Pemeriksaan Radiologi Barium Meal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Berbagai jenis pemeriksaan X-ray digunakan untuk memeriksa bagian yang berbeda dari saluran pencernaan. Pemeriksaan bisa dilakukan tanpa kontras dan dengan kontras. Pemeriksaan dengan kontras antara lain barium swallow, barium meal, barium follow through dan barium enema. Barium swallow, barium meal dan barium follow through secara bersama-sama juga disebut pemeriksaan saluran cerna atas. 1,2 Pemeriksaan



barium



pada



saluran



pencernaan



dilakukan



untuk



mendiagnosis abnormalitas pada saluran gastrointestinal seperti tumor, ulser dan kondisi inflamasi, polip, hernia dan obstuksi (striktura). Pemeriksaan barium terdiri dari pemeriksaan pada saluran gastrointestinal bagian atas (barium meal) serta pemeriksaan pada saluran gastrointestinal bagian bawah (barium enema).1 Pemeriksaan barium merupakan pemeriksaan menggunakan sinar-X serta kontras medium cairan barium sulfat. Saluran gastrointestinal tidak tampak dengan jelas pada pemeriksaan rontgen, dengan konsumsi barium sulfat akan melapisi bagian saluran gastrointestinal bagian atas yaitu esofagus, lambung, duodenum dan usus halus dan tampak dengan jelas ukuran, bentuk, kontur dan patensi saluran gastrointestinal pada gambaran rontgen.1 1.2 Batasan Masalah Dalam referat ini akan dibahas mengenai definisi, indikasi, kontraindikasi, persiapan pasien pada pemeriksaan barium meal serta gambaran penyakit pada pemeriksaan barium meal.



1



1.3 Tujuan Penulisan Referat ini disusun untuk memahami definisi, indikasi, kontraindikasi, persiapan pasien untuk pemeriksaan barium meal serta gambaran radiologi berdasarkan diagnosis serta sebagai salah satu pemenuhan tugas pembelajaran kepaniteraan klinik dokter muda bagian Ilmu Radiologi RSUP.DR.M.Djamil, Padang. 1.4 Manfaat Penulisan Referat ini disusun dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman mengenai pemeriksaan barium meal dan beberapa penyakit saluran cerna yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan ini. 1.5 Metode Penulisan Referat ini disusun dengan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemeriksaan



barium



meal



adalah



pemeriksaan



diagnostik



untuk



mendeteksi abnormalitas pada saluran gastrointestinal bagian atas yaitu esofagus, lambung dan duodenum, sedangkan untuk pemeriksaan usus halus, yaitu small bowel follow through yang biasanya dilakukan setelah pemeriksaan barium meal. Pemeriksaan ini menggunakan medium kontras yaitu barium sulfat. Saluran gastrointestinal tidak tampak dengan jelas pada pemeriksaan foto polos. Garam barium sulfat akan memberikan gambaran radioopak pada pemeriksaan dengan foto konvensional.1,3



Gambar 2.1.Gambaran barium meal



3



Gambar 2.2.Gambaran radiologi barium meal pada saluran gastrointestinal bagian atas4 2.2 INDIKASI PEMERIKSAAN Pemeriksaan barium meal dilakukan pada: 



Disfagia







Heart burn, nyeri retrosternal, regursitasi dan odinofagia







Hiatus hernia







Refluks esofagositis







Pembentukan striktur







Karsinoma esofagial







Akalasia







Diffuse esophageal spasm. 1,3,5



2.3 KONTRA INDIKASI 



Suspek perforasi







Trakea-esophageal fistula







Kehamilan. 1,3,5



2.4 TEKNIK PEMERIKSAAN



4



Barium sulfat merupakan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi dengan tujuan memberikan perbedaan densitas organ sekitarnya. Media kontras pemeriksaan barium terdiri dari: 



Single contrast (kontras tunggal) yaitu menggunakan densitas tinggi dan suspensi barium yang banyak untuk mengisi lambung dan duodenum.3







