Pemasangan Aksesori Pipa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

o Pemasangan aksesori pipa Pemasangan material pendukung (aksesori pipa) dilakukan secara manual oleh tenaga berpengalaman. Alat bantu angkat tripod akan disiapkan di lokasi pemasangan bila diperlukan, untuk mengantisipasi kelelahan tenaga kerja ketika mengangkat/ menopang material aksesori tersebut. Pemasangan dilakukan sedemikian dengan cara yang baik agar tidak terjadi malfungsi yaitu bilamana aksesori pipa tidak berfungsi secara normal, dan jika ini terjadi harus dibongkar kembali untuk mencari penyebab malfungsi tersebut, selanjuntya dilakukan perbaikan/penggantian dan dilakukan pemasangan kembali. Material lain yang dipasang bersamaan aksesori pipa harus disiapkan dan dipasang dengan baik sesuai spesifikasi teknis, tanpa satupun yang tertinggal. Pemasangan terus dilaksanakan hingga seluruh material selesai dipasang. o Air valve dia. 2 inchi Pengadaan air valve dilakukan dengan cara yang sama pada pengadaan untuk pipa galvanis, mulai dari pengajuan contoh hingga pemesanan dalam jumlah tertentu sesuai kebutuhan dan perhitungan tambahan mengantisipasi kerusakan. Hal itu berlaku pula untuk mobilisasi dari pabrik hingga ke lokasi pemasangan, demikian pula perawatan selama berada di gudang penumpukan yang kesemuanya untuk memastikan material tersebut tidak mengalami perubahan melebihi spesifikasi yang ditetapkan produsen. Pemasangan valve dilakukan secara manual oleh tenaga berpengalaman. Alat bantu angkat tripod akan disiapkan di lokasi pemasangan bila diperlukan, untuk mengantisipasi kelelahan tenaga kerja mengangkat/ menopang valve. Pemasangan dilakukan sedemikian dengan cara yang baik agar tidak terjadi malfungsi dimana valve tidak berfungsi secara normal, dan bilamana ini terjadi harus dibongkar kembali untuk mencari penyebab malfungsi tersebut. Material lain yang dipasang bersamaan valve harus diperhatikan dan dipasang dengan baik sesuai spesifikasi teknis, tanpa satupun yang tertinggal. Pemasangan terus dilaksanakan hingga seluruh material selesai dipasang. o Flange dia. 6 inchi Pengadaan flange ring atau cincin dilaksanakan dengan cara yang sama seperti pengadaan gate valve dan pengadaan pipa gip. Flange ring dipasang bersamaan pada saat penyambungan antar pipa maupun sambungan dengan aksesori pipa lainnya. Pemasangan dilakukan sedemikian dengan cara yang baik oleh tenaga kerja berpengalaman dibidang plumbing. Menitikberatkan pada keselamatan kerja dan hasil pemasangan yang rapat agar air tidak bocor keluar melalui sambungan yang tidak dilaksanakan dengan benar. o Stub Flange dia. 6 inchi Pengadaan flange ring atau cincin dilaksanakan dengan cara yang sama seperti pengadaan gate valve dan pengadaan pipa gip. Flange ring dipasang bersamaan pada saat penyambungan antar pipa maupun sambungan dengan aksesori pipa lainnya. Pemasangan dilakukan sedemikian dengan cara yang baik oleh tenaga kerja berpengalaman dibidang plumbing. Menitikberatkan pada keselamatan kerja dan hasil pemasangan yang rapat agar air tidak bocor keluar melalui sambungan yang tidak dilaksanakan dengan benar.



o Boltnut 3/4 inchi x 2.5 inchi Bertindak sebagai pengunci atau baut pada pemasangan pipa. Dipasang secara manual oleh pekerja. o Packing karet, 4mm Bertindak sebagai pelapis sambungan, dipasang sebelum kedua ujung pipa akan disambung. Pemasangan secara manual oleh pekerja.



PEKERJAAN PIPA DAN AKSESORIS o



Pemasangan Pipa GIP Ø 150 mm Material Pipa yang akan dipasang sudah disetujui oleh direksi, dan setelah request untuk memulai pelaksanaan telah ditanda tangani oleh direksi maka mulai diturunkan pipa kedalam parit galian dengan bantuan alat-alat khusus yang telah disediakan. Semua pipa, assesories dan perlengkapan lainnya harus dengan hati-hati diturunkan kedalam parit galian sat per satu dengan Derek tali-tali dan peralatan yang sesuai agar terhindar dari kerusakan. Setiap pipa yang telah dimasukkan kedalam parit harus langsung dipasang dan distel sambungannya kemudian diurug dengan pasir urug yang telah mendapatkan persetujuan direksi. Semua ujung pipa yang terakhir harus ditutup sehingga kotoran tidak masuk kedalam pipa. Perubahan arah perletakan pipa harus dilaksanakan dengan penyambungan assesories begitu juga untuk percabangan harus dengan assesories sesuai gambar dan instruksi Direksi. Dan pada waktu perletakan pipa semua parit galian harus kering dan bersih. Semua pipa dan perlengkapan yang akan dipasang serta alat – alat Bantu untuk pemasangan pipa tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati – hati sesaat sebelum pipapipa/perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang akan dipasang. Semua ujung pipa harus dipastikan lurus/ tidak bengkok. Jika terdapat ujung pipa yang bengkok maka harus dipotong sesuai petunjuk teknis dari direksi. Dan terakhir akan diperiksakan lagi pada direksi sebelum pemasangan. Pipa diturunkan setelah kedalaman galian mendapatkan persetujuan dari direksi. Material pipa dan asscesoriesnya diperiksa kembali sebelum menurunkan. Penurunan pipa kedalam lobang galian dilakukan dengan cara hati – hati, dilakukan dengan cara menurunkan satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, Derek dan tali. Bagian Luar dan dalam ujung pipa harus dinersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang / disambungkan. Tidakan pencegahan akan kami lakukan untuk menghindari benda asing masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur pipa. Dan semua ujung pipa sewaktu meninggalkan pekerjaan harus ditutup rapat dengan plastic dan diikat erat dengan karet / benen. Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempat dengan bahan urugan yang telah disetujui oleh direksi dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Sementara pemotongan pipa untuk menyisipkan “Tee”, “Bend”, atau “Valve” atau tujuan lain, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa



menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus sudut tepat terhadap sumbu pipa. Pemeriksaan sebelum Pemasangan Semua pipa ”Fitting” harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan, pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau ”fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya. Pembersihan pipa dan ”fitting” Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang. Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa. Perletakan Pipa Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun bendabenda lainnya ditempatkan dalam pipa. Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan. Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi. Pemotongan pipa Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa. Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi. Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi. Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.



Semua bahan pelicin (librican) untuk sambungan ”Push-On Raubbering” dan ”solvencement” untuk sambungan ”Solvencement” untuk PVC kami sediakan dan menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan untuk Direksi Penyambungan pipa dengan sambungan ”Push-On Rubbering” ”Socket” dan ”Spigot” pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincing karet (rubbering) dipasang ditempatnya. ”Spigot” kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah disetujui dan pipa ditekan masuk ke ”Socket”. Penekanan pipa ”Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang sedang dipasang. Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus digunakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan ”Socket’ tersebut pada mana batang tersebut ditekan. Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan alasnya (Badding material). Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan ”Push-on” agar membentuk lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. o Pengelasan Pipa - Bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak pada permukaan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal. - Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan antara dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan. - Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas. Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu tegak lurus 90 derajat, 30 atau 40 derajat. - Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang akan dilas. - Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat mempengaruhi kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan bintik-bintik api. Proses pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari tebal elektroda. - Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, anda dapat memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan antara dua bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang dilas. - Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang dilas. - Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum sempurna. Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum tersatukan dengan baik tersebut. Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika pengelasan tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas bagian yang belum terlas secara sempurna tersebut. o Pemasangan Pipa HDPE Ø150 PN-10 SDR-17



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



Pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing- puing/batu, alat-alat, bekas pakaian dan lainlain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran air didalam pipa. Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam galian harus langsung dipasang dan distel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi Lapangan/Teknis serta dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat- tempat sambungan pipa harus diperiksa terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis baru diperbolehkan untuk diurug. Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti, harus ditutup sehingga kotoran maupun air buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis. Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan dengan penyambung bend/elbow yang sesuai. Begitu pula untuk percabangan harus dengan tee cross (sesuai dengan kebutuhan). Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi Lapangan/Teknis. Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan oleh Direksi Lapangan/Teknis. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan pipa agar yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih. Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering. Disekeliling pipa harus diberi pasir sesuai dengan gambar atau tidak dinyatakan lain diberi lapisan pasir sedemikian rupa sehingga terdapat pasir minimal setebal 10 cm dibawah, disamping, dan diatas pipa atau menurut gambar, kecuali untuk pipa-pipa yang memotong jalan (crossing jalan) diurug segera dengan pasir penuh dan tanah bekas galian harus disingkirkan agar dapat segera dilalui kendaraan-kendaraan. Dan khusus untuk jalan-jalan protocol (lalu lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat) harus dilindungi dengan pelat baja. Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend dan sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175). Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor kedalam pipa. Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari minyak/oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya. Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup (didop/plug) dan diberi beton penahan (beton K-175). Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam syarat-syarat teknis pekerjaan ini.



a. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa berada di atas galian, segera sebelum pemasangannya pada posisi terakhir. Ujung pipa harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang paling mudah rusak pada waktu pengangkutan. Pipa atau peralatan yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh Direksi Lapangan/Teknis, yang akan menentukan perbaikan atau dibuang. b. Pembersihan Pipa Semua kotoran, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus disingkirkan dari ”bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian dalam ”bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari lemak. Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran. Tindakan pencegahan harus berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari. Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran-akhiran bell dan spigot. Tiap pipa, bagian luar, akhiran spigot dan bagian dalam dari bell harus dibersihkan, kering dan bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang. c. Penurunan Pipa Kedalam Galian Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan dan digunakan bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan. Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi Lapangan/Teknis. Direksi Lapangan/Teknis akan menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut. Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam galiannya dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang. Semua pipa, ”Fitting” dan ”Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian. d. Pemotongan Pipa Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.



Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan serong harus sama degnan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.



Jenis Cara Penyambungan  Cara sambungan pipa Polyetheline adalah sbb : Sambungan mekanis Mechanical-joint: sambungan plastik, injection( 20 mm-63 mm) imulded, tipe pushin dengan O-ring dan ulir. Welding (heat fusion) - Butt welding ( 63 mm – 250 mm) - Socket welding (20 mm – 125 m) - Saddle welding Electro welding (25 mm – 125 mm) Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.  Cairan pembersih serta peralatan penyambungan disediakan  Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Direksi Lapangan/Teknis.  Penyambungan Pipa dengan sambungan mekanis: Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan. Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya penyambunganpenyambungan yang biasa dilakukan.  Penyambungan pipa dengan Welding (heat fusion) Butt weldding - Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan diratakan dengan pengetap. - Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik. - Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat dibuka. - Peralatan yang harus disediakan unutk penyambungan ini adalah:  Generator, digunakan untuk memberikan daya listrik kepada plat pemanas, pemotong dan pompa hidrolik.  Mesin butt fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong ,plat pemanas, pompa hidrolik dan plat pengatur waktu.  Roda penyangga pipa.  Tenda pengelasan.  Alat pembersih, katun atau handuk, kertas (tissue).  Alat ukur sambungan.



