Pembelajaran Terpadu Model Fragmented [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBELAJARAN TERPADU MODEL FRAGMENTED



Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Sopyan, M.Pd



Kelompok 1 Dyah Listiana (4201413010) Nevi Isadhora (4201413052) Tri Widiya ningrum (4201413092)



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015



PEMBELAJARAN TERPADU MODEL FRAGMENTED A. Pengertian , Prinsip Dasar dan Ciri-ciri Pembelajaran Terpadu Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya : 1. Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991) Terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest); 2. Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu. Berikut ini dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi: 1. Prinsip penggalian tema Diantaranya yaitu: 1). Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi, 2). Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar



selanjutnya 3). Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak. 4). Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak, 5). Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar, 6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat, 7). Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. 2. Prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu Diantaraya yaitu: 1) guru hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar, 2) pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok, 3) guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan. 3. Prinsip evaluasi Diantaranya yaitu : 1). memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya, 2) guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak. 4. Prinsip reaksi Dampak pengiring (nuturan efek) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan bermakna. Adapun model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, R (1991 : 61– 65) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah : Tabel 1 Ragam Model Pembelajaran Terpadu



Nama Model Terpisah ( Fragmented)



Deskripsi Berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan saling terpisah.



Kelebihan Kelemahan Adanya kejelasan dan pandangan Keterhubungan menjadi tida yang terpisah dalam suatu mata lebih sedikit transfer pembe pelajaran.



Keterkaitan/ Topik-topik dalam satu disiplin Konsep-konsep saling terhubung; Disiplin-disiplin ilmu tidak keterhubungan(Connected) ilmu berhubungan satu sama mengarah pada pengulangan kontent tetap fokus pada sat lain (review),rekonseptualisasi, dan ilmu. asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin. Berentuk sarang atau kumpulan (nested)



Keterampilan-keterampilan sosisial,berfikir dan kontent dicapai didalam satu mata pelajaran



Dalam satu rangkaian (sequence)



Persamaan-persamaan yang Memfasilitasi transfer ada disampaiakan secara pembelajaran melintasi beberapa bersamaan meskipun termasuk mata pelajaran kedalam mata pelajaran yang berbeda.



Terbagi (share)



Perencanaan tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap(attitudes) yang sama.



Berbentuk jaring laba-laba Pengajaran tematis, ( Webbed) menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran:



Memberi perhatian pada berbagai Pelajar menjadi bingung dan mata pelajaran yang berbeda pada kehilangan arah mengenai k waktu yang bersamaan konsep utama dari suatu keg ilmu



Membutuhkan kolaborasi ya menerus dan kelenturan (fle yang tinggi karena guru-gur memiliki lebih sedikit otono mengurutkan (merancang) k



Terdapat pengalaman-pengalaman Membutuhkan waktu, kelen instruksional bersama, dengan dua komitmen dan kompromi orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah berkolaborasi.



Dapat memotivasi murid-murid: membantu murid untuk melihat keterhubungan antar gagasan



Tema yang digunakan harus baik-baik secara selktif agar berarti, juga relevan dengan



Dalam satu alaur (threaded)



Keterampilan-keterampilan Murid mempelajari mereka belajar; Disiplin-disiplin ilmu yang sosial, berfikir, berbagai jenis, memfasilitas transfer pembelajaran bersangkutan tetap terpisah kecerdasan, dan keterampilan selanjutnya. lain. belajar’direntangkan’ melalui berbagai disiplin.



Terpadu ( Integrated)



Dalam berbagai prioritas yang Mendorong murid-murid untuk saling tumpang tindih dalam melihat keterkaitan dan berbagai disiplin ilmu, dicari kesalingterhubungan diantara



Membutuhkan tim antar dep yang memiliki perencanaan waktu pengajaran yang sam



keterampilan konsep dan sikap-sikap yang sama.



disiplin-disiplin ilmu; murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut



Immersed



Pelajar memadukan apa yang Keterpaduan berlangsung didalam Dapat mempersempit fokus dipelajari dengan cara pelajar itu sendiri tersebut memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang yang disukai (area of interest)



Bentuk jejaring (Networked)



Pelajar melakukan proses Bersifat proaktif, pelajar Dapat memecah perhatian p pemaduan topik yang dipelajari terstimulasi oleh informasi, upaya-upaya menjadi tidak melalui pemilihan jejaring keterampilan atau konsep-konsep pakar dan sumber daya. baru



Hilda Karli (2003: 53) mengungkapkan bahwa: Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik pembelajaran terpadu, diantaranya: 1. 2. 3. 4.



Berpusat pada anak (studend centerd). Memberi pengalaman langsung pada anak. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut



pandang yang terkotak-kotak. 5. Bermakna, artinya pengkajian



suatu



penomena



dari



berbagai



macam



aspek



memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa. 6. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik.



B. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU FRAGMENTED 1. Pengertian Model Fragmented Model Fragmented adalah susunan kurikulum tradisional yang memisahkan berbagai macam disiplin ilmu. Di dalam kurikulum standar, berbagai mata pelajaran diajarkan secara terpisah dan sama sekali tidak ada usaha untuk menghubungkan dan menggabungkan



pelajaran-pelajaran



tersebut.



Merupakan



model



pembelajaran



konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model fragmented ini menunjukkan pengintegrasian secara implisit di dalam satu displin ilmu tertentu (intra disiplin). Di dalam masing-masing disiplin ilmu itu memiliki bagian-bagian atau bidangbidang ilmu yang merupakan satu kesatuan dalam bidang ilmu tersebut. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat lima aspek yaitu: Berbicara, menulis, menyimak, membaca, dan apresiasi sastra. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia ini lima aspek tersebut dianjurkan secara menyeluruh sesuai dengan kurikulum yang telah direncanakan. Untuk mata pelajaran IPA terdiri atas ilmu Kimia, Fisika, dan Biologi. Sedangkan matapelajaran IPS terdiri atas ilmu Geografi, Sejarah, dan Ekonomi. Untuk memahami pembelajaran Fragmented, perhatikan gambar di bawah ini:



2. Gambaran Model Fragmented Dalam jenjang pendidikan tingkat menengah, masing-masing disiplin ilmu tersebut diajarkan oleh guru yang berbeda dengan menggunakan berbagai macam lokasi yang berbeda tetapi masih di lingkungan sekolah yang sama. Hal ini yang menyebabkan pemecahan atau pemisahan materi dalam kurikulum antara matapelajaran yang satu dengan matapelajaran yang lainnya. Dan pemisahan antara berbagai bidang ilmu itu terlihat jelas pada saat guru mengatakan “Sekarang anak-anak bukalah buku IPA kalian



dan masukkan buku Matematikamu, dan sekarang waktunya kita belajar IPA”. Dan jadwal pelajaran di sekolah pun menunjukkan jadwal yang berbeda antara pelajaran Matematika, IPA, atau bidang ilmu Sosial yang lainnya. Hampir tak satu pun matapelajaran yang dijadikan satu atau dihubungkan satu kesatuan yang saling berkaitan. 3. Manfaat Model Fragmented Salah satu manfaat dari model fragmented ini adalah menjaga agar suatu matapelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak tercampuri dengan matapelajaran yang lainnya. Oleh karena itu model ini menyiapkan seorang guru yang betul-betul pakar atau ahli di bidang matapelajaran yang ia ajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan memahami materi tersebut secara luas dan mendalam. Dan model ini juga memberikan “zona kenyamanan” bagi seluruh pesertanya artinya guru akan ditempatkan sebagai seorang sumber belajar, sedangkan siswa sebagai pencari ilmu yang berbeda. Dengan bantuan seorang guru siswa akan banyak mendapatkan manfaat dari model fragmented ini. Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada sekolah dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan didorong untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini sangat bermanfaat pada tingkat menengah atas dan universitas di mana masing-masing siswa akan kita dorong untuk menentukan dan mengkhususkan bidang keahlian yeng meraka miliki melalui serangkaian aktivitas seperti monitoring, pelatihan, serta kerja sama belajar. Selain itu model ini juga sangat bermanfaat untuk guru yang ingin lebih spesifik dalam keahliannya di bidang ilmu tertentu dan menggembangkan kurikulum yang ada dalam proses pembelajaran di kelas. 4. Kelebihan dan Kekurangan Model Fragmented Kelebihan Model Fragmented Salah satu kelebihan dari model fragmented ini adalah kemurnian dari setiap disiplin ilmu, selain itu guru mempersiapkan dengan baik sebagai ahli dalam suatu bidang tertentu dan memiliki kewenangan menggali subyek/ mata pelajaran mereka dengan baik luas dan mendalam. Model tradisional ini juga menyediakan sebuah zona kenyamanan bagi semua pihak karena mewakili norma (aturan). Selain itu, ada nilai lebih dalam menguji satu disiplin atau subjek sebagai entitas yang terpisah dan



berbeda untuk mengungkap atribut rahasia dari masing-masing bidang. Meskipun terpecah-pecah, model ini tidak memberikan pandangan yang jelas dan terpisah dari disiplin ilmu. Para ahli dapat dengan mudah menyaring keluar prioritas bidang studi sendiri. Selain itu, dalam model ini siswa menyadari manfaat bekerja dengan seorang mentor (pembimbing). Adapun kelebihan dari model Fragmented ini, antara lain : a. Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran b. Materi pelajaran merupakan bentuk yang murni dari setiap ilmu c. Menciptakan guru yang ahli dibidangnya serta dapat mengembangkan ilmunya secara luas Kekurangan Model Fragmented Kelemahan model fragmented dua kali lipat. Pelajar memiliki kesulitan ketika menghubungkan atau mengintegrasikan konsep yang serupa secara mandiri. Selain itu, overlap konsep, keterampilan dan sikap pelajar yang tidak diperhatikan dan proses pembelajaran pada situasi yang nyaman kemungkinan sedikit terjadi. Untuk pelajar yang kurang pengawasan dalam menghubungkan kedua konsep antar atau lintas disiplin ilmu dengan melihat beberapa penelitian terbaru pada proses pembelajaran sebagai pengalihan panggilan untuk penghubung yang jelas. Dalam disiplin ilmu berbasis model ini, siswa dapat dengan mudah terjebak dalam tugas atau pekerjaan yang berat. Meskipun setiap guru memberikan jumlah yang wajar, tetapi bagi para siswa hal ini memberi efek kumulatif yang luar biasa. Model Fragmented merupakan konfigurasi kurikulum yang bermanfaat bagi sekolah-sekolah besar dengan populasi beragam, di mana tentu saja dengan berbagai fasilitas yang menyediakan suatu spektrum sehingga subyek dapat menargetkan kepentingan-kepentingan khusus. Hal ini terutama berguna jika diterapkan pada tingkat universitas, di mana mahasiswa melakukan pelaksanaan pembelajaran di jalur studi khusus yang memerlukan pengetahuan para ahli untuk mengajar, mentoring, pembinaan, dan berkolaborasi. Pada prioritas level universitas, model fragmented ini membantu guru dalam persiapan, sehingga dapat lebih terfokus. Model ini juga baik