Double contrast (kontras ganda) yaitu mengunakan densitas rendah dan suspensi barium yang sedikit disertai udara untuk melapisi dinding lambung dan duodenum.3



2.4.1 Persiapan pasien: . Sebelum pemeriksaan barium meal, pasien harus mengosongkan lambung. Pasien tidak dibenarkan mengkonsumsi makanan dan minuman selama 6 jam sebelum pemeriksaan. Pasien tidak diperbolehkan merokok karena nikotin akan merangsang



sekresi saliva



atau mengkonsumsi pengobatan



yang



mengandung substansi radioopak seperti steroid atau pil kontrasepsi.2



2.4.2 Teknik pemberian cairan barium 2.4.2.1 Metode Single Contrast Pasien diinstruksikan untuk meminum suspensi barium sulfat sebanyak 60 ml dengan perbandingan kekentalan 1:1, pemberian suspensi barium sulfat dilakukan untuk melihat kelainan yang terjadi pada esofagus dan mukosa lambung dengan menggunakan teknik fluroskopi. Setelah esofagus dan mukosa lambung terisi suspensi barium sulfat, diisi lagi dengan kekentalan yang lebih encer dibandingkan dengan kekentalan pada pemeriksaan esofagus yaitu dengan perbandingan 1:4 sebanyak 220-240 ml agar semua lambung terisi barium sulfat.3



5



2.4.2.2 Metode Double Contrast Bahan-bahan yang digunakan pada metode double contrast yaitu : 



Suspensi barium sulfat sebanyak 220-240 ml.



 Bubuk bikarbonat yang dapat menghasilkan gas sebanyak +/- 200300 ml di dalam lambung. 



1 ampul buscopan



Pemeriksaan dimulai dengan meminum suspensi barium sulfat yang telah dicampur dengan bubuk bikarbonat. Apabila lambung terisi dengan gas, lambung akan berekspansi dan memberikan ganbaran yang jelas. Pasien diinstruksikan untuk tidak bersendawa selama pemeriksaan. Kemudian pasien disuntikkan buscopan sebanyak 1 ampul secara intra vena yang bertujuan untuk mengurangi gerakan peristaltik lambung. Langkah berikutnya, pasien dipersilahkan untuk berbaring diatas meja pemeriksaan dan diinstruksikan untuk merubah posisi dari supine – oblique – prone. Tujuan dari gerakan ini agar suspense barium sulfat melapisi seluruh mukosa lambung.3



6



Gambar 2.3.Gambaran radiologi barium meal menggunakan kontras tunggal dan kontras ganda 2.4.3 Teknik Pencitraan Pengambilan gambar radiografi untuk esofagus diperlukan proyeksi AP, lateral, dan oblik. Proyeksi PA digunakan untuk melihat pylorus dan corpus lambung. Proyeksi lateral terlihat gambaran esofagus terletak diantara vertebrae dan jantung. Proyeksi RAO bertujuan agar gambaran esofagus tidak superposisi dengan vertebrae dan jantung. Proyeksi RAO digunakan untuk melihat gambaran keseluruhan dari lambung dan duodenum.. Proyeksi LPO untuk melihat duodenal bulb yang bebas superposisi dari pylorus lambung.1 Tabel 2.1: Posisi pencitraan pada barium meal6 Posisi Supine RAO Supine Supine LAO Supine Lateral Kiri Prone Erect Erect thoraks AP, LAO, RAO Supine abdomen AP



Pencitraan Utama Antrum dan kurvatura mayor Antrum dan corpus lambung Kurvatura minor Fundus Bulbus duodenum Fundus Esofagus Lambung, usus halus



2.5 Gambaran Normal Traktus Digestivus pada Pemeriksaan Barium meal 2.5.1 Esofagus Esofagus dimulai pada sfingter esofagus bagian atas pada level C6 dan berakhir pada sfingter esofagus bagian bawah pada tingkat T10 dengan panjang sekitar 25 cm. Dinding esofagus terdiri dari mukosa, submukosa, muskulus



