Pemeriksaan Antenatal Care [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE PENDAHULUAN Pemeriksaan antenatal care adalah mengskrining wanita hamil dengan tujuan untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi terhadap ibu dan anak. Pada tahun 1930, kesadaran terhadap kepentingan untuk memberikan pemeriksaan terhadap wanita hamil meningkat. Wanita-wanita hamil dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan selama hamil dan merencanakan untuk melahirkan di rumah sakit. Nilai mortalitas rata-rata turut menurun sejajar dengan peningkatan kunjungan pemeriksaan antenatal.1 Metode pemeriksaan antenatal care telah diperkenalkan sejak 80 tahun yang lalu namun berubah seiring dengan jaman.2 Diharapkan, seorang wanita berkunjung ke dokter setiap bulan selama hamil sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian tiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai waktu persalinan.2 Namun, bila kehamilan normal jadual asuhan cukup empat kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.1 Pengurangan kunjungan tidak berpengaruh terhadap hasil akhir dari kehamilan. Tujuan utama yang diharapkan dari kunjungan ke dokter adalah untuk mengskrining populasi yang beresiko rendah dari aspek riwayat kehamilan, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang serta yang beresiko tinggi dapat juga dilakukan lebih sering.



2



Pemeriksaan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventive care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pemeriksaan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan. 3 1



TUJUAN Tujuan utama yang diharapkan dari pemeriksaan antenatal care adalah untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat sebagai hasil akhir kehamilan. Pemeriksaan antenatal care menjadi pemeriksaan yang penting dalam mengidentifikasi faktorfaktor penyulit terhadap pasien atau janin selama kehamilan dan mengkoreksi permasalahan tersebut. 4 Tujuan lain dari pemeriksaan antenatal care adalah:4 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu 3. Mengenali dan mengurangi dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin 5. Mempersiapkan



ibu



agar



masa



nifas



berjalan



normal



dan



mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal 7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal 8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin



PEMERIKSAAN KEHAMILAN Pemeriksaan yang dilakukan saat pelayanan antenatal meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan obstetric luar & dalam, pemeriksaan laboratoium, dan pemeriksaan penunjang. Komponen yang diperiksa selama hamil berbeda menurut usia kehamilan. Pada usia kehamilan 26 sampai 28 minggu, 2



komponen penting yang diperiksa adalah pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan Rhesus dan antibodi pasien. Pada usia kehamilan 28 minggu dilakukan juga pemeriksaan skrinning kadar gula darah pasien. Presentasi janin dan letak janin juga diperiksa sedini mungkin. 2 Sebagai tambahan, pada saat usia kehamilan 34 minggu, pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan ulang. Pada saat usia kehamilan ini, dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah kepala janin sudah masuk pintu atas panggul atau belum. 2 Pada usia kehamilan diantara 41 dan 42 minggu, serviks diperiksa untuk memutuskan apakah dibutuhkan induksi atau augmentasi persalinan. Biasanya, 70% wanita hamil akan memasuki fase persalinan dalam tempuh waktu 48 jam. 2 Secara idealnya, kunjungan pertama harus dilakukan pada saat umur kehamilan 8 sampai dengan 12 minggu.



2



Riwayat penyakit yang lengkap serta



pemeriksaan fisis yang dilakukan saat awal usia kehamilan membantu dalam menunjang diagnosis serta pengobatan lanjut sekiranya terdapat penyulit yang dapat mengganggu kehamilan. 5



A. ANAMNESIS Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil meliputi identifikasi ibu yaitu nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama dan alamat ibu. Tujuannya adalah untuk mengenal ibu hamil dan menentukan status sosial ekonominya serta menentukan anjuran dan pengobatan yang diperlukan. 3 Antara komponen yang ditanyakan dalam anamnesis adalah: 1. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk memeriksaan kehamilan atau ada masalah lain Pasien juga ditanyakan tentang keluhannya pada saat ini, tanda, gejala serta masalah yang dihadapai berkaitan dengan kehamilannya, infeksi dan juga trauma. 2,5 2. Riwayat haid ditanyakan untuk mengetahui faal alat kandungan.



