Makalah Urinalisis - Mikroalbuminuria [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH URINALISIS



MIKROALBUMINURIA Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Urinalisis Dosen Pembimbing : dr. Yune Yohanna, Sp.PK



Disusun oleh : Inka Jatmika Pertiwi NIM : 1010181234



UNIVERSITAS MH. THAMRIN ANALIS KESEHATAN SORE 2018



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Urinalisis di semester 2 tahun ajaran 2018 dengan judul Mikroalbuminuria. Saya sadar sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi saya selaku penulis maupun bagi pembaca lainnya.



Jakarta, 11 Maret 2019



Penyusun



1



MIKROALBUMINURIA A. Definisi Mikroalbuminurian adalah suatu keadaan dimana terdapat albumin didalam urin sebesar 20-199 µg/menit apabila menggunakan sampel urin sewaktu atau 30-299 mg/24 jam apabila menggunakan sampel urin 24 jam, kadar rendah albumin dalam urin yang merupakan kadar yang tak terdeteksi oleh standar protein dipstik test. Mikroalbuminuria terjadi jauh sebelum ditemukannya bukti klinis proteinuria. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan standar skrining, monitoring, dan deteksi



gangguan



fungsi



ginjal



pada



penderita



diabetes.Skrining



Mikroalbuminuria disebut-sebut sebagai alarm dini terjadinya penyakit ginjal. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk monitoring kemampuan kontrol tekanan darah, kontrol glukosa dan restriksi protein.Penderita dengan mikroalbuminuria digolongkan



sebagai



incipient



nephropathy.Mikroalbuminuria



merupakan



pertanda untuk risiko kardiovaskuler pada penderita diabetes dan non diabetes, juga berhubungan dengan risiko kematian pada penderita infark myocard. Mikroalbuminuria adalah suatu kondisi dimana terjadi kebocoran penyaringan ginjal yang mengakibatkan protein albumin lolos bersama urin.Normalnya protein albumin ini tidak dibuang bersama urin, karena albumin merupakan protein penting bagi tubuh.Pengukuran mikroalbuminuria direkomendasikan untuk stratifikasi risiko pada penderita hipertensi. Tabel 1. Definisi abnormalitas eksresi albumin



Normal Mikroalbuminuria Clinical albuminuria



Urin tampung 24 jam



Urin sewaktu



(mg/24 jam) < 30 30-299 ≥ 300



(µg/menit) < 20 20-199 ≥ 200



(Dikutip dari Montana diabetes surveillance & clinical comunication)



2



Tabel 2. Kategori albuminuria menurut American Diabetes Assiciation (ADA) Kategori



Normal Mikroalbuminuria Makroalbuminuria



Urin 24 jam



Urin dalam waktu



Urin sewaktu (µg/mg



(mg/24 jam)



tertentu*



kreatinin)



< 30 30-299 ≥ 300



(µg/menit) < 20 20-199 ≥ 200



< 30 30-299 ≥ 300



*Urin yang dikumpulkan dalam waktu 4 jam. B. Angka kejadian mikroalbuminuria Insiden



mikroalbuminuria



berdasarkan



community-based



study



di



Netherlands mendapatkan mikroalbuminuria (konsentrasi albumin urin 20-299 mg/L) pada 7,2% dari 40.458 penduduk. Angka kejadian mikroalbuminuria pada penderita hipertensi esensial berdasarkan beberapa penelitian berkisar antara 2.4-40%, dengan rata-rata 5-15% tergantung usia dan jenis kelamin penderita, tingkat hipertensi dan batasan mikroalbuminuria yang digunakan.Insiden mikroalbuminuria pada dewasa dengan borderline hypertension adalah 2-15%, pada mild dan moderate hypertension 5-30% dan pada hipertensi berat yang tidak diterapi adalah > 50%. Risiko kematian karena faktor kardiovaskuler berkenaan dengan kadar albumin urin sebagai berikut : a. Kadar albuminurin 0-10 mg/L memiliki cardiovasculare mortality rate 1.2/1000 orang/tahun dan non cardiovasculare mortality rate 2.3/1000 orang /tahun. b. Kadar albuminurin > 200 mg/L memiliki cardiovasculare mortality rate 16.6/1000 orang /tahun dan non cardiovasculare mortality rate 12.5/1000 orang /tahun.



