Pemograman Arsitektur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TEKNIK ARSITEKTUR



TUGAS PEMROGRAMAN ARSITEKTUR MAKNA PEMROGRAMAN ARSITEKTUR ANGGOTA KELOMPOK         



Cahyo Agung Nugroho Junaedi Yanto Heryanto Yuhana Andra Saputra Abdul Rozak Gugun Suarno Chabib Mustofa Reza Adji Rinaldi M. Iqbal Saefudin



: 2012460062 2012460069 2012460081 2012460082 2012460017 2012460033 2012460026 2012460045 2012460054



KATA PENGANTAR



Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan Tugas Pemograman Arsitektur 2 dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.



Penulis



PEMROGRAMAN ARSITEKTUR Dalam proses perancangan (proses desain) arsitektur, bagian awal dari proses desain adalah Pemrograman Arsitektur. Pemrograman dapat membantu Perancang dalam menentukan apa yang harus diperbuat. Melalui Program, seorang Perancang dapat mengetahui kekuatan dan potensi apa saja yang dapat dimanfaatkan serta dapat menyiasati kelemahan dan ancaman agar tidak mengusik Manusia dalam berkegiatan. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pengertian dan makna Pemrograman Arsitektur yang didapat dari beberapa sumber. PENGERTIAN DAN MAKNA PEMROGRAMAN 



Menurut data dari sumber http://syahriarchie17.wordpress.com/konsep/



Kamus Webster (1966) Mendefinisikan program sebagai “Perencanaan Prosedur”. Pemrograman Arsitektur adalah proses pengaturan informasi sehingga informasi yang benar dapat secara tepat posisinya dalam proses desain dan keputusan yang tepat dapat dilakukan untuk mempertajam hasil dari desain bangunan tersebut. Pemrograman merupakan proses kreatif secara terstruktur terhadap harapan, keinginan, dan hasrat dari wujud bangunan nantinya. Pemrograman adalah pengumpulan, pengorganisasian, analisa, peng-interpretasi-an, dan pemaparan dari informasi yang relevan untuk proyek yang didesain. Pemrograman juga merupakan perencanaan prosedur dan organisasi dari semua bagian sumber daya sudah tentu untuk membuat desain dalam suatu kontek dan persyaratan yang spesifik. Pemrograman adalah pengumpulan, pengorganisasian, analisa, peng-interpretasi-an, dan pemaparan dari informasi yang relevan untuk proyek yang didesain. Jadi, Pemrograman arsitektur adalah proses pengaturan informasi sehingga informasi yang benar dapat secara tepat posisinya dalam proses desain dan keutusan yang tepat dapat dilakukan untuk mempertajam hasil dari desain bangunan tersebut. Untuk memudahkan pemahaman beberapa aktifitas tersebut maka pemrograman dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Analisis dari kondisi eksisting, yaitu analisa site, profil pengguna, kode, batasan dan iklim. 2. Proyeksi masa depan, yaitu beberapa kriteria desain yang harus dipertemukan atau diselesaikan agar supaya cocok dan termasuk disini adalah misi, tujuan, konsep, dan persyaratan tampilan (performance).







Menurut kutipan dari “Campur Tangan Budaya Dalam Pemrograman Arsitektur” Situmeang, Boris A., FT UI 2008.



Menurut Christoper Alexander (1971), Program adalah sebuah bentuk usaha untuk menyelesaikan masalah dan mengarahkan perancang untuk menanggapi masalah tertentu. Masalah adalah ketidaksesuaian (misfit) hubungan antara bentuk (form) dan konteks. Bentuk (form) adalah wujud dari pemecah masalah sedangkan konteks adalah hal-hal yang membatasi masalah. Masalah ini bisa jadi apa saja ; kebutuhan akan kenyamanan, kebutuhan akan kemudahan perawatan, kebutuhan akan kecepatan pembangunan, dll. Menurut John W. Wade, Perancang harus mendapatkan informasi penting dari sejumlah data yang ia dapat, baru setelahnya ia dapat memulai membuat program (Wade dalam synder & catanese, 1984). Hal ini disetujui oleh Antonino Saggio. Ia menyatakan hal berikut; “... information also makes up the “production infrastructure” for multidiciplinary development of project and the future management of buildings...” (Saggio dalam Gausa et al., 2003 : 343). Maksudnya informasi merupakan bahan bagi perancang untuk menentukan apa-apa saja yang diperlukan dalam melaksanakan produksi bagi pengembangan perancangan. Dapat dipahami bahwa informasi adalah sekumpulan data yang berhubungan dengan pemicu perancangan untuk diolah nantinya. 



Menurut Agus S. Ekomadyo dan Sutan Hidayatsyah (Isu, Tujuan dan Kriteria Perancangan Pasar Tradisional) dalam Temu Ilmiah IPLBI 2012.



Pemrograman Arsitektur adalah salah satu metode dalam Perancangan Arsitektur, dimana permasalahan perancangan dirumuskan diawal dengan sistematis , dengan maksud mengarahkan hasil rancangan pada tujuan yang diinginkan. Pemrograman Arsitektur sebagai pekerjaan yang terpisah dari Perancangan Arsitektur banyak muncul di Amerika Serikat pada tahun 1970-1980-an. Pemrograman Arsitektur dibutuhkan terutama untuk meminimalkan resiko kesalahan dan mengefisiensikan proses Perancangan (Palmer, 1983:5). Pemrograman Arsitektur kemudian mengembangkan istilah Proses Penelusuran Masalah (problem seeking), untuk memandu desain sebagai Proses Pemecahan Masalah (problem solving)(Pena, 1987). Pemrograman Arsitektur berkembang sebagai proses saintifik, sistematis dan analitis dalam ranah desain Arsitektural. 



Menurut Ir. Ahmad Saifullah MJ, MS dan Ir. T. Yoyok Wahyu S., M. Eng, Ph.D dalam “MetodePenyusunan Program Desain Arsitektur” UGM.



Untuk memahami lingkup Pemrograman dan kedudukan Pemrograman dalam desain disatu sisi dan planning disisi lain, maka perlu dilihat pengertian atau pendapat beberapa pakar sebagai berikut; 1. Pemrograman merupakan bagian dari proses desain atau posisi pemrograman merupakan awal kegiatan sistem dari suatu proses Perancangan Arsitektur (W. Moleski dan H. Sanoff) 2. Pemrograman adalah bagian desain, karena pemrograman merupakan kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain (Mc. Laughlin).



3. Pemrograman merupakan bagian awal dari perencanaan (Planning) dan produknya merupakan “informasi” sebagai input bagi kajian perkembangan masa yang akan datang. Disamping itu pemrograman selalu dialamatkan pada faktafakta, kondisi dan keputusan-keputusan (E. Agostini dan E.T White). Dari pendapat dari beberapa pakar tersebut diatas, secara garis besar rangkuman pendapat tersebut dapat dituliskan sebagai berikut; 1. Menurut W. Moleski Pemrograman merupakan: o Bagian dari proses desain dan identifikasi serta pendefinisian problem o Upaya pemecahan masalah dalam kaitan : fisik, Psikologi, sosial dan kultural 2. Menurut Mc. Laughlin Pemrograman adalah desain merupakan kegiatan analisa untuk mendapatkan kejelasan lebih jauh. 3. Menurut W. Pena Pemrograman adalah penelusuran masalah dan pemrograman adalah analisis. 4. Menurut H. Sanoff Pemrograman merupakan alat untuk berkomunikasi dan juga merupakan metoda pengambilan keputusan, sehingga pemrograman merupakan sistem dari proses desain. 5. Menurut Agostini dan Pressier Pemrograman adalah proses pencarian persoalan dan bukan perancangan (desain), meskipun termasuk bagian kritis dalam proses perancangan. Dari sudut Metodologi, pemrograman merupakan proses yang mengolah dan menterjemahkan secara sistematik, misis dan objektif suatu organisasi kelompok atau individu kedalam hubungan antara kegiatan, personel dan peralatan. 6. Menurut Edward T. White Pemrograman adalah persiapan menuju desain. Pemrograman dialamatkan pada fakta-fakta dan kondisi dan keputusan yang mempengaruhi bentuk dengan kata lain merupakan bentuk perencanaan sebelum aktifitas (desain). Sedangkan desain dialamatkan pada penciptaan/penyusunan bentuk (form). 7. Menurut Herbert Mc. Laughlin Pemrograman adalah desain, dimana desain adalah suatu konsep dari sebuah proyek yang berorientasi pada penggunaan ruang/tempat tinggal/hunian. Sedangkan pemrograman dimulai dengan mendefinisikan problem desain atau sebagai awalan pemecah problem, sehingga merupakan upaya yang tepat/cocok dan mungkin untuk sebuah desain. 8. Menurut Henry Sanoff Pemrograman merupakan komunikasi formal antara perancangan (desainer) dan klien, didalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien serta memberikan pemahaman dan kejelasan tentang nilai kebutuhan-kebutuhan tersebut. 9. Menurut W. Pena Desain sevara keseluruhan hanya terdiri dari dua langkah; o Programming (bersifat analisis) ,merupakan upaya penelusuran masalah.



o



Schematic design (bersifat sintetis) merupakan upaya pemecahan masalah. Berkaitan dengan masalah tersebut maka melalui pemrogaman dapat dihasilkan produk desain yang menjawab kebutuhan klien.



KESIMPULAN Dari uraian dari para pakar tersebut dapat diambil kesimpulan tentang program dan pemrograman sebagai berikut; a) Pengertian program Adalah sekumpulan informasi spesifik yang berorientasi berisi tentang persyaratan-persyaratan dari klien yang mana menjadi tugas Arsitek untuk menterjemahkan dalam bentuk desain berupa fasilitas-fasilitas . fasilitas-fasilitas sebagai hasil karya rancangan arsitektur diharapkan mengkomunikasikan aspek /faktor manusia , faktor fisik dan faktor eksternal dimana ketiganya tersebut dapat mempengaruhi desain. b) Pengertian pemrograman o Merupakan proses dari identifikasi dan pendefinisan kebutuhan suatu proyek dan mengkomunikasikan persyaratan-persyaratan dari klien kedalam desain. o Pemrograman membantu arsitek mengumpulkan dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang spesfik. o Tujuan pemrograman merupakan investigasi dan analisis dari kebutuhankebutuhan (data/informasi) untuk proyek desain. Juga sebagai media komunikasi antara Klien dan Arsitek (perancang) c) Tujuan pemrograman 1. Mengurangi kesalahan dan meningkatkan ketelitian pada desain 2. Membuat desain lebih imaginatif 3. Proses menjadi lebih sistematis 4. Prosedur desain lebih terarah 5. Pengambilan keputusan lebih mudah 6. Faktor-faktor desain lebih tepat 7. Waktu desain lebih singkat 8. Menghemat biaya 9. Permasalahan desain diselesaikan dengan cara yang lebih pasti /jelas/akurat 10.Pemecahan masalah-masalah mengembangkan alternatif.