Pembelajaran Abad Ke 21 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBELAJARAN ABAD 21 MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Strategi dan Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani



Dosen Pengampu: Dr. Samsudin, M.Pd. Dr. Sri Nuraini, M.Pd Disusun Oleh: Ades Fathu Fiyadinallah 9903820014 PENJAS A PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA



2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah mengenai Pembelajaran Abad 21. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi dan Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Selain itu, saya menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya membangun dari para pembaca agar kekurangan tersebut dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Semoga makalah ini dapat memenuhi kebutuhan pembaca dan menambah wawasan mengenai Pembelajaran Abad 21. Jakarta,



Mei 2021



ADES FATHU FIYADINALLAH NPM. 9903820014



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR....................................................................................................................i DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................iii DAFTAR TABEL.........................................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1 A. Latar Belakang......................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2 C. Tujuan Makalah.....................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3 A. Pelangi Keterampilan Abad 21............................................................................................3 B. Pengembangan Teknologi Pada Abad Ke-21........................................................................5 C. Karakteristik Guru Abad 21..................................................................................................6 D. Peran Guru di Abad 21..........................................................................................................8 E. Metode Pembelajaran Abad 21.............................................................................................9 F. Model Pembelajaran Abad 21.............................................................................................10 G. Struktur Pengembangan Kurikulum Abad 21.....................................................................12 BAB III PENUTUP......................................................................................................................14 A. Kesimpulan..........................................................................................................................14 B. Saran....................................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15



ii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1 Kompetensi Abad 21 .........................................................................................



iii



3



DAFTAR TABEL



Tabel 1 Keterampilan Hidup dan Berkarir...........................................................................



4



Tabel 2 Keterampilan Belajar dan Berinovasi.....................................................................



4



Tabel 3 Keterampilan Teknologi dan Media Informasi.......................................................



5



Tabel 4 Tingkatan Kebijakan dalam Penguasaan ICT.........................................................



6



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pendidikan di Indonesia saat ini semakin penuh tantangan. Hal ini disebabkan antara lain meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk mengecap pendidikan secara merata. Pendidikan merupakan pondasi awal bagi setiap orang untuk meningkatkan pengetahuan yang ada pada dirinya, dalam undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam situasi abad 21 sering kali dikaitkan atau diidentikan dengan keterampilan abad 21, revolusi indrustri 4.0 dan society 5.0, apakah itu semua dapat berhubungan dengan pembelajaran abad 21?. Pemahaman terhadap kecakapan abad 21 menjadi penting disampaikan kepada siswa. Pembelajaran di abad 21 ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang lalu. Dahulu, pembelajaran dilakukan tanpa memperhatikan standar, sedangkan kini memerlukan standar sebagai acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui standar yang telah ditetapkan, guru mempunyai pedoman yang pasti tentang apa yang diajarkan dan yang hendak dicapai. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi kehidupan, tidak terkecuali dibidang pendidikan. Guru dan siswa, dosen dan mahasiswa, pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar di abad 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi siswa dan guru agar dapat bertahan dalam abad pengetahuan di era informasi ini (Yana, 2013). Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010). 1



2



B. Rumusan Masalah 1. Apa konsep dari pelangi keterampilan abad 21? 2. Bagaimana peran pengembangan teknologi abad 21? 3. Karakteristik apa yang harus dimiliki guru abad 21? 4. Bagaimana peran guru pada abad 21? 5. Metode apakah yang baik digunakan pada abad 21? 6. Model seperti apakah yang baik digunakan pada siswa abad 21? 7. Bagaimana perkembangan kurikulum di abad 21? C. Tujuan Makalah 1. Untuk mengetahui konsep pelangi keterampilan abad 21. 2. Untuk mengetahui peran pengembangan teknologi pada abad 21. 3. Untuk mengetahui karakteristik guru abad 21. 4. Untuk mengetahui peran guru abad 21 5. Untuk mengetahui metode pembelajaran abad 21? 6. Untuk mengetahui model pembelajaran abad 21. 7. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum di abad 21?



