Pemeriksaan Indera Peraba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pemeriksaan indera peraba ( kulit ) A. Pemeriksaan Fisik 1. Warna kulit Dalam melihat perubahan, mungkin pasien menjadi orang yang pertama untuk melihat warna kulit mereka. Untuk itu, meminta informasi dari mereka menjadi tolak ukur yang penting. Kemudian, carilah peningkatan pigmentasi, hilangnya pigmentasi, kemerahan, pucat, sianosis, dan warna kuning pada kulit.Menilai warna merah oksihemoglobin dan pucat pada area yang sedikit atau tidak adanya lapisan tanduk, seperti pada: kuku, bibir, dan selaput lendir, terutama dari mulut dan konjungtiva palpebra. Dalam hal ini, pada pasien yang berkulit gelap, memeriksa telapak tangan dan kaki juga dapat berguna.Untuk mendeteksi Sianosis sentral terbaik dilakukan pada bibir, mukosa mulut, dan lidah. Bibir dapat berubah menjadi biru dan dingin, dan melanin di bibir dapat mensimulasikan sianosis pada orang berkulit gelap.Sianosis kuku pada tangan dan kaki mungkin saja merupakan sianosis sentral ataupun perifer . Perhatikan kondisi pasien dan ruangan, karena kecemasan atau ruang periksa terlalu dingin dapat menyebabkan sianosis perifer.Nilai juga perubahan warna sklera menjadi kuning yang disebut dengan istilah jaundice (ikterus). Ikterus dapat juga muncul di konjungtiva palpebral, bibir, palatum durum, lidah, membran timpani, dan kulit. Untuk melihat ikterus lebih mudah di bibir, dengan menekannya dengan 2 kaca objek, maka kemerahan dari bibir akan menghilang.Untuk warna kuning yang disertai peninggian kadar karoten, dapat dilihat di telapak tangan, telapak kaki, dan wajah. 2. Kelembaban kulit Yang perlu dinilai dari kelembaban kulit adalah kekeringan, berkeringat, dan kulit berminyak. Kekeringan terjadi pada pasien dengan hipotiroidisme. Kulit yang berminyak akan mempunyai kecenderungan untuk munculnya jerawat. 3. Suhu kulit Gunakan punggung jari-jari untuk menilai suhu kulit. Selain mengidentifikasi kehangatan umum atau kesejukan kulit, berguna juga untuk menilai suhu setiap area yang kemerahan. Kehangatan umum pada demam atau hipertiroidisme, sedangkan kesejukan pada hipotiroidisme; Kehangatan lokal jika terjadi peradangan atau selulitis. 4. Tekstur kulit Penilainan kekasaran dan kehalusan penting untuk dilakukan. Penderita hipotiroidisme mempuinyai kulit yang relatif lebih kasar, dan penderita hipertiroidisme mempunyai tekstur kulit beledru. 5. Mobilitas Kulit dan Turgor kulit



Penilaian dilakukan dengan mengangkat lipatan kulit dan perhatikan betapa mudah kulit terangkat (mobilitas) dan seberapa cepat kulit itu kembali ke tempatnya (turgor). Pada edema ataupun scleroderma terjadi morbilitas kulit yang turun, dan pada dehidrasi turgor kulit akan menurun. B. Pemeriksaan sensibilitas kulit Dalam pemeriksaan ini kita menerapkan system TPT untuk mengetahui apa rangsangan kulit pada klien masih normal atau memiliki ketidakseimbangan atau gangguan T ( Temperatur ) Dimana pada kita memeriksa bahwa klien dapat menerima rangsangan panas dn dingin dengan cara menyiapkan air bersuhu panas dan air bersuhu dingin dalam wadah yang berbeda,lalu kita letakkan pada kulit klien,dan kita tanya rangsangan apa yang dirasakan klien tersebut P ( Pen ) Dalam pemeriksaan ini kita bisa memeriksa juga ransangan rasa tajam dan tumpul dengan menggunakan “Pen” atau pensil atau juga bisa menggunakan jarum pentul,caranya kita tusukkan bagian yang runcing nya lalu bagian yang tumpulnya,sama seperti cara tadi kita tanya kembali ransangan apa yang klien rasakan T ( Touch ) Nah pemeriksaan ini menggunakan cara sentuhan tapi tidak dengan tangan kita sendiri tapi dengan menggunakan kapas,tisu,atau kertas tipis. Caranya dengan mengusapkan kapas/tisu/kertas itu kee kulit klien. Nah setelah cara ini dilakukan yang kita tanyakan pada klien arah dari mana ke manakah rangsangan yang tadi diberikan