidak bisa dilaporkan setiap bulan. 3. Indicator keberhasilan Indicator mutu dan kinerja dirumuskan untuk keperluan evaluasi dan monitoring.