3



Riwayat menstruasi secara detail seperti usia saat menarke, durasi, jumlah perdarahan selama haid dan bercak (spotting), dismenore serta leukore juga turut ditanyakan. 2,5 3. Riwayat perkawinan juga ditanyakan Riwayat kontrasepsi yang digunakan sebelum ini turut digali. 2,5 4. Riwayat kehamilan sekarang meliputi: a. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Pasien ditanyakan tentang hari pertama haid terakhir dan haid sebelumnya. Setelah itu dilakukan perhitungan taksiran partus menurut formula Naegele. 2 b. Gerak janin; kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan c. Masalah atau tanda-tanda bahaya termasuk penglihatan kabur d. Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan e. Penggunaan obat-obatan termasuk jamu-jamuan f. Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan 5. Riwayat kebidanan sebelumnya Riwayat kebidanan yang lalu sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan pimpinan persalinan, membantu dalam penanganan pelayanan kehamilan (konseling khusus, tes, tindak lanjut dan rencana persalinan). 2,5,6 Komponen yang ditanyakan adalah: a. Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep, Vakum Ekstraksi atau operasi Caesar) b. Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau pasca persalinan c. Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan, siapan yang menolong 4



d. Riwayat hipertensi e. Melahirkan dengan berat badan < 2500 gram atau > 4000 gram f. Nifas dan laktasi g. Bayi yang dilahirkan: jenis kelamin, berat dan panjang badan, hidup atau mati, bila mati umur berapa dan penyebabnya h. Masalah-masalah lain yang dialami 6. Riwayat kesehatan meliputi penyakit-penyakit yang pernah diderita 7. Riwayat sosial ekonomi dan budaya 8. Riwayat medis dan operasi Pada kunjungan pertama semua alergi, insensitivitas obat, medikasi, dan riwayat transfusi darah yang pernah dilakukan sebelumnya dicatat. Riwayat operasi yang pernah dialami ditanyakan dengan lengkap bersama dengan tanggal serta indikasi operasinya. 2,5 9. Riwayat keluarga Semua



kelainan



medis,



genetik



dan



psikiatri



yang



dapat



mempengaruhi pasien atau kehamilannya turut dicatat. 5,6



B. PEMERIKSAAN FISIK UMUM Pemeriksaan umum dilakukan dengan menilai bagaimana keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran, anemia, cyanosis, ikterus atau dyspnoe. Keadaan jantung, suhu, tekanan darah, tinggi badan, berat badan, reflex neurologis diperiksa serta pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb, golongan darah dan urin rutin.3,4 Pada kunjungan pertama, wanita hamil yang berkunjung ke dokter ditimbang berat badannya, tinggi badan dan semua perkembangan dicatat termasuk kelainan dari cara berjalan atau sebarang bentuk deformitas. Payudara diperiksa untuk mengeliminasi tumor dan memeriksa puting payudara. Tekanan darah, jantung dan paru-paru juga diperiksa. 5,6



5



Pemeriksaan yang menyeluruh termasuk pemeriksaan gigi turut dilakukan untuk memeriksa adanya caries atau infeksi. Pasien sentiasa dianjurkan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kaki pasien diperiksa untuk memastikan apa adanya varises, oedem dan kelainan-kelainan lainnya. 5,6



C. PEMERIKSAAN OBSTETRI LUAR Pada pemeriksaan abdomen, pertama dilakukan inspeksi pada abdomen pasien. Bila ditemukan distensi abdomen perlu diperhatikan apakah hamil gemelli atau polihidramnion.4 Palpasi abdomen dilakukan berdasarkan pemeriksaan Leopold. Pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis. 



Pada pemeriksaan Leopold I ditentukan tinggi fundus uterus serta komponen tertinggi dalam uterus. Pada pemeriksaan ini dapat ditentukan secara dini apakah janin letak vertex atau sungsang.7 Tinggi fundus uterus ini ditentukan dengan cara palpasi abdomen dengan sisi ulnar dari tangan kiri mempalpasi abdomen dari bawah sampai ke area processus xiphoideus. 4







Pemeriksaan Leopold II dilakukan dengan cara palpasi kontur dari uterus untuk mengidentifikasi bagian punggung dan ekstremitas janin.2 Untuk menentukan letak janin, kedua tangan diletakkan secara datar di sisi kanan dan kiri abdomen pasien. Palpasi ringan dilakukan dan ballotemen yang didapatkan menentukan sisi punggung atau ekstremitas janin. Macam-macam letak janin contohnya longitudinal, oblique atau transversal yang dapat diperoleh dari pemeriksaan ini. Volume cairan amnion dijelaskan sebagai cukup apabila bagian dari janin dapat teraba pada saat palpasi. 4