7



sirkularis dan longitudinalis, dan tunika adventisia. Lapisan otot 1/3 atas merupakan otot lurik dan 2/3 bawah otot polos. Mukosa esofagus dibentuk oleh epitel skuamosa dan berubah menjadi epitel kolumnar di gastro-esofagus junction.2,5 Dinding esofagus terdiri dari mukosa tebal yang menciptakan lipatan longitudinal yang memungkinkan untuk distensi dan ketika relaksasi, permukaan mukosa menjdi mulus. Esofagus dibagi menjadi tiga segmen: cervical, torakal, dan abdominal. Ada beberapa struktur yang berada di dekat esofagus dan membuat penekanan yang normal. Struktur ini adalah arkus aorta pada T3-T4, bronkus kiri, vena paru kiri dan pada beberapa orang normal juga ada atrium kiri.2,5



Gambar 2.4: Gambaran esofagus normal dengan penekanan a: lengkung aorta, b: bronkus kiri, c: atrium kiri2 2.5.2 Lambung Lambung merupakan bagian yang berdilatasi pada traktus digestivus tapi pada bagian ujung-ujungnya relatif terfiksasi oleh sfingter. Secara anatomi, bagian lambung dibagi menjadi: a. Cardia



8



b. Fundus: bagian berbentuk kubah dan berbatasan langsung dengan kardia dibagian atasnya. Fundus biasanya berisi udara dimana akan terlihat gambaran udara pada foto polos abdomen posisi berdiri. c. Corpus d. Antrum: mulai dari incisura angularis sampai ke pylorus e. Pylorus: merupakan bagian paling distal dari lambung dan terdiri dari pita otot yang tebal dan melingkar membentuk sfingter. Panjang kanalis pylorus pada dewasa sekitar 1cm. 2



Gambar 2.5: Gambaran lambung pada barium meal kontras tunggal2



Gambar 2.6: Pemeriksaan barium meal kontras ganda pada lambung5



9



Pada pemeriksaan dengan kontras tunggal (gambar 2.6), hanya barium yang digunakan. Lambung akan terisi penuh oleh kontras dan detail mukosa tidak bisa dilihat. Penggunaan kontras tunggal lebih cepat dilakukan tetapi sedikit informasi diagnostik yang didapatkan.7 Pemeriksaan dengan kontras ganda menggunakan barium dan udara sebagai kontras. Di dalam labung, barium akan melingkupi mukosa gaster dan udara yang dimasukkan akan membuat lipatan mukosa lebih jelas dinilai (gambar2.7).7 c. Duodenum Duodenum dimulai pada pylorus dan berakhir pada Ligamentum Treitz. Duodenum terdiri dari empat bagian dan berbentuk huruf C: ampula, pars descenden, pars horizontal, dan pars ascenden. Bagian pertama dan keempat terletak intraperitoneal, sedangkan kedua dan ketiga terletak retroperitoneal.2,5 Ampula duodenum normalnya terlihat berbentuk segitiga. Ketika terdistensi dan dilapisi barium, akan terlihat pola seperti permukaan beludru halus karena adanya vili. Kadang-kadang barium akan terperangkap di cekungan mukosa, menyebabkan adanya spot opak, yang identik dengan duodenitis erosif. Ketika ampula duodenum tidak terdistensi terlihat gambaran lipatan. Barium bisa terperangkap pada lipatan ini dan sering disalah artikan sebagai ulkus. 5



10



Gambar 2.7: Ampula duodenum dengan kontras ganda5 d. Jejunum dan Ileum Usus halus secara umum terletak ditengah abdomen dan dikelilingi oleh usus besar. Pada pencitraan, usus halus bisa dibedakan dengan usus besar berdasarkan adanya plika sirkularis (lipatan sirkular). Pada usus besar terdapat haustra. Normalnya, usus halus bisa dikenali dengan “rule of 3”, yaitu: ketebalan dinding usus