BAB II PEMBAHASAN A. Pelangi Keterampilan Abad 21 Keterampilan abad 21 mencakup (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, dan (3) Information media and technology skills. Ketiganya dirangkum dalam sebuah skema yang disebut dengan pelangi keterampilan pengetahuan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan untuk semua jenjang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengadopsi konsep pendidikan abad 21. Konsep tersebut adalah 21st Century Skills (Trilling dan Fadel, 2009).



st Gambar 1. Kompetensi Abad 21 (Partnersip for 21 Century Skills) 1. Life and Career Skills Life and Career skills (keterampilan hidup dan berkarir) meliputi (a) fleksibilitas dan adaptabilitas/Flexibility and Adaptability, (b) inisiatif dan mengatur diri sendiri/Initiative and SelfDirection, (c) interaksi sosial dan budaya/Social and Cross Cultural Interaction, (d) produktivitas dan akuntabilitas/Productivity and Accountability dan (e) kepemimpinan dan tanggungjawab/Leadership and Responsibility.



3



4 Keterampilan Abad 21 Deskripsi Keterampilan hidup dan 1. Fleksibilitas dan adaptabilitas: Siswa mampu mengadaptasi berkarir. perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam kelompok. 2. Memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri: Siswa mampu mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri. 3. Interaksi sosial dan antar-budaya: Siswa mampu berinteraksi dan bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam. 4. Produktivitas dan akuntabilitas: Siswa mampu mengelola proyek dan menghasilkan produk. 5. Kepemimpinan dan tanggungjawab: Siswa mampu memimpin temantemannya dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas



Tabel 1. Keterampilan Hidup dan Berkarir (Sumber: Trilling dan Fadel 2009:48) 2. Learning and Innovation Skills Learning and innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi (a) berpikir kritis dan mengatasi masalah/Critical Thinking and Problem Solving, (b) komunikasi dan kolaborasi/Communication and Collaboration, (c) kreativitas dan inovasi/Creativity and Innovation. Keterampilan Abad 21 Keterampilan Belajar dan Berinovasi



Deskripsi 1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah: siswa mampu mengunakan berbagai alasan (reason) seperti induktif atau deduktif untuk berbagai situasi; menggunakan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi masalah. 2. Komunikasi dan kolaborasi: siswa mampu berkomunikasi dengan jelas dan melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya. 3. Kreativitas dan inovasi: siswa mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dan menciptakan inovasi baru. Tabel 2. Keterampilan Belajar dan Berinovasi (Sumber: Trilling dan Fadel 2009:49)



3. Information Media and Technology Skills Information media and technology skills (keterampilan teknologi dan media informasi) meliputi (a) literasi informasi/information literacy, (b) literasi media/media literacy dan (c) literasi ICT/Information and Communication Technology literacy. Keterampilan Abad 21 Deskripsi Keterampilan teknologi dan media 1. Literasi informasi: siswa mampu mengakses informasi informasi secara efektif (sumber informasi) dan efisien (waktunya); mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektif untuk mengatasi masalah. 2. Literasi media: siswa mampu memilih dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi. 3. Literasi ICT: siswa mampu menganalisis media informasi;



5 dan menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi.



