Pemerian [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ayu
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IPC PEMERIAN BAHAN 1. asam laktat



Gambar 1. Struktur molekul asam laktat (MacLaren and Morton, 2012). Asam laktat adalah campuran asam laktat (C3H6O3) dan asam laktat laktat (C6H10O5) yang setara dengan total tidak kurang dari 88% dan tidak lebih dari 92% berat C3H6O3. Persentase tersebut diperoleh dengan fermentasi asam laktat dari gula atau dibuat secara sintetis. Asam laktat yang diperoleh dari fermentasi gula bersifat levorotatory, sedangkan yang dibuat secara sintetis bersifat rasemik (USP, 007). Menurut Young (2007), sifat fisika dari asam laktat adalah berupa kristal tidak berwarna, kental, atau higroskopis. Asam laktat memiliki titik lebur 18 ° C, titik lebur 53 ° C, dan t ekanan uap pada 20 ° C. 2. Natrium Hidroksida (NaOH) Natrium hidroksida merupakan suatu senyawa yang mengandung tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 100,5% alkali, jumlah dihitung sebagai NaOH dan mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3%. Pemerian dari analit ini adalah berwarna putih atau praktis putih, masa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan diudara, akan cepat menyerap karbon doksida dan lembab. Natrium hidroksida memiliki kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol. Penyimpanan dari senyawa ini disimpan dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 2014). 3. Asam Klorida Encer Asam klorida encer 10% disiapkan mencampurkan 226 mL asam klorida P dengan air secukupnya hingga 1000 mL (Depkes RI, 1995). 4. Natrium Klorida (NaCl)



Natrium klorida merupakan suatu senyawa yang mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 101% NaCl dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan tidak mengandung zat tambahan. Pemerian senyawa ini yaitu hablurbentuk kubus, tidak berwarna tau serbuk hablur putih rasa asin. Kelarutan yaitu mudah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih, larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol. Senyawa ini disimpan dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1995). 5. Potasium klorida Potasium klorida atau kalium klorida merupakan suatu senyawa yang mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 100,5% KCl yang dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian dari senyawa ini adalah hablur bentuk memanjang, prisma, atau kubus, tidak berwarna, atau serbuk granul putih, tidak berbau, rasa garam, stabil diudara dan larutan akan bereaksi netral terhadap lakmus. Kelarutan dari senyawa ini adalah mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, tidak larut dalam etanol. Wadah dan penyimpanan disimpan dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1995). 6. Kalsium klorida dihidrat Kalsium klorida dihidrat atau injeksi kalsium klorida merupakan larutan steril dari kalsium klorida dalam air untuk injeksi. Kandungan dari senyawa ini adalah kalsium klorida, CaCl2.2H2O tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 165% dari jumlah yang tertera pada etiket. Senyawa ini memiliki pH antara 5,5 sampai 7,5 dalam larutan injeksi yang tidak diencerkan, kecuali jika kadar lebih besar dari 1 alam 20, yaitu jika digunakan injeksi yang diencerkan dengan air hingga kadar 1 dalam 20. Penyimpanan dapat dilakukan dalam wadah dosis tunggal sebaiknya dari kaca tipe I (Depkes RI, 1995). 7. Water for injection (WFI) Water for injection adalah air yang dimurnikan dengan distilasi atau proses pemurnian yang setara atau lebih unggul daripada distilasi dalam menghilangkan bahan kimia dan mikroorganisme. Water for injection (WFI) dibuat sesuai dengan Peraturan Perlindungan Air Minum Utama Badan Lingkungan AS atau dengan peraturan air minum dari Uni Eropa, Jepang, atau dengan Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia untuk kualitas air minum tanpa mengandung zat tambahan (USP, 2007). WFI dimaksudkan untuk digunakan dalam persiapan larutan parenteral. Bila digunakan untuk persiapan larutan parenteral yang sterilisasi akhir, gunakan cara yang sesuai untuk



meminimalkan pertumbuhan mikroba, atau pertama-tama berikan air untuk steril injeksi dan, setelah itu, lindungi dari kontaminasi mikroba. Untuk larutan parenteral yang disiapkan dengan kondisi aseptik yang tidak steril dan tidak disterilkan dengan filtrasi yang sesuai atau dalam wadah akhir, pertama-tama render air untuk steril injeksi dan, setelah itu, lindungi dari kontaminasi mikroba. Pengujian total karbon organik dan konduktivitas air berlaku untuk air atau injeksi yang diproduksi di lokasi untuk digunakan dalam pembuatan. Persyaratan WFI yaitu mengandung tidak lebih dari 0,25 Unit per mL (USP, 2007).



DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Young, J. A. 2007. Lactic Acid. Journal of Chemical Education Vol 84 (9): 1420 MacLaren, D. and J. Morton. 2012. Biochemistry for Sport and Exercise Metabolism. UK: John Wiley and Sons, Ltd.