Kapan sebaiknya Uji saring Mikroalbuminueia dilakukan ?  Pasien diabetes tipe 1 3



Uji saring untuk mikroalbuminuria sebaiknya diperiksa pada masa pubertas atau setelah 5 tahun didiagnosa diabetes tipe 1.  Pasien diabetes tipe 2 Uji saring untuk mikroalbuminuria dilakukan pada saat didiagnosa diabetes melitus tipe 2 dan setahun sekali sebagai bagian dari pengelolaan diabetes.  Penderita hipertensi. Pemeriksaan mikroalbuminuria disarankan untuk dilakukan minimal 1-2 kali dalam setahun sebagaimana halnya pemantauan fungsi ginjal atau sesuai dengan anjuran dokter. Mengapa penderita diabetes perlu melakukan Uji sarung Mikroalbuminuria ? Karena apabila dibiarkan maka penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi penyakit ginjal yang disebut Nefropatik Diabetik. Tahap paling awal adanya nefropati



diabetik



adalah



mikroalbuminuria.



Diagnosis



nefropatik



diabetik



ditegakkan jika pada 2 dari 3 pemeriksaan dalam waktu 3-6 bulan, ditemukan albumin dalam urin 24 jam > 30 mg, tanpa ada penyebab albuminuria lain. Penderita diabetes yang disertai mikroalbuminuria menetap akan berisiko mengalami kerusakan ginjal serius (50% pasien cuci darah adalah penderita DM). Oleh karena itu, mengetahui lebih dini adanya mikroalbuminuria merupakan langkah awal yang baik dalam usaha untuk mempertahannkan fungsi ginjal dan menghambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut. Mengapa penderita hipertensi perlu melakukan Uji saring Mikroalbuminuria ? Secara umum penderita dikatakan hipertensi apabila mempunyai tekanan darah 140/90 mmHg dari hasil pengukuran dalam 2 waktu yang berbeda. Tekana darah yang terus menerus tinggi atau tidak terkendali dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh penderita. Salah satu organ yang paling sering menjadi target kerusakan akibat hipertensi adalah ginjal (27% pasien cuci darah adalah penderita hipertensi).



C. Mikroalbuminuria pada Hipertensi 4



Hipertensi arterial berhubungan dengan eksresi albumin urin subklinis berkenaan dengan fungsi ginjal. Pada penderita hipertensi, mikroalbuminuria berhubungan dengan luasnya penyakit kardiovaskuler arterosklerosis dan merupakan pertanda tingginya risiko arterosklerotik. Adanya peningkatan sekresi albumin urin menunjukkan peningkatan jumlah albumin yang melewati transkapiler



dan



merupakan



pertanda



kerusakan



mikrovaskuler.



Mikroalbuminuria merupakan konsekuansi kerusakan organ ginjal yang terjadi karena hipertensi. Disfungsi endotel dan hiperfiltrasi glomerulus merupakan latar belakang kerusakan ginjal dan atau kerusakan organ kardiovaskuler. Disfungsi endotel merupakan salah satu konsekuensi hipertensi dan arterosklerosis dini. Pada keadaan jantung yang normal, fungsi endotel berguna untuk vasodilatasi maksimal melalui pelepasan nitric oxide. Mikroalbuminuria dikenal sebagai pertanda disfungsi endotel. Hal ini terjadi karena pase albumin transmembran yang terjadi karena berkurangnya produksi heparan sulfate. Rendahnya kontrol glikemik menghambat enzim N-deacetylase (yang bertanggung jawab terhadap produksi heparan sulfat). Kebocoran albumin tidak hanya terjadi di glomerulus tetapi terjadi juga di retina dan pembuluh darah.



5



Homeostasis tekanan darah diatur dengan keseimbangan aliran darah, resistensi vasculer, pengaturan elektrolit dan air serta pertumbuhan sel. Kompleks interaksi substansi biologis aktif mengatur homeostasis cairan dan elektrolit, pertumbuhan sel dan keadaan hemodinamik normal. Ketidak seimbangan keadaan ini berupa retensi air dan natrium, hipertrofi kardiovaskuler dan hiperplasia, atau vasokonstriksi



akan



menyebabkan



hipertensi.



Ginjal,



endokrin,



neurologi,



kardiogenik dan mekanisme vaskuler memiliki andil yang signifikan terhadap proses dan patogenesa hipertensi. Secara khusus terdapat komponen renin-angiotensin sistem, natriuretik peptida sistem, endotelin dan reseptornya serta nitric oxide synthase yang bertanggung jawab terhada p produksi nitric oxide.



6



Pengurangan dan pencegahan terjadinya mikroalbuminuria dapat menjadi penanda efektifitas pengobatan hipertensi pada anak-anak. Mikroalbuminuria juga berguna untuk seleksi anak-anak dengan hipertensi ringan sampai sedang yang memerlukan terapi lebih agresif. Menurut The American Diabetes Associtsion, skrining mikroalbuminuria harus dilakukan 3 kali dalam waktu 3-6 bulan dan harus segera dilakukan intervensi jika 2 dari 3 pengukuran mencapai 20 mg/L.Penderita hipertensi, diabetes mellitus atau riwayat keluarga dengan sakit ginjal kronis harus melakukan pemeriksaan mikroalbuminuria setiap tahun. Anak-anak harus diperiksa setidaknya 2 kali, yaitu pada awal masuk sekolah dan awal usia remaja kecuali diperlikan. Pada penelitian lain didapatkan bahwa pada penderita penyakit ginjal baik diabetes maupun non diabetes menunjukkan proteinuria pada saat pengobatan, hal ini menunjukkan bahwa proteinuria bukan hanya sebagai petanda kerusakan ginjal tapi juga petanda progresif hilangnya fungsi ginjal.



Tabel 3. Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committe 7 (JNC 7) Klasifikasi



Tekanan Darah Sistolik



Tekanan Darah Diastolik



Normal



(mmHg) < 120



(mmHg) < 80



Prehipertensi



120-139



80-90



Stage 1 hipertensi



140-159



90-99



Stage 2 hipertensi



≥ 160



≥ 100



Mikroalbuminuria terjadi pada sekitar 30% pasien hipertensi sedang maupun ringan. Uji saring Mikroalbuminuria pada pasien hipertensi dapat dihunakan sebagai :  Penanda kerusakan organ target akibat hipertensi terutama kerusakan pada ginjal.  Penanda risiko morbiditas kardiovaskular dan mortalitas (gagal jantung, iskemia jantung, retinopati hipertensi, peningkatan ketebalan arteri karotid) pada penderita hipertensi.



7



Untuk mengetahui kondisi mikroalbuminuria, dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan sampel urin. 1. Albumin Urin Kualitatif Pemeriksaan ini hanya memberikan hasil kualitatif, sehingga tidak dapat diperoleh kuantitas seberapa banyak protein albumin yang lolos ke dalam urin. 2. Albumin Urin Kuantitatif, tersedia dalam 3 pilihan sebagai berikut : 



Menggunaka sampel urin sewaktu. Pemeriksaan ditujukan untuk skrining,







Menggunaka sampel urin waktu tertentu (Pengumpulan urin selama 4 jam)







Menggunaka sampel urin 24 jam diperlukan untuk diagnosis, terutama untuk pasien rawat inap.



Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pemeriksaan albumin urin kuantitatif, karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan AUK anda : 1) Olah raga berat / aktivitas berat sebelum pemeriksaan. 2) Sedang mengalami infeksi saluran kemih 3) Sedang mengalami tekanan darah yang sangat tinggi 4) Gagal jantung 5) Sedang mengalami demam tinggi 6) Diabetes Mellitus 7) Dehidrasi 8) Menstruasi



Dikatakan mikroalbuminuria yang sesungguhnya jika bukan disebabkan oleh hal di atas. Oleh sebab itu untuk meyakinkan hal tersebut, maka dari National Kidney Foundation (NKF) menganjurkan pemeriksaan ini untuk diulang dengan interval 2 minggu untuk meyakinkan adanya mikroalbuminuria.



8



Apabila mikroalbuminuria terjadi menetap dalam kurun waktu lebih dari 3 bulan maka dikatakan seseorang mengalami penyakit ginjal, namun pada tahap mikroalbuminuria masih sangat efektif untuk dilakukan pengobatan. Mikroalbuminuria Pada Individu Normal Mikroalbuminuria berkaitan dengan peningkatan risiko kematian karena penyakit kardiovaskular dan kemungkinan peningkatan risiko gagal ginjal yang progresif tidak hanya pada pasien diabetes dan hipertensi tetapi juga pada orang yang tidak menderita diabetes maupun hipertensi. Oleh sebab itu pemeriksaan albumin urin kuantitatif merupakan salah satu pemeriksaan yang tercantum pada panel check up. Uji saring mikroalbuminuria merupakan cara yang unggul, akan lebih baik apabila dilakukan dengan kombinasi uji saring hipertensi dan hiperkolesterolmia, untuk mengetahui risiko perkembangan gagal ginjal.



9



Daftar Pustaka



1. Salgado J,Neves F, Bastos M, Franca A, Brito D, Santos E, etal.Monitoring



Renal



Function:Measured



and



Estimated



Glomerular Filtration Rate-A Review.Braz J Med Biol Res. 2010;43(6):528-536 2. Thomas C, Thomas L. Renal Failure-Measuring The Glomerular Filtration Rate. Dtsch arzetebl Int.2009;106(51-52): 849-54



10



Macam-macam sediment urine



Keterangan Gambar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Ammonium biurat Tyrosin Cholesterol Tyrosine Candida Cystin . . 11



9. Amorf 10. .



RBC



(Red



Blood



RBC (Red Blood Cell) & WBC



Ca oxalat



12



Cell)



Ca oxalat



Squamous epithel



Transisional epithel



Urat amoft



13



Asam urat



Triple phospate ?



Ammonium Biurat



Silinder lemak



14



15