Tabel 3. Keterampilan Teknologi dan Media Informasi (Sumber: Trilling dan Fadel 2009:50) B. Pengembangan Teknologi Pada Abad Ke-21 Kemajuan teknologi telah mempersingkat siklus produksi dan peningkatan produktivitas secara dramatis. Dalam kemajuan dan kecepatan pertumbuhan ekonomi, komputer yang mengambil, menggantikan, atau melengkapi banyak pekerjaan yang dilakukan oleh manusia di berbagai bidang seperti informasi pengolahan dan tugas berdasarkan aturan, mengakibatkan meningkatnya permintaan untuk keterampilan tingkat tinggi (Levy dan Murnane, 2004). Proses industrialisasi yang terus berjalan menyebabkan jenis jabatan dan pekerjaan semakin beragam dan profesionalisasi semakin terwujud. Pemilihan karier seseorang lebih ditentukan oleh kemampuan, keahlian serta minatnya, bukan ditentukan semata-mata oleh ijazah. Atas dasar itu, salah satu peran penting pendidikan adalah membantu lulusan agar dapat membuat keputusan untuk memilih kariernya, sejak mereka di bangku sekolah (Suryadi, 2002:300). Berdasarkan pengalaman Negara industri, penguasaan iptek tidak hanya ditentukan oleh faktor sekolah karena sifatnya yang konservatif dan sekolah kurang memiliki kemampuan untuk mengikuti perkembangan iptek yang sangat cepat. Penguasaan iptek lebih disebabkan oleh beragamnya jenis jabatan dan pekerjaan di industri yang lebih peka terhadap inovasi-inovasi baru. Perkembangan iptek ditentukan oleh industri yang memungkinkan pegawainya melakukan penyesuaian dan belajar mandiri untuk mendayagunakan teknologi baru dalam bekerja, termasuk melalui kegiatan penelitian dan pengembangan. Agar mampu menunjang penguasaan iptek, kerjasama antara industri dengan perguruan tinggi perlu diperdalam strukturnya, baik yang berkaitan dengan magang, pengadaan biaya pendidikan, maupun pelaksanaan penelitian dan pengembangan. Kerjasama berguna bagi sekolah untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi baru karena industri jauh lebih peka terhadap munculnya teknologi baru. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) memainkan peran penting dalam masyarakat karena berperan dalam beberapa aspek seperti sosial, budaya dan ekonomi untuk mencari informasi dari Internet. Mengingat bahwa semua anak-anak berhak mendapatkan wajib belajar, sekolah adalah tempat yang tepat untuk mengembangkan



6



kompetensi ICT (Tondeur, 2007: 962). Kebijakan ICT dalam Pendidikan Sekolah dapat dilihat pada tabel 3. N o 1



Tingkatan Kemampuan



Keterangan



Basic



Dasar-dasar komputer dan penggunaan komputer (mengoperasikan komputer, menyimpan, mengambil dan mengelola data, menggunakan komputer untuk mencapai pengolahan kata dan angka; menghubungkan komputer (connect), melepaskan koneksi (disconnect) dan troubleshooting masalah komputer, penyimpanan (storage), input dan output device. Menghubungkan ke internet, menggunakan e-mail dan web surfing, menggunakan mesin pencari (search engine); menjaga komputer agar tetap aman (secure); mengoperasikan dan mengelola perangkat keluaran (output device) (perekam suara, kamera digital, scanner dll); menghubungkan (connect), lepaskan, mengoperasikan dan memecahkan masalah perangkat digital Membuat dan mengelola konten menggunakan berbagai aplikasi perangkat lunak dan perangkat digital; menggunakan situs web dan mesin pencari untuk mencari informasi, mengambil dan mengelola konten, alat dan sumber daya; menginstal, uninstall dan memecahkan masalah aplikasi perangkat lunak sederhana. Menggunakan software khusus untuk melakukan pengolahan data base, analisis data, problem solving, komputasi, design, membuat grafik dan editing menggunakan audio-video, menggunakan website, menggunakan ICT untuk menyimpan dokumen dan presentasi, membuat dan mengelola web berbasis network, menggunakan e-learning, paham mengenai keamanan digital, dan melindungi dari serangan para peretas dunia maya.