-



-



 Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas.  Pipa dan penutupnya.  Papan landasan.  Pemotong pipa.  Thermometer temperatur udara.  Spidol,  Alat ukur waktu, Materan. Sebelum dimulai pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :  Adanya bahan bakar yang cukup digenerator dan dalam keandalan benar-benar berfungsi sebelum dihubungkan kemesin.  Pemakaian generator harus disesuaikan dengan kapasitas mesin welding.  Perlengkapan mesin dan pompa hidrolik berfungsi dengan baik.  Heatplate (plat pemanas) dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila sebelumnya sudah digunakan.  Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.  Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.  Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungan plat pada sumber listrik dan dibiarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan. Prosedur Penyambungan  Tempatkan pipa pada (clamp) penjepit dimana ujung pipa berhadapan dengan pemotong dalam posisi lurus.  Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.  Kencangkan clamp (penjepit) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.  Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara kebagian dalm pipa.  Nyalakan alat pemotong dan geserkan klem pipa perlahan sehingga ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang kontinyu.Jaga alat pemotong tetap nyala sementara klem (penjepit) dibuka untuk menghindari permukaan yang tidak rata.  Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan persinggungan dengan permukaan pipa.  Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.  Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata, jika tidak, ulangi proses pemotongan.  Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.  Buka kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk menggerakan pipa bersama-sama secara hidrolik.  Pindahkan lempengan panas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut bersih dan baik suhunya.  Tempatkan plat pemanas pada mesin dan tutup clamp supaya bagian permukaan yang akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan tekanan yang ditentukan sebelumnya.



 



    



Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya merata 1-6 mm terbentuk tiap ujungnya. Setelah lelehan awal muncul, tekananan sistem hidrolik harus dilepas supaya pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser posisinya di clamp dan ujung pipa harus terus dijaga agar tetap kontak dengan plat pemanasan. Setelah pemanasan selesai, buka clamp dan pindahkan pemanas pastikan bahwa tidak menyentuh permukaan yang meleleh. Segera tutup clamp (mengacu kepada perhitungan- perhitungan yang ada) dan ratakan permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya. Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sesuai yang diindikasikan pada table. Setelah itu pipa yang sambung bisa dipindahkan dari mesin tapi tidak boleh dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan diatas. Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragaman dan cek bahwa lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan. Data semua sambungan dengan mengisi Butt Welding QA Sheet.



o Pengadaan dan Pemasangan Bend Pengadaan bend dilakukan dengan cara yang sama pada pengadaan untuk pipa galvanis dan HDPE, mulai dari pengajuan contoh hingga pemesanan dalam jumlah tertentu sesuai kebutuhan dan perhitungan tambahan mengantisipasi kerusakan. Hal itu berlaku pula untuk mobilisasi dari pabrik hingga ke lokasi pemasangan, demikian pula perawatan selama berada di gudang penumpukan yang kesemuanya untuk memastikan material tersebut tidak mengalami perubahan melebihi spesifikasi yang ditetapkan produsen. Pemasangan bend dilakukan secara manual oleh tenaga berpengalaman. Alat bantu angkat tripod akan disiapkan di lokasi pemasangan bila diperlukan, untuk mengantisipasi kelelahan tenaga kerja mengangkat/ menopang valve. Pemasangan dilakukan sedemikian dengan cara yang baik agar tidak terjadi malfungsi dimana tidak berfungsi secara normal, dan bilamana ini terjadi harus dibongkar kembali untuk mencari penyebab malfungsi tersebut. Material lain yang dipasang bersamaan harus diperhatikan dan dipasang dengan baik sesuai spesifikasi teknis, tanpa satupun yang tertinggal. Pemasangan terus dilaksanakan hingga seluruh material selesai dipasang. o Pengadaan dan Pemasangan Flange Pengadaan sambungan flange dilakukan dengan cara yang sama pada pengadaan untuk pipa galvanis/HDPE, mulai dari pengajuan contoh hingga pemesanan dalam jumlah tertentu sesuai kebutuhan dan perhitungan tambahan mengantisipasi kerusakan. Hal itu berlaku pula untuk mobilisasi dari pabrik hingga ke lokasi pemasangan, demikian pula perawatan selama berada di gudang penumpukan yang kesemuanya untuk memastikan material tersebut tidak mengalami perubahan melebihi spesifikasi yang ditetapkan produsen.