Pemeriksaan Leopold III dilakukan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah rahim. Pemeriksaan ini dilanjutkan lagi



6



dengan pemeriksa menghadap kearah kaki pasien dan secara lembut kedua jari-jari tangan mempalpasi kearah pelvis.5 



Pemeriksaan Leopold IV dilakukan untuk menentukan apakah bagian terbawah janin sudah memasuki pintu atas panggul atau tidak. Bagian terbawah janin haruslah dapat dipalpasi dan ditentukan apakah mudah digerakkan atau sudah terfiksasi di pintu atas panggul. Metode ini yang paling mudah dalam menentukan apakah terfiksasi atau mobile. 7



D. PEMERIKSAAN DALAM VAGINA Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjngan pertama pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III untuk menentukan keadaan panggul. 3 Dari pemeriksaan dalam vagina, posisi uterus (anteversi atau retroversi) dan ukuran serta hubungannya dengan riwayat menstruasi dapat ditentukan. Kelainan lain diluar cavum uteri seperti kista ovarium atau fibroid dapat juga ditemukan. 5 Pemeriksaan bimanual dilakukan pada usia kehamilan muda dengan cara kedua jari tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina. 7 Pemeriksaan bimanual kadang tidak lagi dilakukan sebagai suatu pemeriksaan rutin dari pemeriksaan antenatal care tapi kadang diperlukan untuk menentukan kematangan pada usia kehamilan muda, untuk menunjang kelainan-kelainan dari cavum uteri, menentukan bagian yang tidak dapat diidentifikasi melalui palpasi abdomen, mengkonfirmasi suatu kontraksi, menetukan kematangan serviks dan menilai luas panggul. 7



7



E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Terdapat beberapa pemeriksaan laboratorium yang harus diperiksa sedini mungkin apabila pasien datang berkunjung. Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit.



2,5



Seorang wanita hamil



yang memiliki Hb kurang dari 10 g/100 ml barulah disebut menderita anemia dalam kehamilan. 8 Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat defisiensi besi.



8



Anemia defisiensi terjadi oleh karena asupan gizi yang tidak



adekuat. Jumlah hemoglobin harus diperiksa pada saat usia kehamilan dini dan pada usia kehamilan 30 dan 36 minggu. 7 Pemeriksaan kadar leukosit serta jumlah diferensialnya dilakukan untuk menunjang suatu infeksi. Pemeriksaan untuk menyingkirkan suatu penyakit menular seksual seperti pemeriksaan tes serologik untuk sifilis dan kultur serviks juga turut dilakukan. 2,5 Pemeriksaan urin seorang wanit hamil esensial harus selalu dilakukan. Sampel urin diperiksa untuk menentukan adanya protein atau glukosa. Apabila terjadi glikosuria yang signifikan (>2+) tes dilanjutkan dengan tes intoleransi karbohidrat. Skrinning dengan cara diberikan 50 g glukosa per oral maka diperiksa glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial untuk menetukan diagnosis suatu diabetes mellitus. Apabila didapatkan proteinuria >1+ dengan disertai gejala saluran kemih maka dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur urin. Bila jumlah bakteri yang didapatkan > 100,000/ml pasien diberikan terapi antibiotika. Bila jumlah yang didapatkan < 100,000/ml maka diambil urin 24 jam untuk diperiksa volume, total klirens kreatinin, dan jumlah protein untuk mendeteksi suatu penyakit ginjal secara dini. 5



F. PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA Pemeriksaan ultrasonografi telah menjadi suatu pemeriksaan yang rutin dilakukan dikebanyakan fasilitas medis dan dilakukan sebagai sebagian dari program 8



skrining pada trimester pertama untuk mengidentifikasi kelainan fetus. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada saat kunjungan pertama kalinya atau sebagai pemeriksaan skrining yang dilakukan pada saat usia kehamilan diantara 18 dan 20 minggu. 6, 7



G. NUTRISI SELAMA KEHAMILAN Kebutuhan nutrisi Nutrisi maternal yang adekuat memberi pengaruh yang sangat kuat terhadap tumbuh kembang janin yang sehat. Secara umum, ibu hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi 36-38 cal/kg/hari. Diet untuk ibu hamil yang normal adalah termasuk susu, buah-buahan, sayuran hijau dan kuning, daging, ikan telur, kacang atau keju.



