Penakluk [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ummi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Penakluk [PDF]

PEMERIKASAAN KLINIS PADA SATWA EKSOTIK Kelompok 2 Charisma Sumule 1(O111 14 307), Indah Windy Octaviyani (O111 14 305),

7 0 640 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKASAAN KLINIS PADA SATWA EKSOTIK Kelompok 2 Charisma Sumule 1(O111 14 307), Indah Windy Octaviyani (O111 14 305), Nurmauliah (O111 14 001), Mirna Mualim (O111 14 012) Asisten: Rusmin Indra 2



Bagian Bedah & Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi Program Studi Kedokteran Hewan (PSKH), Universitas Hasanuddin (UNHAS) Korespondensi penulis: [email protected] ABSTRAK Praktikum ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada satwa eksotik guna mengetahui kondisi fisik dari satwa eksotik tersebut. Peralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah pinset anatomis, stetoskop, dan meja operasi. Praktikum ini di lakukan pada tanggal 28 Oktober 2016 di Klinik Pendidikan Unhas Sunu Baraya. Metode yang digunakan dalam praktikum ini dengan pemeriksaan klinis. Tata cara pemeriksaan fisik hewan dapat dilakukan dengan catur indera pemeriksa, yakni dengan penglihatan, perabaan, pendengaran, serta penciuman antara lain dengan cara inspeksi, palpasi atau perabaan, perkusi atau mengetuk, auskultasi atau mendengar, dan mencium atau membaui. Pada hewan satwa eksotik yang diamati dalam praktikum ini yaitu; ular, kura-kura, burung merpati, hamster, kelinci, sugar glider, dan iguana. Hasil pemeriksaan dari praktikum ini adalah sugar glider tampak stress ditandai dengan ekor yang tegang, jenis ular yang dijadikan probandus yaitu ras ball phyton nampak dari warna dan motif kulit ular, iguana terlihat normal, hamster juga terlihat stres di buktikan dengan kaki depan yang sesekali menggaruk hidung, kura – kura terdapat retakan pada bagian carapas, burung merpati tampak sehat dan normal, dan kelinci dicurigai menderita scabies karena nampak alopesia di beberapa area tubuh kelinci. Kata Kunci : Pemeriksaan Klinis, Fisiologi, Satwa Eksotik PENDAHULUAN Spesies eksotik adalah suatu spesies yang sengaja atau tidak sengaja diangkut dan dilepaskan oleh manusia ke lingkungan luar dari daerah asalnya. Spesies ini terdiri dari tanaman dan hewan yang dianggap menjadi salah satu agen yang paling parah dalam hal perubahan habitat dan degradasi, spesies eksotik dianggap sebagai salah satu penyebab utama hilangnya keanekaragaman hayati di dunia. Banyak spesies yang dilepaskan ke lingkungan baru tanpa memperhatikan dampaknya. Pelepasan hewan peliharaan akuarium ke alam liar telah banyak dilakukan oleh pemiliknya. Walaupun



demikian, pemilik tersebut tidak bermaksud membuat populasi baru tersebut di alam (Putranto, 2014). Bakteri, virus, dan parasit yang dibawa oleh spesies eksotik merupakan ancaman bagi organisme asli. Contohnya adalah kura-kura Brazil (Trachemys scripta elegans) yang merupakan spesies asli dari Amerika Serikat bagian selatan telah menjadi spesies eksotik di China. Kura-kura Brazil terdaftar sebagai spesies eksotik karena membawa bakteri patogen Salmonella (Putranto, 2014). Kegiatan makan dari suatu spesies eksotik dapat mengubah ketersediaan sumber makanan bagi spesies asli.



Contohnya adalah introduksi ikan mujair (Oreochromis mossambicus) pada tahun 1951 mengakibatkan punahnya ikan endemik seperti ikan moncong bebek (Adrianichthys kruyti) dan Xenopoecilus poptae dari Danau Poso. Ikan introduksi mampu memenangkan persaingan dalam mencari makan dengan ikan asli, sehingga populasi ikan asli menurun bahkan punah (Putranto, 2014). Persaingan untuk mendapatkan makanan dan ruang dapat mengakibatkan kepunahan spesies endemik terkait menempati habitat yang sama. Predasi pada spesies asli oleh spesies eksotik juga menjadi masalah. Contohnya adalah Brown tree snakes (Boiga irregularis) yang merupakan ular berbisa menengah asli dari Indonesia bagian timur, Papua Nugini, Pulau Solomon dan Australia bagian utara. Ular ini sengaja diperkenalkan ke Pulau Guam pada tahun 1950-an dan telah menyebar di seluruh pulau. Kehadiran Boiga irregularis berdampak negatif terhadap spesies burung yang ada di Pulau Guam karena burung tersebut merupakan mangsa yang mudah didapatkan, ditambah dengan fakta bahwa burung tidak memiliki pertahanan untuk melindungi diri mereka dari predator karena tidak ada spesies ular asli dari Pulau Guam (Putranto, 2014). TINJAUAN PUSTAKA 1 SUGAR GLIDER 1 Data Fisiologi 1 Data Fisiologis Sugar Glider Berikut tabel untuk data fisiologis normal pada (Hess, 2014) : Masa hidup Berat badan jantan dewasa Berat badan betina dewasa Frekuensi pernapsan Denyut jantung Suhu tubuh



9-12 tahun 100-160 gram 80-135 gram 16-40x/menit 200-300x/menit 36.30C



Gigi geligi Formulasi gigi (ICPM) Pubertas



Diprotodon 31341034 8-12 bulan untuk betina; 12-15 bulan untuk jantan 29 hari 15-17 hari



Siklus estrus Periode kebuntingan Jumlah anakan 1-2 ekor Berat ketika lahir 0.2 gram Lama berada 70-74 hari dalam pouch Waktu disapih 120 2 Sexing Sangat mudah membedakan sugar glider jantan dan betina dar sisi fisik. Sugar glider jantan memiliki tubuh sedikit Iebih besar daripada betina. Selain itu, sugar glider jantan memiliki botak di kepala bagian atas, sedangkan yang betina tidak. Perbedaan lainnya, sugar glider betina memiliki lubang kecil di daerah perut bagian bawah yang berfungsi sebagai kantong untuk meletakkan anak-anaknya (Catro, 2013). 3 Penentuan Umur 2 Anatomi dan Habitus 1 Morfologi  Telinga sugar glider sangat peka ketika mendengar sesuatu, seperti panggilan dari adopter (orang yang mengadopsinya) atau keadaan yang dapat membahayakannya. Sugar glider juga dapat mendengar suarasuara yang tidak bisa kita dengar. Saat mendengar atau merasakan sesuatu, telinga sugar glider akan bergerak turun naik. Biasanya, sugar glider akan bersiaga ketika mendengar suara yang mengancam, bahkan saat tertidur sekali pun (Catro, 2013).  Mata. Sugar glider memiliki mata yang sangat indah, bulat dan besar, sehingga terlihat serasi dengan warna pupilnya yang berwarna hitam dikelilingi warna cokelat



gelap. Kecuali, sugar glider albino memiliki warna mata berbeda, yakni merah darah. Mata sugar glider yang sangat besar berfungsi untuk melihat area yang luas di sekelilingnya, terutama pada malam hari, Sugar glider hanya melihat objek dengan dua warna, yakni abu-abu dan merah. Sugar glider memiliki penglihatan yang superior pada malam han untuk memburu mangsa dan melindungi diri dari predator (ketika mencari makan pada malam hari) (Catro, 2013).  Hidung sugar glider umumnya berwarna merah muda. Hidung merupakan bagian yang penting bagi sugar glider. Pasalnya, hidung tersebut digunakan untuk mencium makanan dan mengenali daerah teritori. Namun, iika Anda sering mendapati sugar glider bersin ketika sedang tidak grooming atau membersihkan din, bisa saja merupakan pertanda sugar glider sedang sakit. Untuk penanganan penyakit sugar glider cdapat Anda baca pada bab yang membahas penyakit sugar glider (Catro, 2013).  Gigi dan lidah. Gigi sugar glider berjumlah 40 buah, saat dewasa. Gigi yang terlihat paling jelas adalah gigi bagian bawah yang menyerupai taring. Gigi tersebut digunakan untuk mengoyak dahan pohon untuk mengambil sarinya atau untuk mengambil serangga yang bersembunyi di balik kulit pohon. Sementara itu, gigi atas lebih banyak untuk mengoyak kulit atau mengambil sari serangga. Gigi sugar glider mulai tumbuh saat joey (istilah untuk bayl sugar glider) berusia sekitar 9 har setelah keluar dan kantong perut ibunya (Catro, 2013).  Ekor. Umumnya, sugar glider memiliki ekor yang panjang. Rata-



rata ukurannya sama atau sedikit lebih panjang daripada tubuhnya. Ekor sugar glider memiliki fungsi yang tidak sembarangan, yakni untuk menjaga keseimbangan tubuh saat sedang terbang rendah (glide). Ekor SG juga akan bergerak-gerak jika menemui sesuatu yang menarik perhatiannya (Catro, 2013).  Tangan dan kaki sugar glider memang tergolong unik. Sugar glider memiliki tangan dengan lima jari dan kuku yang sangat runcing karena didesain untuk mencengkeram dahan pohon. Sementara itu, kakinya memiliki lima jari dengan empat memiliki kuku dan satu tidak. Dua di antara lima jari kakinya juga tampak dempet dengan kuku yang runcing. Dua jari ini biasanya digunakan sugar glider untuk membersihkan diri (Catro, 2013).  Patagium merupakan membran atau lapisan tipis kulit berbulu yang terdapat di sisi tubuh sugar glider, membentang dari pergelangan tangan hingga pergelangan kaki. Patagium dipergunakan untuk meluncur dan satu pohon ke pohon yang lain (glide) dengan cara merentangkan tangan dan kakinya. Pada umur 1 ,5 bulan sebenarnya sugar glider sudah bisa meluncur. Namun, pada umur tersebut kemampuannya untuk meluncur umumnya disebabkan ketakutan dan berusaha mencari perlindungan. Karena itu, sugar glider akan terlihat seperti ingin kabur atau ketakutan ketika kita memegangnya (Catro, 2013). 2 Warna Bulu Warna bulu Sugar glider secara umum relatif banyak, namun yang ada di Indonesia hanya beberapa jenis. Jenis yang paling umum dijumpai di Indonesia adalah gray classic, cinnamon, dan buttercream.



3



Diet Pakan Sugar glider rentan terhadap obesitas dan berat badan dan diet asupan harus dimonitor. Diet 1 sdt. setiap apel, wortel, kentang, pisang, daun selada serta kuning telur ½ rebus. T. Nebraska Feline diet 1 lusin Meal Worms campur dengan Leadbeater air 450 ml dan 450 ml, madu 3 di kupas, telur rebus 75 gram. Suplemen vitamin (Vionate) Taronga Zoo Diet 3 gram masingmasing: apel, pisang, jagung, anggur / kiwi, ubi jalar, jeruk, pir, melon / pepaya1,5 gram (Corriveau, 2013). Daftar Diet Sugar Glider 1 anggur, dibelah dua ½ melon kubus inch ½ pepaya kubus inch 3 jangkrik usus dewasa dimuat 5 usus larva cacing dimuat makan Sumber: Corriveau (2013). Suara – Suara Jenis-jenis suara yang dikeluarkan Sugar glider adalah (Jassugie, 2015):  Chirp Seperti suara yang terjadi ketika kita mengunyah makanan didalam mulut kita. Biasanya terdengar ketika mereka memakan makanan yang sangat mereka suka.  Crabbing Sulit untuk menemukan tujuan suara ini. Suara ini melengking dan diulang-ulang yang dilakukan ketika ketakutan, terganggu atau diprovokasi. menurut pengalaman pribadi n ajaran yg ane terima lgsung dari breeder,ada baiknya crab ini diacuhkan saja.tujannya agar SG tersebut bisa kita dekati (menyentuh) untuk mempermudah proses bonding SG tersebut. Setelah Sg tersebut berhasil kita sentuh/pegang, usap/belai2 Sg tersebut (Sg sangat suka dibelai terutama dibagian leher).setelah itu berikan makan dgn cara disuapkan dgn jari. dgn cara 4



seperti ini,SG tersebut mulai belajar mengenal majikan barunya. - Crying Joey memiliki cara untuk di temukan oleh induk mereka, yaitu menangis. Tangisan joey tunggal sangat spesifik dengan indukmya, tetapi ada berbagai macam pola dan suara joey.  Fighting (Berkelahi dan Kawin) Berkelahi : sangat jelas ketika 2 Sugar glider berkelahi satu sama lain. Biasanya suara ini akan terdengar sangat lama terutama ketika anda baru saja mengenalkan Sugar glider yang baru. Jika hal ini terus dibiarkan, akan mengakibatkan kecelakaan bagi salah satu dari Sugar glider tersebut. Suara ini juga bisa berarti penandaan daerah teritori bagi Sugar glider yang dominan. Kawin : jika anda menyatukan 2 Sugar glider yang berbeda jenis kelamin, tentu saja mereka akan kawin. Suara ini termasuk “ritual mereka dalam perkawinan”. Disaat anda mendengar suara ini. Anda tinggal menunggu 16 hari kedepan bahwa betina anda akan mempunyai joey.  Hissing Sugar glider mendesis untuk berbicara. Ini bisa dalam berbagai bentuk dan tenang atau "intim". Tampaknya sering digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan diri mereka sendiri. Ini adalah sikap ramah atau "ack and respon" semacam komunikasi. - Purr Bunyinya seperti dengkuran kucing. biasanya karena dia merasa nyaman (khusus untuk glider yang udah bonding ma majikannya. Sangat kecil dan tipis sekali suara ini terdengar. Sangat jarang sekali terdengar karena kecil dan tipisnya suara ini. Suara ini bisa terdengar jika dekat sekali dengan Sugar glider anda seperti di saku baju atau dada anda atau bahkan disekitar



muka anda. Banyak yang berkata ketika suara ini terdengar, Sugar glider merasa nyaman dengan anda, sudah terikat dengan anda. Suara ini juga kadang terdengar ketika mereka senang dengan sesuatu, seperti makanan yang kita berikan dan mereka makan dengan lahapnya.  Singing Suara yang sering dikeluarkan induk kepada joey yang masih ada didalam kantongnya. Seperti sang induk sedang bernyanyi kepada joeynya. Ini adalah suara yang sangat manis dan terdengar berirama. Menurut saya ini adalah suara yang paling manis dan termerdu yang saya dengar.  Barking (Gonggongan) Barking adalah gongongan atau longlongan SG yang cukup keras dan diulang berkali-kali, yang diyakini digunakan untuk menemukan atau untuk memperingatkan kawan mereka. Hal ini juga digunakan ini untuk pertanda panggilan kawin. Ini akan menjadi pertimbangan bagi anda, pada saat pertama kali membelinya (saat mereka dipisahkan dari koloni mereka). Mereka akan melonglong sepanjang malam yang bisa saja akan mengganggu waktu istirahat anda. Hal terbaik adalah untuk meletakkan kandang di ruang yang terpisah dari orang-orang. Jika melonglong masih mengganggu, anda bisa menempatkan lampu kecil dekat mereka, untuk mengurangi kebiasaan longlongan mereka.  Chattering Seperti mendesis, mengklik digunakan dalam kontak dekat dan paling sering terdengar ketika seekor SG terpaku pada lain atau bau yang baru atau sesuatu yang lain mungkin mengancam. Anda mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi dalam pikiran mereka ketika melakukan hal ini.