Pemasangan flange dilakukan secara manual oleh tenaga berpengalaman. Alat bantu angkat tripod akan disiapkan di lokasi pemasangan bila diperlukan, untuk mengantisipasi kelelahan tenaga kerja mengangkat/ menopang. Pemasangan dilakukan sedemikian dengan cara yang baik agar tidak terjadi malfungsi dimana sambungan tee tidak berfungsi secara normal, dan bilamana ini terjadi harus dibongkar kembali untuk mencari penyebab malfungsi tersebut. Material lain yang dipasang bersamaan sambungan harus diperhatikan dan dipasang dengan baik sesuai spesifikasi teknis, tanpa satupun yang tertinggal. Pemasangan terus dilaksanakan hingga seluruh material selesai dipasang. o Pemotongan Pipa HDPE Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat potong yaitu gergaji khusus untuk memotong pipa. Pekerjaan dilaksanakan secara mekanis oleh pekerja berpengalaman. o



Pengelasan pipa



Urutan pelaksanaan sebagai berikut : - Tempatkan material yang akan dilas secara rata pada permukaan yang telah disiapkan - Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen - Gunakan kaca mata las sebelum pengelasan - Lakukan pengelasan secara hati-hati - Periksa apakah material sudah dilas sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan - Bersihkan permukaan potongan dengan palu dan sikat - Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata o



Mencuci dan tes jaringan pipa



Pipa yang sudah terpasang, selanjutnya dicuci, mengingat Banyaknya material yang ikut masuk ke dalam pipa baik pada saat pabrikasi, mobilisasi, maupun pemasangan. Pencucian dilaksanakan dengan air bersih yang telah disetujui. Pengetasan jaringan pipa akan dilaksanakan sesaat atau bahkan bersamaan pencucian. Pengetesan dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan flow / aliran air yang bekerja dalam sistem jaringan pipa. Dalam pengujian, ini dapat digunakan alat bantu mekanis yaitu semacam alat yang dapat mengukur kekuatan debit air yang dapat dialirkan pada pipa terpasang. o



Pengecatan pipa galvanis, manual, 3 lapis dgn cat minyak



Urutan pekerjaan pengecatan : - Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap. - Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban. - Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering. - Cek, apakah permukaan sudah rata - Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat kuas pada bidang yang luas - Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama. - Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi). - Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata



-



Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain.



PEK.TANAH, TRUSH BLOCK DAN JEMBATAN PIPA o Galian Tanah Biasa kedalaman 0 - 1 m Untuk pekerjaan galian yang tidak dimungkinkan dilaksanakan dengan alat berat, maka penggalian akan dilaksanakan secara manual oleh tenaga manusia. Sebelum penggalian terlebih dahulu melakukan pengukuran area dan batas-batas galian. Bersamaan pengukuran, melakukan pematokan dan pemasangan bowplank sebagai acuan pelaksanaan. Bowplank dibuat dari kayu keras dan tetap dipertahankan hingga selesainya pekerjaan pada area tersebut. Pekerja melakukan penggalian baik secara perorangan maupun berkelompok. Jarak antar setiap pekerja diatur sedemikian agar alat kerja tidak saling mengenai satu sama lain pada saat bekerja. Material hasil timbunan langsung diletakan di sisi galian untuk sementara waktu. Kelebihan material galian yang tidak dijadikan timbunan kembali dibuang ke luar lokasi. Di lokasi pembuangan, material hasil galian ditempatkan sedemikian secara baik dan dirapihkan agar tidak mudah terbongkar dan atau menjadi masalah lingkungan di tempat tersebut. Hal lain yang pelaksanaannya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja. o



Galian Tanah Berbatu kedalaman 0 - 1 m



Pekerjan ini dilaksanakan secara manual dengan alat bantu kerja seperti linggis, sekop, dan lain-lain. Pekerja melakukan penggalian baik secara perorangan maupun berkelompok. Jarak antar setiap pekerja diatur sedemikian agar alat kerja tidak saling mengenai satu sama lain pada saat bekerja. Material hasil galian langsung diletakan di sisi galian untuk sementara waktu. Kelebihan material galian yang tidak dijadikan timbunan kembali dibuang ke luar lokasi. Di lokasi pembuangan, material hasil galian ditempatkan sedemikian secara baik dan dirapihkan agar tidak mudah terbongkar dan atau menjadi masalah lingkungan di tempat tersebut. Hal lain yang pelaksanaannya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja.



o Timbunan Tanah dan Pemadatan Sebelum mengerjakan pekerjaan timbunan, permukaan dari tanah yang akan ditimbun harus dibersihkan dari semua kotoran, tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya. atau sesuai petunjuk Direksi. Bahan timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus diambilkan dari tempat yang telah disetujui oleh Direksi. Timbunan tanah didatangkan harus bersih tidak mengandung sampah, rumput-rumput, akarakar ataupun tonggak-tonggak maupun kotoran-kotoran lain yang dapat membusuk. Penimbunan dilakukan dengan selapis demi selapis dengan mengunakan alat bantu manual. Gumpalan-gumpalan tanah yang terdapat pada bahan timbunan harus dihancurkan, kemudian dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan pemadatan yang disyaratkan. Pelaksanaan pengambilan dan penempatan bahan harus sedemikian rupa sehingga pada waktu dipadatkan harus terikat dengan baik untuk menjamin adanya berat isi, dalam keadaan kering yang tertinggi dan kerapatan tertinggi serta stabilitas timbunan. Jika permukaan tanah yang telah disiapkan atau permukaan setiap lapisan timbunan yang telah dipadatkan terlalu kering atau terlalu lembek untuk pengikatan yang baik dengan lapisan yang akan dihamparkan diatasnya, harus dibasahi dan/atau ditoreh dengan suatu cara yang disetujui sampai kedalaman yang cukup untuk menyediakan permukaan pengikatan yang memuaskan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan. Jika permukaan suatu lapisan timbunan yang telah dipadatkan ditempat ternyata terlalu basah untuk dilakukan pemadatan pada lapisan berikutnya yang dihamparkan diatasnya, maka lapisan tersebut harus dikupas/dikeluarkan, kemudian dibiarkan mengering atau ditoreh untuk mengeluarkan kelebihan airnya sampai jumlah yang diperlukan, dan selanjutnya dipadatkan kembali sebelum lapisan pengganti berikutnya ditempatkan. Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja. o



Beton Cor K. 225



Semen dan Agregat Beton Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya terlebih dahulu diusulkan guna mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan. Semen dan agregat disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara ualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai campuran beton. Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik ini segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk campuran beton.



