Pelayanan Pastoral Konseling [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Seam
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELAYANAN PASTORAL KONSELING KEPADA ORANG YANG HAMIL DI LUAR NIKAH



Pengantar Pelayanan dan konseling ini dilakukan kepada nona Mince (nama samaran), di Kupang, usia 20 tahun, pada tanggal 27 Okrober 2016, pukul 17.00 Wita, dirumahnya konseli. Informasi yang diperoleh Konselor dari orangtua dan saudara Konseli, bahwa konseli sedang hamil diluar nikah dan masih duduk dalam bangku kuliah. Pada tanggal 27 Oktober 2016, pukul 08.00 Wita, Konselor dihubungi oleh orangtua Konseli. Percakapan pastoral menjadi sangat terbatas, karena konseli dalam keadaan yang takut dan stres. Saat pelayanan pastoral ini dilakukan, Konseli didampingi oleh Ibunya (Ki A) dan adik Perempuannya (Ki B). Sedangkan ayah dan adiknya yang laki-laki sedang keluar. 1. Verbatim



Ko 1



: Selamat sore mama.....(Ki 1 tidak bersama-sama dengan Ibunya,ia sementara berada didalam kamarnya, sedangkan ibunya duduk di teras rumah menanti kedatangan Ko).



Ki A1 : Selamat sore juga ibu.....(sambil berjabat tangan , membawa Ko kedalam, dan mempersilahkan duduk diruang tamu, lalu menyuruh Ki B untuk memanggil Ki di kamarnya). Ki 1



: (keluar dari kamarnya dan langsung menuju Ko lalu bersalaman) Sore ibu....(lalu Ki duduk disebelah Ki A).



Ko 2



: apa kabar?



Ki 2



: sehat Ibu....hanya sering mual-mual dan mudah lelah.



Ko 3



: apakah sudah ke dokter untuk memeriksa kondisi atau belum?



Ki 3



: belum ibu...



Ko 4



: mengapa?



Ki 4



: saya malu juga takut orang lain tahu kalau saya hamil diluar nikah, apalagi saya sementara kuliah.



Ki B1 : (keluar dari dapur sambil membawa teh, lalu menyasikan dan mempersilahkan minum, lalu Ki B duduk di sebelah Ki) Ki A2 : ibu tolong anak saya....ayahnya sampai saat ini belum mengetahui kalau anak saya hamil, kami takut untuk mengatakanya....karena ayahnya pasti akan sangat marah dengan kejadian ini. Ki 4



: (pindah dan duduk disebelah Ko sambil menangis)ibu....saya malu dan juga saya takut....



Ko 5



: (sambil memegang tangan ki)tidak apa-apa. Saya dapat memahaminya. lalu apa yang bisa saya bantu?



Ki 5



: (berdiam diri sambil terus menangis)



Ki A3 : ibu tolong kami...kami tidak tahu dengan cara apa agar kami dapat memberitahukan hal ini kepada ayahnya. Saya pun takut untuk menyatakannya. Karena nanti dianggap tidak dapat menjaga anak saya dengan baik sehingga kejadian ini bisa terjadi. Ko 6



: lalu dimana ayah dari anak ini?



Ki 6



: dia ada...dia juga masih sementara kuliah...kami berdua kuliah ditempat yang sama...tapi dia kakak tingkat saya....dia hendak bertanggung jawab tetapi dia takut untuk kesini menghadap orangtua saya terutama ayah saya.



Ko 7



: siapa nama laki-laki itu?



Ki 7



: Dicky ibu...



Ko 8



: baiklah kalau begitu....nanti Mince tolong beritahu Dicky agar ia kesini dan bersama-sama denganmu untuk memberitahukan hal ini kepada ayahmu.....tidak apa-apa sayang....jika kalian mau berterus terang kepada ayahmu, pasti dia akan menerimanya walaupun marah dan kecewa.....tetapi hal itu wajar.....karena pertanda kalau ayahmu sangat menyanyangimu.....dia kecewa dan marah karena mungkin dia berpikir kalau dia tidak bisa menjadi ayah yang baik untukmu....



Ki 8



: (mengangguk kepala sambil terus terisak-isak)



Ko 9



: lebih baik secepatnya berterus terang kepada ayahmu...daripada dia mengetahuinya dari orang lain...itu akan membuatnya semakin marah lagi....



Ki 9



: iya ibu....



