Pemeriksaan Somatosensorik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pemeriksaan Somatosensorik



1



PEMERIKSAAN SOMATOSENSORIK Bagaimana permeriksaan sensorik dilakukan ? Tugas Buatlah kelompok dengan anggota 4-5 orang untuk tiap kelompok. Bawalah tiap kelompok sbb: 1. Peniti 1 buah 2. Sekrup & baut kecil 1 pasang (ukuran no 8, 9 atau 10) 3. Sekrup & baut besar 1 pasang (ukuran no. 15 atau 16) 4. Kunci 1 buah 5. Paku berbagai ukuran masing-masing 1 buah 6. Berbagai ukuran uang logam 7. Klip kertas 10 buah 8. Pembersih telinga (cotton bath) 3 buah 9. Penutup mata 1 buah Masukkan barang tersebut dalam 1 tempat/kardus/plastik container



– – – – • • •



Tujuan evaluasi sensorik Menentukan berat/ringannya gangguan sensorik Membantu menegakkan diagnosis Evaluasi dan dokumentasi rekovery sensorik Memberikan arah intervensi OT: Menentukan mulainya reedukasi sensorik Untuk mencegah injuri selama ‘occupational functioning’ Kebutuhan desensitization Prinsip-prinsip



• • • • • • •



Lingkungan yang tidak mudah terganggu (minimal distraction) Pasien konfortabel & relaks Pasien memahami apa yang akan dilakukan Menentukan area yang akan dites Stabilisasi anggota yang akan dites Tunjukkan & lihatkan pada pasien apa yang akan dilakukan



Pada tes tertentu pasien tidak boleh melihat pelaksanaan tes (misal: mata ditutup)



Pemeriksaan Somatosensorik



• • • • • •



Berikan stimulus secara random dengan interval tidak teratur Hindari kode-kode yang dapat ‘dibaca’ pasien saat tes perhatikan respon/jawaban pasien Reassessment dilakukan oleh terapis yang sama Gunakan dermatome chart



Untuk menentukan standar lakukan tes pada sisi yang sehat dulu kemudian baru yang sakit.



2



Pemeriksaan Somatosensorik



3



Non-standardized test Test (T) & alat test (A)



Stimulus (S) & Response (R)



Scoring & hasil yang diharapkan



T = Touch awareness A = cotton bath, pensil, penghapus



S = menyentuhkan cotton bath pada kulit pasien R = ya bila terasa atau kode lain bila terasa



Jumlah respon yang benar/jumlah seluruh stimuli. Harapan : 100% benar



T = Pain awareness atau pinprick A = peniti



S = tempelkan ujung yang lancip dan tumpul secara random, tegak lurus kulit R = lancip/tumpul setelah tiap rangsang



Jumlah respon yang benar/jumlah seluruh stimuli. Harapan : 100% benar



T = temperature A = 2 tabung reaksi



S = isi satu tabung dengan air suhu 40oF dan satu tabung lain 115 – 120oF R = panas/dingin setelah stimuli



Jumlah respon yang benar/jumlah seluruh stimuli. Harapan : 100% benar



T = Stereognosis A = sejumlah benda kecil yang telah dikenal pasien



S = berikan benda pada tangan yang ditestakan R = pasien manipulasi benda kmd menyebut benda tsb



Jumlah respon yang benar/jumlah stimuli yang diberikan. Respon normal bila mampu mengidentifikasi hampir semua benda dalam waktu 2-3 detik.



T = Moberg’s Picking-up test A = benda-benda kecil dalam kontainer, timer.



S = perintahkan pasien untuk memidahkan benda tsb dengan tangan kanan dan tangan kiri secepatnya ke kontainer lain dengan atau tanpa mata tertutup. R = memindahkan benda



Lamanya memindahkan semua benda. Bandingkan bila tangan kanan & kiri dengan mata tutup & tanpa tutup mata. Respon normal belum ditentukan.



T = Proprioception A = tidak ada



S = letakkan bagian lengan/ jari, dsb yang diteskan pada posisi tertentu. R = pasien duplikasi posisi tsb dengan sisi satunya.



Skoring: normal, ada gangguan, hilang.



Pemeriksaan Somatosensorik



T = Kinesthesia A = tidak ada



S = letakkan bagian lengan/ jari, dsb yang diteskan pada posisi tertentu. Gerakkan bagian tsb ke semua arah dan ertahan kan tiap posisi beberapa detik. R = pasien mengindikasi ada gerak/tidak, ke arah mana



4



Skoring: normal, ada gangguan, hilang. Hampir 100% benar adalah normal.