Suplemen mineral dan vitamin Selama proses kehamilan, kalsium haruslah dikonsumsi sebagai suplemen tambahan untuk mencapai kebutuhan yang diperlukan janin serta sebagai cadangan kalsium ibu. Pasien dapat megkonsumsi susu atau mengkonsumsi suplemen kalsium tambahan.



Cairan Sebanyak 2 sampai 3 liter cairan dibutuhkan selama hamil untuk mengakomodasi proses metabolik serta membantu dalam proeses eliminasi.



Pertambahan berat badan Berat badan bayi yang lahir sangat berpengaruh terhadap berat badan ibu selama hamil dan pertambahan berat badan selama hamil. Pertambahan berat badan haruslah sejajar pada saat trimester kedua dan ketiga dengan rata-rata 0,4 kg/minggu. 5



9



TANDA-TANDA BAHAYA Tanda-tanda bahaya selaa masa kehamilan bila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi oleh ibu hamil dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu harus selalu diwaspadai kemungkinan tanda-tanda bahaya yang terjadi selama kehamilan. 3 Kepada ibu hamil dan keluarganya perlu diajarkan tanda-tanda bahaya pada kehamilan. Apabila timbul tanda-tanda bahaya pada ibu hamil, maka ibu hamil harus segera datang memeriksakan diri. 3 Tanda-tanda bahaya selama kehamilan meliputi: 1. Bengkak/oedema pada muka atau tangan 2. Nyeri abdomen hebat 3. Berkurangnya gerak janin 4. Perdarahan pervaginam 5. Sakit kepala hebat 6. Penglihatan kabur 7. Demam 8. Muntah-muntah hebat 9. Keluar cairan banyak secara tiba-tiba pervaginam Langkah selanjutnya adalah melaksanakan pemeriksaan untuk mencari penyebab, membuat suatu asesman dan membuat rencana penatalaksanaan pelayanan yang sesuai. 3



PROGNOSIS DAN RENCANA PENATALAKSANAAN Prognosa atau ramalan persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnosa. Prognosa persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan lahir spontan atau sulit dan berbahaya. 3 Kunjungan pasien untuk pemeriksaan antenatal direncanakan minimal sekali sebulan sampai usia kehamilan 32 minggu, setiap 2 minggu sampai usia kehamilan



10



36 minggu dan setiap minggu sampai melahirkan. Bila ditemukan komplikasi, pasien harus direncanakan untuk lebih sering berkunjung ke dokter. 5 Usia kehamilan 37 sampai dengan 42 minggu disebut sebagai aterm merupakan periode dimana neonatus memiliki harapan hidup paling tinggi. Aterm ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir yang kemudiannya dihitung taksiran partus berdasarkan formula Naegele. Maturitas ideal dicapai pada saat usia kehamilan 40 mignggu. 5 Pada saat usia kehamilan masih muda, posisi serviks menghadap secara posterior didalam vagina. Semakin menghampiri aterm, serviks menjadi lunak dan berubah posisi ke anterior diatas axis vagina. 5 Engagement merupakan kondisia pabila kepala fetus sudah turun ke dalam pelvis dan diameter biparietal telah melewati pintu atas panggul. Engagement pada primigravida yang sudah memasuki proses persalinan dimulai sejak 2 minggu sebelum persalinan. Pasien multipara biasanya memasuki proses persalinan sebelum engagement. 5 Pasien perlu mengetahui tentang tanda-tanda awal dari persalinan untuk mempersiapkan diri . Tanda-tandanya seperti kontraksi regular yang mengakibatkan nyeri perut tembus belakang, keluarnya lendir atau darah serta perlepasan cairan ketuban. Pada kasus ruptur membran ketuban, pasien haruslah dirawat di rumah sakit sesegera mungkin oleh karena resiko untuk terjadi rolapsus tali pusat yang sangat tinggi. 2



PENCEGAHAN A. TETANUS TOKSOID Vaksinasi



tetanus



toksoid



pada pemeriksaan



antenatal



dapat



menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus. Semua ibu hamil harus diberitahukan tentang pemberian 5 suntikan tetanus sesuai dengan Program TT Seumur Hidup. Selain itu, ibu hamil juga



