Pemeriksaan Urinalisis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN URINALISIS



Kelompok IV Grace F. Ririmasse Gita Rafid Fadila Daud



TES MAKROSKOPIS Tujuan : Untuk mengetahui Volume urine, Bau, Buih, Warna dan Kejernihan Urine 1.



Volume urin Volume urine dalam 24 jam antara 800-1300ml. Bila di dapatkan volume urine dalam 24 jam lebih dari 2000ml maka keadaan itu di sebut poliuri



2.



3.



Warna Urine a. Merah : Penyebab Patologik, Hemoglobin & Mioglobin b. Orange : Penyebab Patologik, Pigmen Empedu c. Kuning : Penyebab Patologik, Urobilin d. Coklat : Hematin Asam Bau Urine Untuk menilai bau urine di pakai urine segar, yang perlu di perhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urine normal di sebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau amoniak disebabkan oleh perombakan ureum oleh bakteri. Urine yang berbau busuk di sebabkan oleh perombakan protein dalam saluran kemih seperti karsinoma saluran kemih.



4.



5.



Kejernihan Urine Kejernihan urine dinyatakan dengan jernih, agak keruh,keruh, sangat keruh. Kekeruhan dalam urine dapat di sebabkan bakteri, sel epitel, leukosit yang lambat laun mengendap. Buih urine Buih normal urine adalah berwarna putih. Jika saat melakukan ekskresi buihnya berwarna putih maka mengandung protein. Apabila buihnya berwarna kuning berarti mengandung obat.



Sampel : urine Cara Kerja : a. Disiapkan gelas ukur yang bersih dan kering b. Masukkan urine dan diukur jumlahnya pada skala dan di catat volumenya c. Dikocok sampai homogen, amati buihnya dan dituang dalam tabung reaksi besar d. Diamati bau,warna dan kekeruhannya dengan cahaya yang cukup.



*Nilai Normal : *Jumlah : Urine 24 jam volume 800ml-1,2 L. *Bau : Khas urine dan tajam, bau asam organik *Warna : Kuning Muda *Kejernihan : Jernih *Buih : terdapat buih dan segera hilang bila di diamkan.



TES MIKROSKOPIS Tes mikroskopis merupakan tes sendimen urine. Urine yang dipakai adalah urine segar, urine yang di tampung 1 jam setelah berkemih. Cara Kerja : a.



b.



c. d.



Masukkan 10-50ml urine kedalam tabung reaksi lalu urine tersebut di sentrifuge selama 5 menit pada 1500-2000 rpm. Buang cairan di bagian atas tabung sehingga volume cairan dan sendimen tinggal 0,5-1 ml Kocok tabung untuk meresuspensikan sendimen Letakkan 2 tetes suspensi tersebut di atas kaca objek lalu tutup dengan kaca penutup



e.



Periksa sendimen dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x untuk Lapang Pandang Kecil (LPK) dilaporkan jumlah silinder serta lensa objektif 40x untuk Lapang Pandang Besar (LPB) dilaporkan jumlah unsur leukosit,eritrosit,epitel,bakteri,kristal dan protozoa.



*Nilai Normal : Leukosit :1-5/LPB Eritrosit : 0-2/LPB Epitel : Positif/LPB Silinder : Negatif Kristal : Negatif Jamur : Negatif



KIMIAWI Pemeriksaan Glukosa Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya glukosa/gula pereduksi dalam urine Sampel: Urine Reagensia : Reagen Benedict 1.



Cara Kerja : a. Masukkan 2,5 ml reagent benecdict kedalam tabung reaksi. b. Tambahkan 4 tetes urine dan dipanaskan di atas nyala api spritus (jangan sampai mendidih atau meluap) atau di letakkan di waterbath suhu 60-70˚C selama 2 menit c. Dinginkan dan baca hasilnya



*Nilai Normal : Negatif (-) Negatif : Tetap biru atau hijau jernih (0-0,1 g/dl) (+) Positif : Keruh warnah hijau agak kuning (0,5-1 g/dl) (++) : Kuning kehijauan dengan endapan kuning (1-1,5 g/dl) (+++) : Kuning Kemerahan endapan kuning merah (1,5-2,5 g/dl) (++++) : Merah orange sampai merah bata dengan endapan merah coklat (2,5-4 g/dl)



Bilirubin Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya bilirubin dalam urine. Prinsip : Yodium mengoksidasi bilirubin menjadi senyawa bil;iverdin yang berwarna hijau. Sample : Urine Reagensia : Reagent yodium 1% 2.



Cara Kerja : a. Urine sebanyak 3 ml kedalam tabung reaksi b. Tambahkan 5-10 tetes reagent yodium 1% sampai menumpang di permukaan urine dan membentuk lapisan cincin c. Kemudian di lihat apakah ada warna hijau



*Nilai



Normal : Negatif



(-) Negatif : Tidak terjadi perubahan (+) Positif : Terjadi cincin warna hijau pada kedua batas cairan



Protein Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine. Prinsip : Protein dalam suasana asam lemah organik akan mengalami denaturasi yang kemudian terjadi kekeruhan hingga endapan. Sampel : Urine sewaktu Reagensia : Reagent Asam Sulfosalisilat 20% 3.



Cara Kerja : a. Siapkan 2 bh Tabung reaksi dan masukkan urine jernih sebanyak 5 ml urine. b. Tambahkan 8 tetes asam sulfosalisilat 20% c. Bandingkan kekeruhan kedua tabung tersebut d. Bila terjadi kekeruhan pada tabung kedua setelah penambahan asam sulfosalisilat 20% , dipanaskan tabung tersebut. e. Bila panas tetap keruh, setelah dingin juga tetap keruh berarti positif protein



*Nilai Normal : Negatif (-) Negatif : Jernih, ada kekeruhan yang sangat sedikit sekali (< 10mg/dl) (+) Positif : Ada kekeruhan dengan latar belakang tulisan masih terbaca (1050mg/dl) (++) : Kekeruhan jelas dengan latar belakang tulisan tidak terbaca (50200mg/dl) (+++) : Kekeruhan berkeping-keping yang nyata (200-500mg/dl) (++++) : Endapan menggumpal besar dan membeku (>500mg/dl)



4.



Urobilinogen



Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya urobilinogen dalam urine Prinsip : Urobilinogen dengan paradimetil amino benzaldehide akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah anggur Sampel : Urine Reagensia : reagent ehrlich Cara Kerja : a.



b.



Sebanyak 5 ml urine yang masih segar di tambah dengan 0,5 ml reagent ehrlich Di diamkan selama 5 menit dan dibaca hasilnya.



*Nilai Normal : Negatif (-) Negatif : Tidak terjadi warna (+) Positif : Terbentuk warna merah



5.



Membedahkan urine dengan cairan lainnya.



Metode : BaCl2 10% Cara Kerja : a.



Siapkan air the sebagai pembanding pada tabung 1



b.



Kemudian masukkan urine sebanyak 2 ml ke dalam tabung 2



c.



Tambahkan reaagent BaCl2 10% sebanyak 10 tetes



d.



Lalu baca hasilnya



*Nilai Normal : Jika (+) Positif urine, maka larutan akan keruh. Jika (-) negatif atau bukan urine maka larutan tidak keruh.