Olfaktori (Pembauan) A = 5 macam bahan yang berbau (kopi, jeruk, cuka, mawar, mint, atau bahan lainnya) yang dibungkus/dimasukkan botol sehingga wujudnya tidak kelihatan. Dapat dilakukan dengan mata ditutup bila wujud benda masih tampak. Tabel nama bahan dan respon pasien harus disiapkan sebelum tes. Pasien diperintahkan menutup satu lobang hidung. Lobang hidung yang tidak ditutup dipersilahkan untuk membau tiap bahan kemudian menyebutkan nama bahan yang di bau satu persatu. Kalau sudah ganti lobang satunya. Skor : berikan tanda + bila benar dan – bila salah. Hiposmia = terjadi gangguan pembauan Anosmia = kehilangan kemampuan merasakan bau. Light touch sensation A = cotton bath. Tes dilakukan dengan cara menyentuhkan cotton bath pada bagian yang di tes (misal: lengan). Mata pasien ditutup atau tidak melihat. Untuk menentukan standar lakukan tes pada sisi yang sehat dulu kemudian baru yang sakit. R = tiap sentuhan pasien merespon ‘ya’ bila terasa. Kalau tidak jawab/jawab lambat/jawab ragu-ragu berarti ada gangguan. Skor: berikan tanda + bila pasien merespon benar dan – bila salah/tidak merespon/ragu-ragu.



Pemeriksaan Somatosensorik



5



Pemeriksaan Somatosensorik



6



Tes terstandar T = touch threshold A = Semmes-Weinstein monofilament S = dimulai dengan filamen no. 2,83. Tekankan monofilan menegakan lurus ke kulit sampai meleng kung. Tekan 1,5 detik, istirahat 1,5 detik sampai 3x. Gunakan filament yang lebih besar bila pasien belum merasakan tekanan. R = pasien menjawab ‘ya’ bila merasakan tekanan. Skoring besarnya/nomor pada monofilamen paling tidak sekali dalam tiga kali tekanan atau penggunakan kode warna tertentu. Misal: Hijau = normal Biru = gangguan ringan Purple = gangguan sensorik protektif Merah = hilang sensorik protektif Merah-oranye = hilang semua sensorik kecuali ‘deep pressure’ Garis merah = hilang semua sensorik Two point discrimination A = klip kertas/kawat yang kedua ujung telah diatur dengan jarak 2, mm, 5 mm, 7 mm, 10 mm; aestesiometer.











Static TPD (STPD): Digunakan untuk mengukur densitas ‘slowly adapting fibers’ tangan. Tes dimuali dengan ujung klip yang berjarak 2 mm. Tekankan satu ujung dan 2 ujung secara random pada tangan, tiap tekan sekitar 3 detik sampai pasien merespon ‘satu atau dua’. Moving TPD (MTPD) Digunakan untuk mengukur densitas serabut syaraf yang cepat adaptasi (quickly adapting fibers). Temperature & pain biasanya timbul pertama. Tes dimulai dengan klip dengan jarak terbesar kemudian jarak lebih kecillebih kecil. Tes dimulai dari proksimal ke distal pada phalang distal.



Touch localization S = terapis menyentuh kulit pasien. (mata pasien tertutup/tidak melihat) A = Semmes-Weistein Monofilament no. 4.17, pensil, telunjuk. R = pasien mengingat lokasi yang disentuh dengan car` menunjuk lokasi yang baru saja disentuh terapis dengan telunjuknya (mata melihat). Skor normal bila jarak sentuhan terapis dan yang ditunjuk pasien: - 3 – 4 mm pada ujung jari. - 7 – 10 mm pada palmar. - 15 – 18 mm pada lengan Dellon’s picking-Up Test A = 12 macam benda dari metal dimasukkan dalam 1 boks, stopwatch.



Pemeriksaan Somatosensorik



Part 1. Jari kelingking & jari manis sebaiknya di isolasi supaya tidak digunakan. Dengan mata melihat persilahkan pasien memindahkan benda tersebut satu persatu ke boks satunya secepat mungkin dengan ketiga jari (ibujari, telunjuk, jari tengah). Skor : total waktu yang digunakan untuk memindah benda tersebut.



Part 2 Dengan mata tertutup, berikan 1 benda pada ‘three point pinch’. Perintahkan pasien untuk menyebutkan nama benda tersebut. Skor: lama waktu pasien menyebutkan nama benda yang dipegang. Waktu maksimal tiap benda 30 detik. Normal respon = 2 detik.



7