bagi para guru yang ingin meneliti prioritas kurikulum dengan hati-hati sebelum menggunakan model lintas departemen untuk perencanaan lintas disiplin. Model pembelajaran terpadu jenis Fragmented ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain : a. Siswa tidak mampu membuat hubungan yang berkesinambungan antara macam bidang ilmu yang berbeda sehingga mereka tidak mampu membuat hubungan secara konsep dua mata pelajaran yang berbeda. b. Model ini akan menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam hal konsep, perilaku dan konsep yang dikuasai siswa. c. Tidak efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpenggal-penggal 5. Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Penggalan (fragmeted) Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan mengikuti tahap-tahap pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa direduksi dari berbagai model pembelajaran. Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu bersifat fleksibel dan luwes. Karena dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran. a. Tahap Perencanaan 



Menentukan Kompetensi Dasar



 Menentukan Indikator Menentukan Tujuan Pembelajaran b. Langkah-Langkah yang ditempuh guru  Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik. (materi prasyarat)  Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik  Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.  Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan.  Menyampaikan pertanyaan kunci. c. Tahap Pelaksanaan, meliputi  Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa kelompok.  Kegiatan proses.  Kegiatan pencatatan data.  Diskusi secara klasikal d. Tahap Evaluasi, meliputi :



a) Evaluasi Proses, berupa :  Ketepatan hasil pengamatan  Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan  Ketepatan peserta didik saat menganalisis data. b) Evaluasi Produk  Penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan. c) Evaluasi Psikomotor  Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat ukur.



6.



Penerapan Model Fragmented Menurut Fogarty (1991:6) model fragmented sangat cocok diterapkan pada tahap



penjurusan mata pelajaran misalnya diterapkan pada tingkat Universitas ataupun Sekolah Menengah Atas yang dalam proses pembelajarannya terdapat penjurusan/pemisahan mata pelajaran. Akan tetapi di Sekolah Dasar juga dapat diterapkan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi yaitu di kelas. Tergantung bagaimana guru bisa mengemas pembelajaran sebaik mungkin, agar siswa bisa lebih bermakna dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran fragmented sebagai suatu pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengkaitkan mata pelajaran satu dengan yang lainnya (Fogarty,1991). Bila seorang guru kelas SD mengajar mata pelajaran IPA maka konsep pada



pelajaran



IPA



diajarkan



utuh



kepada



siswanya



tanpa



melihat



atau



mempertimbangkan dengan konsep yang ada pada mata pelajaran IPS atau bahasa Indonesia. Jadi dalam pembelajaran Fragmented setiap mata pelajaran dirancang secara terpisah-pisah dan tidak ada usaha untuk mengkaitkan di antara mata pelajaran tersebut. Oleh Fogarty pembelajaran fragmented disimbolkan dengan sebuah periskop yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk setiap mata pelajaran. Contohnya dikelas 3 SD semester 1, guru akan mengajarkan IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan matematika dengan pokok bahasan yang sudah tercantum secara berurutan dalam kurikulum tanpa melihat keterpaduan dari setiap konsep. Model ini merupakan model tradisional yang memisahkan dan membedakan bidang-bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.



Sedangkan di SMP atau SMA masing-masing disiplin diajarkan oleh guru yang berbeda di tempat yang berbeda di lingkungan gedung yang mengharuskan murid pindah ruangan-ruangan yang berbeda. Masing-masing pertemuan terpisah dan mengandung sebuah organisasi sel yang berbeda, meninggalkan para murid dengan sebuah pandangan yang terkotak-kotak atas kurikulum, kekurangan beberapa model fragmentasi, dengan subyek tetap diajari secara terpisah dan terlepas satu sama lain adalah kelas dasar. Dalam situasi ini guru mengatakan “Sekarang tinggalkan buku matematika mu dan ambil paket Fisika mu. Ini adalah waktu kerja untuk unit Fisika”. Jadwal harian menunjukkan slot jarak waktu untuk Matematika, Fisika atau IPS. Jarang ada topik dari dua area dikehendaki berhubungan. Isolasi subyek seperti ini tetap menjadi norma, meskipun di dalam kelas bimbingan sendiri.