11



harus memahami bahwa resiko infeksi tetanus akan berkurang jika persalinannya dibantu oleh tenaga kesehatan yang terlatih. 3 Setiap ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi tetanus harus mendapatkannya paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat kunjungan antenatal pertama dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Walaupun demikian apabila ada waktu, suntikan ketiga dapat diberikan juga. Untuk mencegah tetanus terhadap bayi baru lahir, dosis terakhir harus diberikan paling lambta 2 minggu sebelum melahirkan. 3 Apabila ibu pernah diberikan imunisasi sebelumnya, maka satu kali pemberian serum tambahan masih diperlukan selama kehamilannya. Berikan satu suntikan pada kunjungan antenatal pertama, paling lambat 2 minggu sebelum persalinan. 3



Tabel 1. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid Lengkap



B. ZAT BESI/FOLATE Zat besi berguna untuk peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Kebutuhan zat besi meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil dapat minum tablet zat besi dan makan dengan gizi seimbang. Makanan yang mengandung zat besi adalah daging, hati dan jeroan, telur, polong kering, kacang tanah, kacang-kacangan dan sayur berdaun hijau. 3



12



Apabila kekurangan zat besi, ibu hamil akan mengalami anemia. Ibu hamil dengan anemia cenderung mengalami kelahiran prematur, mudah jatuh sakit akibat daya tahan tubuh yang lemah, melahirkan bayi dengan berat badan rendah, mengalami perdarahan pasca persalinan dan angka kematian yang tinggi. Ibu hamil yang mengalami anemia banyak dijumpai pada kehamilan yang rapat, penderita penyakit malaria, cacing tambang dan infeksi kronis. 3 Tablet tambah darah diberikan kepada setia ibu hamil paling sedikit 90 tablet, dengan dosis 1 tablet setiap hari selama kehamilannya. Pada saat minum Fe dianjurkan tidak menggunakan air teh/kopi dan sangat dianjurkan untuk minum vitamin C. tablet zat besi mengandung 60 mg zat besi dan 0,25 mg asam folat. 3 Salah satu efek samping pengguanaan zat besi adalah sembelit. Untuk mengatasi sembelit, ibu hamil dianjurkanuntuk banyak mengkonsumsi makanan berserat, banyak minum air putih dan senam setiap hari. 3



KESIMPULAN Selama proses kehamilan, diet yang adekuat, aktivitas fisik serta penanganan preventif dan kuratif dalam bentuk pemeriksaan antenatal care dilakukan untuk melindungi wanita hamil dan bayinya pada periode yang sentitif dalam hidupnya. Meskipun telah dianjurkan untuk wanita hamil menjalani pemeriksaan antenatal care yang dasar tapi professional selama hamil, namun hakikatnya hanya sepertiga wanita hamil yang mendapatkan pemeriksaan tersebut. Frekuensi dari kematian bayi akibat dari kesehatan ibu yang buruk oleh karena tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sangat tinggi. Pemeriksaan antenatal care yang adekuat sangat dianjurkan dan secara konsisten berhubungan dengan hasil akhir kehamilan. 9



13



DAFTAR PUSTAKA 1. George A. Asuhan Antenatal. In: Sarwono P. Ilmu Kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008; 21: 278-87 2. Hamilton-Fairley D. Obstetrics and Gynaecology Lecture Notes. 2nd ed. In: Blackwell Publishing; 2004. P. 106-21. 3. Handayani R, Netty E, Farida E, dkk. Pedoman Pelayanan Antenatal. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Departemen Kesehatan RI; 2007. P 23-47. 4. Pitkin M, Peattie A B, Magowan B A. Obstetrics and Gynaecology and Illustrated Colour Text. 1st ed. China: Churchill Livingstone; 2003. P. 4-5. 5. Pernoll M L. Benson & Pernoll’s Handbook of Obstetrics & Gynaecology. 10th ed. United States of America: Mc-Graw Hill; 2001. P. 128-41. 6. Chamberlain G. Obstetrics by Ten Teachers. 16th ed. United Kingdom: Edward Arnolds; 1995. P. 44-7. 7. Hanretty K P. Obstetrics Illustrated. 6th ed. United Kingdom: Churchill Livingstone; 2003. P. 66-86 8. Di Mario S, Basevi V, Gori G, Spettoli D. What is the Effectiveness of Antenatal Care? (Supplement). December 2005. World Health Organization Europe. 9. Yousif A M, Hafeez A R A. The Effect of Antenatal Care on the Probability of Neonatal Survival at Birth, Wad Medani Teaching Hospital, Sudan. Vol. 1 (4). October 2006. Sudanese Journal of Public Health.



14