2



Intermediate



3



Advance



Tabel 4. Tingkatan Kebijakan dalam Penguasaan ICT (NCERT, 2013:10) C. Karakteristik Guru Abad 21 Semua pasti setuju jika guru memegang peran kunci pada keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Bahkan secanggih apapun instructional materials yang ada tak akan bisa mengalahkan peran seorang guru. Itu sebabnya, di Finlandia kualitas dan kuantitas guru sangat diperhatikan. Misalnya saja, guru-guru direkrut dari para lulusan terbaik program master, selain itu sekolah menempatkan tiga guru untuk mengajar satu kelas dalam satu waktu. Begitu pula, pada pendidikan abad 21, guru diharap bisa mengubah pendekatannya dari pendekatan gaya lama kepada gaya yang lebih adaptif di zaman ini. 1. Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau



7



bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka. 2. Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas. 3. Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning,  gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib. 4. Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya belajar siswa. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran



5. Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak. 6. Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa. 7. Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan



8



performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran.



D. Peran Guru di Abad 21 Guru abad 21 dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas dengan efektif, namun juga dituntut untuk mampu membangun hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu pengajaran, serta melakukan refleksi dan perbaikan praktek pembelajarannya secara terus menerus (Darling, 2006). Guru profesional abad 21 adalah guru yang terampil dalam pengajaran, mampu membangun dan mengembangkan hubungan antara guru dan sekolah dengan komunitas yang luas, dan seorang pembelajar sekaligus agen perubahan di sekolah (Hargreaves, 1997, 2000). Untuk itu, guru membutuhkan kondisi pembelajaran yang kondusif di sekolah sebagai wahana pembelajaran profesional yang kontinyu dan berkesinambungan. Pembimbingan yaitu hubungan yang dibangun dengan sadar dan sengaja antara pembimbing dan individu yang dibimbing untuk menghasilkan perubahan yang signifikan pada pengetahuan, kemampuan kerja, dan pola pikir individu yang dibimbing (Megginson, dkk., 2006) dinilai efektif untuk pengembangan profesionalitas guru abad 21 (Hargreaves, 1997, 2000). Pembimbingan memiliki karakteristik yang sesuai dengan tuntutan model dan strategi pengembangan guru yang efektif di era sekarang. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas pembimbingan yang efektif dalam konteks peningkatan profesionalitas guru abad 21, yang diawali dengan bahasan tentang guru profesional abad 21 dan diakhiri dengan strategi pengembangan pembimbingan menjadi program yang efektif. Di abad 21, pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang kompleks dan tidak mudah seiring dengan perubahan besardan cepat pada lingkungan sekolah yang didorong oleh kemajuan ilmu dan teknologi, perubahan demograsi, globalisasi dan lingkungan. Guru profesional tidak lagi sekedar guru yang mampu mengajar dengan baik melainkan guru yang mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan sekolah, dan juga mampu menjalin dan mengembangkan



9



hubungan untuk peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya. Untuk itu, guru membutuhkan pengembangan profesional yang efektif yaitu pembimbingan. Pembimbingan merupakan salah satu strategi efektif untuk peningkatan profesionalitas guru abad 21. Melalui pembimbingan, mungkin terbangun hubungan profesional dan juga komunitas pembelajar profesional di sekolah yang efektif untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan pembimbingan yang efektif perlu mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi mutu hubungan pembimbingan seperti: strukturorganisasi pembimbingan, kontrak kerja, mutu pembimbing, aktivitas dalam sesi-sesi awal hingga akhir pembimbingan. Untuk menguatkan fungsi dan manfaatnya, pembimbingan perlu diprogramkan. Hal ini membutuhkan perubahan struktur, budaya dan juga dukungan kepemimpinan dari sekolah dan juga insititusi terkait. E. Metode Pembelajaran Abad 21 Metode pembelajaran berikut ini merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai upaya menghadirkan pembelajaran abad 21. Setiap metode memiliki ciri khas dan peran guru yang berbeda. 1. Small Group Discussion (SGD) Small Group Discussion (SGD) merupakan metode pembelajaran dengan cara pembagian kelompok belajar untuk berbagi ide dan pendapat dalam kelompok kecil antara 4-6 siswa. Pada pelaksanaannya, para siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui aktivitas diskusi. Pada metode ini diharapkan seluruh siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajar yang sama. Sementara itu, peran guru pada metode ini sebagai motivator, fasilitator, dan pendamping diskusi kelompok. Keterampilan yang diasah dalam implementasi metode ini diantaranya keterampilan kerja sama, kemampuan komunikasi, kemampuan analisis, berpikir kritis, percaya diri, inisiatif, dan tanggung jawab. 2. Role-Play & Simulation Learning (RPL) Role-Play & Simulation Learning (RPL) merupakan metode belajar dengan bermain peran sebagai cara penyampaian materi pembelajaran. Pada implementasinya, siswa akan mengambil peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas. Pertunjukkan peran yang dilaksanakan oleh para siswa tersebut selanjutnya dijadikan