Agregat Kasar Agregat kasar untuk campuran beton berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stonecrusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi ketentuanketentuan dalam Spesifikasi ini. Agregat kasar berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK, maksimum 20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah ini, dengan analisa saringan sesuai Agregat Halus Agregat halus untuk campuran beton berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stonecrusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet, bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh buruk pada beton. Susunan gradasi butiran agregat halus memenuhi ketentuan, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27. Penyimpanan agregat kasar terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber agregat/ quarry maupun dilokasi base-camp/ batching plant dan harus dijaga dari kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal dari sumber/ quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/ perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran. Bahan Tambah Kimia (Admixture) Pemakaian bahan tambah kimia terlebih dahulu mendapat ijin direksi, dan bahan tambah yang korosif tidak boleh digunakan: (a) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204 b) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan: kemudahan pengerjaan beton dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan semen yang minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana, kemudahan dalam pengerjaan serta daya tahan beton yang baik. Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan direksi, tipe beton dan penggunaannya dilokasi pekerjaan Tipe Beton Tipe K450 Tipe K450 Tipe K350 Tipe K300



Penggunaan di Pekerjaan Balok beton pracetak pratekan I atau T Beton pratekan untuk balok jembatan atau beton pracetak sesuai dengan gambar atau perintah PPK. Beton pratekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan gambar atau perintah PPK. Shotcrete dll



Tipe K225 Tipe K175 Tipe K125 Tipe K100



Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong dll. Pondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan, dan lining saluran Beton masif, tubuh bendung dll Beton lantai kerja



Mixer dengan drum pencampuran & pengaduk beton baik yang dapat berputar horizontal maupun miring selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan kecepatan yang sesuai. Sebelum semen dan agregat dimasukkan kedalam drum, terlebih dahulu air untuk campuran beton dimasukkan kedalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air yang diperlukan untuk campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-angsur selama pengadukan sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah dimasukkan kedalam drum sebelum seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir. Pengadukan beton dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat merata. Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton dilanjutkan tidak kurang dari 1,5 menit setelah seluruh volume air dimasukkan. Untuk setiap kenaikan kapasitas mixer sebanyak 500 liter, waktu pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit 15 detik. Volume campuran beton yang akan diaduk tidak melebihi kapasitas mixer yang dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan kedalam drum, semua campuran beton lama dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam drum. Bila karena suatu sebab pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20 menit, mixer beserta perlengkapannya dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama yang mungkin masih tertinggal dibersihkan dengan memutar drum yang berisi agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan beton yang baru. Pengangkutan dan Penuangan/ Pengecoran Beton Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton, segera diangkut ke lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan aman bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan (workability) pada waktu dan tempat pengecoran. Semua beton sudah dituangkan/ dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam sejak pencampuran/ pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang digunakan untuk pekerjaan. Penuangan/ pengecoran beton pada hari hujan tidak dilkaukan. Bila mulai turun hujan atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka pelaksanaan pekerjaan diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan. Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan, permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras ditutup dengan rapat dan dilindungi dari curah hujan dengan upaya/ cara untuk mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta mencegah kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.



Bila penuangan/ pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 320C, makan menyiapkan langkah dan upaya yang efektip misalnya mendinginkan lebih dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi kerja dengan tenda atau melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga temperatur beton dibawah 320C. Sebelum penuangan adukan beton kedalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu, paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran. Adukan beton dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui. Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan ujung pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar. Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur dilengkapi dengan papan-papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang berbalikan untuk mencegah segregasi. Penggetaran dan Pemadatan Beton Pemadatan beton dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut cetakan, disekitar besi tulangan dan peralatan/ benda yang dipasang dalam beton sehingga beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus dicegah pemadatan yang berlebihan. Alat penggetar/poker vibrator dimasukkan kedalam adukan beton segar dengan jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga puluh) detik sejak saat dimasukkan kedalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-rongga udara. Adukan beton untuk lining saluran dipadatkan untuk mencapai kuat desak dan kepadatan (density) tidak kurang 98% dari nilai yang dicapai pada uji coba campuran beton dengan tipe yang sama. Beton harus bebas dari ”sarang tawon”, perhatian khusus pada tepi luar lining harus dilakukan untuk menjamin beton telah dipadatkan dengan baik.



Pemadatan beton untuk lining saluran dapat dilaksanakan dengan alat getar cetakan (external vibrator) mekanik atau manual. Tidak diperbolehkan menggunakan alat getar intern (internal vibrator) untuk pemadatan beton lining saluran. Perawatan Beton (Curing) Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu lembab/ basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) terus-menurus sejak beton tersebut dituang. Perawatan beton menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/ diperintahkan lain oleh direksi. Cetakan beton yang dibuat dari kayu selalu dibasahi/disiram air selama masa perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal yang menghadap sinar matahari diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi selama periode perawatan. Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja. o Bekisting dan Perancah Pekerjaan cetakan beton dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat, penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak diperhitungkan. Cetakan dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton seperti yang diuraikan dalam metoda kerja diatas. Memperhatikan perlunya penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan, pemampatan/penurunan (settlement) atau lendutan/defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan sehingga beton yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi dan toleransi yang disyaratkan. Cetakan dilapisi dengan plywood yang baru atau metal, sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture, warna dan penampilan yang seragam. Metal pelapis cetakan (bila diperlukan) tidak berkarat yang dikhawatirkan akan menempel pada permukaan beton dan dengan sambungan yang baik sehingga tidak meninggalkan bekas atau cacat pada permukaan beton. Semua sudut beton exposed ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga dengan ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir keluar dan mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain sesuai perintah PPK. Pengisi segitiga/ listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan dengan permukaan yang dihaluskan.



Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi didalam cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, dapat dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan. Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/ kontak dengan beton dilapisi dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan dibersihkan dan dibasahi dengan baik. Pembongkaran Cetakan Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari 3 (tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan. Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau sampai beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85% dari kuat desak menurut desain. Cetakan untuk lining beton saluran dapat dibongkar 24 (dua puluh empat) jam sesudah adukan beton dituang. o Tulangan Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut: Property Besi Ulir Besi Polos Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57 Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/ dimensi yang ditunjukkan pada gambar pembesian. Besi tulangan dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan beton. Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton. Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton. Agar nantinya didapat selimut beton yang ditentukan maka dapat digunakan blok pengatur jarak (beton tahu) yang diikat dengan kawat beton agar posisinya tidak berubah, dan dengan mutu beton yang setidaknya sama dengan mutu beton pada beton di tempat tulangan beton yang akan dicor. Blok pengatur jarak tersebut harus dibasahi terlebih dahulu segera sebelum pengecoran. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan beton. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin. Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung sesuai dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam



gambar, panjang overlap tidak kurang dari 30 (tigapuluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan. Semua besi tulangan dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam gambar, atau atas perintah direksi. Sebelum beton dituang, harus memastikan bahwa seluruh angker sudah berada di posisinya sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar dan terikat kuat. Seluruh angker harus bersih dan bebas dari karat, minyak, mortar atau bahan yang merusak lainnya. Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja. o Pek. Besi Profil Sebelum dilaksanakan, besi profil terlebih dahulu dipesan pada supplier terpercaya. Spesifikasi besi sesuai standar SNI dan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Pemotongan besi dilakukan dengan alat potong besi/gergaji besi. Besi dipotong sedemikian menurut ukuran gambar rencana. Selanjutnya potongan-potongan besi dirakit menggunakan las listrik atau jenis las lain yang disetujui. Potongan demi potongan disatukan menjadi satu kesatuan hingga membentuk satu bangunan sesuai gambar rencana. Setelah disatukan dan bangunan sudah terbentuk, pekerjaan ini dapat diserahkan kepada direksi dan dinyatakan selesai. o Pengelasan profil Urutan pelaksanaan sebagai berikut : - Tempat material yang akan dilas secara rata pada permukaan yang telah disiapkan - Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen - Gunakan kaca mata las sebelum pengelasan - Lakukan pengelasan secara hati-hati - Periksa apakah material sudah dilas sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan - Bersihkan permukaan potongan dengan palu dan sikat - Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata o Pengecatan baja profil Urutan pekerjaan pengecatan : - Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap. - Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban. - Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering. - Cek, apakah permukaan sudah rata



-



Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat kuas pada bidang yang luas Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama. Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi). Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain.



PEKERJAAN BAK PENAMPUNG o Galian Tanah Biasa kedalaman 0 - 1 m' Untuk pekerjaan galian yang tidak dimungkinkan dilaksanakan dengan alat berat, maka penggalian akan dilaksanakan secara manual oleh tenaga manusia. Sebelum penggalian terlebih dahulu melakukan pengukuran area dan batas-batas galian. Bersamaan pengukuran, melakukan pematokan dan pemasangan bowplank sebagai acuan pelaksanaan. Bowplank dibuat dari kayu keras dan tetap dipertahankan hingga selesainya pekerjaan pada area tersebut. Pekerja melakukan penggalian baik secara perorangan maupun berkelompok. Jarak antar setiap pekerja diatur sedemikian agar alat kerja tidak saling mengenai satu sama lain pada saat bekerja. Material hasil timbunan langsung diletakan di sisi galian untuk sementara waktu. Kelebihan material galian yang tidak dijadikan timbunan kembali dibuang ke luar lokasi. Di lokasi pembuangan, material hasil galian ditempatkan sedemikian secara baik dan dirapihkan agar tidak mudah terbongkar dan atau menjadi masalah lingkungan di tempat tersebut. Hal lain yang pelaksanaannya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja. o Timbunan Tanah dan Pemadatan Sebelum mengerjakan pekerjaan timbunan, permukaan dari tanah yang akan ditimbun harus dibersihkan dari semua kotoran, tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya. atau sesuai petunjuk Direksi. Bahan timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus diambilkan dari tempat yang telah disetujui oleh Direksi. Timbunan tanah didatangkan harus bersih tidak mengandung sampah, rumput-rumput, akarakar ataupun tonggak-tonggak maupun kotoran-kotoran lain yang dapat membusuk. Penimbunan dilakukan dengan selapis demi selapis dengan mengunakan alat bantu manual. Gumpalan-gumpalan tanah yang terdapat pada bahan timbunan harus dihancurkan, kemudian dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan pemadatan yang disyaratkan.