5



Perilaku Sugar glider (Petaurus breviceps) merupakan mamalia berkantong (marsupial) yang aktif hanya pada malam hari (nocturnal). Hewan yang biasa hidup berkelompok ini berburu pada malam hari. Buruan kesukaannya berupa serangga dan vertebrata kecil serta makan manis getah spesies tertentu, seperti pohon kayu putih (Eucalyptus). akasia (Acacia), dan pohon karet (gum trees). Penampilan dan bentuk tubuh seekor sugar glider menyerupai tupai dengan ekor panjang (Catro, 2013). Sugar glider termasuk hewan berukuran kecil, dengan panjang kepala hingga tubuh berkisar antara 160-210 mm, panjang ekor 165-210 mm, dan berat tubuh 115-160 gram untuk jantan, dan 95 -135 gram untuk betina. Hewan ini umumnya memiliki bulu yang tebal berwarna abu-abu biru, tetapi ada pula yang berwarna kuning, cokelat, dan juga albino. Pada bagian tengah kepala terdapat garis hitam yang memanjang dari bagian hidung bagian hingga bagian tengah punggungnya. Sugar glider juga memiliki patagium atau membran yang membuatnya dapat melayang yang terbentang dari pergelangan tangan hingga pergelangan kakinya. Dengan membran tersebut, Sugar glider dapat melayang hingga jarak 150 meter di antara pepohonan (Oey et al., 2013). 6 Ras Sugar Glider Beberapa ras sugar glider yaitu (Oey et al., 2013):  Gray classic, yaitu warna klasik pada Sugar glider yaitu abu-abu dengan garis hitam atau cokelat dari ujung kepala hingga pangkal ekor. Mata dan telinganya berwarna hitam.  Cinnamon, yaitu warna tubuh agak kemerahan dengan garis cokelat atau sedikit kemerahan dari ujung kepala hingga pangkal ekor. Mata dan telinganya berwarna hitam.  Buttercream, yaitu warna tubuh agak kecoklatan sedikit kuning berpadu



dengan garis cokelat gelap dari ujung kepala hingga pangkal ekor. Mata dan telinganya berwarna hitam.  White Tip, sering disebut juga white tail karena ujung ekornya berwarna putih cerah, tidak berwarna keemasan atau cokelat cerah. Warna bulu dominannya sama seperti Sugar glider pada umumnya, yaitu abu-abu atau cokelat. Sugar glider ini juga memiliki garis tengah berwarna cokelat di punggungnya, dari ujung kepala hingga pangkal ekor. Sementara itu, warna mata dan telinga hitam. 3 Penyakit – Penyakit Menurut Brust (2010), gangguan yang paling umum didapati pada Sugar glider yaitu:  Malnutrisi yang mungkin dinyatakan sebagai kelumpuhan anggota badan belakang, kebutaan, dehidrasi, katarak, penyakit tulang metabolik dan kejang.  Obesitas terlihat di sugar glider makan diet yang tidak memadai. Diet tinggi lemak dan protein predisposisi hewan untuk obesitas. Kurang olahraga juga dapat menyebabkan obesitas. hewan obesitas cenderung untuk penyakit jantung dan hati.  Parasit usus  Rambut rontok, biasanya dikarenakan oleh gizi buruk dan asupan vitamin. Pneumonia, adanya leleran dari mata / hidung.  Diare, akibat perubahan diet, diet yang tidak sesuai karena mengandung kadar gula yang tinggi, bakteri overgrowths, Giardia, Cryptosporidia atau Clostridium sp.  Penyakit yang berhubungan dengan stress, termasuk melukai diri sendiri (merupakan hewan soliter), kanibalisme muda dan gangguan makan. 4 Pengambilan Sampel



Venesectio dapat dilakukan pada vena auricularis, coccigea, dan jugularis. Pengambilan darah dapat di lakukan hingga volume 1% dari berat tubuhnya (Fisher, 2005). 2 1



ULAR Data Fisiologi 1 Data Fisiologis Ular Life span 30-40 years Body length 90-120 cm (adults) Body weight Age/length dependent Sexual 3-5 years maturity Incubator 30-32o temperature Sumber: Fisher (2005) 2 Sexing Sexing ular dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu visual . poping dan probing (Frisby, et.al, 2012 ) : a



cara visual : dilakukan dengan melihat ukuran ekor. ular jantan memiliki ekor yang relatif lebih panjang dengan pangkal ekor besar. Sedangkan betina memiliki ekor yang relatif lebih pendek dengan pangkal ekor yang lebih kurus. Ular jantan memiliki tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan betina dan ular jantan terkesan lebih agresif dibandingkan ular betina.



b



cara poping : dengan cara menekuk pangkal ekor dekat kloaka, disertai dengan penekanan kantung hemipenis dari arah ekor ke arah depan. Jika jantan akan terlihat hemipenisnya, jika betina tidak terlihat hemipenisnya.



c



cara probing : dilakukan dengan alat probe. alat probe yang sudah



dilumasi dimasukan ke dalam kloaka sejajar tubuh dari arah ekor ke arah depan. pada jantan alat probe masuk 10-12 baris sisik, sedangkan pada betina masuk 2-3 baris sisik. 3



Penentuan Umur Sebuah studi 1979 dari 220 spesimen jagung ular oleh Barnard, Hollinger dan Romaine dicatat panjang tiga kali dalam hidup jagung. Pada penetasan, ular memiliki panjang rata-rata 12,8 inci. Enam bulan kemudian, ular telah tumbuh rata-rata 22,7 inci. Pengukuran terakhir diambil ketika ular berumur satu tahun, dan mereka rata-rata 35,1 inci. Pengukuran dicatat setelah usia satu tahun menjadi semakin lebih bervariasi dan mencoba untuk mencari tahu ular lebih lama dan lebih tua dari satu tahun menggunakan metode ini secara signifikan kurang dapat diandalkan. Gunakan pengukuran ini sebagai panduan untuk memperkirakan usia ular (Anonim, 2016). 2



Anatomi dan Habitus Sistem Indera Ular Indra ular yang unik berbeda dibandingkan mamalia dan hewan lainnya. Tidak seperti mamalia, yang terutama bergantung pada penglihatan dan pendengaran mereka, ular mengandalkan indra penciuman mereka dan sentuhan. Mereka tidak memiliki kelopak mata yang bergerak, tapi memiliki katup mata transparan yang disebut "brille" sebagai penut up dan pelindung mata. Karena itu,gerakan mata mereka cukup terbatas. Mereka juga tidak memiliki telinga eksternal, telinga tengah, atau membrane timpani (gendang telinga). Sebaliknya, mereka menggunakan tulang kecil (tulang telinga), yang disebut "kolumela, " untuk mendeteksi getaran gelombang suara melalui tanah. Mereka mampu menangkap beberap a gelombang suara 1



melalui udara, tetapi hanya pada frekuensi yang sangat rendah (Frisby, et.al, 2012 ). Ular juga mencium dengan cara yang sangat berbeda dari mamalia. Mamalia membawa partikel udara ke dalam kont ak dengan penciuman (bau) saraf dengan bernapas mereka ke dalam rongga hidung melalui lubang hidung. Ular memiliki kedua lubang hidung dan rongga hidung, tetapi tidak digunakan unt uk mencium. Sebaliknya, lidah merupakan perangkat berbau untuk mereka. rongga mulut disebut "vomeronasal organ", atau "organ Jacobson ". Lidah bercabang digunakan untuk membawa part ikel udara ke dalam kontak dengan organ ini, kemudian merasakan dan mengidentifikaisi bau sebagai mangsa, predator, atau sebaliknya. Jadi, tidak seperti mamalia, lidah tidak digunakan selayaknya atau bantuan dalam menelan, tetapi hanya sebagai aksesori organ berbau (Frisby, et.al, 2012 ) 2 Handling Tangani Python Ball anda dengan lembut tapi gigih dan jauhi gerakan tibatiba. Usahakan selalu kontak harian dengan ular anda agar membangun tingkat kepercayaan dan keyakinan antara kita dan luar kita (Frisby, et.al, 2012 ). Mungkin pertama-tamanya akan selalu mendesis dan menggertak, tapi anda harus yakin, ketika ular sudah percaya dan merasa nyaman, maka dia akan memanfaatkan kandangnya. Selalu bersikap lembut, dan mencoba untuk menghindari gerakan tiba-tiba. Jika membungkus ular di sekitar lengan atau leher, Anda dapat bersantai dengan lembut memegang ekor itu dan dengan lembut membuka bungkusan itu dari leher atau lengan - jangan mencoba untuk membukanya dengan menggerakkan kepala. Beberapa ular agak sensitif tentang ditangani segera setelah mereka makan. Jika Anda makan ular Anda keluar dari itu kandang, maju dan



menggantinya kembali ke dalamnya kandang setelah selesai makan. Kemudian meninggalkan itu selama beberapa hari. Sebagai ular menjadi lebih nyaman dengan Anda, itu akan kurang gugup dan cenderung memberikan kembali mouse Anda (Frisby, et.al, 2012). 3 Diet Pakan Ular Python Ball menyesuaikan diri pada rumah barunya selama beberapa minggu. Python Ball dapat diberi makan tikus lebih besar atau tikus kelingking. Jika Anda belum punya pengalaman untuk memberikan makan ular, Anda mungkin tidak ingin mencoba sendiri sampai Anda telah melihat seseorang melakukannya.Jika Python Ball tidak mau makan dan mulai terasa berat badan mereka turun, maka bawa ke dokter hewan reptil atau hubungi masyarakat herpetologi lokal Anda dan meminta untuk berbicara dengan seseorang yang memiliki pengetahuan tentang Python Ball dan masalah makan. Berikan semangkuk air tawar setiap saat. Ular Anda mungkin menggunakan air tersebut untuk di minum dan untuk berendam, dan mungkin buang air besar juga. Periksa setiap hari jika berubah ketika kotor. (Frisby, et.al, 2012). 4 Ganti kulit (ecdysis) Semua reptil mengganti kulit mereka, disebut sebagai ecdysis, dengan cara yang berbeda dari spesies ke spesies. Kulit Ular "mengelupaskan" dari badan mereka dalam satu potong, termasuk topi mata, sebagai lawan kadal yang terlihat seperti mereka pulih dari kasus buruk sengatan matahari selama proses. Pada umumnya, ular akan mengelupaskan setidaknya sebulan sekali. Frekuensi shedding tergantung pada banyak faktor: spesies, umur, status gizi dan reproduksi, kehadiran parasit kulit atau bakteri, dan suhu kandang dan kelembaban. Secara umum, ular muda akan ganti kulit lebih sering daripada yang dewasa dan ganti kulit sering terjadi sebelum kawin dan melahirkan. Penyebab paling umum dari



shedding yang tidak benar atau tidak lengkap terkait dengan peternakan dan gizi (Frisby, et.al, 2012 ). Tanda-tanda ular akan mengganti kulitnya adalah mengambil tempat yang luas dan cukup (Frisby, et.al, 2012) :  Kulit menjadi kusam.  Mata menjadi keruh atau 'kebiruan.'  Peningkatan perilaku gugup (karena mereka tidak dapat melihat dengan baik). Setelah tiga sampai empat hari, mata menjadi jelas lagi dan ular mulai mencari permukaan yang kasar di kandang seperti cabang dan batu (yang harus relatif mulus - tidak apung) dan harus mudah diakses. Pergantian akan maju dari hidung ke ekor dan akan mengambil mana saja dari tujuh sampai 14 hari. Tidak pernah menangani ular yang menunjukkan tanda-tanda gudang yang akan datang atau aktif shedding. Ular umumnya tidak akan makan selama gudang. Pemaksaan makan tidak diperlukan, dan pada kenyataannya, berbahaya. Setelah selesai, kulit gudang harus dihapus dan ular diperiksa untuk gudang yang lengkap, termasuk topi mata (Frisby, et.al, 2012 ) 5 Sistem Pernapasan Ular Sistem pernapasan ular meliputi trakea (tenggorokan), bronkus, paru-paru, dan kantung udara. Trakea berasal di glotis, di belakang rongga mulut, dan berakhir di dekat jantung, di mana cabang menjadi dua bronkus (Frisby, et.al, 2012). Bronkus kiri mengarah ke paru-paru kiri, yang dikurangi atau sepenuhnya vestigial. Organ sisa kecil, merosot, dan tidak berfungsi. Bronkus kanan mengarah ke paru-paru kanan, yang memanjang. Bagian anterior paru-paru adalah pembuluh darah (dengan pembuluh darah) dan fungsi pertukaran gas, tapi paruh kedua paru-paru adalah avascular (tanpa pembuluh darah) kantung udara yang meluas ke wilayah ekor. Kantung udara melakukan fungsi hidrostatik di sebagian besar ular, mengatur tekanan di dalam rongga tubuh.



Karena ular tidak memiliki diafragma, udara masuk dan keluar paru-paru karena aksi otot tubuh dan gerakan tulang rusuk (Frisby, et.al, 2012). 6 Sistem Pencernaan Ular Sistem pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, dan kelenjar. Kerongkongan berdekatan dengan kantung udara dari faring, atau tenggorokan, ke perut. Pada mamalia, kerongkongan sangat berotot dan menggerakkan makanan ke perut (Frisby, et.al, 2012). Pada ular, kerongkongan memiliki sangat sedikit otot dan makanan dipindahkan ke perut lainnya melalui gerakan seluruh tubuh. Persimpangan antara kerongkongan dan perut tidak didefinisikan dengan baik, dan perut itu sendiri tidak sangat maju. Hal ini pendek, filiform bentuk dengan memanjang interior lipatan untuk meningkatkan luas permukaan untuk pencernaan dan penyerapan (Frisby, et.al, 2012). Usus kecil relatif sederhana. Mungkin ada beberapa loop atau lipatan, tetapi untuk sebagian besar itu adalah tabung panjang yang menerima makanan dari lambung, menyerap nutrisi dari itu, dan transport ke usus besar, atau usus besar. Usus kemudian membawa kotoran ke pembukaan kloaka mana ia dibuang. Kloaka adalah ruang umum, menerima produk dari pencernaan, urin, dan sistem reproduksi (Frisby, et.al, 2012). Hati, kandung empedu, dan pankreas semuanya berkaitan dengan sistem pencernaan. Hati adalah organ terbesar dalam ular, mengisi ruang antara hati dan lambung. Salah satu dari banyak fungsi hati adalah untuk menghasilkan empedu, enzim pencernaan. Kandung empedu dan limpa ditemukan dekat ujung posterior dari hati. Empedu toko kandung empedu yang diproduksi oleh hati dan rilis ke dalam usus kecil bila diperlukan. Pankreas juga mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam usus kecil, serta memproduksi hormon yang mengatur gula darah (Frisby, et.al, 2012 )



7



Sistem Sirkulasi Ular Dua atrium dan satu ventrikel membuat jantung tiga bilik dari ular. Hak dan atrium kiri menerima darah dari paruparu dan tubuh, masingmasing, dan menyebarkannya ke ventrikel untuk diedarkan lagi. Terbungkus dalam kantung, yang disebut "pericardium," jantung terletak di bifurkasi dari bronkus. Jantung mampu bergerak, namun, karena kurangnya diafragma. Penyesuaian ini melindungi jantung dari kerusakan potensial ketika mangsa tertelan besar dilewatkan melalui kerongkongan. Limpa melekat pada kandung empedu dan pankreas dan fungsi untuk menyaring darah dan mendaur ulang sel darah merah tua. Kelenjar timus terletak di jaringan lemak di atas jantung dan bertanggung jawab untuk pematangan sel kekebalan khusus dalam darah (Frisby, et.al, 2012 ) 8 Ras Ular - Ular B. multomaculata merupakan ular arboreal yang hidup di daerah perhutanan dan daerah dekat persawahan, hidup di ketinggian antara 400-1500 m dari permukaan laut. Spesies ular ini juga pernah ditemukan oleh McKay (2006) di pantai Geger kelurahan Benoa (Herbert, et.al, 2012). - Ular C.radiatus (ular sapi) pernah terlihat sekitar 1 tahun yang lalu di Desa Jimbaran. Ular ini akan membusung Ptyas korros (Indochinese rat snake) atau ular tikus. Ptyas korros yang ditemukan di Bali berada di atas pohon pada ketingginya sekitar 2,3-2,5 meter. Ular ini berlari sangat cepat pada siang hari. Ptyas korros yang di temukan pada hutan bakau di Bali mungkin akibat banyaknya tikus akibat banyaknya sampah (Herbert, et.al, 2012). - Ular sanca P. reticulatus (sanca kembang) anakan sepanjang 1,1



meter yang ditemukan dipinggiran alur air dalam hutan bakau di dekat tumpukan sampah. Warga masyarakat membuang sampah secara sembarangan di sekitar hutan bakau sehingga menyebabkan banyak tikus yang merupakan makan kesenangan ular yang ditemukan di lokasi tersebut. Kemungkinan anakan ular sanca kembang tersebut telah mampu beradaptasi dengan lingkungan air payau dan diduga ada ular dewasanya yang hidup di lokasi tersebut. Ular P. reticulatus umumnya ditemukan pada pegunungan berbatu, rawa-rawa dan daerah persawahan (Herbert, et.al, 2012). 3 a



Penyakit – Penyakit Pergantian Kulit yang Salah (dysecdysis) Ada banyak alasan untuk proses ganti kulit tidak lengkap atau tidak benar, disebut sebagai dysecdysis, terkait yang paling umum untuk peternakan dan / atau gizi buruk. Dysecdysis adalah gejala dari masalah lain dan bukan masalah utama dalam dirinya sendiri. Aturan praktis yang baik adalah periksa ke dokter reptil anda tentang masalah pergantian kulit yang tidak lengkap. Dengan perawatan yang benar dari dokter dapat menyingkirkan penyebab pergantian kulit yang tidak sempurna entah karena kandangnya, gizi yang buruk atau karena penyakit Penyebab lain dysecdysis meliputi: trauma, dermatitis, kekurangan gizi, dan adanya kesalahan pada penanganan. Dokter hewan Anda dapat membimbing Anda dalam perawatan yang tepat sekali untuk mengetahui penyebab yang mendasari terjadinya hal seperti itu (Frisby, et.al, 2012 ) b Stomatitis



Kejadian keradangan pada mulut (sariawan) dalam istilah medis disebut stomatitis, hal ini juga sering terjadi pada reptil. Infeksi terjadi karena adanya respon tubuh hewan yang mengalami stres, disebabkan karena perubahan temperatur suhu yang tidak sesuai di lingkungan, overcrowding, parasit internal maupun eksternal, trauma, serta kekurangan nutrisi terutama kekurangan vitamin C. Stres akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh reptil menurun dan membuat infeksi mudah terjadi. Jenis-jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan stomatitis termasuk bakteri, virus dan fungi. Pseudomonas, Aeromonas, Salmonella, Klebsiella dan Mycobacterium merupakan bakteri penyebab terjadinya stomatitis (Jainuddin, 2016). c Sembelit / constipation Pencernaan ular tergantung pada ukuran dan metabolismenya, bisa lebih lama, bisa juga lebih cepat, tapi apabila jadwal yang seharusnya sudah terlewati dan ular terlihat bengkak, lesu dan kurang nafsu makan itu mungkin disebabkan oleh sembelit. Pengobatan sederhana memerlukan perendaman di air hangat selama 15 menit /hari yang biasanya bisa sangat membantu mempercepat pengeluaran apalagi bila dibantu dengan pijatan ringan ke arah bawah selama perendaman. Apabila tindakan ini tidak membantu dan bagian perut ular semakin membengkak, lebih baik segera menemui dokter hewan yang berpengalaman , karena terkadang, kotoran bisa berbentuk sangat keras dan tidak bisa dikeluarkan atau ular memakan sesuatu yang tidak bisa dikeluarkan secara normal sehingga diperlukan tindakan operasi untuk mencegah kematian (Nugroho, 2016) 4