Ko 10 : iya sayang....agar kamu juga dapat memeriksakan diri dan juga janin yang ada dalam kandunganmu itu....sebaiknya ibu juga dapat mendampingi Mince ketika ia akan memberitahukan ayahnya Ki A4 : baik ibu....terima kasih atas sarannya... Ko 11 : sama-sama....mama dan mince juga adik....saya mau pamit pulang tapi sebelum itu mari kita sama-sama berdoa kepada Tuhan dalam agar semuanya dapat berjalan dengan lancar...sesuai dengan kehendak Tuhan. Ki 10, Ki A5 dan Ki B2 : iya ibu...(sambil memperbaiki posisi duduk mereka) Ko 12 : baiklah.....mari kita sama-sama mengangkat hati untuk menghadap Tuhan dalam doa....mari kita berdoa....Allah Bapa Kami yang ada dalam Kerajaan Sorga...Bapa yang selalu kami sembah Dalam AnakMu Yesus Kristus...saat ini saya bersama keluarga Kaka mince...kami bersyukur kepadaMu karena karena Engkau masih menjaga kami hingga detik ini...Bapa saat ini kami akan menaikan permohonan dan pergumulan yang dialami oleh keluarga ini....ditempat ketinggianMu, Engkau telah mengetahui apa yang terjadi dalam keluarga ini...karena itu hambuMu memohon agar Engkau akan menolong mereka...juga akan



memberikan jalan keluar yang terbaik bagi pemecahan masalah ini....kami juga Memohon agar Engkau menjaga juga memberkati kakak Mince dan anak yang ada dalamkandungannya agar selalu sehat...kami juga berdoa dari kakak dicky yang adalah ayah dari calon anak ini,agar Engkau mau menggerakkan hatinya dan memberikan kepadanya kesehatan agar ia mau untuk secepat mungkin datang kesisi untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka perbuat....kami juga berdoa untuk bapa yang belum pulang dari tempat kerjanya...Engkau menuntunnya agar ia pulang sampai rumah dalam keadaan sehat.....kami juga berdoa untuk mama yang selalu dan senantiasa mendampingi anaknya dalam keadaan apapun itu, Engkau selalu memberikan kepadanya kekuatan juga kesehatan agar dia tetap menjadi Ibu juga istri yang baik dalam Rumah tangga ini.....kami juga berdoa untuk kami semua yang ada pada saat ini...agar kami dapat mengambil hikmah dari apa yang terjadi....berkat kami semua....dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus kami panjatkan doa dan permohonan kami dan biarlah kehendak-Mulah yang jadi atas permohonan kami....Amin Ki 11 dan Ki A6



: terima kasih ibu...



Ko 13 : sama-sama... saya mohon pamit.... Ki A6 : baik ibu...terima kasih ibu sudah meluangkan waktu untuk datang kesisi...Tuhan memberkati pelayanan ibu... Ko 14 : terima kasih...selamat sore... Ki 12, Ki A 6 dan Ki B2



: (mengantar Ko di depan rumahnya)



II. Analisis Verbatim Dalam kaitan dengan Verbatim yang disajikan diatas, ketakutan dan kecemasan sangat tampak dari diri Mince. Hal ini mungkin disebabkan karena ketidaksiapannya dia atas apa yang telah terjadi. Hal ini juga yang dirasakan oleh ibunya Mince ini, ia belum siap untuk memberitahukan kepada suaminya atas kehamilan anaknya ini. Dari percakapan dengan ibunya ini sebelum kunjungn pastoral ini, terungkap penyesalan yang amat dalam dari ibu ini (Ki A), karena sebagai anak yang pertama dalam keluarga mereka, maka Mince menjadi anak yang sanggat diharapkan menjadi contoh dan panutan bagi adik-adiknya yang masih kecil. Ibunya juga sangat takut jika anaknya belum siap menerima keadaan ini dan berpikir untuk melakukan hal-hal yang bisa saja merugikan dirinya dan juga anak yang ada dalam kandungannya.



III. Analisis psikologis Secara psikologis terlihat keterbukaan sikap konsili untuk menerima keadaan dirnya yang sedang hamil diluar nikah itu.hal ini diungkapkan oleh konseli dalam pelayanan konseling ini berlangsung. Bahkan ia berani jujur terhadap ibunya, walaupun ia tahu kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Dalam percakapan, kita dapat melihat bahwa konseli, memahami akan kondisi dirinya, ia malu juga takut. Karena itu konselor memberi kesempatan kepada konseli untuk mengungkapkan apa