Pelaksanaan pengambilan dan penempatan bahan harus sedemikian rupa sehingga pada waktu dipadatkan harus terikat dengan baik untuk menjamin adanya berat isi, dalam keadaan kering yang tertinggi dan kerapatan tertinggi serta stabilitas timbunan. Jika permukaan tanah yang telah disiapkan atau permukaan setiap lapisan timbunan yang telah dipadatkan terlalu kering atau terlalu lembek untuk pengikatan yang baik dengan lapisan yang akan dihamparkan diatasnya, harus dibasahi dan/atau ditoreh dengan suatu cara yang disetujui sampai kedalaman yang cukup untuk menyediakan permukaan pengikatan yang memuaskan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan. Jika permukaan suatu lapisan timbunan yang telah dipadatkan ditempat ternyata terlalu basah untuk dilakukan pemadatan pada lapisan berikutnya yang dihamparkan diatasnya, maka lapisan tersebut harus dikupas/dikeluarkan, kemudian dibiarkan mengering atau ditoreh untuk mengeluarkan kelebihan airnya sampai jumlah yang diperlukan, dan selanjutnya dipadatkan kembali sebelum lapisan pengganti berikutnya ditempatkan. Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja. o Bekisting dan Perancah Pekerjaan cetakan beton dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat, penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak diperhitungkan. Cetakan dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton seperti yang diuraikan dalam metoda kerja diatas. Memperhatikan perlunya penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan, pemampatan/penurunan (settlement) atau lendutan/defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan sehingga beton yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi dan toleransi yang disyaratkan. Cetakan dilapisi dengan plywood yang baru atau metal, sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture, warna dan penampilan yang seragam. Metal pelapis cetakan (bila diperlukan) tidak berkarat yang dikhawatirkan akan menempel pada permukaan beton dan dengan sambungan yang baik sehingga tidak meninggalkan bekas atau cacat pada permukaan beton. Semua sudut beton exposed ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga dengan ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir keluar dan mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain sesuai perintah PPK. Pengisi segitiga/ listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan dengan permukaan yang dihaluskan.



Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi didalam cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, dapat dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan. Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/ kontak dengan beton dilapisi dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan dibersihkan dan dibasahi dengan baik. Pembongkaran Cetakan Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari 3 (tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan. Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau sampai beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85% dari kuat desak menurut desain. Cetakan untuk lining beton saluran dapat dibongkar 24 (dua puluh empat) jam sesudah adukan beton dituang. o Tulangan Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut: Property Besi Ulir Besi Polos Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57 Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/ dimensi yang ditunjukkan pada gambar pembesian. Besi tulangan dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan beton. Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton. Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton. Agar nantinya didapat selimut beton yang ditentukan maka dapat digunakan blok pengatur jarak (beton tahu) yang diikat dengan kawat beton agar posisinya tidak berubah, dan dengan mutu beton yang setidaknya sama dengan mutu beton pada beton di tempat tulangan beton yang akan dicor. Blok pengatur jarak tersebut harus dibasahi terlebih dahulu segera sebelum pengecoran. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan beton. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin. Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung sesuai dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam



gambar, panjang overlap tidak kurang dari 30 (tigapuluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan. Semua besi tulangan dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam gambar, atau atas perintah direksi. Sebelum beton dituang, harus memastikan bahwa seluruh angker sudah berada di posisinya sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar dan terikat kuat. Seluruh angker harus bersih dan bebas dari karat, minyak, mortar atau bahan yang merusak lainnya. Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja. o Beton Cor K.225 Semen dan Agregat Beton Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya terlebih dahulu diusulkan guna mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan. Semen dan agregat disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara ualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai campuran beton. Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik ini segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk campuran beton. Agregat Kasar Agregat kasar untuk campuran beton berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stonecrusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi ketentuanketentuan dalam Spesifikasi ini. Agregat kasar berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK, maksimum 20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah ini, dengan analisa saringan sesuai Agregat Halus Agregat halus untuk campuran beton berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stonecrusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet, bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh buruk pada beton. Susunan gradasi butiran agregat halus memenuhi ketentuan, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.



Penyimpanan agregat kasar terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber agregat/ quarry maupun dilokasi base-camp/ batching plant dan harus dijaga dari kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal dari sumber/ quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/ perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran. Bahan Tambah Kimia (Admixture) Pemakaian bahan tambah kimia terlebih dahulu mendapat ijin direksi, dan bahan tambah yang korosif tidak boleh digunakan: (a) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204 (b) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan: kemudahan pengerjaan beton dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan semen yang minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana, kemudahan dalam pengerjaan serta daya tahan beton yang baik. Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan direksi, tipe beton dan penggunaannya dilokasi pekerjaan Tipe Beton Tipe K450 Tipe K450 Tipe K350 Tipe K300 Tipe K225 Tipe K175 Tipe K125 Tipe K100



Penggunaan di Pekerjaan Balok beton pracetak pratekan I atau T Beton pratekan untuk balok jembatan atau beton pracetak sesuai dengan gambar atau perintah PPK. Beton pratekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan gambar atau perintah PPK. Shotcrete dll Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong dll. Pondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan, dan lining saluran Beton masif, tubuh bendung dll Beton lantai kerja



Mixer dengan drum pencampuran & pengaduk beton baik yang dapat berputar horizontal maupun miring selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan kecepatan yang sesuai. Sebelum semen dan agregat dimasukkan kedalam drum, terlebih dahulu air untuk campuran beton dimasukkan kedalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air yang diperlukan untuk campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-angsur selama pengadukan sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah dimasukkan kedalam drum sebelum seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir. Pengadukan beton dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat merata.



Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton dilanjutkan tidak kurang dari 1,5 menit setelah seluruh volume air dimasukkan. Untuk setiap kenaikan kapasitas mixer sebanyak 500 liter, waktu pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit 15 detik. Volume campuran beton yang akan diaduk tidak melebihi kapasitas mixer yang dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan kedalam drum, semua campuran beton lama dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam drum. Bila karena suatu sebab pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20 menit, mixer beserta perlengkapannya dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama yang mungkin masih tertinggal dibersihkan dengan memutar drum yang berisi agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan beton yang baru. Pengangkutan dan Penuangan/ Pengecoran Beton Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton, segera diangkut ke lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan aman bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan (workability) pada waktu dan tempat pengecoran. Semua beton sudah dituangkan/ dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam sejak pencampuran/ pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang digunakan untuk pekerjaan. Penuangan/ pengecoran beton pada hari hujan tidak dilkaukan. Bila mulai turun hujan atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka pelaksanaan pekerjaan diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan. Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan, permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras ditutup dengan rapat dan dilindungi dari curah hujan dengan upaya/ cara untuk mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta mencegah kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan. Bila penuangan/ pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 320C, makan menyiapkan langkah dan upaya yang efektip misalnya mendinginkan lebih dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi kerja dengan tenda atau melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga temperatur beton dibawah 320C. Sebelum penuangan adukan beton kedalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu, paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran. Adukan beton dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.



Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan ujung pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar. Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur dilengkapi dengan papan-papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang berbalikan untuk mencegah segregasi. Penggetaran dan Pemadatan Beton Pemadatan beton dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut cetakan, disekitar besi tulangan dan peralatan/ benda yang dipasang dalam beton sehingga beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus dicegah pemadatan yang berlebihan. Alat penggetar/poker vibrator dimasukkan kedalam adukan beton segar dengan jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga puluh) detik sejak saat dimasukkan kedalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-rongga udara. Adukan beton untuk lining saluran dipadatkan untuk mencapai kuat desak dan kepadatan (density) tidak kurang 98% dari nilai yang dicapai pada uji coba campuran beton dengan tipe yang sama. Beton harus bebas dari ”sarang tawon”, perhatian khusus pada tepi luar lining harus dilakukan untuk menjamin beton telah dipadatkan dengan baik. Pemadatan beton untuk lining saluran dapat dilaksanakan dengan alat getar cetakan (external vibrator) mekanik atau manual. Tidak diperbolehkan menggunakan alat getar intern (internal vibrator) untuk pemadatan beton lining saluran. Perawatan Beton (Curing) Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu lembab/ basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) terus-menurus sejak beton tersebut dituang. Perawatan beton menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/ diperintahkan lain oleh direksi. Cetakan beton yang dibuat dari kayu selalu dibasahi/disiram air selama masa perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal yang menghadap sinar matahari diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi selama periode perawatan. Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi. Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm



kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta kotak K3 yang selalu siap. Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil penanggung jawab K3 di lokasi kerja. o Pasangan Batu Kali 1 : 4  Pekerjaan Persiapan Rencanakan urutan penggalian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah hasil galian sementara, sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.  Pembuatan Galian - Siapkan alat-alat yang diperlukan. - Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan. - Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat. - Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan. - Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya,sesuai dengan rencana.  Urugan Pasir - Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan. - Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.  Persiapan Pasangan - Pasang patok bantu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi. - Pasang bilah bantu datar pada kedua patok, setinggi profil. - Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi. - Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kuat. - Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh. - Cek ketegakan/posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki juka ada yang tidak tepat, demikian juga peilnya.  Pasangan Pondasi Batu Kali - Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan. - Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir. - Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut. - Susun batu-batu di atas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 20 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antarbatu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air. - Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata. - Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir/sisi pondasi diurug kembali.



Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi. Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap saat kami lakukan di lapangan. Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat kami perhatikan. o Pekerjaan Besi Profil Sebelum dilaksanakan, besi profil terlebih dahulu dipesan pada supplier terpercaya. Spesifikasi besi sesuai standar SNI dan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Pemotongan besi dilakukan dengan alat potong besi/gergaji besi. Besi dipotong sedemikian menurut ukuran gambar rencana. Selanjutnya potongan-potongan besi dirakit menggunakan las listrik atau jenis las lain yang disetujui. Potongan demi potongan disatukan menjadi satu kesatuan hingga membentuk satu bangunan sesuai gambar rencana. Setelah disatukan dan bangunan sudah terbentuk, pekerjaan ini dapat diserahkan kepada direksi dan dinyatakan selesai. o Pengelasan Profil Urutan pelaksanaan sebagai berikut : - Tempat material yang akan dilas secara rata pada permukaan yang telah disiapkan - Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen - Gunakan kaca mata las sebelum pengelasan - Lakukan pengelasan secara hati-hati - Periksa apakah material sudah dilas sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan - Bersihkan permukaan potongan dengan palu dan sikat - Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata o Water Stop Lebar 150 mm Waterstop dipakai untuk sambungan konstruksi & sambungan menerus beton dengan masing-masing ukuran serta bentuk yang berbeda sesuai kebutuhan konstruksi yang diijinkan. Pemasangan Water Stop harus mengikuti petunjuk dari pabriknya. Water Stop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan pengecoran beton kedap air sesuai dengan gambar kerja atau usulan dari Pemborong yang sudah disetujui. Khusus untuk pengecoran beton dan sebagainya dimana tempat tersebut tidak boleh bocor, maka ditempat tersebut dipasang Water Stop. o Cat Tembok Urutan pekerjaan pengecatan : - Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap. - Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban. - Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata



-



dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering. Cek, apakah permukaan sudah rata Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat kuas pada bidang yang luas Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama. Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi). Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain.