Pemeriksaan RM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pemeriksaan Ekstra Oral 



Tonus Bibir Atas. Pemeriksaan tonus otot bibir atau kekuatan bibir disebut juga ketegangan otot bibir. Penilaian tonus otot bibir dapat dilakukan dengan memegang bagian ventral otot bibir. Pemeriksaan dilakukan dengan mempalpasi otot orbicularis oris dalam keadaan relaksasi. Tonus Otot Bibir : a. Hipotonus : tonus otot lemah. Sehingga terlihat secara klinis ketika bibir mengatup dalam kondisi oklusi istirahat, bibir terlihat inkompeten atau susah mengatup. b. Hipertonus : tonus otot sangat kuat. Sehingga terlihat secara klinis ketika bibir mengatup dalam kondisi oklusi istirahat, bibir terlihat berlebih. c. Normal : kondisi tonus dalam keadaan yang harmonis



Pada pasien, didapatkan hasil : tonus otot bibir atas Normal  



Tonus Bibir Bawah. Pada pasien, didapatkan hasil : tonus otot bibir bawah Normal Relasi Bibir Atas dan Bawah. Pada pemeriksaan ini, pasien diinstruksikan untuk mengatupkan kedua bibirnya. Lalu diamati, apabila pasien kesulitan mengatupkan bibirnya atau inkompeten maka kondisi ini dikatakan tidak normal. Hal ini bisa disebabkan karena tonus otot bibir pasien mengalami hipotonus atau kondisi seperti gigi protrusi. Apabila pasien bisa mengatupkan bibir dengan mudah atau kondisi kompeten maka dikatakan normal.



Pada pasien, didapatkan hasil : relasi bibir atas dan bawah Normal, karena pasien bisa mengatupkan bibir dengan mudah atau kondisi kompeten. Pemeriksaan Fungsional 



Free Way Space adalah jarak inter-oklusal (interoclusal clearence) pada saat mandibula dalam posisi istirahat. Cara pengukuran : 1. Pasien didudukkan dalam posisi istirahat (rest position) kemudian ditarik garis yang menghubungkan antara titik di ujung hidung dan ujung dagu (paling anterior) dan dihitung berapa jaraknya. 2. Pasien dalam keadaan oklusi sentris, kemudian ditarik garis yang menghubungkan anatara titik di ujung hidung dan ujung dagu (paling anterior) dan dihitung berapa jaraknya 3. Nilai FWS = jarak pada posisi saat istirahat dikurangi jarak pada saat oklusi sentris. Nilai normal menurut Houston (1989) = 2-3 mm Pada pasien : Jarak saat posisi istirahat = 7,3 mm Jarak saat oklusi sentris = 7,1 mm



FWS = jarak pada posisi saat istirahat - jarak pada saat oklusi sentris = 7,3 mm – 7,1 mm = 2 mm (Normal) 



Path of Closure adalah gerakan mandibula dari posisi istirahat menuju oklusi sentris. Normal apabila gerakan mandibula ke atas, ke muka dan ke belakang. Tidak normal apabila terdapat : - Deviasi mandibula - Displacement mandibula Cara pemeriksaan : 1. Pasien didudukkan dalam posisi istirahat (rest position), dilihat posisi garis mediannya. 2. Pasien diisntruksikan untuk oklusi sentris dari posisi istirahat dan dilihat kembali posisi garis mediannya. - Apabila posisi garis mediannya pada saat istirahat menuju oklusi sentris tidak terdapat pergeseran (sliding) berarti tidak ada gangguan path of closure - Apabila posisi garis median pada saat posisi istirahat menuju oklusi sentris terdapat pergeseran (sliding) berarti terdapat gangguan path of closure Pada pasien didapati terdapat gangguan path of closure karena ada pergeseran garis median (sliding) kearah kanan mandibula. Namun tidak ada bunyi seperti clicking, pooping atau krepitasi sehingga pasien didiagnosa mengalami gangguan path of closure jenis Deviasi Mandibula.







Sendi TMJ adalah gerakan mandibula saat membuka dan menutup mulut. Cara pemeriksaan : 1. Pasien didudukkan dalam posisi istirahat 2. Diletakkan kedua jari telunjuk operator di bagian luar meatus acusticus externus kiri dan kanan pasien. 3. Pasien diisntruksikan untuk membuka dan menutup mulutnya. Apabila yidak terasa adanya krepitasi saat palpasi di bagian luar meatus acusticus externus atau bunyi clicking pada saat mandibula membuka dan menutup berarti pola pergerakan TMJ normal. Pada pasien tidak didapati adanya bunyi seperti clicking, pooping atau krepitasi sehingga kondisi TMJ pasien dikatakan Normal







Pola Atrisi. Pola atrisi dikatakan normal apabila tidak terjadi pengikisan dataran oklusal gigi permanen pada fase geligi pergantian. Pada pasien tidak didapati adanya pola atrisi pada gigi geligi permanen.