Pembesaran Gingiva [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Gingival enlargement: Diagnosis banding dan tinjauan literatur Abstrak Gingival enlargement adalah salah satu ciri yang sering terjadi pada penyakit gingiva. Namun karena tanda klinis yang beragam, diagnosis penyakit ini menjadi tantangan bagi dokter. Gingival enlargement dapat dikategorikan berdasarkan etiopathogenesisnya, lokasi, ukuran, luas, dll. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman klinis yang ada, diagnosis banding dapat disusun. Selanjutnya, setelah pemeriksaan yang rinci, dokter membuat diagnosis akhir atau diagnosis eksklusi. Diagnosis yang tepat sangat penting, karena penanganan lesi dan pencegahan kekambuhannya sepenuhnya tergantung pada diagnosisnya. Selain itu, dalam beberapa kasus di mana gingival enlargement bisa menjadi tanda utama penyakit sistemik yang berpotensi mematikan, diagnosis yang tepat dari pembesaran ini bisa menjadi bukti kelangsungan hidup bagi pasien atau setidaknya bisa memulai pengobatan dini dan meningkatkan kualitas hidup. Tujuan tinjauan pustaka ini adalah untuk mengamati tanda klinis dari berbagai jenis gingival enlargement yang akan membantu dokter untuk membedakan tiap-tiap tipe gingival enlargement. Diagram alur terperinci juga dirancang untuk para praktisi, yang akan membantu mereka membuat diagnosis secara sistematis. Masih ada beberapa lesi yang dapat muncul dengan cara yang tidak biasa dan membuat diagnosis menjadi sulit. Dengan mengetahui adanya tanda klinis umum dan tidak biasa dari gingival enlargement, seseorang dapat memiliki pengetahuan yang luas ketika menentukan diagnosis banding dari gingival enlargement baik localized (terisolasi, diskrit, regional) atau generalized. Kata kunci: Diagnosis banding; Hiperplasia gingival; gingival enlargement; Penyakit gingival; Diagram Alur. Pendahuluan Gingival enlargement atau pertumbuhan berlebih gingiva, adalah suatu sifat umum dari penyakit gingiva ditandai dengan pembesaran ukuran gingiva. Penanganan tergantung pada ketepatan mendiagnosis penyebab pembesaran. Namun, keterampilan seorang dokter diuji ketika tiba di diagnosis tertentu di antara sekian banyak gingival enlargement yang dapat diklasifikasikan menurut faktor etiologi dan perubahan patologis, menurut lokasi dan distribusi dan/atau sesuai dengan tingkat pembesaran. Berdasarkan etiopathogenesis, pembesaran bisa terjadi karena inflamasi, pengaruh obat, yang terkait dengan kondisi penyakit sistemik, pembesaran neoplastik atau pseudo enlargement. Berdasarkan lokasi, pembesaran bisa marginal, papiler atau difus. Berdasarkan distribusinya, dapat terlokalisasi atau tersebar. Pembesaran yang terlokalisasi dapat dibagi lagi menjadi tiga sub-tipe yaitu, terisolasi, diskrit atau regional. Pembesaran terisolasi terbatas pada gingiva yang berdekatan dengan satu atau dua gigi (misalnya, abses gingiva atau abses periodontal). Lesi diskrit adalah



sessile



terisolasi



atau



bertangkai,



seperti



pembesaran



tumor



(misalnya,



fibroma/pyogenic granuloma). Pembesaran regional mengacu untuk keterlibatan gingiva pada 1



sekitar tiga gigi atau lebih pada satu atau beberapa daerah mulut (misalnya, pembesaran inflamasi yang berhubungan dengan bernafas dengan mulut di daerah anterior maksila dan mandibula). Pembesaran yang tersebar mengacu pada keterlibatan gingiva yang berdekatan dengan hampir semua gigi yang ada (misalnya, obat yang mempengaruhi pertumbuhan berlebih pada gingiva). Inglés dkk, menyusun metode yang berbeda dan menunjukkan indeks klinis untuk mengukur tingkat gingival enlargement. Tujuan artikel ini adalah untuk mengamati tanda klinis dari berbagai jenis gingival enlargement yang akan membantu dokter membedakan satu sama lain. Untuk tujuan diagnosis klinis, pembesaran yang disebutkan dalam ulasan ini secara garis besar dibagi menjadi lesi terisolasi (epulis) dan regional atau umum. Di antaranya, poin diagnostik dibahas untuk lesi yang lebih sering terjadi dan presentasi yang sangat jarang dan tidak biasa dicatat berdasarkan kategori tempat asalnya. Lesi Reaktif Terisolasi Pada Gingiva Gingival enlargement yang terlokalisasi, secara historis disebut sebagai epulis (bintik-bintik), mengacu pada pembengkakan gusi yang bersifat soliter/diskrit, bertangkai atau sessile dari pembengkakan gingiva tanpa karakteristik histologis lesi tertentu. Sebuah istilah korektif "lesi reaktif pada gingiva", tampaknya lebih cocok untuk kategori pembengkakan ini. Diagnosis yang sering terjadi dalam kategori ini adalah inflamasi daripada neoplastik dan dapat menjadi salah satu dari kelompok lesi reaktif berikut: fibrous epulis/fibroma perifer, angiogranuloma/ granuloma piogenik dan lesi peripheral giant cell/granuloma. Fibrous epulis / fibroma perifer Pada orang dewasa, lesi ini sering digambarkan sebagai massa yang keras, berwarna merah muda, tidak meradang, dan tampaknya tumbuh dari bawah free margin gingiva/papilla interdental (Gambar 1A). Sangat sering lesi tidak menimbulkan rasa sakit. Nyeri dapat terjadi karena trauma sekunder melalui menyikat gigi, flossing atau mengunyah. Secara histologis, fibroma dapat menunjukkan penambahan kalsifikasi yang jelas (perifer kalsifikasi fibroma), fokus dari sementasi (fibrosis sementifikasi perifer, Gambar 1B) atau trabekula tulang (fibrosa adhesif perifer, Gambar 1C).