10



sebagai bahan refleksi bagi seluruh siswa dalam memahami materi pelajaran dan memberi penilaian terhadap hasil belajarnya. Pada metode ini, peran guru sangat penting yaitu sebagai pendamping selama proses kegiatan berlangsung. Bahkan guru pun harus bisa memberikan contoh mengenai peran tertentu yang akan diperankan oleh siswa. Guru pun tidak lupa akan berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa. Keterampilan yang diasahkan pada diri siswa melalui metode ini diantaranya kemampuan imanjinatif, kreatif, ketepatan analisis, mandiri, serta terampil dalam mendapatkan pengalaman dan membangkitkan empati antara sesama siswa. Pada kedua metode tersebut perlu juga melibatkan teknologi sebagai bagian dari sarana pembelajaran untuk meningkatkan literasi teknologi informasi dan komunikasi. Misalnya pada metode SGD, bahan diskusi dapat disajikan dengan memanfaatkan teknologi. Sementara pada metode RPL, bisa saja pertunjukan peran yang dilaksanakan siswa disajikan dalam tayangan video. Selain pelibatan teknologi, implementasi metode pembelajaran tersebut juga harus memperhatikan pendekatan yang berpusat pada siswa, pembelajaran yang berkolaborasi, dan pembelajaran yang kontekstual. Selanjutnya selain metode pembelajaran, guru pun harus memilih model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran abad 21 ini dapat dihadirkan di dalam kelas. Mari simak penjelasan mengenai model pembelajaran. F. Model Pembelajaran Abad 21 Model pembelajaran abad 21 tentu saja harus mengarah pada 3 konsep utama pembelajaran abad 21, yaitu mengarahkan pada pengembangan keterampilan abad 21, penerapan pendekatan saintifik, dan pelaksanaan penilaian autentik. Selain itu, pengembangan model pembelajaran juga perlu memperhatikan prinsip pembelajaran abad 21 sehingga esensi dari setiap langkah pembelajarannya akan terasa dan berdampak pada diri siswa. Adapun model pembelajaran yang akan dibahas yaitu problem based learning dan project based learning. 1. Mode Pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran dengan susunan aktivitas pembelajaran yang mengarah pada pemecahan masalah melalui langkah ilmiah. Agar model pembelajaran ini mengarah pada pembelajaran abad 21, maka masalah yang diangkat harus bersifat kontekstual atau dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu, penyelesaian masalah juga harus dilakukan dengan cara kolaboratif sehingga antar siswa



11



memiliki kesempatan untuk saling tukar ide dan pikiran dalam menyelesaikan masalah yang diangkat. Proses tukar ide dan pikiran antar ini juga diharapkan mampu mengasah keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalahnya. Pada hal lain, langkah penyelesaian masalah secara kolaboratif antar siswa akan mengarahkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Aktivitas pembelajaran yang banyak didominasi oleh siswa pada akhirnya akan menghadirkan pembelajaran yang lebih autentik. Adapun langkah-langkah model pembelajaran problem based learning (PBL) yaitu mengorientasikan siswa pada masalah yang akan diselesaikan, pengorganisasian siswa dalam pendefinisian masalah, melakukan penyelidikan dan pemecahan masalah, pengembangan dan penyajian solusi, dan terakhir penilaian. Peran penting guru dalam implementasi model PBL ini diantaranya guru harus mampu mengarahkan siswa agar memahami masalah yang akan diselesaikan. Selain itu, guru pun harus memastikan dan membimbing setiap langkah penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa. Pada akhirnya, melalui penerapan model PBL ini diharapkan siswa dapat mendapatkan pengalaman belajar secara langsung dalam menyelesaikan



masalah



kontekstual.



Selanjutnya



siswa



memiliki



kesempatan



untuk



mengembangkan keterampilan 4C (critical thinking, creative thinking, collaborative, communicative). 2. Model Project Based Learning (PjBL) Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pembelajaran yang dibangun melalui aktivitas pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi siswa untuk mengembangkan projek penyelesaian secara berkelompok. Karakteristik model Project Based Learning yang mengarah pada pembelajaran abad 21 diantaranya, yaitu siswa dihadapkan pada permasalahan nyata (kontekstual), proses mencari solusi degan pendekatan ilmiah, dan mengerjakan projek secara kolaborasi dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah tersebut. Langkah model pembelajaran project based learning yaitu menentukan masalah dan pertanyaan masalah yang akan diselesaikan melalui kegiatan proyek, membuat rencana dan rancangan proyek, membuat dan menentukan jadwal pengerjaan proyek, melakukan monitoring penyelesaian proyek, menyampaikan hasil proyek dalam menyelesaikan masalah yang diangkat, melakukan penilaian, dan melakukan evaluasi. Melalui langkah model PjBL tersebut, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar dalam meningkatkan komptensi 4C, mengasah penerapan pendekatan ilmiah, dan meningkatkan literasi TIK melalui aktivitas penggalian informasi dalam



12



penyelesaian projek dengan memanfaatkan sarana teknologi. Setelah membahas prinsip, metode, dan model pembelajaran, selanjutnya mari simak contoh rancangan pembelajaran abad 21 dengan model PjBL dan metode small group discussion (SGD). 3. Model Discovery Learning Pengertian discovery learning yaitu memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budingsih, 2005:43). Tujuan dari pembelajaran discovery learning adalah peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran, belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak, belajar merumuskan strategi tanya jawab dan memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain, meningkatkan keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna, dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar penemuan ke dalam aktivitas situasi belajar yang baru. Sintak discovery learning a. Pemberian rangsangan (Stimulation) b. Pernyataan/identifikasi masalah (Problem Statement) c. Pengumpulan data (Data Collection) d. Pembuktian (Verification) e. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization) G. Struktur Pengembangan Kurikulum Abad 21 Struktur



kurikulum



ini



berdasarkan



bahwa



setiap



individu



berusaha



untuk



mengembangkan potensi diri, berdasarkan bakat dan talenta yang dimilikinya yang didorong cita-cita atau tujuan. Fungsi kurikulum sebagai tailor-made curriculum/kurikulum yang disesuikan dengan kebutuhan peserta didik, sehingga rencana dan implementasi pembelajaran seyogyanya selaras dengan potensi dan tujuan yang ada. Pengembangan Kurikulum. Pengembangan kurikulum, selain mempertimbangan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, teoritis, dan landasan yuridis (Djuandi, 2013), Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat dikembangkan sendiri, atau menggunakan prinsip yang telah ada, serta



13



berkembang dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu: prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis/ efisiensi, dan efektivitas. Prinsip relevansi, mencakup relevansi secara internal dan eksternal. Secara internal, menyangkut relevansi yang terjadi di antara komponen kurikulum (tujuan, isi/bahan, strategi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal, menyangkut relevansi antara komponen kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat (Nasution, 1991; Amri, 2013; dan Mulyasa, 2013). Prinsip fleksibilitas, menyangkut pertimbangan dalam sifat kurikulum yang dikembangkan, yaitu luwes, lentur, atau fleksibel, yang memungkinkan terjadinya penyesuaian dengan keadaan, tempat, waktu, kondisi yang dihadapi, dan selalu berkembang; dalam kaitan ini, menyangkut pula pertimbangan terhadap keberadaan peserta didik dalam hal kemampuan dan latar belakang kehidupannya (Hamalik, 2007; Arifin, 2013; dan Anwar, 2014). Prinsip kontinuitas adalah kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, yakni bertahap dan berjenjang maupun secara horizontal, baik dalam tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, dan antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan (Hamalik, 2007; Rulia, 2017; dan Suarga, 2017). Prinsip praktis/efisiensi adalah mengusahakan agar kegiatan dan kemampuan tidak mubazir dalam segala hal, seperti: waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber lain, yang harus dilakukan secara optimal, cermat, dan tepat, sehingga hasilnya memadai (Hamalik, 2007; Muktiana, 2015; dan Rulia, 2017). Prinsip efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan dengan tepat, baik secara kualitas maupun kuantitas (Hamalik, 2007; Kamal, 2014; dan Muktiana, 2015).



14



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pembelajaran di abad 21 ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang lalu. Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendidik berperan sangat penting, karena sebaik apapun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung mutu pendidik yang memenuhi syarat maka semuanya akan sia-sia. pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, kompetensi yang terstandar serta mampu mendukung dan menyelenggarakan pendidikan secara profesional. Pola pembelajaran yang tradisional bisa dipahami sebagai pola pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. B. Saran Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional, Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, selanjutnya sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.



15



16



DAFTAR PUSTAKA Ai Sri Nurhayati dan Dwi Harianti. 2019. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Tersedia pada https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar5 Amri, Sofan. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya. Anwar, Rusliansyah. (2014). “Hal-hal yang Mendasari Penerapan Kurikulum 2013” dalam HUMANIORA, Vol.5, No.1 [April], hlm.97-106. Tersedia secara online di: https://media.neliti.com/media/publications/167304-ID-hal-hal-yang-mendasaripenerapan-kurikulum. Arifin, Zainal. (2013). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Djuandi. (2013). “Permendikbud tentang Kurikulum Tahun 2013”. Tersedia secara online di: http://bsnp-indonesia.org/2013/06/20/permendikbud-tentang-kurikulum-tahun-2013. Goodman, Brandon and Stivers, J. 2010. Project-Based Learning. Educational Psychology. ESPY 505. Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Helterbran, V. R. (2008). Professionalism: teachers taking the reins. The Clearing House, (81). 3. 123-127. Kamal, Mustofa. (2014). “Model Pengembangan Kurikulum dan Strategi Pembelajaran Berbasis Sosiologi Kritis, Kreativitas dan Mentalitas” dalam Jurnal Madaniyah, Edisi VII [Agustus], hlm.230-250. Tersedia secara online juga di: https://media.neliti.com/media/publications/195131-ID-model-pengembangankurikulum-dan-strategi. Muktiana, Nisa. (2015). “Landasan dan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum”. Tersedia secara online di: http://nisamuktiana.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution, S. (1991). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti. Permen Diknas Nomor 17 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Standar Kompetensi guru. Rulia, Yuyu. (2017). “Prinsip Pengembangan Kurikulum” dalam KOMPASIANA: Byond Blogging, pada 14 September. Tersedia secara online juga di: https://www.kompasiana.com/yuyurulia/59ba52e8503933395906b4a2/kurikulum. Trubowitz S., & Robins, M. P. (2003). The good teacher mentor setting the standard for support and success. New York: Teacher College Press. Undang Undang Nomor. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Permen Diknas Nomor 17 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Standar Kompetensi guru.



17