Pengambilan Sampel



Menurut Prior (2002), sampel pada ular dapat diperoleh dari :  Tarik bolak-balik dari jarum suntik beberapa kali untuk memastikan ular tidak tersakiti.  Dengan asisten memegang ular, membersihkan permukaan ventral ekor dengan swab alkohol.  Tinggikan tubuh ular vertikal sehingga untuk memastikan aliran darah ke ekor.  Pegang ekor di satu tangan (dengan kepala ular menghadap jauh dari kita) dan suntik di tangan kita lainnya  perlahan memasukkan jarum sudut 45 0C antara sisik ventral ekor pada lokasi antara 5-10 cm dari ujung ekor. Semakin dekat ke pertengahan garis bagian bawah ekor yang Anda masukkan jarum yang lebih baik peluang Anda untuk memukul terletak ekor vena / arteri.  Terus perlahan memasukkan jarum sampai kita merasakan perlawanan sedikit dari ekor yang vertebra, menarik jarum sedikit (yaitu, 1-5 mm tergantung pada spesies), dan kemudian dengan lembut menarik kembali pada plunger jarum suntik. 3 1



IGUANA Data Fisiologi 1 Data Fisiologis Iguana Menurut Wilmette (2008) data fisiologis iguana adalah sebagai berikut : panjan Ukuran Spesimen ini g bisa berkisar dari 4-6 dewasa kaki berat 14-29 lbs badan Bentuk 20+ tahun dengan tubuh perawatan yang tepat. 2



Sexing



Sexing pada iguana dapat dilakukan dengan metode visual yakni dengan melihat perbedaan antara jantan dan betina seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini (Agromedia, 2008) : Jantan Betina Sosok tubuh lebih Sosoknya lebih besar tetapi kecil boboynya lebih ringan Duri atau glambirnya Gelambir dan lebih panjang duri lebih pendek Leher dan punggung Leher dan besar punggung kecil Warna tubuh Warna tubuh mencolok tidak begitu cerah (buram) Terdapat pori yang Tidak ada bentuk menonjol dibagian tonjolan di bawah pangkat paha bawah pangkal paha Suka menganggukan Sisik circular kepalanya shield agak kecil Pipi menggembung besar 3



Penentuan Umur Iguana lebih mudah dijinakan ketika ia masih berumur sangat muda, walau menjinakan iguana dewasa bukanlah tidak mungkin tapi sangat dianjurkan untuk memeliharanya sejak kecil. Karena seperti binatang peliharaan yang lainnya, “bond” atau ikatan antara binatang peliharaan dengan majikannya akan terjalin lebih kuat jika ia tumbuh bersama. Berikut dibawah ini tabel ukuran tubuh Iguana dan berat badan sesuai usia (Anonim, 2010) : Tahun



panjang badan (inci)



panjang Berat badan+ ekor (inci)



Bayi/setel ah



2,3-2,5



6-9



~90 gram



menetas 1 Tahun



8-9



20-27



1-1,5 kg



2 Tahun



11-12



28-36



2-4 kg



3 Tahun



12-14



30-42



4-6 kg



4 Tahun



14-16



35-48



5-8 kg



5 Tahun



18-20



45-60



10-15 kg



6 Tahun



20-22



50-66



14-18 kg



7 Tahun



20-24



50-72



15-20 kg



2



Anatomi dan Habitus Iguana berasal dari daerah bagian Utara, Tengah, dan Amerika Selatan. Iklim Arboreal, bagian tropis Amerika. Suhu suhu yang sesuai sangat penting dalam menjaga iguana aktifdan sehat. Menjaga suhu di 80-95 ° F pada siang hari dan 7580 ° F di malam hari. Memberikan gradien suhu di habitat, dengan daerah untuk berjemur dan bayangan, sehingga iguana dapat mengatur nya / panas tubuh sendiri. Bagi iguana pencahayaan yang tepat adalah penting karena iguana liar menikmati kekuatan penuh dari matahari; habitat tawanan mereka harus mencoba untuk meniru alam mereka lingkungan sebanyak mungkin. pencahayaan harus menyediakan tiga hal yaitu UVB, UVA, dan panas. Sinar UVB memberikan D3, vitamin, yang memungkinkan untuk metabolisme dan penyerapan kalsium. Panas dan UVA sinar membantu mengatur iguana makan, aktivitas, dan kawin. Penerangan harus selama 10-12 jam sehari dengan penekanan pada konsisten (Wilmette, 2008). 1 Handling Iguana



Ada beberapa tips aman mengangkat dan memindahkan iguana. Umumnya, iguana yang masih muda dapat diletakkan di atas telapak tangan. Namun, perluh diingat, jangan memegang ekor apalagi memegangnya dengan kasar, karena rentan putus. Cara yang paling baik adalah dengan memegakng seluruh tubuh iguana. Sementara itu, memegang iguana dewasa harus lebuh hati-hati, karena jika kita melakukan kesalahan, hewan ini tidak segan-segan menggigit, mengibaskan ekornya atau mencakar. Untuk amannya, pegang bagian lehernya dengan satu tangan sambil merentangkan kaki-kaki depannya, sedangkan ekornya dan kaki belakangnya disandarkan ke lekukan tangan kita (Rahmat, 2008). 2 Habitat Wilayah hijau iguana berada di cabang tertinggi arboreal dan tropis daerah. Habitat pemeliharaan, spot membersihkan kandang mereka seharihari, iguana cenderung untuk membebaskan diri dalam air yang disediakan, sehingga mengubah air sering. Mereka juga dapat dilatih untuk pergi di koran dan di waktu yang akan pergi pada apa-apa kecuali kertas. (Wilmette, 2008). 3 Ras Iguana a Ricord’s iguana (Cyclura ricordii)  Ukuran dewasa: jantan hingga 49,5 cm SVL; betina sampai 43,0 cm SVL. catatan diet: terutama herbivora.  Ukuran / usia kematangan seksual: 2-3 tahun.  Saat kawin: Mei.  Waktu oviposisi: periode hujan pertama pada bulan Mei atau Juni.  Parameter bersarang: sarang di tanah berpasir; telur kedalaman ruang sekitar 40 cm.  Jumlah telur: sampai 18.  Suhu/durasi inkubasi: 30-31 ° C (86-87,7 ° F) / 95-100 hari.  Ukuran telur: tidak diketahui.



 Ukuran tukik: 8.74 cm SVL dan 30,0 g.  Tingkat pertumbuhan: tidak diketahui.  Turks dan Caicos iguana (Cyclura carinata carinata)  Ukuran dewasa : jantan hingga 36,0 cm SVL dan 1,86 kg; betina sampai 29,0 cm SVL dan 1,14 kg. Hingga 77,0 cm panjang total.  Catatan diet : Terutama herbivora, namun akan mengambil serangga, moluska, krustasea, araknida, kadal (termasuk anak-anak mereka sendiri), dan bangkai.  Ukuran / usia kematangan seksual : jantan mencapai kematangan pada sekitar 7 tahun atau 22,0 cm SVL dan 0.33- 0.48 kg; betina pada 6 -7 Tahun atau 18,5 cm SVL dan 0,200,30 kg.  Saat kawin : April dan Mei.  Waktu oviposisi : Mei dan Juni.  Jumlah telur : Sampai dengan 11 (. Avg 5).  Suhu / durasi inkubasi : 28-29°C (82,4-84,2°F) / sekitar 80-90 hari  Ukuran telur : Rata-rata 51,8 x 31,1 mm; 25,9 g  Tingkat pertumbuhan : Remaja: 20 mm / tahun sampai jatuh tempo. Dewasa: 0.2-1,7 cm / tahun. b Jamaika iguana (Cyclura collei)  Ukuran dewasa : jantan hingga 42,8 cm SVL; betina sampai 37,8 cm SVL.  Catatan diet : Terutama herbivora, tetapi mengambil beberapa materi hewan, termasuk siput. Remaja diketahui memangsa kumbang dan laba-laba.  Ukuran / usia kematangan seksual : Betina dipulangkan telah menghasilkan keturunan pada tujuh tahun umur. Berarti ukuran betina



  



    



reproduksi adalah 38,9 cm SVL dan 2270 g. Saat kawin: Mungkin. Waktu oviposisi: Juni. Parameter nesting: Bersarang terjadi dalam sistem terowongan bawah tanah dari liang diisi dengan tanah yang gembur. bersarang komunal terjadi. Terowongan berkisar dari 2060 cm; beberapa kemudian berbelok 90° dan terus pada kedalaman yang sama selama 30 cm. Mendalam telah tercatat sebesar 50 cm. Jumlah telur : sampai 20. Suhu / durasi inkubasi : 30°C (86°F) / 85-87 Hari. Ukuran telur : Rata-rata 55,8 x 38,9 mm; 39,9 g. Ukuran tukik : Rata-rata 9,5 cm SVL dan 34,2 g. Tingkat pertumbuhan : Tidak diketahui.



c Badak iguana (Cylura cornuta)  Ukuran dewasa : jantan hingga 56,0 cm SVL dan 10 kg; betina sampai 51,0 cm SVL. catatan diet : Terutama herbivora, tapi akan mengkonsumsi beberapa materi hewan, terutama ulat dan kepompong.  Ukuran / usia seks : Betina mungkin menjadi matang pada 2-3 tahun.  Saat kawin: Mungkin.  Waktu oviposisi: Juni.  parameter nesting : Menggali di tanah; terowongan sekitar satu meter panjang dengan ruang pada akhir cukup besar untuk perempuan untuk berbalik.  Jumlah telur : Sampai 34 (. Avg 17.4).  Suhu / durasi inkubasi : 31°C (87,8°F) / sekitar 85 hari



 Ukuran telur : 82.6 mm x 50,8 mm; 75-80 g.  Ukuran tukik : Rata-rata 10,4 cm SVL dan 51 g.  Tingkat pertumbuhan : Tidak diketahui. 4



Kebiasaan Berjemur Iguana senang berjemur sebab berjemur dapat membantu mereka untuk menkonversikan energi dan hal ini juga membantu tubuh iguana untuk tetap hangat (Petrie, 2012). Iguana membutuhkan ber jemur untuk memenuhi asupan sinar UV dari matahari karena jika asupan sinar UV kurang iguana akan terserang metabolic bone disease yang dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah (DeRIC, 2012). 5 Saliva Iguana Pada beberapa penelitian saat ini racun pada air liur telah ditemukan pada spesies iguana. Hal ini didasari oleh kasus yang terjadi pada masa lalu yang berkaitan dengan korban yang telah digigit oleh iguana. Gigitan iguana dapat menjadi berbahaya karena adanya infestasi bakteri dalam mulut iguana yang bercampur dengan air liurnya, sehingga ketika iguana menggigit maka air liur dengan infestasi bakteri yang banyak dapat melekat pada area yang digigit oleh iguana (The Wildlife Museum Organization, 2016). 6 Pertahanan Diri Secara alami iguana terbentuk dengan alat-alat pertahanan diri berupa ekor yang kuat, cakar dan gigi yang tajam, tapi bayi iguana bukanlah ancaman. Iguana yang belum dijinakan akan menunjukan sikap “galak”, tapi jangan merasa terintimidasi olehnya. Gelagat galak iguana tidak lain hanya merupakan reaksi ketakutan. Walaupun setelah ia merasa nyaman dengan lingkungannya bukan berarti iguana langsung jinak. Tidak jarang iguana akan lebih agresif ketika iguana telah



merasa nyaman didaerah barunya (Anonim, 2010). 3 Penyakit – Penyakit - Trauma Trauma adalah paling sering disebabkan oleh individu sejenis selama pertemuan sosial agresif, tetapi dapat juga terjadi karena cedera di pameran dan daerah memegang, atau selama menangkap dan penanganan. Kepadatan meningkatkan terjadinya agresi sejenis. Laserasi dari luka gigitan yang umum. Jika mereka menghadiri untuk hari yang sama, laserasi dapat dibersihkan dan dijahit, memberikan hasil yang terbaik. Luka yang diidentifikasi lebih dari beberapa jam setelah terjadinya perlu dikelola sebagai luka terbuka. Ini melibatkan pembersihan menyeluruh dan debridement, seperti yang umum untuk luka menjadi dikemas dengan kotoran dan bahan pameran lainnya. antibiotik sistemik harus digunakan untuk mengendalikan infeksi pada lokasi cedera (Lemm et al, 1989). - Metabolic Bone Disease (MBD) Penyakit yang biasanya menjangkait iguana diantarang MBD, yaitu jenis penyakit yang timbula akibat kekurangan asupan sinar UV dan asupan kalsium. Gejalanya, terjadi pembengkakan pada kaki dan diikuti terjadinya perubahan struktur tulang belakang. Akibatnya terjadi kelumpuhan pada sistem pergerakan kaki reptil. Bahkan, dari beberapah kejadian memungkinkan tulang menjadi lunak dan mudah patah. Tanda lain dapat dilihat dari rang bawah yang tidak bisa ditutup dan lidah yang tidak bisa



kembali ditarik pada posisi normal (Agromedia, 2008). - Salmonella Virus salmonella jika perkandangan iguana teramat kotor. Gejala fisik yang umum terjadi reptil ynag terserang virus ini terlihat dari kotorannya yang berbentuk cair, sering muntah, dan diare. 4 Pengambilan Sampel Menurut Lemm et al (1989) pengambilan sampel pada iguana dapat diperoleh dengan : - Swab dari kloaka dapat digunakan untuk mengidentifikasi bakteri patogen - Sampel feces dikoleksi untuk identifikasi parasit pada intestinal. 4 1



KURA – KURA Data Fisiologi 1 Data Fisiologis Kura – Kura Suhu tubuh 25-27 oC Gigi Tidak memiliki gigi tetapi rahangnya kuat dilapisi zat tanduk. Habitat Hidup di berbagai tempat, dan padang rumput, hutan, rawa, daerah gurun, sungai, hingga laut. Reproduksi bertelur (ovipar). Lama Bisa mencapai hidup 152 tahun Panjang 20-25 cm tubuh Tipe hewan Kura-kura masuk tipe



hewan semi akuatik Sumber: Putera (2010); Sukmajati and yuliandi (2013); Saraswati (2009); Fisher (2005). 2 Sexing Penentuan umur pada kura-kura dilihat melalui recording akibat kesulitan melihat umur kura-kura melalui visual (Fisher, 2005). 3 Penentuan Umur Menurut Purwadaksi (2008), cara menetukan umur pada kura – kura adalah sebagai berikut : a Ekor kura-kura jantan lebih panjang daripada betina. b Kuku atau cakar kura-kura jantan juga Iebih panjang daripada cakar betina. c Tempurung atau cangkang bawah (plastron) pada kura-kura jantan cenderung cekung ke dalam (hal ini berfungsi saat jantan menaiki betina pada saat kawin). Sementara itu, plastron betina cenderung datar. d Lubang kloaka kura-kura jantan berada lebih jauh dari ujung ekor pada plastron. 2 Anatomi dan Habitus 1 Perbedaan Penyu dan Kura – Kura - Penyu Secara morfologi, penyu mempunyai keunikan – keunikan tersendiri dibandingkan hewan–hewan lainnya. Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung atau karapas keras yang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. Karapas tersebut mempunyai fungsi sebagai pelindung alami dari predator. Penutup pada bagian dada dan perut disebut denagn plastron. Ciri khas penyu secara morfologis terletak pada terdapatnya sisik inframarginal (sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper). Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung



dan flipper pada bagian belakang berfungsi sebagai alat kemudian. Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu. Penyu mempunyai alat pencernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong, dan mengunyah makanan. Penyu memiliki sepasang tungkai depannya yang berupa kaki pendayung, ini memberinya ketangkasan berenang didalam air (Mustafa, 2014). Walau selama bertahun-tahun berkelana didalam air, sesekali hewan kelompok 13 vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus naik kepermukaan air untuk mengambil nafas, Itu karena penyu bernafas dengan paru-paru. Penyu pada umunya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama, jarak 3000 km dapat ditempuh selama 58 – 73 hari. Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu, dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan predator alaminya seperti kepiting, burung dan tikus dipantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh peraian dalam. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jurassic (145-208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Penyu Archelon yang berukuran panjang badan enam meter, atau juga penyu Cimochelys yang berenang dilaut purba seperti penyu masa kini (Mustafa, 2014). - Kura-kura Secara morfologi, penyu mempunyai keunikan– keunikan tersendiri dibandingkan hewan–hewan lainnya. Tubuh penyu terbungkus oleh



tempurung atau karapas keras yang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. Karapas tersebut mempunyai fungsi sebagai pelindung alami dari predator. Penutup pada bagian dada dan perut disebut denagn plastron. Ciri khas penyu secara morfologis terletak pada terdapatnya sisik inframarginal (sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper). Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper pada bagian belakang berfungsi sebagai alat kemudi. Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu. Penyu mempunyai alat pencernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong, dan mengunyah makanan. Penyu memiliki sepasang tungkai depannya yang berupa kaki pendayung, ini memberinya ketangkasan berenang didalam air. Walau selama bertahuntahun berkelana didalam air, sesekali hewan kelompok 13 vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus naik kepermukaan air untuk mengambil nafas, Itu karena penyu bernafas dengan paru-paru (Mustafa, 2014). Penyu pada umunya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama, jarak 3000 km dapat ditempuh selama 58 – 73 hari. Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu, dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan predator alaminya seperti kepiting, burung dan tikus dipantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh peraian dalam. Menurut



data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jurassic (145-208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Penyu Archelon yang berukuran panjang badan enam meter, atau juga penyu Cimochelys yang berenang dilaut purba seperti penyu masa kini (Mustafa, 2014). 2 Kanibalisme Cara mengatasi kanibalisme adalah (Saraswati, 2009) : 1 Pindahkan kura-kura dari habitatnya agar usus atau penis yang keluar tidak dimakan dan digigit oleh kura-kura lain karena dianggap sebagai makanannya. 2 Tempatkan kura-kura di tempat yang bersih dan rata. Usahakan kura-kura tidak bergerak terlalu banyak untuk menghi ndari terinjaknya organ tersebut, menyeret-nyeret, dan melukai organnya sendiri pada saat dia berjalan-jalan. 3 Ras Kura – Kura Kura-kura Air Tawar. Dinamakan kura-kura air tawar karena habitatnya di perairan tawar. Kura-kura yang diklasifikasikan di kelompok inl umumnya keluar dar air hanya untuk menghirup udara dan berjemur. Semua kura-kura air tawar memiliki selaput di antara jar kakinya. Selaput tersebut berfungsi untuk memudahkan kurak kura berenang di dalam air (Putra, 2010): a



Ocadia Sinensis Kura-kura air tawar inl sebenarnya termasuk omnivora, tetapi anakan dan kura-kura jantan Iebih mengarah ke karnivora. Sementara itu, kura-kura tua dan betina lebih mengarah ke herbivora. Kura-kura ini banyak ditemui di Taiwan, pantai selatan di Cina termasuk Pulau Hainan, Vietnam



a



bagian utara, dan sebagian Laos. Habitat aslinya adalah sungai atau aliran air berarus tidak deras atau danau. Ukuran ocadia sinensis bisa mencapai 24 cm. Orang awam sering mengira kura-kura ini sebagai kurakura brazil. Padahal, perbedaan antara kedua jenis kura-kura ini cukup jelas. Di bagian pipi kura-kura brazil terdapat corak berwarna jingga, sedangkan pada ocadia sinensis tidak (Putra, 2010). Kura-kura darat. Dinamakan kura-kura darat karena habitatnya di darat. tepatnya di daerah padang rumput yang miskin air. Semua kurakura di kelompok ihi merupakan hewan herbivora, kecuall cherry head (Geochelone carbonoria) termasuk omniivora. Umumnya, karapas kura-kura darat Iebih besar dan cembung ketimbang kura-kura air. Kakinya tidak berselaput dan Iebih kekar daripada kaki kura-kura air. Berikut ihi jenis-jenis kura-kura darat (Putra, 2010): Indian star (Geodhelone elegans) Indian star berasal dar daerah India. Habitat aslinya dan hutan tropis hingga padang rumput. Disebut indian star karena karapasnya membentuk pola unik seperti bintang. Di alam bebas, ukurannya bisa mencapal 28 cm. Ukuran kura-kura betina Iebih besar daripada yang jantan. Ukuran betina bisa mencapal 25 cm, sedangkan kura-kurajantan sekitar 15 cm. Indian star termasuk kura-kura pemakan tumbuhan. Makanan alaminya daun tanaman yang mengandung air, rumput, dan buah buahan yang jatuh. Kura-kura ini senang memakan kaktus jenis opuntia, selada, bunga sepatu, serta berbagai jenis buah, seperti melon dan pepaya. Musim kawin kura-kura ini pada musim huian sekitar bulan Juni hingga Oktober. Ketersediaan kura-kura indian star di pasaran



cukup dipengaruhi oleh kondisi iklim atau cuaca. Saat kondisi iklim lembap seperti musim hujan, beberapa penjual memilih tidak menjual kura-kura ini karena menjadi rentan terhadap penyakit. Keputusan ini bertujuan agar pembeli tidak kecewa kura-kuranya karena kondisi tidak optimal (Putra, 2010). b Radiata (Geochelone radiata) Umur kura-kura dapat mencapai 50 tahun. Panjang karapasnya bisa mencapai 30 cm. Karapasnya tersebut dipenuhi oleh saraf dan aliran darah sehingga kura-kura ini bisa merasakan sentuhan pada tempurungnya. Radiata banyak terdapat di Kepulauan Madagaskar bagian selatan. Dalam perkembangbiakkannya, radiata jantan akan mulai kawin ketika mencapai panjang 30.5 cm, sedangkan radiata betina Iebih panjang sedikit (Putra, 2010). 4 Perilaku Khas  Ciri kura-kura bertubuh normal antara lain tidak memiliki tonjolan berbentuk piramnid (pyramiding) di tempurung atau badannya. Sebagian orang menganggap pyramiding membuat bentuk tempurung menjadi Iebih indah, bahkan membuat harganya menjadi mahal. Padahal, hal tersebut terjadi karena kura-kura terlalu banyak mengonsumsi pakan yang mengandung kalsium dan protein (Purwadaksi, 2008).  Hal unik lainnya yakni matanya cerah dan tidak sembab, serta hidungnya tidak mengeluarkan gelembung atau cairan. Kulitnya terlihat cerah, segar, dan tidak terdapat luka atau cacat, serta gerakannya di dalarn kandang cukup aktif. Kura-kura yang hanya diam di dalam kandang. padahal tidak sedang tidur, kemungkinan sedang sakit. Biasanya selera,



















budget, dan tingkat kesuilitan perawatan juga bisa dijadikan acuan dalam pemeliharaan (Purwadaksi, 2008). Kemungkinan kura-kura mengalami stres selama di perjalanan atau sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya. Hal ini merupakan hal yang sangat wajar. Biarkan dulu selama 1—2 har, baru selanjutnya kura-kura bisa diberi makan (Purwadaksi, 2012). Benar, kura-kura juga akan mengalami pergantian kulit jika bertambah besar. Pergantian kulit dib butukaan untuk meregenerasi sel-sel kulitnya. Berbeda dengan ular, kura-kura mengalami perg gantian kulit secara bertahap dan butuh waktu berminggu-minggu (Purwadaksi, 2012). Mungkin tempat berjemurnya terlalu panas atau bisa jadi kurakura sedang sakit, sehingga tidak nyaman untuk berjemur. Coba pindahkan kurak kuaa ke posisi yang Iebih sejuk. Berjemur merupakan kebiasaan kura-kura. Namun, jika kur-kura tidak berjemur, berarti ada masalah yang terjadi pada kura-kura. Ada beberapa alasan mengapa kura-kura tidak berjemur, antara lain area untuk berjemur terlalu panas, air terlalu hangat, atau kura-kura tidak merasa aman jika. Untuk mengatasi hal ini, suhu di daerah jemur dan airnya terus dikontrol. Jika suhu terlalu panas, kura-kura tidak akan berjemur. Atau, berjemur, tetapi tidak bertahan lama (Purwadaksi, 2012; Saraswati, 2009) Reptil adalah salah satu fauna yang banyak terdapat di wilayah Indonesia. Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara yang memiliki kekayaan jenis reptil paling tmggi di dania. Lebih dari 600 jenis reptil terdapat di Indonesia. Reptil ini telah lama



dimanfaatkan, babkan telah menjadi komoditas ekonomi yang bernilai tinggi Pemanfaatan reptil biasanya sebagai binatang peliharaan akan tetapi manfaat reptil konsumsi serta obat-obatan juga telah berkembang ke berbagai negara. Bahkan dalam dua dekade terakhir Indonesia dikenal sebagai salah satu pengekspor reptil terbesar di dunia (Mustafa, 2014).  Kura-kura merupakan reptil yang memiliki bentuk tubuh unik dengan badannya tertutup oleh hasil modifikasi dari tulang rusuk yang dilapisi oleh zat tanduk. Tulang penutup badan tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu carapax, pada bagian dorsal dan plastron pada bagian ventral. Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi rahangnya kuat dilapisi zat tanduk. Kura-kura menjadi salah satu peliharaan favorit di Amerika, sedangkan di Indonesia, kura-kura juga telah menarik perhatian para pecinta reptil untuk memeliharanya. Kura-kura juga telah menarik perhatian para pecinta reptil untuk memeliharanya. Kura-kura dikatakan unik karena memiliki bentuk ddan warna yang bervariasi serta mudah dalam perawatannya. Kura- kura merupakan reptil yang termasuk dalam ordo testudinata. Ordo testudinata terdiri dari sekitar 260 jenis dari 75 genus dan 13 famili. Testudinata mencakup jenis yang hidup di laut, perairan tawar, maupun darat. Testudinata mewakili sekitar 4 % dari seluruh jenis reptil didunia (Mustafa, 2014). 5 Diet Pakan Diet pakan kura – kura adalah sebagai berikut (Fisher, 2005): - Kura-kura merupakan hewan omnivora sehingga untuk pakan diet di haruskan pengontrolan



makanannya pada sayuran dan sumber pakan dari hewan yang sumber bebas pestisida. - Sayuran harus potong dadu dan dicampur bersama-sama untuk mencegah makan selektif. 3 Penyakit – Penyakit Menurut Fisher (2005), penyakit – penyakit pada kura – kura adalah sebagai berikut :  Malnutrisi  Dehidrasi  Infeksi bakteri / septikemia  Tanda-tanda mata / debit (mungkin berhubungan dengan kekurangan vitamin a)  Masalah pernapasan bagian atas (berhubungan dengan vitamin a, defisiensi, dan infeksi bakteri)  Parasitisme, baik internal maupun eksternal  Penyakit hereditas yakni salah satunya adalah metabolik tulang (soft shell, paruh ditumbuhi, piramida dari sisik, kelemahan otot dan perubahan di karapas konformasi). Hal ini disebabkan salah satunya akibat adanya kelainan silang gen DNA maupun malnutrisi ataupun benturan pada saat kebuntingan di induk.  Abses (terutama abses aural)  Trauma (patah tulang, luka, luka bakar)  Infeksi jamur (mungkin kering atau basah; terpengaruh daerah shell lunak atau rapuh, memiliki bau, runtuh, ternyata warna)  Cacat paruh akibat keturunan induk.  Mata bengkak (yang disebabkan oleh lingkungan yang terlalu kering). 4 Pengambilan Sampel Pengambilan sampel darah (Fisher, 2005) yaitu :



 Kura-kura yang aktif mungkin memerlukan sedasi ringan untuk memudahkan pengambilan darah.  Tempat yang paling umum adalah vena dorsal ekor (dorsal sinus vena), vena jugularis, subcarapacial (subvertebral) sinus, pleksus vena brakialis dan sinus oksipital. 5 1



jelas dapat diketahui melalui permukaan kepala, tulang kaki, leher dan jari kaki. Pada merpati jantan permukaan kepalanya terlihat kasar dan terlihat lebih maskulin, tulang kakinya kuat, lehernya besar dan cenderung kaku, serta jari kakinya panjang. Adapun pada burung merpati betina permukaan kepalanya rata dan terlihat halus, tulang kakinya lebih ramping dan lehernya terlihat kecil dan lemas serta jari kakinya cendrung pendek (Baskett et al., 1993). 3 Penentuan Umur Sedangkan untuk menentukan umur dengan dapat dilihat dari warna lengan kaki. Burung merpati muda memiliki lengan kaki yang berwarna agak merah jambu dan burung dewasa berwarna merah sedikit gelap (Baskett et al., 1993).



BURUNG MERPATI Data Fisiologi 1 Data Fisiologis Burung Merpati Fisiologi



Frekuensi jantung



240x/menit



Frekuensi napas



25-30x/menit



Masa hidup



7-10 tahun



Berat



350-500g



Sexual maturity



2-3 bulan



2



Sexing Untuk mengetahui merpati jantan dan merpati betina dapat dilihat dari bentuk kepala, warna bulu, bentuk tubuh, bentuk sayap, bentuk ekor, bentuk paruh. Merpati betina memiliki warna yang lebih cerah dan bersih pada bagian kepala dan lehernya sedangkan merpati jantan memiliki warna pada kepalanya yang lebih gelap dan pada bagian lehernya kepalanya juga lebih datar pada bagian atasnya (Baskett et al., 1993). Merpati jantan memiliki karakter atau tingak laku yang lincah, bertubuh besar, kepala dan leher agak besar. Bulu lehernya mengkilap dan mampu mengeluarkan suara besar dan berat. Merpati betina tingkah lakunya lebih lamban, tampak seperti malas, tubuh agak kecil, kepala dan leher agak kecil, kepala dan leher juga agak kecil (Kadri, 2016). Karakteristik merpati jantan dan betina memiliki perbedaan yang cukup



2 Anatomi dan Habitus 1 Jenis - jenis burung merpati a



Merpati Hias



Jenis merpati hias yang dikenal di Indonesia antara lain merpati mahkota, merpati kapas, merpati robot, dan merpati tembolok. Masing-masing jenis merpati tersebut memiliki ciri-ciri fisik dan penampilan yang khas, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemarnya (Suparman, 2016). b Merpati pos Keberadaan merpati pos di dunia khususnya di Indonesia sudah lama, yakni sekitar tahun 1960-an. Ciri khas dari merpati pos ini adalah bentuk hidungnya besar dan postur tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan merpati lokal. Dahulu, merpati pos memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan pada masa perang dunia I dan II, ketika pengiriman telegram tidak bisa dilakukan. Merpati pos bisa mengirim pesan sandi melalui jarak ratusan



kilometer tanpa harus merasa takut menghadapi barikade musuh. Merpati post merupakan hewan yang cukup pintar yang dapat mengenali tempat dimana dia pernah berada dan tempat dimana merpati pos ini di ajarkan untuk mengantarkan surat. Sehingga merpati pos tidak akan salah dalam mengantarkan surat (Yonathan, 2003). c Merpati local atau merpati balap Merpati balap merupakan merpati yang dimanfaatkan untuk kepentingan balap merpati. Berat tubuh merpati balap berkisar antara 350 – 475 gram. Merpati balap oleh kalangan penggemar disebut dengan merpati local. Merpati jantan akan berlomba untuk sampai kepada betina yang dikepakkan sayapnya di ujung arena. Jantan yang paling depan dan paling cepat sampai pada betina maka jantan itulah yang keluar sebagai pemenang. Konon merpati ini berasal dari keturunan merpati karang. Dihabitat aslinya, merpati karang lebih menyukai hidup dan berkembang biak di karang karang dari pada pepohonan (Yonathan, 2003). 2



Jenis Burung Merpati Berdasarkan Paruh Jenis- jenis paruh burung digolongkan berdasarkan makanannya adalah sebagai berikut (Ayat, 2011): a Paruh pendek bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis biji bijian. Paruh ini berfungsi menghancurkan biji tersebut. b Paruh melengkung, paruh seperti ini untuk burung pemakan daging sesuai untuk mencabik mangsanya. c Paruh panjang, paruh burung ini untuk mencari serangga yang bersembunyi di kulit pohon, dalam lubang pohon, atau pada batang pohon yang lapuk. d Paruh berkantong, paruh demikian memudahkannya untuk menangkap ikan dalam air. 3 Resproduksi Burung merpati



Perkawinan merpati terjadi pada bulan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, seperti iklim, curah hujan, cahaya matahari dan jenis makanan. Menjelang musim kawin, merpati jantan mengeluarkan bunyi yang khas sambil mengangguk – nganggukkan kepalanya dan meregangkan serta mengembangkan bulu ekornya. Burung merpati ini menunjukkan kegagahannya sambil membuntuti betina. Tembolok membesar, dan jika sudah saling tertarik, keduanya akan saling melakukan cumbuan dengan cara menggeserkan paruhnya dan saling menyisipkan sayap – sayap atau bulu – bulunya. Selanjutnya mereka saling melakukan proses perkawinan (Suparman, 2016). 4 Kantung udara pada merpati Merpati memiliki kantung udara di beberapa tempat di bagian tubuhnya. Total ada 10 buah jumlah kantung udara yang dimiliki oleh merpati. Terdapat satu pasang dipangkal leher, satu pasang di rongga dada bagian depan, sepasang di tulang selangkangan, sepasang di ruang dada bagian belakang dan sepasang di rongga perut. Kantung udara memiliki selaput tipis (air sacs) yang menyebar sampai ke perut, leher dan sayap. Kantung udara hanya berfungsi sebagai penyimpangan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Adanya kantung udara dapat membuat pernapasan pada burung akan menjadi efisien (Yudha, 2014). 3



Penyakit – Penyakit a



Cacingan



Serangan penvakitcacingan umurnnya tidak menimbulkan kematian. Pengobatan akan sia-sia jika serangannya akut. Penyebab penyakit ini adalah Ascaridia galli atau Heterakis gallinarum. Sebaìknva dilakukan pencegahan sedinimungkin dengan



memberikan that anti cacing (Yonathan, 2003). d Stres Stres bisa membuat merpati tidak produktif dan kualitas telur rendah. Stres bisa disebahkan pergantian cuaca, mutupakan berubah, merpati terganggu oleh kehadiran hewan pemangsa, dan kelelahan pasca - lomba (Yonathan, 2003). e



Flu atau pilek



Penyebab penyakit pilek adalah bakteri Gallinarum. Merpati yang sudah terlanjur terserang pilek harus segeradikarantina atau dipisahkan dan merpati sehat. Untuk pencegahan, sebaiknya merpati yang sehat diberi antibiotik. Sementara itu, merpati yang sudah terserang pilek bisa diberiobat atau kapsul anti-snot, neo tetramycin 25, atau obat lain yang bisa dibeli di poultry shop. Bisa digantidengan obat pilek untuk manusia. Caranya dengan membagisatu tablet menjadi beberapa bagian dan setiap bagian tablettersebut dicampur dengan air sebanyak satu sendok teh, kemudian diminumkan kepada merpatinya (Yonathan, 2003). 4



Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada burung merpati dapat dilakukan sebagai berikut (Widyastuti, 2008): a Usap kloaka b Pengambilan darah pada vena pectoralis c Organ pada merpati yang mati (otak, trakea, paru – paru, limpa, duodenum, ginjal, dan pangkreas d Lingkungan ( feses) 6



HAMSTER



1



Data Fisiologi 1 Data Fisiologis Hamster Menurut Muhamad dan Pratiwi (2016) dan McPherson dan Van (1987), data fisiologis dari hamster yakni: Parameter Keterangan Lama hidup



1-3 tahun



Lama masa bunting



15-18 hari



5-10 menit Waktu kawin setelah (lebih baiksetelah beranak anakan disapih) Umur sapih anakan



20-25 hari



Umur dewasa



45-60 hari



Umur pertama kawin



6-7 minggu



Jenis sikius (berahi)



estrus



Poliestrus



Lama satu estrus (berahi)



sikius



Dilatasi estrus (berahi)



4 hari



4-24 jam



Dekat permulaan Waktu ovulasi pada periodeestrus, betina ovulasi spontan 2 jam setelah kawin



Waktu fertilisasi



Bobot tubuh dewasa



saat



95—100 gram



Bobot tubuh saat lahir



permasalahan pada sendi mereka. Ini mengakibatkan hamster peliharaan Hobi terhambat pergerakannya dan tidak dapat melakukan aktivitas yang lebih seperti ketika hamster masih muda. Periksa juga penampilan fisik hamster, kulit hamster yang sudah tua memiliki permukaan kulit yang agak kusut. Berbeda dengan hamster muda, kulit hamster muda cenderung lebih bersih serta bulu yang masih mengkilat (Agrizal, 2012).



2gram



Rata-rata 4 Jumlah anak pada satu ekor. kelahiran Dapatmencapa i 10 ekor



Jumlah puting susu Rasio betina



jantan



Aktivitas utama



7-11 pasang dan



1: 5 ekor Krepuskular (aktif pada senja hari dan subuh)



2



Sexing Penentuan kelamin pada hamster dapat dilihat secara superfisial. Secara fisik hamster jantan dan betina dapat dibedakan dengan cara melihat area sekitar perut dan belakang tubuhnya. Tubuh bagian belakang hamster jantan berbentuk panjang atau runcing, sedangkan hamster betina bentuknya membulat. Pada hamster jantan jarak antara lubang anus dan lubang penis agak jauh. Sementara itu pada hamster betina jarak antara lubang anus dan lubang vagina lebih dekat (Sadgala, 2010). 3 Penentuan Umur Jika hamster sangat aktif dan dapat berlari dengan cepat misal dalam latihan bola atau mainan roda, kemungkinan hamster berusia sekitar kurang dari 1 tahun. Tidak jauh beda dengan manusia, hamster akan semakin melambat seiring dengan semakin bertambahnya usia hamster. Dengan bertambahnya usia, hamster juga dapat mengalami



2



Anatomi dan Habitus 1 Morfologi  Warna mata hamster terbagi menjadi beberapa tipe, yakni merah, ruby, hitam, kombinasi merah dan ruby, serta kombinasi ruby dan hitam. Ukuran mata hamster terbilang cukup besar untuk binatang seukurannya. Hamster juga memiliki kemampuan melihat kesegala arah karena posisi matanya berada di bagian samping kepala. Sayangnya, hewan ini buta warna sehingga penglihatannya tidak sempurna (Sadgala, 2010).  Hidung hamster berukuran kecil sehingga hanya terlihat seperti tonjolan. Meskipun begitu, hamster merupakan hewan yang memiliki indra penciuman sangat tajam. Biasanya, hamster mengenali bau di sekitarnya dengan cara mengendus sambil mengangkat keduakaki depan. Penciuman yang tajam berguna untukmengimbangi penglihatan hamster yang kurangbaik (Sadgala, 2010).  Pipi. Salah satu bagian tubuh yang khas dari hamster adalah pipinya. Hamster memiliki pipi yang cukup elastis sehingga sering disebut sebagai kantong pipi. Fungsi kantung pipi ini untuk mengangkut dan memindahkan makanan. Di alam bebas, makanan diambil dari sumbernya kemudian dimasukkan kedalam lubang sebelum dinikmati.



















Di dalam kandang,kantong pipi digunakan untuk membawa makanan dari wadah pakan ketempat yang disukainya. Kantong pipi juga berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan membuat sarang dan menakut-nakuti musuh (Sadgala, 2010). Telinga hamster kecil dan pendek, tetapi pendengarannya sangat tajam. Komunikasi antarsesama hamster dilakukan menggunakan gelombang ultrasonik (Sadgala, 2010). Sebagaimana layaknya hewan pengerat, hamster memiliki gigi yang dapat tumbuh terus– menerus.Untuk mencegahnya, hamster selalu menggigiti benda apa saja yang adadi sekitarnya. Kebiasaan ini mirip dengan kebiasaan tikus. Memberi pakan dengan tekstur keras mampu menjaga gigi hamster agar tidak terus tumbuh. Gigi hamster yang terus tumbuh adalah sepasang gigi seri masing - masing di rahang atas dan bawah. Total gigi hamster adalah 16 buah (Sadgala, 2010). Hamster termasuk hewan berkumis. Kumisnya ini berfungsi sebagai alat navigasi saat beraktivitas dikegelapan. Kumis pada hamster mulai jelas terlihat pada umur sekitar satu minggu (Sadgala, 2010). Hamster memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Hamster dewasa memiliki panjang tubuh 7 - 10cm. Hamster jenis tertentu panjang tubuhnya18 - 20 cm. Tubuhnya kuat dan lentur.Tidak sepertitikus, hamster memiliki bulu yang lebat dan halusdi sekujur tubuhnya. Bulu–bulu tersebut memenuhi hingga daerah telinga,ekor, dan kaki. Namun hewan ini tergolong hewan berumur pendek. Masa hidupnya bertahan hanya sekitar 2 – 4 tahun (Sadgala,



2010). Bentuk tubuh bulat dan kompak. Kerangkanya sangat fleksibel namun rapuh sehingga mudah melewati tempat sempit (Muhamad dan Pratiwi, 2013).  Hamster memiliki ekor yang sangat pendek sepintas terlihat sepertitidak berekor. Selain ekor, kaki hewan ini juga terbilang pendek, tetapi cukup kuat sehingga dapat diandalkan untuk memanjat (Sadgala, 2010). 2 a



Ras Hamster Hamster campbell (Russian campbell) Hamster mini ini berasal dan Rusia, Cina, dan Asia Tengah. Habitat aslinya di daerah arid, terutama pada padang stepa yang panas. Hamster ini pertama kali diidentifikasi oleh W. C. Campbell pada 1902 sehingga dinamai Hamster campbell. Kemudian, Hamster ini menyebar hingga ke Amerika Utara sekitar tahun 1980-an dan segera menjadi hewan kesayangan popular setelah Hamster sirian (Muhamad dan Pratiwi, 2016). Hamster campbell termasuk dalam Hamster miniatau kerdil (Drawf hamster). Panjang maksimum Hamster dewasa sekitar 10 cm. Bobotnya 3045gram. Hamster ini memiliki kepala berbentuk segitiga. Hal ini disebabkan tulang pipinya yang melebar ke samping. Jarak antara telinga, hidung, dan mata cukup seimbang. Telinganya sedikit lebih lebar dan tinggi dibandingkan dengan jernis Hamster mini lainnya. Semua kakinya berbulu putih. Tulang punggung Hamster campbell cenderung agak ceper (Merck Veterinary Manual, 2016). Hamster campbell termasuk hamster yang lincah dan aktif sehingga mengasyikkan untuk diajak bermainmain. Namun, hamster ini juga dikenal suka menggigit. Hamster campbell akan menggigit benda apa pun yang berada di sekitar. Kebiasaan menggigit ini sebenarnya merupakan cara Hamster



untuk mengenali lingkungan dan makanannya. Karena itu, hamster yang dipelihara sejak kecil dan sering diajak main bersama atau dipegang-pegang, biasanya menjadi lebih jinak (Merck Veterinary Manual, 2016). Karakteristik Hamster campbell sebagai berikut (Muhamad dan Pratiwi, 2016): Campbell hamster, Dwarf compbell's Russian hamster, Nama lain



Kategori



22-28 g.



Lama hidup



2—2,5 tahun Daya reproduksinya sangat



Kelebihan



baik. Selain warna rambutnya varìatif dan



itu,



sangat



Cricetinae phodopus sungorus



menanik minat hobi.



campbellii



Temperamennya kurang jinak



Hamster (Dwarf)



mini Kekurangan



Karakter sosial



Berkoloni



Warna tubuh



Bervariasi, mulai dan hitam, putlh, kuning, cokelat, kelabu,dan kombinasi dan beberapawarna tersebut. Warna paling umum yakni cokelat keabu-abuan dengan garis tipis abu-abu tua di sepanjang punggungnya. Hitam, merah tua, merah



Warna mata terang, kecokelatan. Ciri



fisik



dan



Panjang tubuh 8-10 cm, bobot dewasa



dan hobi menggigit sehingga kurang cocok bagi hobi pernula dan anakanak.



b Hamster Roborovski Hamster roborovski berasal dari Mongolia Timur, wilayah utara daratan Cina. Si mungil ini pertama kali ditemukan oleh Letnan Roborovski dan Koslor pada tahun 1894. Kemudian, sekitar tahun 1960—1970 roborovski disebarluaskan ke Rusia, Inggris, dan Amenika. Hamster ini adalah Hamster yang berukuran paling kecil diantara Hamster mini lainnya. Roborovski sangat lincah dan relatif sulit untuk dijinakkan. Di antara semua jenis Hamster, Hamster ini memiliki tubuh yang paling mungil. Panjang tubuh roborovski dewasa hanya 5—7 cm. Bobotnya terbilang sangat ringan, yakni 15—26 gram. Sementara



itu, umurnya dapat mencapai 3—4 tahun. Wajah Hamster roborovski terlihat sedikit berbeda daripada Hamster jenis Iainnya karena rambut di bagian wajahnya yang Iebih lebat. Rambut di atas kepala hingga punggung juga tampak lebih lebat dibandingkan bagian tubuh lainnya. Rambut bagian ini didominasi oleh warna cokelat, yakni cokelat tua di bagian dalam dan cokelat muda di bagian luar. Keunikan Hamster ini adalah susunan rambut di bagian kepala agak gimbal sehingga sepintas mirip singa jantan (Sadgala, 2010).



hanya 5-7 cm untuk dewasa,dengan bobot tubuh 15-26g Lama hidup



Kelebihan



Nama lain



Kategori



Hamster mini



Karakter sosial



Berkoloni



Warna tubuh



Roborovski normal dan white face



Warna mata



Rambut di atas kepala hingga punggung tampak lebh lebat dan didominasi oleh warna cokelat tua atau cokelat muda.



Cirifisik



Hitam, merah tua, merah terang, dan kecokelatan. Ukuran tubuhnya mungil,



Tidak terlalu agresif dan protektif sehingga jarang menggigit. Sifat sosialnya suka berkoloni, jadi dapat ditempatkan secara massal dalam sebuah kandang.



Karakteristik Hamster roborovski sebagai berikut (Muhamad dan Pratiwi, 2016):



Hamster mongol robo, rob, Phodopus raborovskli



3-4 tahun



Sangat lincah sehingga sulit untuk di handle dan dijinakkan. Kekurangan



Perkembangbiakanny a relatif sulit.



c



Hamster sirian (syrian)



Sesuai namanya, Hamster sirian berasal dari daerah Suriah. Hamster sirian juga biasa disebut sebagai Golden hamster karena wamanya yang keemasan. Inilah hamster pertama di Indonesia yang berperan sebagai hewan peliharaan. Hamster ini jumlahnya relatif banyak dipasaran dan sangat cocok untuk hobi pemula. Sifatnya yang soliter membuat hobis hanya dapat memelihara satu ekor saja dalam setiap kandang. Karakteristik Hamster sirian



sebagai berikut (Muhamad dan Pratiwi, 2016):



Nama lain



Badannya yang bongsor menjadikannya tampak kurang rnenarik sehingga



Syrian hamster, Golden hamster, Teddy bear hamster Kekurangan dan Mesocricetus auratus



Kategori



Karakter sosial



Varian



Warna tubuh



Hamster besar



berukuran



Soliter (hidup sendiri), terutama pada usia 2-3 bulan Sirian pendek, panjang, satin



berambut rambut rex, dan



Bervariasi, mulai dari hitam, putih, kuning, cokelat, kelabu, dan kombinasi dari warna-warna tersebut.



Paniang tubuh



Kelebihan



16—18 cm; panjang ekor 1—2 cm; bobot dewasa jantan130— 180g dan betina 150 —250g Temperamennya tenang dan jinak sehingga mudah dihandle dan cocok untuk hobis muda.



peminatnya relatif sedikit. Konsumsi pakannya cukup banyak akibat tubuhnya bongsor



yang



d Hamster cina (Chinese hamster) Hamster cina pertama kali ditemukan di Cina dan mulal didomestikasi tepatnya di daerah Beijing. Hamster ini juga digunakan sebagai hewan laboratorium, lalu mulai diekspor kesekolah kedokteran Harvard pada tahun 1948. Hamster ini memiliki nama latin Cricetinae cricetulus griseus. Panjang tubuhnya sekitar 1012 cm dengan umur rata-rata 2-2,5 tahun. Hamster yang disebut Longtailed dwarf hamster ini lebih suka hidup soliter (menyendiri). Bentuk tubuhnya mirip tikus sehingga sering disebut “rat-like”. Hanya saja, ekornya tidak sepanjang tikus tetapi lebih panjang dari Hamster jenis lain (Muhamad dan Pratiwi, 2016). 3



Diet Pakan Diet yang seimbang bagi hamster dapat dilakukan dengan menyediakan semua bahan makanan untuk menjaga kesehatan dan kondisi hamster dalam keadaan baik. Beberapa makanan membutuhkan penambahan item makanan lain sehingga tubuh bisa memanfaatkan secara efektif. Item utama dari diet seimbang adalah protein,



karbohidrat dan lemak, vitamin, bahan galian, air (Hamsterific, 2015) : Protein: Diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentukan jaringan dan sangat penting untuk hamster muda dan induk hamil. Sumber protein yang baik adalah barley, kacang, jagung, kacang-kacangan, gandum, dan kacang polong. Karbohidrat dan Lemak: Sumber energi dan kehangatan bagi tubuh hamster; tetapi jika makan secara berlebihan akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak, yang dapat menyebabkan masalah peternakan dan kesehatan yang buruk. Karbohidrat ditemukan dalam gula, ragi, kentang dan susu. Kedua karbohidrat dan lemak yang ditemukan dalam barley, jagung, gandum dan gandum. Vitamin: Hanya sejumlah kecil vitamin yang diperlukan; tapi vitamin sangat penting untuk kesehatan yang baik bagi hamster. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Mineral: Sekali lagi, mineral hanya diperlukan dalam jumlah kecil dan pada dasarnya ditemukan dalam susu, sayuran, makanan hijau dan biji-bijian. Air: penyajian air dengan botol air lebih disukai daripada piring karena piring mudah terbalik dan mengotori kandang. 4



Perilaku Khas



 Aktif pada malam hari Hamster adalah hewan yang aktif pada malam hari dan beristirahat pada slang hari (nocturnal). Satwa mungil ini sangat tidak tahan panas. Hamster akan mati jika terpapar teriknya matahari. Apalagi jika dalam waktu yang panjang. Ketika matahari tenggelam, barulah hewan ini keluar dan lubang persembunyian



untuk melakukan aktivitas. Di dalam gelap, hamster akan mencari makan, mencari pasangan, dan bermain. Ketika menjelang pagi, aktivitasnya akan berhenti. Hamster akan kembali ke dalam lubang untuk tidur sepanjang hari sampai malam kembali datang. Kebisaaan ini terbawa hingga hamster dipelihara di dalam kandang. Umumnya, hamster berdiam diri atau tidur saat siang hari. Meski demikian, banyak hamster yang cukup aktif di dalam kandang saat siang hari. Hal ini disebabkan adaptasi hamster dan keturunannya setelah sekian lama dipelihara manusia (Sadgala, 2010). -



Senang Menjaga Kebersihan. Di habitat aslinya, hamster merupakan hewan yang sangat disiplin dalam menjaga kebersihan. Hal ini tercermin dan desain lubang tempat tinggalnya yang memiliki beberapa lubang khusus di dalamnya. Misalnya, lubang khusus untuk menyimpan makanan, lubang untuk tidur, dan lubang untuk tempat membuang kotoran. Kebisaaan seperti ini jarang dimiliki hewan lain. Hal ini juga dilakukan hamster ketika dipelihara dalam kandang. Hamster yang diberi tempat khusus untuk buang air atau kotoran tidak akan membuang air atau kotoran di sembarang tempat. Selain menyukai kebersihan lingkungan, hamster juga sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kebisaaan hamster yang sering terlihat adalah bergulingguling di atas pasir bersih selama beberapa waktu. Setelah itu, hamster akan menggoyang-goyangkan



tubuhnya (bergidik) untuk melepaskan butir pasir yang menempel di bulunya (Sadgala, 2010).  Menimbun Makanan di Dalam Mulut. Hamster memiliki kebisaaan menimbun makanan di dalam mulutnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hewan ini dilengkapi mulut berkantong elastis di bagian pipinya yang berguna untuk menyimpan makanan sebelum diletakkan di tempat hamster bisaa menyimpan makanan. Biasanya, hamster membawa makanan ke bagian sudut kandang, tepatnya di bawah tumpukan alas kandang. Pada saat melakukan aksi ini, pipi hamster ini menjadi tampak membengkak. Di habitat aslinya, hamster justru melakukan aksi mengembungkan pipi dengan cara menghimpun udara di dalam mulut untuk menakuti musuhnya. Dengan cara tersebut, hewan lain yang melihatnya akan mengira tubuh hamster berubah menjadi lebih besar. Akibatnya, musuh pun merasa takut dan mengurungkan niatnya menyerang. Sementara itu, hamster betina memiliki kebisaaan mengangkut bahan untuk membuat sarang atau alas tidur di dalam mulutnya. Hal ini dilakukan manakala hamster betina akan melahirkan (Sadgala, 2010).  Tidur Telentang Selain tidur dengan menggulungkan tubuh, hamster juga memiliki kebisaaan tidur telentang.



Jika diangkat secara perlahan menggunakan tangan, hamster ini bisa tetap tertidur dan tidak bereaksi sama sekali (Sadgala, 2010).  Berdiri di Atas Kedua Belakang dan Kumis Bergerak-gerak



Kaki yang



Baik di habitat asli maupun di dalam kandang, hamster sering terhihat berdiri hanya bertopang di atas kedua kaki belakangnya. Sementara itu, kedua kaki depannya diletakkan di depan dadanya. Hidungnya terlihat mengendusendus, sedangkan kumisnya tampak bergerak-gerak. Kebisaaan hamster tersebut sebenarnya dilakukan untuk mengenali sesuatu yang menarik perhatiannya. Maklum, hamster termasuk hewan yang memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Kebisaaan ini merupakan salah satu hal menarik dari hamster (Sadgala, 2010).  Berlari-lari di Dalam Kincir Putar atau Roda Berjari Hamster sangat senang bermain kincir putar atau roda berjari. Itu sebabnya, maman ini paling banyak menghiasi kandang hamster. Hamster akan berlari-lari di dalam kincir putar layaknya manusia yang sedang berolahraga menggunakan threadmil. Biasanya, hamster bermain kincir putar selama 10 – 15 menit lamanya. Tentunya, diselingi dengan aktivitas lain (Sadgala, 2010).



 Mengupas Telentang



Makanan



hamster. Bagi hobiis yang hanya ingin memelihara hamster hal ini, memang sangat menghibur. Namun, bagi hobiis yang menernakan hamster ini, hal ini justru tidak baik. Pasalnya, jika indukan hamster yang sedang hamil senang untuk salto, bisa berbahaya bagi anak yang dikandungnya. Banyak jenis hamster di dunia. Namun, hanya empat jenis yang popular atau umum dipelihara di Indonesia. Keempat jenis itu adalah hamster syrian, campbell, winter white, dan roborovski. Hamster Syrian termasuk jenis hamster bertubuh besar, sedangkan ketiga jenis hamster lainnya digolongkan ke dalam hamster mini (dwarf) (Sadgala, 2010).



Sambil



Hamster juga senang mengupas biji-biji kecil atau makanan jenis kacang-kacangan menggunakan kaki depannya. Kebisaaan seperti ini mengundang perasaan lucu bagi kita yang melihatnya. Hampir semua jenis hamster memiliki perilaku seperti itu (Sadgala, 2010).  Saling Gigit Sesama Hamster Hamster - hamster yang berada dalam satu kandang biasanya senang bermain bersama. Satwa lucu itu terlihat saling berkejaran, bergulingguling, dan saling menggigit. Biasanya, bagian tubuh yang sering dijadikan sasaran gigitan adalah kaki depan, pundak, leher, dan kepala bagian belakang. Kebisaaan ini umumnya tidak meninggalkan luka karena hanya gigitan kecil atau main-main. Namun, ada kalanya aksi bermain seperti itu mengarah ke dalam perkelahian serius. Hamster yang terkena gigit akan merasa sakit. Hal ini ditandai dengan keluarnya suara mencicit yang terdengar nyaring dan panjang. Hamster yang berkelahi harus segera dipisahkan agar tidak menimbulkan luka serius (Sadgala, 2010).  Meloncat ke Belakang (Salto) Kebisaaan lain yang unik dan lucu dari hamster adalah suka meloncat ke belakang (salto). Kebisaaan ini disebabkan oleh kelainan genetik pada hamster. Kelainan genetik ini dapat terjadi pada semua jenis



3



Penyakit – Penyakit Beberapa penyakit yang sering menyerang hamster seperti halnya Hess, 2014; Muhamad dan Pratiwi, 2013: - Infeksi parasit - Infeksi firus - Infeksi jamur - Dan neoplasia - Diabetes merupakan penyakit yang bersifat menurut atau herediter dan sering menyerang hamster ras campbell. Gejala diabetes biasanya ditandai dengan Minum secara berlebihan.Rontoknya rambut pada area perut dan kaki depan. Kencing dan olahraga berlebihan. Waktu tidur yang leblh lama. Kekurangan atau kelebihan berat badan secara drastis. Badan hamster gemetar. Terapi untuk diabetes yaitu sediakan sayuran segar seperti wortel, lobak turnip, brokoli. kernbang kol, dan sedikit telur rebus, hindari bahan pakan yang mengandung fruktosa. - Kudis. Penyakit ini disebabkan oleh tungau atau kutu mikroskopis yang bersarang di kulit hamster sehingga



seakan tidak terlihat sama sekali. Jika tungau ini menyerang salah satu hamster, dengan cepat dan menular pada hamster lain dalam kandang yang sama. Tungau kulit ini juga dapat tertular dari binatang lainnya seperti anjing dan kucing. Contoh kutu yang sering menyerang hamster yaitu yersenia pestis. Gejala nya yaitu rambut rontok pada hamster dan menggaruk berlebihan. Terapi desinfeksi kandang dan semprot pula dengan antikutu. Jangan semprotkan langsung pada hamster (Muhamad dan Pratiwi, 2013). - Konstipasi atau sembelit pada hamster merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang hewan pengerat lucu ini. Penyebab konstipasi pada hamster yaitu kebiasaan hamster mengunyah bedding (alas kandang) yang kotor dan hamster kurang minum sehingga hamster menjadi dehidrasi. Adapun gejala dari konstipasi yaitu sakit perut dan malas makan. Cara mengobati penyakit ini yaitu dengan manajemen pakan yang baik bagi hamster diantaranya yaitu Tambahkan buah dan sayur seperti,kubis atau daun dandelion dalammenu hamster atau beri satu tetesminyak sayur setiap hari. Ulangi duahari sekali.Pastikan hamster mendapat airminum yang bersih (Muhamad dan Pratiwi, 2013). 4 Pengambilan Sampel Pada hamster pengambilan sampel dapat dilakukan pada daerah berikut ini (NC3Rs, 2016) : - Vena Saphena - Retro-Orbital - Cardiac puncture - Cardiac puncture with recovery 7 1



KELINCI Data Fisiologi



Menurut Girling (2013), data – data fisiologis kelinci adalah sebagai berikut : Suhu



38.5oC – 40.0 oC



Denyut jantung



Masa Hidup



130 kali/menit 30 – kali/menit 6-10 tahun



Berat



1,5 kg - 10 kg



Lama Bunting



29-35 hari, ratarata 31 hari Jantan : 5-8 bulan Betina : 4-7 bulan



Frekuensi Napas



Sexual Maturiry



1



325 60



Morfologi a



Tubuh



Kelinci berpunggung melengkung dan berekor pendek. Kepalanya kecil dengan daun telinga yang tegak ke atas. Akan tetapi, ada beberapa jenis kelinci yang telinganya terkulai ke bawah. Kelinci memiliki bibir yang bagian atasnya terbelah dan bersambung hingga hidung. Beberapa helai misai atau kumis yang keras terdapat pada bagian hidung. Di sekitar mata terdapat beberapahelai bulu mata yang panjang (Putra et Budiana, 2006). b Telinga Telinga kelinci besar dan banyakterdapat saluran darah. Oleh karena itu, jika membawa kelinci diusahakan jangan memegang telinganya karena akan kesakitan.Telinga kelinci betina biasanya lebih besar dibanding pejantan.Beberapa



jenis kelinci ada yang bergelambir di bawah dagu atauleher (Putra et Budiana, 2006). c



Kaki



Kaki belakang kelinci lebih panjang dan kuat dibandingkandengan kaki depannya. Kaki depan berjari dan berkuku lima,sedangkan kaki belakangnya berjati dan berkuku empat. Kelincitermasuk hewan peloncat, tetapi loncatannya tidak begitu kuatdan terkesan kurang lincah. Sebagai hewan pengerat, kelincisangat pandai menelusup untuk bersembunyi di lubang-lubangyang telah dibuatnya dan biasanya kelinci-kelinci itu berlindungdan bahaya. Kelinci sangat setia dengan lubang persembunyiannyakarena sekaligus sebagai tempat tinggalnya. Tidak mengherankanjika kelinci hanya berkeliaran di sekitar lubang tersebut, dengan radius sekitar 100m, kemudian kembali lagi ketempattinggalnya (Putra et Budiana, 2006). d Gigi Gigi kelinci tergolong unik. Gigi akan terus tumbuh sepanjangusianya. Apabila pertumbuhan gigi tidak dibatasi maka gigiakan semakin panjang. Untuk membatasi pertumbuhan gigi,diusahakan disediakan pakan yang keras, seperti jagung kering,ranting daun, dan sepotong kayu sebagai sarana untuk mengasahgigi dan kukunya (Putra et Budiana, 2006). 2 a



Ras Kelinci Angora Angora merupakan salah satu jenis kelinci yang cantik denganbulu yang halus, tebal, dan kuat sehingga cocok dijadikan sebagaibinatang kesayangan. Bobot jantan dan betina bisa mencapai 2,7 kg. Wama bulunya bervariasi dan putih, cokelat, dan kebiruan.Lantaran berbulu tebal, kelinci angora lebih banyak diternakdengan tujuan penghasil wool. Kelinci angora terdiri dari duajenis,yakni angora inggris



dan angora perancis. angora perancismemiliki bulu lebih lembut, halus,pendek, dan kasar dibandingkan angora inggris (Putra et Budiana, 2006). b New zealand white Kelincî new zealand white bukan berasal dan New Zealand, tetapidan Amerika. Bangsa kelinci pedaging ini merupakan hasil persilangandariflemish giant dan belgian hare. Bobot maksimalnya bisa mencapai 5,44 kg. Anak pada setiap kelahiran dapat mencapai 10— 12 ekor.Umurnya bisa mencapai hingga 10 tahun bila dirawat dengan baik.Kelinci ini mempunyai ciri-ciri dada penuh, badannya medium, tetapiterlihat bundar dan gempal, kaki depan agak pendek, kepala besar danagak bundar, telinga agak besar dan tebal dengan ujungnya yang sedikitmembulat, serta bulunya tebal, tetapi halus. Warna bulunya adalah putihmulus tanpa pigmen (albino) (Masanto et Ali, 2016). c Rex Rex adalah jenis kelinci yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, yaitu sebagai penghasil daging maupun hias karenaberbulu halus seperti beludru. Panjang bulunya dapat mencapai1,27 cm, sedangkan bobot tubuhnya dapat mencapai 3,6 kg. Kelincirex mempunyai proporsi tubuh yang balk di mana bagian belakangnya membulat, kaki belakang kuat, dan berisi. Selain itu, tulangnya kuat, kepala lebar, dan telinga berditi tegak. Ada beberapa jenis kelinci Rex, yaitu White rex,Black rex. Blue rex, Lilac rex, dan Papillon. Warna bercak putih di kepala dan hidung membentuk simetris sehingga terkesan seperti gambar kupu-kupu. Warna putth menyebar dan bawah dagu meluas hingga di sepanjang penit (Putra et Budiana, 2006). Rex (ermine rex) merupakan jenis kelinci baru. Rexmulai dikenal di Amerika



Serikat sejak tahun 1980-an, sebagai binatang kontes.Awalnya, kelinci ini adalah jenis kelinci hias karena memiliki bulu yangsangat halus seperti beludru, apalagi jika dipelihara di Iingkunganyang bersuhu sekitar 5-150 C. Belakangan, rex mulai diminati sebagai kelinci pedaging karenarasa dagingnya sangat lezat. Kelinci ini memiliki postur tubuh yangbongsor. Bobot hidupnya rata-rata mencapai 5 kg, tetapi karkasnyasangat sedikit sekitar 30% (Masanto et Ali, 2016). d



Lop



Lop merupakan jenis kelinci dengan perawakan kuat, kekar dan mempunyai bobot badan yang berat. Kelinci lop terdiri dan tiga jenis yaitu English lop, Holland lop, dan Perancis lop. Kelinci jenis English lop mempunyai perawakan yang kompak dan padat, bobot berat, serta kulit yang tebal. Kepalanya lebar, mata hitam, tajam, dan bercahaya, Bobotnya dapat mencapai 4 kg. Keistimewaan kelinci ini telinganya menggantung ke bawah. Selain panjang, telinganva tebal dan teraba kulitnya. Pada ujung telinganya harus membulat dan menggantung dan samping kepala hingga ke bawah. Selain itu, ada juga jenis Holland lop dengan ciri bulu tebal, pendek, dan merata. Bentuk muka bulat dan pesek, serta sangat lucu. Berbulu hitam, cokelat kuning, putih, dan variasi lain yang harmonis (Putra et Budiana, 2006). Perancis lop mempunyai ciri-ciri kepala relatif pendek, kuat, danmenunduk. Hidungnya cembung dan bulunya berwama hitam danbiru. Jenis ini mempunyai gelambir di lehernya. Telinga menggantung dan pangkal kepala hingga samping pipi. Telinga kelinciPerancis loplebih pendek dibandingkan kelinciEnglish lop.Ada juga Lop kerdil atau Dwarf lop. Jenis ini termasuk



Lopperancis yang pendek dengan bobot 1,8 kg. Bulunya berwarnacokelat keabuabuan, kemerah-merahan, hitam, putih, dan cokelatkekuning-kuningan.Jenis yang kini paling diminati adalah jenis American fuzzy lopyang berbulu panjang dan Angora lop yaitu basil persilangan antaraLop dan Angora (Putra et Budiana, 2006). e Satin Satin adalah jenis kelinci yang berasal dan Amerika Serikat,ditemukan pada tahun 1930-an. Kulitnya tebal dengan bulu agak lebatdan lurus. Bulunya mengkilap dan warna yang sering ditemukan adalahhitam, biru, cokelat, perak merah, putih, dan siam. Kelinci ini relatif jinakdan penurut, terutama yang betina. Bobot jantan antara 3,8-4,3 kg,sedangkan betina 4,2-5 kg. Rata-rata jumlah anak sekelahiran berkisar7-10 ekor (Masanto et Ali, 2016). f Flemish giant Flemish giant merupakan jenis kelinci yangcukup populer. Kelinci ini merupakan keturunan dari kelinci PatagoniaArgetina yang dibawake Indonesia pada abad ke-16 —17. Ukuran kelinci ini relatif besardengan berat minimal saat dewasa 5 kg. Umur kelinci ini rata-rata biasa mencapai lima tahun. Tubuhnya panjang dan perkembangan ototnyabagus. Punggung kelinci ini melengkung ke belakang, mulai dari bahusampai ke pangkal ekor. Bulunya mengilap dan lebat. Ketika bulu dibelaidan bagian depan (kepala) ke belakang, bulunya akan memutar kembalike posisi semula. Warna bulu pada flemish giant yang banyak ditemukanadalah hitam, biru, cokelat, abuabu terang, abu-abu, dan putih. Kelinci ini dikenal sebagai tipe kelinci yang tenang dan jinak (Masanto et Ali, 2016). g Tan Kelinci jenis ini berasal dan Inggris, ditemukan tahun 1880 di CullandHall dekat Brailisford (Derbyshire), masih liar dan penakut. Umumnya,warna kelinci ¡ni merupakan perpaduan hitam dan cokelat tua, biru, danputih kebiruan (lilac). Kelinci jenis ini sangat gagah dan



menarik.Warnanya jelas, terang, terdapat di bawah dagu sampai ke dada,tengkuk, dan bawah ekor. Bagian perut sampai bagian sebelah dalamkaki depan juga berwarna cokelat kemerah-merahan. Telapak kakinyaputih. Bobot kelinci dewasa pada jantan 1,8-2,4 kg, sedangkan betina1,8-2,7 kg. Kelinci ini termasuk kelinci kecil, diternak terutama untukdiambil bulunya, di samping daging (Masanto et Ali, 2016). 8 -



Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan, Sitem Pernapasan, dan Sistem Sirkulasi Sistem Pernapasan Kelinci adalah hewan yang bernafas dengan hidung, jika suatu saat kelinci bernafas menggunakan mulut maka itu mengindikasikan adanya kelainan pada saluran respirasi. Kelinci memilikin ruang pernapasan yang lebih kecil dibandingkan dengan ruang abdomennya. Jika terjadi kelainan pada bagian abdomen sehingga cavum abdomen semakin membesar dan kemudian menekan rongga dada, hal ini akan menyebabkan kelinci mengalami kesulitan bernapas (Brown et Richardson, 2000). Ketika kelinci bernapas, udara akan masuk ke hidung melalui lubang hidung dan menuju ke cavum nasi. Didalam cavum nasi, udara akan dihangatkan dan dengan adanya rambut – rambut hidung, debu dan benda asing berukuran mikro akan disaring pada rambut – rambut tersebut. Udara yang telah tersaring kemudian menuju ke larynx dan menuju ke trachea dan kemudian masuk ke dalam paru – paru. Dari trachea hingga ke paru – paru udara masuk melalui percabangan trachea



-



yakni disebut dengan bronchus, bronchus akan terus bercabang hingga sampai ke satuan terkecil yang disebut dengan alveolus. Pada alveolus akan terjadi pertemuan dengan kapiler darah kemudian pada bagian tersebut akan terjadi pertukaran udara. Udara yang mengandung carbon dioksida akan di keluarkan dan digantikan oleh oksigen (Brown et Richardson, 2000). Rongga dada di lindungi oleh tulang rusuk pada bagian kiri dan kanannya. Antara rongga dada dan rongga perut dibatasi oleh sebuah pembatas yang kuat yang disebut dengan diaphragma. Tulang rusuk dan diaphragma bergerak selaras ketika udara masuk dan ketika udara keluarkan. Seperti pada anjing, kelinci memiliki 2 lobus pada paru – paru kiri dan empat lobus pada paru – paru kanan. Paru – paru kanan dan kiri terpisah, sehingga jika salah satu paru – paru mengalami kolaps maka paru – paru yang lain tetap dapat berfungsi dengan normal (Brown et Richardson, 2000). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi normal dari saluran pernapasan. Seperti amonia yang terdapat pada sisa – sisa urin di kandang kelinci yang dapat menyebabkan merusak lapisan cavum nasi. Udara yang yang sangat berdebu dengan banyak material tidak dapat disaring seluruhnya oleh rambut – rambut hidung, sehingga material asing tersebut dapat mencapai bronchi dan akhirnya dapat menyebabkan bronchitis (Brown et Richardson, 2000). Sistem pencernaan Kelinci merupakan salah satu hewan dengan perut terbesar



dibandingkan dengan hewan lain. Perut kelinci layaknya tempat penyimpanan yang besar sehingga perut kelinci harus penuh. Bagian cardia dan pylorus kelinci telah dirancang sedemikian rupa agar kelinci tidak muntah, sehingga kelinci dapat tetap diberikan makanan meskipun hendak di anestesi (Brown et Richardson, 2000). Cairan pada lambung kelinci dewasa bersifat sangat asam yakni pada pH 1 – 2. Cairan asam ini akan membantu proses strelisasi makanan yang akan dicerna sehingga mencegah masuknya bakteri ke dalam organ – organ pencernaan. Namun, pada kelinci yang masih dalam usia muda, pH cairan lambung nya tidak begitu asam, hanya mencapai pH 5 – 6. Hal ini menyebabkan kelinci pada usia mudia lebih mudah terserang penyakit pencernaan ataupun terkena diare (Brown et Richardson, 2000). Dinding lambung menghasilkan asam lambung dan enzim yang akan berfungsi untuk memecah makanan, dan memecah partikel – partikel protein , dan makanan meninggalkan pylorus dan menuju ke usus – usus halus usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum. Usus halus berfungsi untuk menyerap nutrisi – nutrisi dari makanan. Pada usus halus, nutrisi yang telah diserap akan langsung diedarkan ke dalam kapiler – kapiler darah dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Produk sisa yang sudah tidak bisa diserap akan bergerak menuju ke usu besar (Brown et Richardson, 2000). Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Saluran pencernaan terdiri atas 40 % usu besar, sehingga ukuran usus



besar dapat dikatakan sepuluh kali lebih besar dibandingkan dengan ukuran usus kecil. Pada usus besar terjadi penyerapan serat dan cairan. Produk sisa akan dikeluarkan melalui rectum (Brown et Richardson, 2000). Pergerakan pada saluran pencernaan harus selalu tetap terjaga, hal inilah yang menyebabkan perut kelinci tidak boleh kosong karena jika perut kelinci kosong. Mikrobakteri yang membantu penyerapan serat akan mengalami peningkatan jumlah koloni sehingga infestasi yang berlebih ini akan menyebabkan kelinci mengalami diare (Brown et Richardson, 2000). - Sistem Sirkulasi Kelinci memiliki ukuran jantung yang relatif kecil yakni hanya berukuran 0,3 % dari bobot tubuhnya. Frekuensi detak jantung pada kelinci sangat bervariasi namun rata – rata frekuensinya adalah 180 – 250 kali per menit. Gangguan pada sistem sirkulasi yang terjadi pada kelinci adalah terjadinya penyumbatan pada arteri yang menyplai darah ke jantung. Jika hal tersebut terjadi, maka akan menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan suplai darah dan akhirnya otot jantung akan mengalami nekrosis sehingga jantung mengalami disfungsi organ. Kelinci dengan diet kalsium tinggi dapat menyebabkan kalsifikasi pada aorta. Hal in dapat menyebabkan menurunnya elastisitas dinding – dinding pembuluh darah yang akan mengakibatkan gagal jantung (Brown et Richardson, 2000). 9 Sistem Indera - Indera penglihatan Kelinci dapat melihat hingga 190 derajat. Posisi mata yang berada di bagian samping kepala menyebabkan



kelinci kurang mampu untuk melihat benda yang berada tepat di hidung mereka. Sehingga ketika bagian hidungnya di sentuh maka akan menyebabkan kelinci merasakan ketakutan. Jika merasa takut, kemungkinan kelinci akan mudah menyerang. Bola mata dilindungi dengan cairan, jika terjadi penurunan jumlah cairan pada bola mata akan menyebabkan mata membengkak (glaucoma) (Brown et Richardson, 2000). - Indera pendengaran Telinga memiliki porsi yang besar pada tubuh kelinci. Porsi telingan terhadap tubuh adalah 12 %. Kedua telinga dapat bergerak secara bebas dan dapat mendengarkan suara bahkan dengan gelombang suara terendah. Telinga kelinci memiliki banyak pembuluh darah yang besar dan dapat dengan mudah terlihat dan dapat digunakan sebagai lokasi untuk injeksi secara intravena. Serumen pada telinga normalnya berwarna kuning dan tidak berbau. Jika terjadi penumpukan kerak serumen maka hal tersebut mengindikasikan infestasi tungau telinga. Jika terjadi penumpukan telinga, kelinci dapat mengalami ketulian (Brown et Richardson, 2000). 10 Penentuan Umur Menurut Scwhartz et al (2001) umur kelinci dapat ditentukan melalui beberapa cara berikut ini : 1 Menggunakan Pengukuran Berat Badan. Untuk kelinci ras cottontails, pada kelinci muda yang berumur 1 – 4 bulan berat badannya berkisar antara 0,5 – 2 pon sedangkan dewasa dengan kisaran umur 4,5 –



5 bulan beratnya adalah 2 pon untuk kelinci jantan, dan 2,5 pon untuk kelinci betina. 2 Melihat Ada Tidaknya Cartilage pada Tulang Pada umur 9 bulan, seluruh cartilage telah berubah menjadi tulang sejati. Sehingga jika ditemukan masih adanya cartilage pada pemeriksaan X-ray terhadap tulang – tulang di kaki depan seperti os humerus, os radius dan os ulna, maka kelinci tersebut masih berumur 7 – 9 bulan. Namun, jika hasil X-ray menunjukkan tidak adanya cartilage pada tulang – tulang tersebut maka berarti kelinci tersebut berumur 9 bulan atau lebih dari sembilan bulan. 3 Melihat dan Mengamati Puting Susu Kelinci betina yang masih muda memiliki puting susu yang kecil dan belum berkembang secara sempurna berat dadanya hanya berkisar 4 kg, hewan muda juga memiliki membran yang utuh yang melintasi vagina dan tidak terlihat ada bekas luka akibat gesekan placenta ketika proses partus. Sedangkan pada kelinci betina yang telah dewasa, puting susu nampak lebih besar dan telah berkembang dengan diameter 3/16 inch dan tinggi mencapai 3/16 dan ¼ inch. Kelinci dewasa tampak tidak lagi memiliki membran pada vagina dan terdapat luka bekas akibat placenta. 11 Sexing Sexing pada kelinci dapat dilakukan dengan cara popping, yakni adalah dengan memegang kepala kelinci dengan satu tangan dan tangan lainnya memegang



bagian belakang dan bawah dari kelinci (McLaughlin, 2011). Tangan yang memegang kepala kelinci diletakkan pada bagian leher. Tangan yang lain memegang bagian posterior tubuh kelinci tepatnya di daerah dekat ekor. Gunakan lengan untuk menahan ekor, kemudian gunakan ibu jari menekan bagian depan dari lubang genital. Lubang genital berada di depan lubang anus. Kemudian amati organ yang keluar dari lubang tersebut. Jika organ yang keluar berbentuk seperti tonjolan maka kelinci tersebut adalah jantan. Untuk lebih memastikan, gunakan ibu jari untuk memegang tonjolan tersebut dan akan terasa adanya dua testikel disana. Jika yang keluar dari lubang genital adalah organ yang tampak memiliki celah tidak memiliki tonjolan maka kelinci tersebut adalah kelinci betina (McLaughlin, 2011). Penentuan jenis kelamin kelinci akan lebih mudah dilakukan jika kelinci telah berumur 3 minggu. Pada kelinci yang telah berumur, pada betina vulvanya akan terlihat dengan celah yang tampak jelas dan pada jantan penisnya akan berbentuk lebih berbentuk saluran panjang dan bukan hanya tonjolan saja. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa organ – organ vital seperti vulva dan penis maupun testis sangat mudah mengalami iritasi. Sangat dianjurkan untuk tidak melakukan praktis sexing ini pada kelinci yang sama dengan interval waktu yang cukup pendek, hal ini bertujuan agar menghindari terjadinya iritasi pada organ kelamin kelinci (Lukefahr et al., 2013). 12 Rumus Gigi Menurut Scwhartz et al (2001) gigi pada keinci berjumlah 28 gigi dengan rumus gigi adalah sebagai berikut :



2



Perilaku Khas



1 Perilaku Pertahanan Diri Pada kehidupan di alam liar, kelinci biasanya dijadikan sebagai mangsa dari predator. Beberapa perilaku yang ia lakukan untuk menghindari predator adalah berlari dengan pola zigzag. Kelinci memiliki kecepatan dan kelincahan yang luar biasa, sehingga ia akan sangat mudah untuk mengganti arah dan pola berlarinya untuk menghindari predator (Heneghan, 2013). Perilaku lain kelinci dalam menghindari predator adalah dengan melakukan gerakan mematung, sebab beberapa predator mampu mendeteksi gerakan kelinci, sehingga untuk menghindari predator tersebut kelinci akan berhenti bergerak sampai beberapa saat. Jika kelinci melakukan perilaku ini berarti kelinci berada pada keadaan waspada dan merasa terancam (Heneghan, 2013). Jika mendengar suara yang mencurigakan ataupun menakutkan kelinci akan dengan spontan bersembunyi, baik masuk ke dalam lubang galian mereka, masuk ke dalam batang pohon jika di alam bebas, atau masuk kedalam wadah plastik dan kardus yang ada di dalam kandang mereka (Heneghan, 2013). Selain itu, jika ia benar – benar merasa terancam dan merasa baha predator akan mendekat maka ia akan menendang dengan menggunakan kakinya (Heneghan, 2013). 2 Melompat



Perilaku khas pada kelinci adalah melompat. Dengan melompat, ia mengindikasikan bahwa ia merasa senang dan tertarik dan ingin bermain dengan temannya. Melompat merupakan hobi yang tidak berbahaya bagi kelinci, bahkan dengan melompat maka itu akan membuat tulang dan otot kelinci semakin kuat. Jangan membiasakan kelinci berada di dalam kandang karena itu akan menghambat kemampuan mereka bergerak dan melompat. Sebaiknya melepaskan kelinci 1 -2 kali seminggu di ruang terbuka agar dapat melatih otot dan tulamg kaki mereka (Buseth et Saunders, 2015). 3 Ketika Takut Jika kelinci merasa ketakutan maka ia akan menggigit. Perilaku ini akan dilakukan oleh kelinci contohnya apabila ada seseorang yang hendak mengambilnya padahal ia tidak sedang ingin diambil (Buseth et Saunders, 2015). 4 Ketika Pubertas Pada masa pubertas, beberapakelinci akan mengalami perubahan hormonal yang akan menyebabkan perubahan perilaku kelinci yakni salah satunya adalah sikap tidak terkontrol dan nakal. Akibat perubahan hormonal ini,kelinci biasanya akan menandai diri mereka dengan urin mereka sendiri ataupun akan mengotori seluruh rumah dengan kotoran mereka. Hal ini dapat terjadi ketika mereka pubertas yakni ketika berumur 2 – 5 bulan. Sedangkan pada bulan ke 5 – 6 akan terjadi perubahan perilaku sedikit demi sedikit (Buseth et Saunders, 2015). 5 Coprophagy Ada sesuatu yang keluar dari anus kelinci yang disebut dengan ‘special tool’.



Special tool ini biasa disebut dengan cecotrophs. Cecotrophs tersebut mengandung banyak nutrisi serta protein yang dibutuhkan oleh kelinci, sehingga kelinci memiliki kebiasaan yang disebut dengan coprophagy, yakni adalah kebiasaan kelinci untuk memakan cecotrophs yang tadi keluar melalui anus mereka untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh kelinci. Jika kebiasaan tersebut dihilangkan dengan mencegah kelinci memakan special tools tersebut maka kelinci akan jatuh sakit sebab kelinci kehilangan nutrisinya (Gendron, 2000). 3 Penyakit – Penyakit 1 Kudis (mange) Kudis pada kelinci umumnya disebabkan oleh tungau Psoroptes cuniculi, Chorioptes cuniculi, Notoedres cati, dan Sarcoptes scabiei, juga kutu Haemodipsus ventricosus. Berdasarkan lokasi, penyebab, dan tanda-tanda klinis dibedakan:  Kudis pada liang telinga Penyebabnya adalah tungau Psoroptes cuniculi dan atau Chorioptes cuniculi. Tungau ini memulai serangannya di dasar rambut liang telinga, parasit mengisap cairan kulit, membentuk lepuh-lepuh berisi cairan yang apabila pecah menimbulkan kegatalan. Dengan tanda-tanda klinis kelinci selalu menggoyanggoyangkan kepala, menggaruk-garuk daun telinga mengakibatkan lepuh akan pecah, sering disertai infeksi sekunder lama kelamaan timbul keropeng-keropeng hal ini dapat menyumbat liang telinga bila dibiarkan akan menimbulkan meningitis ditandai dengan kepala berputar (torticolis), gerak-gerakannya tidak terkontrol



(ataxia) dan akhirnya mati (Iskandar, 2005).  Kudis kulit Tungau ini mulai menyerang sekitar mata, pipi, hidung, kepala, jari kaki kemudian meluas ke seluruh permukaan tubuh. Penyebabnya Sarcoptes scabiei dan Notoedres cati juga kutu Haemodipsus ventricosus Pada infestasi S. scabiei dan N. cati memperlihatkan gejala: kelinci menggaruk-garuk terus sehingga bulu muka, kepala, pangkal telinga, sekeliling mata dan kaki rontok. Pada infestasi berat, kulit di Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci sekeliling telinga dan hidung dapat berubah bentuk. Tungau ini cepat menyebar ke seluruh koloni kelinci. S. scabiei dapat menginfestasi ke manusia karena bersifat zoonosis, jika menyerang sudut mulut kelinci maka kelinci sulit makan sehingga menimbulkan kematian (Iskandar, 2015). 2 Koksidiosis Pada kelinci terdapat dua bentuk koksidiosis yaitu bentuk hati disebabkan oleh Eimeria stidae dan bentuk usus disebabkan oleh E. magna, E. media, E. irresidua atau E. perforans. Eimeria spp lain jarang ditemukan di usus kelinci (Iskandar, 2005). Hewan yang sudah sembuh dari penyakit ini sering menjadi karier. Berbagai bentuk koksidiosis tersebut tidak selalu menimbulkan gejala mencret. Penyakit bisa tanpa memperlihatkan gejala, atau kematian dapat terjadi hanya sesudah beberapa hari setelah infestasi. Kelinci muda lebih sering terjadi terkena oleh koksidiosis bentuk hati dengan gejala-gejala berupa mencret,



nafsu makan hilang, dan bulu kasar. Kelinci tidak tumbuh normal, badan kurus dan tidak tampak sehat. Pada bentuk usus, gejala biasanya tumbuh lambat, nafsu makan hilang dan perut kelihatan buncit (Iskandar, 2005). Pada kasus akut, lesi ini mempunyai tepi jelas tetapi kemudian lesi akan bergabung satu sama lain pada kasus kronis. Pada pemeriksaan histopatologik bintikbintik tersebut tampak hiperplasia saluran empedu dan banyak ditemukan ookista. Lesi pada bentuk usus bervariasi, kasus akut jarang memperlihatkan lesi, sedang kasus kronis tampak usus menebal dan pucat (Iskandar, 2005). Koksidiosis dapat dikendalikan dengan pengelolaan koloni hewan yang baik dan mengobati kelinci dengan 0,05% Sulfakuinoksalin dalam air minum selama 30 hari. Bisa juga Amprolium 30–250 mg/kg pakan. Nitrofurason dapat dipakai dengan dosis 0,5–2,0 g/kg berat badan untuk pengobatan, atau 0,5– 1,0 g/kg untuk pencegahan koksidiosis usus. Eimeria sp ini tidak dapat menginfeksi manusia. Penyakit ini dapat dikacaukan dengan Enteritis, Diare, Bloat atau kembung perut (Timpani) (Iskandar, 2005). 3 Sembelit Sembelit menunjukkan gejala kelinci mengalami kesulitan untuk defekasi, volume urin sedikit dan kelinci tampak gelisah. Sembelit dapat disebabkan oleh kesalahan pemberian pakan, yakni kelinci diberikan pakan kering dan kurang diimbangi dengan pemberian air minum yang tidak sesuai. Pengobatan sembelit pada



kelinci dapat dilakukan dengan cara diberikan air minum secara terus menerus , sediakan pula hijauan, sayuran, dan buah – buahan (Sarwono, 2001). 4 Ringworm Penyakit ini disebabkan oelh jamur yang tumbuh pada kulit. Mula – mula muncul pada bagian kaki atau kepala, lalu menular pada bagian tubuh yang lain. Bagian kulit yang terserang ringworm akan tampak adanya bercak – bercak merah, pangkal rambut terlihat menggumpal dan kusut, dan terasa gatal (Sarwono, 2001). Pengobatan terhadap penyakit ini adalah dengan mencukur bagian yang terinfeksi dan mencucinya dengan air sabun dan keringkan hingga bersih. Kemudia berikan obat jodium tincture sampai sembuh. Untuk upaya pencegahan, bersihkan kandang dan seluruh peralatan seperti tempat makan dan minum kelinci dan didesinfeksi (Sarwono, 2001). 8 Kanker telinga Kelinci yang menderita kanker telinga akan tampak gelisah dan menggeleng – gelengkan kepalanya, telinganya terasa gatal hingga ia selalu menggaruknya sehingga menimbulkan kemerahan pada bagian telinga. Selain itu, terda[at cairan yang keluar dari jaringan yang rusak yang kemudian mengeras dan membentuk kerak di telinga. Kelinci menjadi kurus dan gelisah (Sarwono, 2001). 5 Pilek Gejala yang muncul pada kelinci yang menderita pilek adalah bersin – bersin, selain itu terdapat cairan yang keluar dari hidung, baik yang berupa transudat maupun eksudat. Kaki depan hewan selalu menggaruk bagian



hidung sehingga bagian kaki dan rambut juga basah akibat terkena cairan hidung tadi. Mata kelinci tampak sembab, basah dan berair. Pilek dapat disebabkan oleh virus atau bakteri sehingga sulit untuk diidentifikasi apa penyebab pastinya. Pengobatan penyakit ini adalah dengan menyemprotkan antiseptic pada hidung yang penuh dengan nasal discharge, kerak yang mengeras dibersihkan dengan air hangat, dan kelnci diberikan obat antibiotik seperti penicillin. Untuk upaya pencegahan adalah menjaga kelembapan kandang, usahakan kandang berada pada lokasi dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak terlalu basah dan tidak terlalu berangin (Sarwono, 2001). 4 Pengambilan Sampel 5 Pengambilan sampel darah Menurut Houdebin et Fan (2009) pengambilan sampel darah pada kelinci dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : - Pengambilan darah melalui pembuluh darah yang ada di telinga, baik pembuluh darah maupun pembuluh dapat digunakan sebagai lokasi tempat pengambilan sampel darah seperti arteri dan vena auricularis . - Pengambilan sampel darah selanjutnya dapat dilakukan dengan mengambil darah langsung pada jantung, yakni dengan menggunakan jarum. Metode ini dilakukan dengan terlebih dahulu merasakan detak jantung dengan denyut terkeras,ini untuk mengidentifikasi letak tepat jantung. Setelah merasa cukup tepat, injeksikan jarum tepat ke jantung. jarum dapat di injeksikan melalui spasi intercostalis kiri atau melalui bagian posterior dari



processus xiphoideus. Ketika darah telah mengalir ke dalam jarum (menyemprot keluar) pasanglah jarum kepada tabung, dan ambillah sample darahnya. 6 Pengambilan Sampel Urin Pengambilan sampel urin pada kelinci dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Houdebin et Fan, 2009) : - Untuk pengambilan sampel urin dapat dilakukan dengan pemasangan catheter pada urethra, yakni caranya adalah dengan terlebih dahulu mengeksplor penis dan memasukkan catheter secara perlahan ke dalam urethra, setelah memasuki beberapa centimeter, urin akan mengalir. - Pengambilan sampel urin dapat dilakukan pula dengan metabolic cage. Metabolic cage adalah sebuah alat yang dapat memisahkan antara kotoran dengan feces yang dapat diperoleh dari hewan. Pada alat ini terdapat wadah makanan dan minuman, sehingga hewan tetap dapat melakukan kegiatan fisiologisnya untuk makan, di bagian bawah hewan terhadap sebuah plat yang berlubang yang akan menyaring feces dan membiarkan urin mengalir ke wadah. MATERI DAN METODE A. Materi Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pinset anatomis, stetoskop, termometer, timbangan, dan meja operasi. Adapun hewan yang diperiksa ialah ular, kelinci, iguana, merpati, hamster, sugar glider, dan kura-kura sebagai probandus. B. Metode Praktikum ini dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2016 di Klinik Pendidikan Unhas Sunu Baraya. Tahap pemeriksaan pada fisik hewan dilakukan



secara sistematis yaitu: inspeksi (penglihatan), palpasi (perabaan), perkusi (mengetuk), auskultasi (perabaan), membaui, mengukur dan menghitung, pungsi pembuktian, serta pemeriksaan dengan alat diagnostik lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan pertama kali dilakukan dengan cara registrasi (sinyalemen), yang dilakuakan pada pasien maupun terhadapa klien (pemilik hewan). Pada tahapan ini data yang perlu diketahui adalah nama hewan, spesies, ras, kelamin, umur, bulu dan warna, berat badan serta tanda-tanda khusus lainnya yang dianggap penting sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah sinyalemen, pemeriksaan berikutnya dilakuakan dengan cara anamnesa. Anamnesa berkaitan tentang sejarah penyakit hewan eksotik. Namun, kedua pemeriksaan ini tidak dilakukan secara mendetail dalam praktikum kali ini. Pemeriksaan pada merpati dapat dilakukan dengan inspeksi yaitu melihat penampakan dari rambut, misalnya terlihat kusam, jga dapat diinspeksi melalui postur tubuh (indikasi kortikolis). Auskultasi jantuung dapat dilakukan pada bagian dada namun harus berhati-hati, karena gesekan dengan buu dapat memberikan kesan lain dari suara stetoskop. Pemeriksaan pada kelinci dilakukan dengan inspeksi yatu melihat penampakan dari rambut kelinci, jika terjadi alopesia pada bagian tertentu diindikasikan terkena scabies, selain itu kelinci merupakan hewan eksotik yang mudah stress sehingga dalam erawatannya harus hati-hati. Ular yang digunakan pada praktikum kali ini, adalah ular piton jantan yang berwarna, hitam, kecoklatan dan agak kekuningan. Ular merupakan hewan poikiloterm dan memiliki ciri khusus yaitu ekdisis (ganti kulit), padaa saat ekdisis ular akan mengalami kebutaan sementara. Pemeriksaan seksual atau kelamin pada ular ini, dilakukan metode Popping hingga



terlihat Hemipenisnya. Auskultasi pulsus dapat dilakukan di 1/2-1/3 panjang tubuh Pada umumnya, penyakit yang biasanya menyerang ular ialah flu dengan penampakan Discharge nasal, ulser pada daerah mukosa mulut, fraktur, retensi egg dan penyakit kulit akibat ektoparasit. Pada praktikum kali ini, ular yang diperiksa berada pada kondisi normal. Pada pemeriksaan Sexing kurakura, dilakukan dengan pengamatan di daerah Plastron. Jika kura-kura jantan, maka bagian tengah dari Plastron akan nampak cekung dengan bagian ujung Plastron terlihat lurus. Sedangkan pada kura-kura betina, bagian tengah dari Plastron akan nampak datar dan sedikit cembung dengan ujung Plastron cekung. Untuk mengitung pulsus dan pengambilan darah pada kura-kura, biasanya dilakukan pada bagian medial paha atau pada A. axillaris. Penyakit yang sering ditemukan pada kura-kura adalah ditemukannya ektoparasit di sekitar Carapace dan juga diare. Hewan eksotik lainnya ialah Sugar glider. Pada praktikum kali ini, Sugar glider yang digunakan adalah betina, memiliki rabut hitam diujung ekornnya.. Pada pemeriksaan Sexing dilakukan dengan cara melihat jarak antara kedua saluran reproduksi dan anus. Jika betina, maka jarak antara keduanya dekat, dan jika jantan, maka jarak antara keduanya cukup jauh. Pada pengambilan darah dilakukan di daerah telinga pada v.auricularis dan telinganya harus di potong, biasanya dilakukan untuk kepentingan penelitian. Hewan ini ini biasanya mengalami gangguan dalam berat badan yaitu obesitas disebabkan kebiasaan pemilik yang memberi pakan hanya sereal “sun” tanpa di selingi dengan biji-bijian Hamster adalah hewan yang termasuk golongan rodentia, Pada praktikum ini hamster tampak normal namun terlihat stress ditanda dengan kaki depan yang sering menggaruk hidung. Iguana adalah hewan eksotik selanjutnya, hewan ini banyak di pelihara



karena keunikan warnanya. Hewan ini memiliki spike yaitu tonjolan mirip duri di daerah punggung dan pial yang berada di bawah dagu. Biasanya spike dari iguana ini akan menegang jika mengalami stress. Hewan ini juga rentan terkena stress serta penyakit di ekor yaitu berupa pembengkokan ekor. KESIMPULAN Hewan eksotik adalah satwa liar yang oleh manusia dijadikan hewan peliharaan karena keunikannya. Pemeriksaan klinis meliputi beberapa tahapan, yaitu sinyalemen dan anamnesa, pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lanjutan. Dari hasil pemeriksaan hewan eksotik, yaitu sugar glider, ular, iguana, kura-kura, burung merpati, hamster, dan kelinci dapat disimpulkan bahwa anjing tersebut sehat karena tidak ditemukan tanda – tanda adanya penyakit. Selain itu, dari hasil pemeriksaan kepala, mata, telinga, mulut, mukosa, leher, thorax, abdomen, extremitas dari hewan-hewan eksotik tersebut semuanya dalam keadaan normal. Tetapi masih perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan. DAFTAR PUSTAKA Aji, Dimas, Dani Garnida, dan Iwan Setiawan. 2015. Identifikasi SifatSifat Kuantitatif Merpati Balap Tinggian dan Merpati Balap Dasar Jantan. Padjadjaran: Universitas Padjadjaran. Animal Fact Sheet. 2008. Green Iguana. Department of Planning and Natural Resources. Devision of Fish and Wildlife; U.S.V.I. Anonim. 2010. Cara Menjinakkan Iguana. Satwa Unik : Jakarta. Diakses pada tanggal 03 November 2016 [online] http://www.satwaunik.com/informasi



-umum/cara-menjinakkan-iguana/ diakses pada 3 November 2016. Anonim. 2016. How to Determine the Age of Ratlesnake. [online] http://animals.mom.me/deterimineage-ratlesnake-7993.html diakses pada 3 November 2016 pukul 21.30 WITA. Ayat, Asep. 2011. Burung - Burung Agroforest di Sumatera. Bogor: ICRAF. Baskett et al. 1993. Ecology and Management of the Mourning Dove. USA: Stackpole Books Brown, Meg et Virginia Richardson. 2000.



Rabbitlopaedia : A Complete Guide to Rabbit Care. Singapore : RingPress Book. Brust, David M. 2010. Exotic a Practical Resource for Clinicians. Exotic Animal Care: DVM Volume 11 Issue 3. Buseth, Marit Emilie et Richard A. Saunders. 2015. Rabbit Behaviour, Health and Care. Boston : CABI Publisher. Carr, Glen C. and Jean Brunette. 2010. Care of Rabbits. Amerika: Bloomington and West Terre Haute. Catro, Sonny. 2013. Si Hewan Saku yang Unik. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka. DeRIC. 2012. Memilih dan Memelihara 35 Jenis Reptil dan Amfibi Paling Digemari. PT. Agromedia Pustaka; Jakarta Selatan Fisher, Peter. 2005. Unusual Pet Care volume I. Florida : Zoological Education Network. Inc. Frisby, Holly. 2012. Ball Python. Veterinary Services Department: Drs. Foster & Smith, Inc. Diakses pada tanggal 1 November 2016 melalui [http://petplanetmagazine.com]. Gendron, Karen. 2000. The Rabbit Handbook. Inggris : Barron's.



Girling, Simon J. 2013. Veterinary Nursing of Exotic Pets. USA : WileyBlackwell. Hamsterific. 2015. Hamster Diet and Nutrition. Hamsterific University : USA. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016 [http://hamsterific.com/hamsterillness-and-injury-guide/hamster-dietand-nutrition/]. Heneghan, Judith. 2013. Love Your Rabbit. New York : Windmill Books. Herbert, Aida Louise Tenden dan Rompis I wayan batan. Jenis Ular dan Sebarannya di Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali. Indonesia Medicus Veterinus 2012 1(1) : 55-70 Hess, Laurie. 2014. Hamsters. USA : The Merck Veterinary Manual. Houdebine, Louis-Marie et Jianglin Fan. 2009. Rabbit Biotechnology : Rabbit Genomics, Transgenesis, Cloning and Models. London : Springer. Iskandar, Tolibin. 2015. Beberapa penyakit penting kelinci di Indonesia. Bogor : Balai Penelitian Veteriner IUCN. 2011. Tentang Red List of Threatened Species. Jainuddin, Hizriah Alief. 2016. Penyebab Stomatitis. [online] http://pecintasatwa.com/stomatitissariawan-pada-reptil/ diakses pada 3 November 2016 pukul 20.00 WITA. Jassugie. 2015. Jenis Suara Sugar glider http://www.jasuggie.com/2015/01/jeni s-suara-sugar-glider.html. Kadri, Mohamad Haekhal Mahessa. 2016. Karakteristik dan Perilaku Merpati Jantan dan Betina Lokal. [Skripsi]. Universitas Lampung: Bandar Lampung.



Lemm, Jeffrey M, Lung, Nancy, and Ward, Ann M. 1989. Husbandry Manual for West Indian Iguanas. Department of Veterinary Services; San Diego Zoo Institute. Lukefahr, Steven D., Peter Robert Cheeke, et Nephi M. Patton. 2013. Rabbit Production. Boston : CABI Publisher. Marhaeniyanto, Eko, Sugeng Rusmiwari dan Sri Susanti. 2015. Pemanfaatan Daun Kelor untuk



Meningkatkan Produksi Ternak Kelinci New Zealandwhite. Journal Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126. Masanto, Ryan et Agus Ali. 2016.



Beternak Kelinci Potong. Depok : Penebar Swadaya. Matswapati, Dwi. 2009. Biologi Reproduksi Ular Sanca Batik (Phyton Reticulatus) [Skripsi]. Bogor: Institute Pertanian Bogor. McLaughlin, Chris. 2011. Rabbits : SmallScale Rabbit Keeping. California : BowTie Press. McLeod, Lianne. 2016. What is an Exotic Pet. [online] http://exoticspets.about.com/resourceg eneral/exoticdefenition.htm diakses pada 3 November 2016 pukul 19.46. Muhamad, Kanda Y., dan Pratiwi Kusumaningtyas. 2013. Hewan Kesayangan. Penebar Swadaya Press : Jakarta. Mustafa, Hanif. 2014. Struktur Anatomi Skeleton Aksial KuraKura Ir & Zil Labi-Labi Amyda Cartilaginea, Ioddaert Betina. Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.



NC3Rs (National Centre for the Replacement Refinement & Reduction of Animals in Research. 2016. Blood Sampling in Hamster. NC3Rs : London. Nugroho, Totty. 2016. Penyakit Pada Ular. http:// Pensilreptile.weebly.com/penyakitpada-ular. Diakses pada pukul 22.00 Wita tanggal 1 November 2016. Pramana and yuliandi kusuma. 2013. Memelihara Hewan Kesayangan. Jakarta: Yudistira. Prior, Kent. 2002. Sampling of snake. Canadian Wildlife Service : Canada. Purwadaksi, Rahmat. 2008. Merawat Hewan Kesayangan. Jakarta: Redaksi AgroMedia.



Purwadaksi, Rahmat. 2012. Memilih dan Memelihara 35 Jenis Reptil dan Amfibi Paling Digemari. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka Putra, Gusti Merdeka et NS Budiana. 2006. Kelinci Hias. Depok : Penebar Swadaya. Putranto, Dicky Indar. 2014. Keanekaragaman Reptil Impor di Yogyakarta. Universitas Atma Jaya: Yogyakarta Rahmat, Purwadaksi. 2008. Merawat Hewan Kesayangan. PT. Agomedia Pustaka; Jakarta Selatan. Sadgala, Yulindra. 2010. Merawat Hamster: Si Imut Yang Menggemaskan. Jakarta : AgroMedia. Saraswati, Desi. 2009. Tips Merawat Binatang Kesayangan. Jakarta: Penebar Swadaya. Sarwono, B. 2001. Kelinci Potong dan Hias. Jakarta : AgroMedia Pustaka. Schwartz , Charles Walsh et Elizabeth R. Schwartz. 2001. The WIld Mammals of Missouri. Missouri : University of Misouri Press. Sudaryanto, Bambang. 2007. Budidaya Ternak Kelinci Dipeekotaan. Yogyakarta: Primatani Kota Yogyakarta.Sukmajati, Suparman. 2016. Cara Beternak Merpati. Jakarta : JP Books Widyastuti. 2008. Loka Karya Nasional Penyusunan Strategi dan Pedoman Survellans Avian Influenza pada Burung Liar. Bogor Wilmette Pet Center. 2008. Green Iguana, Iguana Iguana. Willmette Pet - 625 Green Bay Road - Wilmette, IL 60091. Yonathan, Eric. 2003. Merawat dan Melatih Merpati Balap. Jarkarta : PT Argomedia Pustaka. Yudha, Prawira Andhika. 2014. Struktur Anatomi Syrinx pada Ayam Ketawa. Makassar: Universitas Hasanuddin.