2



A



B



C



D



Gambar 1 Fibroma Epulis dan subtipenya. A: Fibroma perifer tampak , berwarna merah muda, tidak meradang, dan tampaknya tumbuh dari bawah gingiva. B: Fibroma semenifikasi perifer, subkategori dari fibroma, menunjukkan adanya penambahan sementum; C dan D: Tindakan bedah pada lesi menunjukkan pembentukan tulang yang luas di inti lesi. Juga kehadiran tulang trabecula terlihat secara histologis. Angiogranuloma / granuloma piogenik Terjadi pada orang dewasa sebagai massa dengan permukaan yang halus, sering mengalami ulserasi dan tumbuh dari bawah margin gingiva. Massa berwarna kemerahan/kebiruan yang sangat vaskular, kompresibel dan mudah berdarah. Biasanya tumbuh dengan cepat dalam beberapa minggu pertama dan kemudian melambat. Massa dapat menembus interdental dan mucul sebagai massa bilobular (bukal dan lingual) yang terhubung melalui daerah col, tetapi erosi tulang jarang terjadi (Gambar 2A). Angiogranuloma yang muncul selama kehamilan disebut sebagai epulis kehamilan/tumor atau granuloma gravidarum (Gambar 2B). Secara histologi, epitel skuamosa berlapis menebal, dengan tonjolan dan beberapa derajat edema intraseluler dan ekstraseluler, jembatan interseluler yang menonjol dan infiltrasi leukosit.



A



B



Gambar 2 Angiogranulomas dapat muncul sebagai: granuloma piogenik, massa bilobular yang terhubung melalui daerah col (A), dan lesi yang serupa yang terjadi selama kehamilan disebut sebagai “epulis kehamilan” (B). 3



Granuloma sel giant perifer Terjadi terutama di daerah anterior pada pasien muda atau di daerah posterior selama fase pertumbuhan gigi bercampur dan pada orang dewasa. Granuloma sel giant perifer adalah lesi yang sangat agresif dengan potensi pertumbuhan yang signifikan. Vaskularisasi tinggi pada lesi ini dapat diketahui dengan adanya warna merah keunguan dan cenderung berdarah. Granuloma sel giant perifer juga cenderung menembus interdental dan mengerosi tulang yang berdekatan dan memisahkan gigi yang berdekatan yang merupakan kejadian umum (Gambar 3).



Gambar 3 Lesi granuloma sel giant perifer. Lesi yang sangat vaskular ini ditandai dengan warna merah keunguan dan kecenderungan untuk berdarah. Kista gingival Kista gingival adalah kista yang tidak biasa berasal dari odontogenik. Sering ditemukan pada wanita beruasia 50-an atau 60-an. Sebagian besar ditemukan pada attached gingiva pada permukaan labial gigi anterior rahang bawah. Adanya cairan dapat memberikan warna kebiruan dan dapat menyebabkan resorpsi tulang labial karena tekanan. Secara radiografi, gambaran radiolusennya mungkin terkadang menyebabkan kebingungan terhadap kista periodontal lateral. Biopsi eksisi adalah penanganan terbaik untuk lesi ini. Neoplastik Epulis yang terlokalisasi seperti lesi juga dapat diklasifikasikan sebagai jinak atau ganas. Massa jinak bisa menjadi ; fibroma, granuloma sel giant perifer, granuloma sel raksasa sentral,



papilloma,



leukoplakia,



nevus, myoblastoma,



hemangioma



(Gambar



4A)



neurilemoma, neurofibroma, ameloblastoma. Tumor Ganas bisa berupa karsinoma sel skuamosa atau melanoma. Di antara sarkoma, sarkoma kaposi lebih umum terjadi, dan fibrosacroma, limfosarcoma, dan sel retikulum sarkoma jarang dilaporkan. Lesi langka lainnya (