yang terjadi.konsili dengan kemampuannya yang terbatas itu berupaya untuk menciptakan komunikasi yang lancar dengan rasa empati yang dapat menolong dan meringankan beban konseli agar ia tidak merasa takut dan cemas karena akan berdampak pula pada janinnya. IV. analisis Antropologi Anak yang hamil di luar nikah, bagi sebagian orang yang hidup di Kupang, adalah sebuah aib. Apalagi jika sang ayah dari bayi tidak bertanggung jawab atau lari dari tanggungjawab itu. Hal ini akan menjadi sebuah hal yang sangat memalukan jika hal ini terjadi. Ini juga yng dirasakan oleh Konseli dalam perkacakan pastoral tersebut. Ibunya pen merasa sedih dan hilang harapan bahwa ia adalah anak pertama yang harusnya menjadi contoh dan teladan kepada adik-adiknya. V. Analisis sosiologi Dalam keluarga konseli ini, hamil diluar nikah adalah salah satu hal yang sangat memalukan, sehingga mereka juga takut untuk memberitahukan kepada ayah konseli. Konseli ini tidak dapat membendung lagi perasaan takut dan kecewa terhadap dirinya sendiri juga terhadap orangtuanya. VI. Analisis teologis Dalam percakapan antara konselor dan konseli, tidak tampak munculnya gagasan teologis yang dalam, hanyalah rasa penyesalan yang amat dalam yang dirasakan oleh konseli. Menurut pemahaman konselor, penyesalan yang dialami oleh konseli adalah hal yang wajar. Karena ia merasa berdosa kepada Tuhan. Juga ia merasa bahwa ia gagal menjadi anak yang baik bagi orangtua dan kakak yang baik bagi adik-adiknya. VII. Kesimpulan Dari pelayanan dan konseling pastoral terhadap konseli, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa pelayanan pastoral kepada orang yang hamil diluar nikah mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting. Karena ketika kita berhadapan dengan kasus ini kita tidak mungkin menyalahkan satu pihak saja, misalnya kita menyalahkan yang perempuan karena tidak bisa menjaga diri dan kehormatannya dengan baik, karena dalam kasusseperti ini laki-laki dan perempuan memiliki titik kesalahan yang sama besarnya. Berangkat dari pemahaman tersebut, konselor mengupayakan sebuah bantuan dan dukungan dalam bentuk pendampingan guna memolong konseli dan keluarganya agar tidak merasa takut dan tegang. Konselor berupaya membangun suasana keakraban dan penuh pendekatan unuk meringankan beban pikiran yang sedang dialami oleh konseli, serta memahami dan terlibat dalam situasi konseli. Dalam percakapan pastoral tersebut juga, diharapkan konseli dan keluarga mampu untuk memahami lebih mendalam tentang realitas kehidupan manusia, bahwa tidak selamanya rencana yang kita impikan berjalan mulus sesuai dengan perancanaan. Tahap selanjutnya konselor menganjurkan agar konseli dan ibunya dapat berkata yang jujur kepada ayahnya, apapun konsekuensinya. VIII. Refleksi pribadi Dalam pengalaman pribadi konselor dan pengalaman yang diperoleh konselor dalam pelayanan pastoral konseling ini, konselor melihat bahwa pelayanan pastoral konseling terhadap orang yang hamil diluar nikah sangatlah penting. Karena dalam kasus-kasus tertentu seseorang tidak bisa menerima keadaan dirinya sehingga bisa saja dia berbuat nekat misalnya bunuh diri, aborsi, dsb.



Di lain pihak, kita seringkali menilai bahwa perkembangan dunia saat ini, membuat moral anak muda hancur. Mereka dengan gampangnya melakukan hubungan seksual diluar nikah tanpa adanya rasa takut ataupun berdosa. Oleh karena itu pelayanan pastoral konseling tehadap mereka menjadi salah satu bentuk penanganan yang bertujuan agar mereka memiliki ketenangan emosi yang stabil, membuat mereka untuk sadar bahwa yang terjadi itu adalah sesuatu yang berdosadan salah serta mereka bertobat untuk tidak mengulanginya lagi. Karena jika sebuah pernikahan yang dibangun karena sesuatu yang dipaksakan, misalnya karena hamil di luar nikah maka mau tidak mau harus menikah, maka yang tejadi adalah bahwa secara mental mereka belum siap untuk memasuki sebuah dunia baru yaitu dunia pernikahan, yang dalam Alkitab adalah janji suci untuk sehidup semati, sedangkan mereka masih sangat muda dalam hal ini. Dan solusi yang tepat untuk kasus hamil diluar nikah adalah dengan menikah. Hal ini bertujuan untuk bertanggungjawab atasapa yang telah mereka perbuat juga sebagai cara hubungan mereka dikuduskan oleh Tuhan.